Penilaian Hasil Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Luar Biasa

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh; Dr. Budi Susetyo

PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Oleh; Budi Susetyo

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai; tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman penyelengg

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal

PENILAIAN BERBASIS KELAS

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

SILABUS EVALUASI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER (IK 501)

Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi 1. Pengukuran, adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu atas dasar ukuran tertentu. pengukuran sifatnya kuantit

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

Inisiasi II ASESMEN PEMBELJARAN SD

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENGELOLA ASESMEN PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA CALON GURU KIMIA

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

7. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian: a. lisan b. praktik/kinerja c. penugasan d. portofolio e.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai standar yang telah disesuaikan UU No 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar

PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **)

6. Di bawah ini merupakan beberapa kelebihan tes lisan, kecuali:

CONTOH SOAL PEDAGOGIK Proses Penilaian (Assesmen) Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar dari sejumlah pilihan jawaban yang tersedia..

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 105 B. TUJUAN 105 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 105 D. UNSUR YANG TERLIBAT 106 E. REFERENSI 106 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 106

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

Gagne (1974): (A) kemampuan merencanakan materi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Semoga Apa yang kita lakukan hari ini bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin

2014 KOMPARASI METODA NEDELSKY DAN ANGOFF DALAM PENETAPAN STANDARD SETTING KELULUSAN UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMA

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 33 B. TUJUAN 33 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT 34 E. REFERENSI 34 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 34

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Implementasi Pendidikan Segregasi

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 105 B. TUJUAN 105 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 105 D. UNSUR YANG TERLIBAT 106 E. REFERENSI 106 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 106

Mahasiswa mampu. Tes DASAR. Modul: 1 6 PENILAIAN. menjelaskan hakikat. Suryanto, DALAM. penilaian, asesmen, Adi. (2009).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KONSEP DASAR PENILAIAN. Tujuan, Fungsi, Prinsip, Cakupan, Jenis & Teknik Penilaian

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

I. PENDAHULUAN. Pemerintah menetapkan tiga arah pengembangan pendidikan dalam rangka

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 105 B. TUJUAN 105 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 105 D. UNSUR YANG TERLIBAT 106 E. REFERENSI 106 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 106

S I L A B I EVALUASI PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (KD 501)

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 33 B. TUJUAN 33 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 34 D. UNSUR YANG TERLIBAT 34 E. REFERENSI 34 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 34

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian keterbacaan soal ulangan akhir semester ini timbul karena adanya

PENILAIAN BERBASIS KURIKULUM 2013*)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TEKNIK PENILAIAN TES NON TES

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi Guru Mata Pelajaran Qur an Hadits dalam Perencanaan. Evaluasi Hasil Belajar Siswa di MTs Negeri Ngantru

EVALUASI PEMBELAJARAN KIMIA. Dosen : Nahadi,SPd.MSi. MPd.

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

Sri Susilogati Sumarti. Jurusan Kimia FMIPA UNNES, Semarang, Indonesia ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Penilaian Berbasis Kinerja untuk Penjasorkes. Oleh : Tomoliyus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Evaluasi Pembelajaran. 1. Pengertian Evaluasi. Evaluasi perlu dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( Classroom Action Research ),

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era globalisasi dewasa ini seluruh bangsa-bangsa di dunia telah berlomba-lomba

Untuk Guru-guru MTs-DEPAG

Tite Juliantine Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang

Dasar Penyusunan Tes Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

7. Penilaian Pembelajaran Bahasa berbasis Kompetensi. (Edisi pertama cetakan kedua 2011, cetakan pertama 2010). Yogyakarta: BPFE.

