KONTRIBUSI KEKUATAN, POWER OTOT, PANJANG LENGAN, TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP LONCAT HARIMAU. Jurnal. Oleh. Riyan Jaya Sumantri

dokumen-dokumen yang mirip
KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP SIKAP LILIN. Jurnal. Oleh.

KONTRIBUSI POWER LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL ROLL BELAKANG. Jurnal. Oleh ENO IRDIANTO

III. METODE PENELITIAN. validitas dan reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI,LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS. Jurnal. Oleh OKTRI MAHARANI

KONTRIBUSI POWER LENGAN, POWER TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL LEMPAR LEMBING JURNAL. Oleh MARLINA

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN MERODA. Jurnal. Oleh MUHAMMAD GANDI MAULANA

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, POWER LENGAN, KEKUATAN PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN HANDSPRING JURNAL. Oleh CANDRA GAMALI PUTRA

HUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH. Jurnal. Oleh YOGA HARLIS SIDIAWAN

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KEMAMPUAN LAY-UP SHOOT. Jurnal. Oleh ANIS SUCIATY RAMIO

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LONCAT HARIMAU. (Jurnal) Oleh PAJAR ANDELA

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, TUNGKAI, BERAT BADAN, KESEIMBANGAN, DAN KOORDINASI DENGAN KEMAMPUAN MERODA. Jurnal. Oleh WINDY ANUGRAH KURNIAWAN

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

KONTRIBUSI POWER LENGAN, TUNGKAI DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA JURNAL. Oleh TRI ASRI SHOLLY HAJMI

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI PANJANG TUNGKAI DAN LINGKAR PAHA TERHADAP AKURASI PASSING. Jurnal. Oleh CAHYO PRASETYO

KONTRIBUSI KELENTUKAN, KEKUATAN, PANJANG LENGAN DAN TUNGKAI TERHADAP HASIL BELAJAR KAYANG. (Jurnal Skripsi) Oleh SATRIA WIJAYA

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, POWER TUNGKAI TERHADAP HASIL RENANG GAYA DADA 25 METER. Jurnal. Oleh KHARINA OKTAVIANA

KONTRIBUSI DAYA LEDAKTUNGKAI POWER LENGAN DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP KECEPATAN RENANG. Jurnal. Oleh OKI RINOKI

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI TERHADAP RENANG PUNGGUNG. Jurnal. Oleh ANGGUN ANINDITA SANI

HUBUNGAN ANTARA PANJANG, POWER LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN LEMPAR LEMBING. Oleh. Vitadi Setiawan

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, DAN PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN HANDSTAND. Jurnal. Oleh.

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP BANTINGAN PINGGUL. ( Jurnal ) Oleh : Mahyudi Dwi Septian

KONTRIBUSI DAYA TAHAN OTOT, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, KELENTUKAN, KESEIMBANGAN DAN REAKSI TERHADAP TENDANGAN DOLLYO. Jurnal.

SKRIPSI. Disusun : GUNTORO NPM :

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

KONTRIBUSI KELENTUKAN TUBUH, KEKUATAN OTOT LENGAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN KAYANG. (Skripsi) Oleh RESTU TRIWIJAYA

HUBUNGAN POWER LENGAN, POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HANDSTAND. Jurnal. Oleh. Ririn Efrina

I. PENDAHULUAN. teratur. Senam biasa digunakan orang untuk rekreasi, relaksasi atau

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

KONTRIBUSI PANJANG LENGAN, PANJANG TUNGKAI, KEKUATAN LENGAN DAN KEKUATAN TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 METER. Jurnal.