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

2015 KAJIAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII KURIKULUM 2013 TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tugas seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

PENYUSUNAN INSTRUMEN/ TES STANDAR. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si

Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015

DESKRIPSI MATA KULIAH

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi

TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA

TEKNIK PENGEMBANGAN SOAL OBJEKTIF Vinta A. Tiarani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adi Satrisman, 2013

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS TES PILIHAN GANDA

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan undang-undang, yaitu

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development

PENILAIAN AUTENTIK DALAM TUNTUTAN KURIKULUM 2013

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

MEMAHAMI STANDAR PENILAIAN BSNP

Transkripsi:

Telaah» Penilaian Hasil Pembelajaran» Penilaian Hasil Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Luar Biasa Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Perubahan kurikulum menjadikan sekolah sebagai pusat pebelajaran membawa dampak pada perubahan proses pembelajaran. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang digunakan sekolah dewasa ini memberikan keleluasan sekolah untuk melakukan inovasi pembelajaran untuk mencapai standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang telah ditetapkan oleh masing-masing mata pelajaran. Kondisi semacam ini terjadi pula pada Sekolah Luar Biasa, dewasa ini sudah mulai menggunakan KTSP. Salah satu perubahan yang terjadi adalah penyusunan perangkat ukur harus disesuaikan dengan SK dan KD serta menggunakan teknik penilaian yang sesuai dengan anak berkebutuhan khusus, dengan harapan dapat mengukur kemampuan latent yang sebenarnya. Rata kunci: Penilaian, pembelajaran, KTSP, SLB PENDAHULUAN Berbagai upaya dilakukan untuk Kurikulum dikembangkan "atas dasar dan menyiapkan sumber daya manusia yang diarahkan pada pencapaian sejumlah berkualitas. Upaya yang dilakukan antara tujuan" (Sujana, Nana dan Ibrahim, lain; mengkaji kurikulum, tenaga pengajar, 1989:214). Tujuan yang hendak dicapai metode pembelajaran, sarana dan prasarana meliputi; tujuan pendidikan nasional serta yang dipergunakan oleh penyelenggara kesesuaian dengan kekhasan anak pendidikan, sehingga menghasilkan lulusan berkebutuhan khusus (ABK), dan "potensi berkualitas termasuk bagi sekolah luarbiasa daerah, pada masing-masing satuan (SLB). Perubahan kurikulum yang terjadi pendidikan dan peserta didik" (BSNP,2006: dewasa ini merupakan, salah satu upaya 1). Oleh karena itu kurikulum disusun oleh yang dilakukan untuk meningkatkan satuan pendidikan untuk memungkinkan kemampuan peserta didik, disamping penyesuaian program dengan kebutuhan pengembangan model penilaian ALB dan potensi yang di masing-masing performansi yang berhubungan dengan daerah. hasil belajar siswa...,., Kurikulum tingkat satuan pendidikan Kurikulum adalah "seperangkat (KTSP) adalah kurikulum operasional yang rencana dan pengaturan mengenai tujuan, disusun dan dilaksanakan oleh masingisi, dan bahan pelajaran" (Imansyah masing satuan pendidikan dengan mengacu Alipandi; 1984: 118) serta cara yang pada standar nasional pendidikan yang dipergunakan sebagai pedoman penye- disusun oleh BSNP terutama yang berkaitan lenggaraan kegiatan pembelajaran untuk dengan Standar Isi (SI) dan Standar mencapai tujuan yang ditetapkan. Lulusan (SKL). Pengembangan JAIJ\_Anakku» Volume 8: Nomor 1 Tahun 2009 61

Telaah» Penilaian HasilPembelajaran» kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dari delapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Undang-undang nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah di dalamnya termasuk SLB disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada SI dan SKL. Kegiatan penyelenggaraan pendidikan yang mengikuti SI dan SKL dalam KTSP adalah penilaian. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 pasal pasal 57 (ayat 2) menyatakan bahwa "Evaluasi (penilaian) dilakukan terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan dan jenis pendidikan". Pembelajaran di sekolah merupakan aplikasi pelaksanaan kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan, yaitu terjadinya perubahan prilaku peserta didik ke arah positip. Guna mengetahui tercapai tidaknya suatu tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum, maka dalam kegiatan pembelajaran diperlukan suatu alat ukur. Dalam pembelajaran alat ukur berfungsi sebagai alat untuk membantu mengungkap "kemampuan-kemampuan laten" (Dali, 1993: 18) yang berada dalam diri peserta didik. Hasil pengukuran merupakan input yang memberikan gambaran tentang kemampuan peserta didik dan berfungsi sebagai indikator keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam KTSP. Ada beberapa alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, "salah satunya ialah tes hasil belajar" (Anas Sujiono,1996:66). Tes yang biasa digunakan dalam pengukuran pendidikan ada dua jenis; yaitu "tes objektif dan tes uraian" (Subino, 1987:1). Kedua jenis tes ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pembagian jenis tes berdasarkan cara peserta tes menjawab butir-butir pertanyaan dibagi menjadi dua bagian: Pertama, butir-butir pertanyaan dalam tes telah disediakan jawabannya, sehingga peserta didik tinggal memilih jawaban {selected response test items). Ke dua, butir-butir pertanyaan dalam tes tidak disediakan jawabannya, maka peserta tes perlu membuat jawaban nya sendiri {constructed response test item). Kenyataan dilapangan termasuk di SLB banyak sekolah dalam melakukan pengukuran hasil belajar tes objektif berbentuk selected response items, terutama pilihan ganda. Penggunaan bentuk tes objektif pilihan ganda hampir dilakukan di semua mata pelajaran dan di semua jenjang pendidikan di SLB dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Perbedaan penggunaan jenis tes objektif pada setiap jenjang pendidikan terletak pada perbedaan kompleksitas bentuk pilihan ganda serta jumlah pilihan jawaban atau butir soal yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Bentuk tes pilihan ganda di sekolah menengah, jumlah pilihan jawaban digunakan tidak lebih dari empat. Pemilihan jumlah pilihan jawaban dan kompleksitas pertanyaan dalam butir tes tentunya disesuaikan dengan kondisi ABK dan tahap perkembangan kognitif peserta didik yang tercermin pada masing-masing jenjang pendidikan. Demikian juga dalam penyusunan butir tes pada alat tes harus ada kecocokan antara kemampuan peserta didik dengan alat ukur yang digunakan, serta 62 JAJA_Anakku a Volume 8: Nomor 1 Tahun2009

Telaah» Penilaian HasilPembelajaran» tahap perkembangan kognitif agar diperoleh gambaran kemampuan yang sebenarnya. Dua jenis model ujian yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam belajar, yaitu "teori ujian klasik dan teori responsi butir" (Linda Croker dan James Algina, 1997). Teori ujian klasik merupakan ujian yang biasa digunakan pada ujian formatif dan ujian sumatif. Teori ujian klasik butir-butir tes dibuat oleh guru kelas atau guru bidang studi. Oleh karena itu hasil ujian umumnya bersifat lokal, akibatnya terjadi perbedaan rriakna terhadap suatu skor yang diperoleh pada satu tempat dengan tempat lainnya. Hasil tes dengan teori ujian klasik pada satu rombongan belajar akan berbeda dengan rombongan belajar pada kelompok yang lain. Perbedaan ini dimungkinkan karena sifat teori ujian klasik yang tergantung pada kemampuan kelompok peserta didik. Berdasarkan kenyataan ini, kemampuan siswa yang sebenarnya sulit diketahui, karena adanya ketergantungan antara butir tes dengan kemampuan kelompok peserta. Sesuai dengan sifatnya yang demikian, maka dalam pembuatan butir tes diperlukan adanya kecocokan alat ukur dengan kemampuan kelompok peserta, yaitu butir-butir tes harus sesuai dengan kemampuan peserta didik. Teori ujian klasik umumnya juga digunakan di sekolah sebagai alat untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam belajar menggunakan bentuk tes pilihan ganda, namun ada juga yang menggunakan bentuk tes uraian. Bentuk tes pilihan ganda dapat digunakan pada teori ujian klasik dan teori responsi butir. Bentuk tes yang digunakan secara masal di sekolah/slb umumnya tes objektif bentuk pilihan ganda. Hal ini disebabkan karena kelebihan-kelebihan yang dimiliki, yaitu sampel dari hasil belajar yang diukur mencakup penguasaan mated yang luas, sehingga lebih menggambarkan hasil belajar yang komprehensif terhadap mated yang telah diajarkan, mudah pengoreksian dan tidak butuh waktu yang banyak, dan penskoran lebih objektif. Namun demikian bentuk tes ini memiliki kekurangan-kekurangan, yaitu mengukur hasil belajar pada tingkatan pengetahuan verbal, kurang efektif untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah, dan "sulit memilih alternatif pilihan jawaban sebanding yang berfungsi sebagai pengecoh". Penggunaan tes bentuk pilihan ganda pada umumnya telah banyak digunakan oleh para guru di setiap jenjang pendidikan untuk mengukur hasil belajar pada aspek kognitif, termasuk ujian yang bertaraf nasional untuk SLB. Resiko kesalahan dalam pemilihan alat untuk mengukur hasil belajar pada setiap jenjang pendidikan dan rendahnya ketepatan hasil ukur masih sering terjadi, sehingga hasil pengukuran tidak menggambarkan kondisi nyata kemampuan peserta didik khusus. PEMBAHASAN Tujuan Secara mendasar pencapaian tujuan penilaian performansi pada peserta didik khusus di SLB, merujuk pada tujuan pendidikan nasional, seperti yang tercantum dalam Undang-undang Sisdiknas sebagai landasan utamanya. Dalam konteks pembelajar, maka pencapaian tujuan penilaiannya merujuk kepada Taksonomi Bloom, dkk., yang mencakup domaindomain: pengetahuan {cognitif), sikap {afektif), dan ketrampilan (psikomotor). Dengan demikian tujuan penilaian pada KTSP adalah mengetahui tingkat pencapaian kompetensi yang diperoleh peseta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. }Aff\_Anakku» Volume 8: Nomor 1 Tahun 2009 63