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN GERAK DASAR RENANG GAYA DADA. (Jurnal) Oleh ALMAS AQMARINA PUTRI

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan

HUBUNGAN TINGGI BADAN, BERAT BADAN, VO2MAX

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang didapat selanjutnya diolah dan digambarkan dalam

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI, POWER TUNGKAI, LINGKAR PAHA, DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LONGPASS. Jurnal. Oleh RENDIZA DONI RAMAWAN

KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL HEADING. Jurnal. Oleh. Heru Setiawan

JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN DAYA LEDAK, KEKUATAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA OLEH ASA MEDYANTARA ( )

I. PENDAHULUAN. proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan kemajuan ilmu

1. PENDAHULUAN. Lompat kangkang merupakan unsur keterampilan gerak manipulatif karena,

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Menurut Arikunto Suharsimi (2010:203) metode penelitian adalah

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT ANGGOTA GERAK ATAS FLEKSIBILITAS TOGOK DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN SENAM LONCAT HARIMAU SISWA PUTRA

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

HUBUNGAN KELENTUKAN TOGOK DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SIKAP LILIN

PENGARUH LONCAT KATAK DAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh JODIEKA PERMADI

KETERAMPILAN SERVIS ATAS BOLA VOLI

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI KEKUATAN OTOT PERUT, DAN KECEPATAN TERHADAP LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK. (Jurnal) Oleh DICKY TAMARA RIZALDI

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN, KELENTUKAN TOGOK DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP GULING DEPAN KELAS IV DAN V SD N KRATON YOGYAKARTA

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

I. PENDAHULUAN. Sikap lilin merupakan bagian dari keterampilan gerak dasar dalam senam

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 50 METER TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu pelajaran yang identik dengan. kegiatan jasmani dimanadi dalam pelaksanaannya banyak menggunakan

HUBUNGAN ANTARA DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN RENANG. Jurnal. I Wayan Nesha Dharma

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SAMPING (CECHUITUI) PADA ATLET WUSHU KATEGORI SANSHOU FIK UNP

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

Oleh MUHAMMAD NURHAMZAH Dibawah bimbingan : H. Abdul Narlan, M.Pd. dan H. Agus Mulyadi, M.Pd.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI

KONTRIBUSI PANJANG, KELENTUKAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP TENDANGAN SABIT PENCAK SILAT. ( Jurnal Skripsi) Oleh : ANDRIA AFIANA

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT DENGAN SERVIS ATAS BOLA VOLI MAHASISWA PUTRA PENJASKES IKIP-PGRI PONTIANAK

Competitor, Nomor 1 Tahun 4, Pebruari 2012

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

FAIZAL HAQI NUSANTORO NPM

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 8 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN 001 AIRTIRIS KECAMATAN KAMPAR JURNAL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ilmiah yang digunakan sebagai metodologi penelitian harus tepat

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVICE

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

Relationship Weight, Leg Muscle Strength Results and Long Limb with Leap Long Jump Squat Style of Student Class VII SMP STATE 5 KEDIRI

II. TINJAUAN PUSTAKA. masehi para biara-biara di cina kuno sudah mengenal bentuk-bentuk

THE CORRELATION BETWEEM THE POWER OF THE LEG MUSCLE AND 100-METER SPRINT FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 PEKANBARU

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui olahraga. Budaya olahraga harus terus di kembangkan guna

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan serapan kata dari bahasa Yunani, gymnos, yang berarti telanjang. zaman Yunani Kuno disebut Gymnasium.

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN MENGGIRING BOLA. (Jurnal) Oleh IRFANDRI VANIKO NEGARA

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

BAB III METODE PENELITIAN

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO

BAB III METODE PENELITIAN. dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga Stadion Bumi Siliwangi

III. METODOLOGI PENELITIAN. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag signifikan,

KONTRIBUSI TINGGI BADAN, BERAT BADAN, DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI CEPAT ( SPRINT

Transkripsi:

KONTRIBUSI KEKUATAN, POWER OTOT, PANJANG LENGAN, TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP LONCAT HARIMAU Jurnal Oleh Riyan Jaya Sumantri FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014 1

ABSTRACT CONTRIBUTION OF STRENGTH, MUSCLE POWER, LONG SLEEVE, LEGS, AND FLEXIBILITY OF TIGER SKIP By: Riyan Jaya Sumantri Mentor: Dr. Rahmat Hermawan, M. Kes Drs. Suranto, M.Kes This study aims to determine the contribution of arm muscle strength, arm length, leg muscle power, limb length, and flexibility of the basic movement skills skip tiger. The population used in this study amounted to as many as 52 students, with a sample of 52 students, so that is called the sample population. Data collection arm muscle strength is using pull and push dynammeter, long sleeve using anthropometer, limb muscle power using the standing board jump, long limbs using anthropometer, using Flexometer flexibility, as well as data analysis using regression. The results showed that the strength of the arm muscles have a correlation coefficient of 0.830 and accounted for 68.8 %, the long arm has a correlation coefficient of 0.312 and accounted for 9.7%, limb muscle power has a correlation coefficient of 0.571 and accounted for 32.5%, limb length has a correlation coefficient of 0.380 and accounted for 14.4%, flexibility has a correlation coefficient of 0.717 and accounted for 51.4%. Keywords: Arm, Leg, flexibility, power, Skip Tigers, Gymnastics 2

ABSTRAK KONTRIBUSI KEKUATAN, POWER OTOT, PANJANG LENGAN, TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP LONCAT HARIMAU Oleh Riyan Jaya Sumantri Pembimbing Dr. Rahmat Hermawan, M. Kes Drs. Suranto, M.Kes Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi kekuatan otot lengan, panjang lengan, power otot tungkai, panjang tungkai, dan kelentukan terhadap loncat harimau. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 52 siswa, dengan sampel sebanyak 52 siswa, sehingga disebut sampel populasi. Pengumpulan data kekuatan otot lengan menggunakan pull and push dynammeter, panjang lengan menggunakan anthropometer, power otot tungkai menggunakan standing board jump, panjang tungkai menggunakan anthropometer, Kelentukan menggunakan Flexometer, serta analisis data menggunakan Regresi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kekuatan otot lengan memiliki koefisien korelasi 0,830 dan memberikan kontribusi sebesar 68,8%, panjang lengan memiliki koefisien korelasi 0,312 dan memberikan kontribusi sebesar 9,7%, power otot tungkai memiliki koefisien korelasi 0,571 dan memberikan kontribusi sebesar 32,5%, panjang tungkai memiliki koefisien korelasi 0,380 dan memberikan kontribusi sebesar 14,4%, Kelentukan memiliki koefisien korelasi 0,717 dan memberikan kontribusi sebesar 51,4%. Kata kunci : kelentukan, lengan, loncat harimau, power, senam, tungkai. 3

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Loncat harimau merupakan salah satu dari berbagai macam gerakan senam lantai. Loncat harimau adalah merupakan pengembangan dari gerakan guling kedepan, yang di kembangkan dengan gerakan loncat dan melayang diudara jaraknya lebih jauh dan tinggi. Untuk dapat melakukan gerakan loncat harimau seorang siswa terlebih dahulu harus menguasai gerakan guling ke depan. Loncat harimau adalah gerakan pada saat melakukan tolakan dengan 2 kaki, melayang di udara kemudian melakukan pendaratan di mana kedua tangan menjulur ke depan yang bertujuan untuk menopang tubuh kemudian tengkuk leher dimasukan ke dalam kemudian berguling ke arah depan melalui bagian belakang badan (tengkuk) punggung, pinggang dan panggul belakang yang gerakannya membentuk menyerupai bulatan dan dilanjutkan dengan berdiri. Berdasarkan uraian di atas penulis menganggap banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan dan hasil loncat harimau, selain gerak dasar loncat harimau itu sendiri, juga kemampuan fisik yang meliputi kekuatan otot lengan, panjang lengan, power otot tungkai, panjang tungkai, dan kelentukan. Oleh sebab itu, peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang Kontribusi kekuatan otot lengan, panjang lengan, power otot tungkai, panjang tungkai, dan kelentukan dengan loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Metro. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Banyak kesalahan yang dilakukan murid dalam melakukan gerak dasar loncat harimau. 2. Pemberian latihan kondisi fisik saat pemanasan yang kurang tepat mempengaruhi keberhasilan loncat harimau. 3. Kurangnya pemahaman yang dimiliki guru penjas tentang fungsi masing-masing unsurunsur kondisi fisik yang menunjang keberhasilan gerakan loncat harimau. 4. Unsur kondisi fisik seperti kekuatan otot lengan, panjang lengan, power otot tungkai, panjang tungkai, dan kekelentukan para murid yang lemah mempengaruhi keberhasilan loncat harimau. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Seberapa besar kontribusi kekuatan lengan terhadap lompat harimau siswa SMP N 1 Metro? 4