Telaah * Penilaian Hasil Pembelajaran» Lingkup Penilaian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku saat ini, yaitu kemampuan atau keterampilan yang hams dikuasai oleh peserta didik khusus setelah mengikuti pendidikan tertentu, yang dirumuskan dalam terminologi sebagai berikut: Sandard (SK) - Dasar (KD) dan Indikatorindikator (I) Standar Kompentensi Ideal (SKI) dalam bentuk kemampuan yang harus dicapai peserta didik khusus. Berdasarkan SKKD dan Indikator-Indikator (I) tersebut kemudian dibuat perangkat ukur untuk keperluan mengukur performansi peserta didik khusus setelah mengikuti pembelajaran. Hasil penilaian pembelajaran terhadap peserta didik khusus dinyatakan kompeten apabila yang bersangkutan telah menguasai kompetensi yang telah ditetapkan sesuai dengan domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Sistem Penilaian Sistem penilaian pada sekolah mengacu pada SKKD dan pelaksanaannya dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan sistem penilaian dalam satuan pendidikan yaitu; J. Teknik Penilaian Teknik penilaian yang dapat dipergunakan dalam penilaian pada satuan pendidikan (SLB) sebagai sumber data antara lain; "tes tertulis, observasi, tes kinerja, penilaian portofolio, penilaian diri, dan penilaian antar teman" (BSNP 2007:12). 2. Jenis Penilaian Jenis penilaian yang dapat dipergunakan untuk menilai peserta didik dalam penilaian proses dan hasil pembelajaran di sekolah yaitu; "Penilaian Berbasis Kelas {Classroom Based Evaluation)" (, 2008: 27) Penilaian yang dipergunakan untuk mengungkap standar kompetensi dan kompetensi dasar dilakukan di dalam kelas, maka dikenal dengan istilah penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas, yaitu penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian berbasis kelas ini terdiri atas dua kategori, "formatif dan sumatif (Robert L. Ebel, 1985:17) yaitu (1) Formative, penilaian yang bertujuan untuk memantau kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik selama proses pembelajaran/pelatihan berlangsung dan hasilnya menjadi bahan masukan untuk perbaikan proses pembelajaran pada segi mated, metode, dan sarana secara terus menerus setiap selesai satu unit pembelajaran. Penilaian formatif di sekolah yang umum digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik terutama dalam bidang kognitif. Teknik penilaian yang digunakan yaitu; tes lisan/tes tertulis, observasi, portofolio dan sebagainya (BSNP, 2007:8-9). Adapun aspek-aspek yang diukur dalam penilaian formatif antara lain; penguasaan kemampuan peserta didik setelah selesai satu unit pembelajaran, perbandingkan kemampuan sebelum dan sesudah mengikuti pelajaran. (2) Summative, yaitu penilaian yang bertujuan untuk menetapkan tingkat keberhasilan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Penilaian sumatif digunakan untuk mengukur kemampuan/kompetensi yang telah dipelajari dan hasilnya menjadi bahan untuk menetapkan kelulusan atau penetapan tingkat keahlian tertentu setelah mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran. Penilaian sumatif dapat menggunakan seluruh teknik penilaian yang ada. Penilaian sumatif digunakan untuk mengukur kempetensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum dengan mempergunakan kriteria patokan sebagai dasar penetapan kenaikan ke jenjang keahlian yang lebih tinggi atau kelulusan. Besarnya kriteria patokan sangat tergantung pada bidang keahlian tertentu yang diikuti oleh peserta didik. Misal seorang peserta dinyatakan naik tingkat atau lulus jika telah menguasahi 95 % 64 JAtSl_Anakku» Volume 8: Nomor 1 Tahun 2009