2. Seberapa besar kontribusi panjang lengan terhadap lompat harimau siswa SMP N 1 Metro? 3. Seberapa besar kontribusi daya ledak tungkai terhadap lompat harimau siswa SMP N 1 Metro? 4. Seberapa besar kontribusi panjang tungkai terhadap lompat harimau siswa SMP N 1 Metro? 5. Seberapa besar kontribusi kelentukan terhadap lompat harimau siswa SMP N 1 Metro? Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sesuai dari permasalahan yang di angkat adalah : 1. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi kekuatan lengan terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau 2. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi panjang lengan terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau 3. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi daya ledak tungkai terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau 4. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi panjang tungkai terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau 5. Untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang besarnya kontribusi kelentukan terhadap keterampilan gerak dasar lompat harimau Manfaat Penelitian Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi tentang kontribusi kekuatan, panjang lengan, daya ledak, panjang tungkai, dan kelentukam terhadap performa lompat harimau. II. TINJAUAN PUSTAKA Loncat Harimau Loncat harimau merupakan pengembangan dari gerakan guling depan akan tetapi gerakan loncat harimau dilakukan dengan gerakan loncatan pada saat di udara jaraknya lebih jauh. Untuk dapat melakukan gerakan loncat harimau seorang siswa terlebih dahulu harus menguasai gerakan guling kedepan. Pada dasarnya gerakan loncat harimau sama dengan berguling kedepan akan tetapi gerakannya didahului dengan gerakan meloncat keatas depan. Dalam latihan ini dapat dilakukan dengan menggunakan rintangan berupa peti lompat atau pada teman yang membungkuk. Dalam pembelajaran loncat harimau guru sangat berperan penting dalam keselamatan dan keberasilan. Guru berada disisi matras dengan cepat mendekati tempat mendarat siswa di matras dengan menempatkan tangan di tengkuk siswa dan membantunya dengan agak mengangkat atau mengungkitnya. Cara membantu seperti ini dilakuan 5

setiap kali melakukan bantuan dalam latihan loncat harimau dalam Muhajir (2003:115). Kekuatan Otot Otot merupakan alat gerak yang aktif karena tulang dalam tubuh tidak dapat digerakan apabila ia tidak degerakan oleh otot yang mendapat rangsangan yang di sampaikan ke otot melalui syaraf. Menurut Achmad Damiri (1992 : 127) di dalam tubuh manusia terdapat 3 macam otot yaitu : otot polos, otot jantung, dan otot lurik. Panjang Lengan Lengan termasuk anggota rangka gerak atas (Sceleton ekstremitas Superior), selanjutnya Suparman (1989 : 26), menyatakan bahwa, Sceleton ekstermitas superior terbagi menjasi dua yaitu, gelang dan rangka anggot gerak atas bahu. Cinghulum ekstremitas superior (gelang bahu) terdiri dari dua pasang tulang yaitu, os claviola (tulang selangka) dan os scapula (tulang belikat), sedangkan skeleton catremitas superior libarae (rangka gerak ata bebas), terdiri dari brachium (lengan atas), antebrachium (lengan bawah) dan manus (tangan). Brachium terdiri dari satu tulang disebut humerus, rangkanya disebut skeleton brachi. Power Tungkai Power penting dan diperlukan oleh atlet cabang olahraga yang menuntut unsur kekuatan dan kecepatan gerak. Menurut Harsono (1988 : 200) Power terutama penting untuk cabang-cabang olahraga dimana atlet harus mengerahkan tenaga yang eksplosi. Dewasa ini power telah diakui sebagai komponen kodisi fisik yang memungkinkan atlet untuk mengembangkan kemampuannya guna mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi dalam olahraga yang digelutinya. Pengertian Tungkai Tungkai menurut (Ucup Yusuf, 2001 : 14) adalah terdiri dari paha atau tungkai atas (thigh/femur), lutut (knee), tungkai bawah (leg / crus) dan kaki (foot/pes/pedis), jadi tungkai adalah keseluruhan rangkaian dari pangkal paha sampai ujung kaki. Kelentukan Kelentukkan merupakan kemampuan sendi otot untuk merenggang seluas-luasnya. Daya lentur atau flexibility adalah ukuran kemampuan seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas, hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibility persendian pada seluruh tubuh. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara yang harus di uji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Arikunto (2006: 71) Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan 6

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1: ada kontribusi antara kekuatan lengan dengan keterampilan gerak dasar loncat harimau siswa SMP N 1 Metro H0: Tidak ada kontribusi antara kekuatan lengan dengan loncat harimau siswa SMP N 1 Metro H2: ada kontribusi antara panjang lengan dengan keterampilan gerak dasar loncat harimau siswa SMP N 1 Metro H0: tidak ada kontribusi antara panjang lengan dengan loncat harimau siswa SMP N 1 Metro H3 : ada kontribusi antara power tungkai dengan keterampilan gerak dasar loncat harimau siswa SMP N 1 Metro H0: Tidak ada kontribusi antara power tungkai dengan loncat harimau siswa SMP N 1 Metro H4: ada kontribusi antara panjang tungkai dengan keterampilan gerak dasar loncat harimau siswa SMP N 1 Metro H0: tidak ada kontribusi antara panjang tungkai dengan loncat harimau siswa SMP N 1 Metro H5 : ada kontribusi antara kelentukan dengan loncat harimau siswa SMP N 1 Metro H0: Tidak ada kontribusi antara keletukan dengan keterampilan gerak dasar loncat harimau siswa SMP N 1 Metro. III. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian menurut Arikunto (2006:16) : metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Berdasarkan tujuan dalam dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kontribusi kekuatan otot lengan, panjang lengan, power otot tungkai, panjang tungkai, dan kelentukan terhadap kemampuan gerak dasar loncat harimau dalam senam lantai pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Metro, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif korelasional. Variabel Penelitian Menurut Suharsimi (2006 : 96) : variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Ada dua variabel yang terlibat dalam 7

penelitian ini, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Kedua variabel tersebut akan diidentifikasikan ke dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Variabel Bebas a. Kekuatan otot lengan (X1) b. Panjang lengan (X2) c. Power (X3) d. Panjang tungkai (X4) e. Kelentukan (X5) 2. Variabel Terikat Keterampilan gerak dasar loncat harimau (Y). Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117). Menurut Suharsimi Arikunto (2010:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Metro yang berjumlah 52 orang dari 5 kelas. Sampel adalah siswa yang diteliti dengan sejumlah populasi. Karena semua populasi yang akan diteliti maka menjadi populasi sampel. Teknik Pengumpulan Data survey,yaitu peneliti mengamati secara langsung pelaksanaan tes dan pengukuran dilapangan Instrumen Penelitian Instrumen dalam peneltian ini adalah Push and Pull dynamometer untuk mengukur kekuatan otot lengan dalam menarik dan atau mendorong. Anthropometer untuk mengukur panjang lengan. Standing Broad Jump untuk mengukur power otot kaki dengan meloncat ke atas (horisontal). Anthropometer untuk mengukur panjang tungkai. Flexometer untuk mengukur komponen kelentukan tubuh. Tes loncat harimau untuk mengetahui loncat harimau para siswa..teknik Analisis Data Teknik analisis data menggunakan teknik statistik multiple regresi atau regresi ganda dilanjutkan dengan mencari kontribusi dari masing-masing predictor terhadap variable tidak bebas, dalam (Suharsimi Arikunto, 2006: 245) IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi Data Deskripsi data adalah gambaran dari semua data yang diperoleh dari hasil tes. Adapun deskripsi data adalah sebagai berikut : Pengambilan data dilakukan dengan pemberian tes dan pengukuran melalui metode 8