Telaah» Penilaian Hasil Pembelajaran standar kompetensi - kompetensi dasar keterampilan menggambar bagi peserta didik tunarungu. 3. Acuan Sekolah luar biasa merupakan penyelenggara pendidikan formal, perlu menerapkan sistem pembelajaran Basis (Competency Based)., merupakan spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki seorang peserta didik dan mampu menerapankannya. Berkenaan dengan upaya meningkatkan mutu pendidikan maka Depdiknas (BSNP) menetapkan kebijakan sebagai berikut: a. Standar Lulusan (SKL); digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan tertentu (PP. No. 19 Tahun 2005, pasal 25 (1). b. Standar Isi (SI), merujuk kepada lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu (PP. No. 19 Tahun 2005, pasal 5 (1). Standar isi sebagaimana dimaksud memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik (PP No. 19 Tahun 2005, pasal 25 (2). Untuk SLB merujuk pada Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar dan Dasar SD, SMPLB, SMALB (BSNP, 2006) c. Standar Penilaian Pendidikan (SPP), merupakan penilaian pada sekolah yang berstandar nasional meliputi Ujian Nasional (UN). Pengembangan Instrumen Penilaian KTSP Prosedur pengembangan perangkat tes untuk pencapaian kemampuan aktual /maksimum (performansi maksimum) peserta didik sekolah memiliki langkahlangkah generik yang umum digunakan. Adapun langkah-langkah umum yang dipergunakan dalam mengembangakan perangkat ukur pada berbagai teknik penilaian yaitu; 1. Menentukan tujuan pengujian tes, 2. Mengidentifikasi dan menentukan hasil belajar yang akan diujikan, yaitu menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang hendak diukur 3. Mengembangkan tabel spesifikasi/kisi-kisi tes dari SKKD dan indikator-indikator 4. Menkonstruksi butir soal yang relevan dengan SKKD, yaitu menulis butir soal dan menelaah serta merakit kembali soal yang telah di ujicoba 5. Mengadakan ujicoba soal, analisis validitas dan reliabilitas, dan analisis butir soal 6. Mempertimbangkan hal teknis dalam perencanaan tes, misalnya, keseimbangan sampel jumlah butir yang diukur berdasarkan masingmasing SKKD, petunjuk pelaksanaan tes, dan penskoran. (, 2009: 23) Adapun pengembangan perangkat ukur untuk uji kompetensi yang terjadi di sekolah luar biasa sebagai berikut: 1. Perencanaan Konstruksi Tes Uji Kinerja Penyusunan perangkat tes untuk penilaian atau uji kompetensi di sekolah harus memperhatikan evidence of learning, yaitu bukti fisik pengalaman, hasil karya, dan prestasi selama peserta didik mengikuti aktivitas pembelajaran sesuai dengan tingkatan keterampilan dan waktu pelaksanaan. Penetapan evidence of learning/ portfolio biasanya dilakukan oleh sekolah luar biasa, yang akan melaksanakan proses }Affl_Anakku» Volume 8: Nomor 1 Tahun2009 \ 65