Kekuatan Otot Lengan testi yang berada kelas rata-rata sebanyak 18 testi (34,62%) dengan interval antara 14-17, yang berada diatas kelas rata-rata sebanyak 27 testi (51,92%) dengan interval 18-25, yang berada dibawah kelas rata-rata sebanyak 7 testi (13,46%) dengan interval 10-13. Frekuensi terbanyak terdapat di kelas interval 18-21 dengan frekuensi sebanyak 21 dan persentase 40,38%. Panjang Lengan Testi yang berada pada kelas ratarata sebanyak 11 testi (21,15%) dengan interval 69-76, yang berada dibawah kelas rata-rata sebanyak 18 testi (34,61%) dengan interval 45-68, yang berada diatas kelas rata-rata sebanyak 23 testi (44,23%) dengan interval 77-93. Frekuensi terbanyak terdapat di kelas interval 77-84 dengan frekuensi sebanyak 12 dan persentase 23,08%. Power Tungkai Testi yang berada kelas rata-rata sebanyak 14 testi (26,92%) dengan interval antara 36-43, yang berada diatas kelas rata-rata sebanyak 18 testi (34,62%) dengan interval 44-67, yang berada dibawah kelas rata-rata sebanyak 20 testi (38,46%) dengan interval 28-35. Frekuensi terbanyak terdapat di kelas interval 28-35 dengan frekuensi sebanyak 20 dan persentase 38,46%. Panjang Tungkai Testi yang berada kelas rata-rata sebanyak 12 testi (23,08%) dengan interval antara 65-75, yang berada diatas kelas rata-rata sebanyak 23 testi (44,23%) dengan interval 76-98, yang berada dibawah kelas rata-rata sebanyak 17 testi (32,68%) dengan interval 43-64. Frekuensi terbanyak terdapat di kelas interval 76-86 dengan frekuensi sebanyak 51 dan persentase 28,85%. Kelentukan Testi yang berada kelas rata-rata sebanyak 15 testi (28,85%) dengan interval antara 13-15, yang berada diatas kelas rata-rata sebanyak 19 testi (46,54%) dengan interval 16-21, yang berada dibawah kelas rata-rata sebanyak 23 testi (34,6%) dengan interval 4-12. Frekuensi terbanyak terdapat di kelas interval 13-15 dengan frekuensi sebanyak 15 dan persentase 28,85%. Keterampilan Loncat Harimau Testi yang berada kelas rata-rata sebanyak 18 testi (34,61%) dengan interval antara 10, yang berada diatas kelas rata-rata sebanyak 20 testi (38,46%) dengan interval 11-14, yang berada dibawah kelas rata-rata sebanyak 14 testi (26,92%) dengan interval 6-9. Frekuensi terbanyak terdapat di kelas interval 10 dengan frekuensi sebanyak 18 dan persentase 34,61%. 9

UjiHipotesis 1. Hipotesis 1 diperoleh rhitung sebesar 0,830. Nilai tersebut lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,279. Karena nilai rhitung 0,830> rtabel 0,279, maka nilai korelasi signifikan, Hal ini menunjukan bahwa, loncat harimau dipengaruhi oleh kekuatan otot lengan. 2. Hipotesis 2 diperoleh rhitung sebesar 0,312. Nilai tersebut lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,279. Karena nilai rhitung 0,830> rtabel 0,279, maka nilai korelasi signifikan, Hal ini menunjukan bahwa, loncat harimau dipengaruhi oleh panjang lengan. 3. Hipotesis 3 diperoleh rhitung sebesar 0,571. Nilai tersebut lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,279. Karena nilai rhitung 0,571> rtabel 0,279, maka nilai korelasi signifikan, Hal ini menunjukan bahwa, loncat harimau dipengaruhi oleh power otot tungkai. 4. Hipotesis 4 diperoleh rhitung sebesar 0,380. Nilai tersebut lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,279. Karena nilai rhitung 0,380> rtabel 0,279, maka nilai korelasi signifikan, Hal ini menunjukan bahwa, loncat harimau dipengaruhi oleh panjang tungkai. 5. Hipotesis 5 diperoleh rhitung sebesar 0,717. Nilai tersebut lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,279. Karena nilai rhitung 0,717> rtabel 0,279, maka nilai korelasi signifikan, Hal ini menunjukan bahwa, loncat harimau dipengaruhi oleh kelentukan. Pembahasan Kekuatan otot lengan, berdasarkan tabel koefisien korelasi dapat diketahui bahwa kekuatan otot lengan memiliki kontribusi yang signifikan dengan kriteria korelasi kuat, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Kekuatan biasa digunakan untuk mengatasi beban yang berat gerakan meledak dalam satu irama serta kekuatan yang tinggi dalam waktu yang lama. Panjang lengan, berdasarkan tabel koefisien korelasi dapat diketahui bahwa panjang lengan memiliki kontribusi yang signifikan dengan kriteria korelasi cukup, sehingga H0 ditolak dan H2 diterima. Lengan dibentuk oleh tulangtulang yang panjang, panjang lengan akan memberikan keuntungan mekanis untuuk menghasilkan kekuatan dan kecepatan gerak. Gerakan badan 10

dihasilkan melalui system pengungkit,yang dihasilkan oleh kontraksi otot (Soedarminto, 1993 : 47). Power otot tungkai, berdasarkan tabel koefisien korelasi dapat diketahui bahwa power otot tungkai memiliki kontribusi yang signifikan dengan kriteria korelasi moderat, sehingga H0 ditolak dan H3 diterima. Power terutama penting untuk cabang-cabang olahraga dimana atlet harus mengerahkan tenaga yang eksplosi. Dewasa ini power telah diakui sebagai komponen kodisi fisik yang memungkinkan atlet untuk mengembangkan kemampuannya guna mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi dalam olahraga yang digelutinya. Panjang tungkai, berdasarkan tabel koefisien korelasi dapat diketahui bahwa panjang tungkai memiliki kontribusi yang signifikan dengan kriteria korelasi cukup, sehingga H0 ditolak dan H4 diterima. Salah satu aspek biologis yang ikut menentukan pencapaian prestasi dalam olahraga yaitu struktur dan postur tubuh. Kelentukan, berdasarkan tabel koefisien korelasi dapat diketahui bahwa kelentukan memiliki kontribusi yang signifikan dengan kriteria korelasi kuat, sehingga H0 ditolak dan H5 diterima. Kelentukan dapat didefinisikan sebagai : Kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami, menimbulkan cidera pada persendian dan otot di sekitar persendian itu V.KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai kontribusi panjang lengan, kekuatan otot lengan, power tungkai, panjang tungkai, kelentukan terhadap loncat harimau yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : Kekuatan otot lengan memberikan kontribusi yang besar terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1 Metro Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Upaya mengajarkan dan meningkatkan kemampuan loncat harimau hendaknya dalam memberikan latihan kondisi fisik mengarah pada latihan kekuatan otot lengan, panjang lengan, power otot tungkai, panjang tungkai, kelentukan dan menguasai teknik loncat harimau dengan benar sehingga kemampuan loncat harimau lebih baik. 2. Supaya dalam latihan kondisi fisik lebih efektif dan efisien maka latihan yang dilakukan hendaknya sesuai dengan besarnya sumbangan yang diberikan oleh keempat unsur kondisi fisik tersebut. 11

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Edisi VI. Yogyakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Edisi VII. Yogyakarta: Rineka Cipta. Damiri, Achmad. 1992. Anatomi Manusia. Bandung : FPOK IKIP. Harsono. 1988. Komponen Kondisi Fisik, CV. Jakarta : Tambak Kusuma. Muhajir. 2003. Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira.. Soeparman. 1989. Oesteologi, Arthrologi dan Myologi. Surakarta : Sebelas Maret University Press. Soedarminto. 1993. Kinesiologi. Jakarta : Depdikbud. Sugiyono. 2008, Metode Penelitian, Bandung : Tarsito. Yusuf, Ucup. 2001. Anatomi Manusia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 12