Telaah Penilaian Hasil Pembelajaran * pengujian. Kebutuhan evidence dalam kegiatan penilaian dapat diidentifikasi dengan menggunakan berbagai format. Salah satu contoh pengembangan perangkat ukur dimulai dari SK-KD, dan materi pelajaran yang kemudian dijabarkan menjadi bagian yang terkecil yaitu butirbutir soal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut; Contoh 1: Pengembangan perangkat ukur dari SKKD dengan observasi bagi peserta didik tunarungu Level Dasar :Mengoperasikan Komputer yang Berdiri Sendiri (PC Stand Alone) No Standard Dasar Materi Uji Bukti fisik 1 Mempersiapk an penyalaan komputer Koneksi catu daya yang disambung Perangkat protektif seperti UPS, dan stabilizer erhubung Mengetik sepuluhjari, sesuai prosedur operasional PC Resume tentang ciri-ciri mengoperasikan PC yangbenar sesuai SPO 2. a. Penyus unan Kisi-kisi Pengertian kisi-kisi Kisi-kisi, tabel spesifikasi, atau blueprint merupakan suatu format atau matriks yang memuat informasi untuk dijadikan rambu-rambu/ pedoman dalam mengkonstruk, menulis dan atau merakit butir-butir soal menjadi instrumen penilaian. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan penggunaan penilaian. Penyusunan kisi-kisi merupakan "langkah penting yang hams dilakukan sebelum penulisan soal" (Sumadi Suryabrata, 1998:68); Komponen kisi-kisi 1) Standard (SK) Standard (SK) merupakan dasar, merujuk kepada klasifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan aspek-aspek kemampuan dari suatu program pendidikan tertentu, sebagai- mana terdapat dalam kurikulum sekolah. 2). Dasar (KD) Merupakan penjabaran dari standard kompetensi, yang merupakan deskripsi dari isi tujuan yang terkandung didalamnya, sebagai acuan pencapaian tujuan pembelajaran dari program yang telah ditetapkan sebelumnya. 3). Indikator (I) Kerja (KUK) Kriteria Unjuk Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar (tujuan pembelajaran secara operasional dan spesifik), yakni berkaitan dengan topik pembahasan (materi) dari suatu program pembelajaran tertentu. Indikator merupakan kriteria unjuk kerja peserta didik. 66 }MS\_Anakku» Volume8: Nomor 1 Tahun 2009

Telaah» Penilaian Hasil Pembelajaran * 4). Materi uji Materi uji dijabarkan dari indikator-kriteria unjuk kerja (indikator/kuk) yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. 5). Kriteria indikator yang baik adalah: a). b). c). Memuat ciri-ciri standard kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang hendak diukur; Menggunakan kata kerja operasional; Berkait erat dengan materi pengembangan dan kriteria unjuk kerja; d). e). Dapat dibuatkan butir soal sesuai dengan bentuk yang ditetapkan dalam kisi-kisi; Indikator berasal dari materi pengembangan dan setiap kompetensi/ subkompetensi empunyai beberapa materi pengem bangan, maka satu kompetensi atau sub kompetensi dapat dijabar kan ke dalam beberapa indikator sesuai materi yang dipilih untuk diujikan, dan setiap indikator dapat dijabarkan menjadi beberapa butir soal. Contoh 2 : format kisi-kisi/tabel spesifikasi Nama SLB-B Bidang Bina Nusantara Ketrampilan komputer Penggunaan PC sesuaifungsinya No Standard Dasar Materi Uji Metode Penilaian Indikator 1 Memahami fungsi komponen PC Tombol PC digunakan sesuai dengan fungsinya Pengetahuan: - Macam-macam - Fungsi masingmasing Keterampilan: -Menggunakan Sikap: -Mengikuti prosedur penggunaan Tes tulis Menuliskan 8 Demonstrasi Observasi dari 10 macam fungsinya dan Mendemonstrasik an penggunaan minimal 8 Mengoperasikan sesuai dengan SOP Skala dan Deskripsi Penilaian Performansi Skala penilaian yang digunakan dapat bermacam-macam, misalnya skala: 1-4; 1-10, 10-100, skor T atau Skor Baku (Z skor), dan persentase. Semua Penggunaan skala disesuaikan dengan keperluan/ kebutuhan, Dalam konteks ini skala penilaian yang digunakan adalah skala (1-4). Untuk memberikan penilaian yang yang objektif, }AIfi_Anakku» Volume 8 Nomor 1 Tahun 2009 I 67

Telaah Penilaian Hasil Pembelajaran diperlukan adanya deskripsi penilaian (rubrik), berikut ini contoh skala dan deskriptor penilaian skala penelitian. jelas tentang Skala Penilaian 1 2 3 4 Deskripsi Indikator Penilaian Indikator No. (1) tampak, dan sebagian kecil indikator (2) tampak Indikator No. (1) tampak dan sebagian besar indikator (2) tampak, serta sebagian kecil indikator No. (3). tampak Indikator No. (1), tampak, indikator No. (2) tampak, indikator No. (3) tampak, dan sebagian indikator No. (4) tampak. Semua indikator No. (1), (2), (3), dan indikator No. (4) tampak. KESIMPULAN Penilaian hasil belajar di Sekolah Luar Biasa dilakukan melalui proses pengukuran. {measurement). Untuk melakukan pengukuran diperlukan adanya perangkat ukur yang baik, agar kemampuan terpendam (laten) yang sesunguhnya dapat diketahui dengan pasti. KTSP mulai diberlakukan di SLB, oleh karena itu semua kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada kurikulum tersebut termasuk untuk muatan lokal yang diberikan kepada peserta didik. Pengembangan perangkat ukur merujuk pada SKKD masing-masing mata pelajaran dengan menggunakan bentuk dan jenis tes seperti untuk anak yang bersekolah di sekolah biasa dan memenuhi persyaratan tes yang berkualitas (validitas, reliabilitas, dan butir soal dianalisis). Sekolah luar biasa dalam hal ini para pendidik dalam mengembangkan perangkat ukur, yaitu butir soal harus benar-benar menyesuaikan dengan karakteristik masing-masing anak berkelainan. Bagi SLB bagian A perlu dihindari butir soal yang mengandung gambar atau tabel, SLB-B perlu menghindari butir soal yang menggunakan kata majemuk, kiasan, dan kata abstrak. SLB-D butir soal perlu menghindari soal yang banyak menulis kalimat yang panjang khususnya mereka yang mengalami ganguan motorik. SLB-C butir soal perlu dibuat dengan kalimat yang sederhana dan pendek. Sedangkan bagi SLB-E butir soal dapat dibuat sama seperti anak normal. Dengan demikian perangkat ukur yang dibuat dapat mengukur kemampuan peserta didik luar biasa sesuai dengan masing-masing karakteristik kelainannya dan hasil penilaian menggambarkan kemampuan yang nyata. DAFTAR PUSTAKA Ebel, L. R. (1979). Essentials of Subino (1987). Konstruksi dan Analisis Educational Measurement. New Tes, Suatu Pengantar Kepada Jersey: Prentice-Hell. INC. Teori Tes dan Pengukuran. Jakarta. Naga, D.S. (1992). Pengantar Teori Skor ABA pada Pengukuran Pendidikan. Sujiono, A. (1996). Pengantar Evaluasi Jakarta: Gunadarma. Pendidikan. Jakarta: Rajawali. 68 }\fs\_anakku» Volume 8: Nomor 1 Tahun 2009

Telaah» Penilaian Hasil Pembelajaran» Susetyo B. (2008). Panduan Penilaian LPK, Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan DIKNAS Susetyo B. (2009). Panduan Penilaian Sekorlah Bertaraf Internasional, Sekolah Mandiri, dan Sekolah Standar Nasional Jenjang Pendidikan SD, Jakarta Pusat Penilaian Pendidikan DIKNAS Suryabrata, S. (1986). Pengembangan Tes Hasil Belajar. Jakarta: Rajawali. Suryabrata, S. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi. Depdiknas. (2005). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Nasional Pendidikan. BSNP. Jakarta (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. BSNP. Jakarta. _ (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar dan Dasar SDLB, BSNP. Jakarta. _ (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar dan Dasar SMPLB, BSNP. Jakarta. _ (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar dan Dasar SMALB, BSNP. Jakarta. _ (2006). Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, BSNP, Jakarta. }AJf\_Anakku» Volume 8: Nomor 1 Tahun 2009 69