BAB V PEMBAHASAN. A. Kesulitan Belajar yang Dihadapi Oleh Siswa pada Mata Pelajaran Al-

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam

BAB V PEMBAHASAN. 1. Tinjauan Tentang Kegiatan Membaca Al- Qur an (Qiroatul Qur an) Al- Qur an (Qiroatul Qur an) Kelas VIII di MTsN Tulungagung yang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB VI PENUTUP. Qur an dalam meningkatkan kualitas baca Al-Qur an di MTs Negeri 2 Kota. Blitar, maka penulis simpulkan sebagai berikut:

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA DI SMP 3 TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4 2

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: PT. Fajar Interpratama, 2011). Hal Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka Belajar, 2009), hlm Rosdakarya, 2011), hlm

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik yang akan mendatang. 1

BAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu masa kanak-kanak. Sebagaimana diungkapkan oleh Syaiful Bahri

Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara maka semakin besar peluang kemajuan yang akan dicapai. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm tentang Guru dan Dosen, UU Guru dan Dosen, (Bandung : Nuansa Indah, 2006), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB V PEMBAHASAN. skripsi ini, dapat didiskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan fokus penelitian.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR DAN TEBEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang paling penting karena yang mampu memahami, meneladani, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik.

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 2 GORONTALO.

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah Abdurrahman Saleh, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran, Jakarta: Rineka Cipta, 1990

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dari pembelajaran. Pembelajaran sains diharapkan pula memberikan

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Ayat Al-Qur an yang ditulis dalam bahasa Arab kemudian

PENGARUH CARA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SISWA KELAS III JURUSAN LISTRIK SMK NEGERI 5 MAKASSAR

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti TPA di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mashri Pangkalan Balai

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tinggi rendahnya kualitas dan nilai suatu negara, karena itu tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Model Pembelajaran Think Talk Write. atau tipe kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan bahan ajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok untuk mencapai tujuan kearah yang lebih maju. 3 Pendidikan

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. rumusan bentuk-bentuk tingkah laku yang akan dimiliki peserta didik

BAB V PENUTUP. Adapun kesimpulan yang dimaksud dalam kaitannya dengan upaya guru Al-

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati kedudukan yang sangat penting. Guru sebagai subjek pendidik. sangat menentukan keberhasilan pendidikan.

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siti Rohanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hasil observasi atau eksperimen di samping penalaran. 2 Matematika adalah

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PELAJARAN IPA KELAS IV SD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia,

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. baru serta teori baru kedalam kurikulum sekolah. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. 1. sangat penting artinya dalam proses pendidikan, karena dia yang bertanggung

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjemahnya, Perca, Jakarta, 1982, hlm Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

Transkripsi:

89 BAB V PEMBAHASAN A. Kesulitan Belajar yang Dihadapi Oleh Siswa pada Mata Pelajaran Al- Qur'an Hadits Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh oleh peneliti di lapangan mengenai kesulitan belajar dalam mata pelajaran Al-Qur an Hadits adalah siswa mengalami kesulitan belajar tajwid dan makharijul huruf karena pelajaran tersebut dinilai cukup sulit. 1 Pelajaran Al-Qur an Hadits adalah pelajaran yang tidak bisa lepas dari ayat-ayat Al-Qur an dan Hadits nabi, sehingga banyak sekali hal-hal yang harus diperhatikan, mengingat Al-Qur an dan Hadits adalah bahasa Arab. Sehingga dalam hal membacanya, harus sesuai dengan hukum bacaannya, karena ketika bacaannya salah, maka artinya pun akan berbeda. Di sini, siswa harus rajin belajar membaca atau mengucapkan lambang-lambang bunyi (huruf) tertulis. Walaupun kegiatan ini tampak sederhana, namun untuk bisa membaca Al-Qur an yang baik dan benar harus melibatkan berbagai hal yaitu pendengaran, penglihatan, pengucapan, dan lain-lain. Beberapa hal tersebut bekerja secara mekanik dan simultan untuk melahirkan perilaku membaca. Ditambah lagi materi yang dibaca adalah rangkaian kata-kata Arab yang banyak berbeda sistem 1 Berdasarkan survey peneliti dahulu pada tanggal 5 oktober 2015 di MTs Darul Hikmah Tawangsari Tulungagung

90 bunyi dan penulisannya dengan yang mereka kenal dalam bahasa Indonesia. 2 Selain kesulitan tajwid dan makharijul huruf, siswa juga mengalami kesulitan menghafal. Menghafal Al-Qur an dan Hadits adalah sebagai langkah awal untuk memahami isi kandungan Al-Qur an dan juga Hadits. Akan tetapi, hal itu tidak bisa terlepas dari berbagai macam kendala yang dihadapi oleh siswa, secara garis besar sebagai berikut: a) Menghafal itu susah b) Ayat-ayat yang sudah dihafal cenderung lupa lagi c) Banyaknya ayat-ayat yang serupa d) Gangguan kejiwaan e) Gangguan lingkungan f) Banyaknya kesibukan, dan lain-lain. 3 Melihat kesulitan belajar yang dialami oleh siswa tersebut, dibutuhkan kebiasaan membaca berulang-ulang agar materi yang dihafalkan mudah untuk diingat. Untuk itu diharuskan peserta didik untuk membiasakan diri membaca dengan benar dan membiasakan diri untuk menghafal. Selain itu, guru juga harus sering memotifasi peserta didik untuk lebih gemar membaca dan menghafal, agar siswa terdorong untuk selalu ingin belajar dengan giat. 2 Depag RI, Metode-Metode Membaca Al-Qur an di Sekolah Umum, (Jakarta: Dirjem Pembinaan Kelembagaan,1997) hal. 24 3 Ahsin W Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an (Jakarta: Bumi Aksara, 1994) hal. 41

91 B. Strategi yang Dilakukan Guru Al-Qur an Hadits Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif dan efisien. 4 Dengan demikian, guru sebagai sumber belajar, penentu metode belajar dan juga penilai kemajuan belajar, guru sebagai pendorong para peserta didik untuk belajaran lebih aktif agar proses pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan. Untuk itu, guru Al-Qur'an Hadits tidak hanya memberikan kiat-kiat belajar, tetapi mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran. Adapun beberapa bentuk strategi guru Al-Qur an Hadits dalam mengatasi kesulitan belajar pada mata pelajaran Al-Qur'an Hadits, di antaranya: a. Bimbingan Belajar di Luar Kelas Bimbingan belajar merupakan salah satu kegiatan yang diarahkan untuk membantu individu atau siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah dalam hal belajarnya. Dalam hal itu, para pembimbing membantu individu atau siswa mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, dan membantu individu agar berhasil dalam mengatasi permasalahannya. 5 4 B Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah,(Jakarta: Rineka Cipta, 2002) hal. 57 5 Muhibbin syeh, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009) hal. 68

92 Dengan adanya bimbingan di luar kelas, maka peserta didik tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan di kelas, tetapi juga dapat menambah wawasan pengetahuan di luar kelas. b. Menciptakan Suasana Kelas yang Menyenangkan Dalam proses pembelajaran di kelas, hal yang sangat penting dilakukan oleh seorang guru adalah mengupayakan dan menciptakan kondisi belajar mengajar dengan baik. Dengan kondisi yang baik dan menyenangkan siswa akan lebih mudah dalam menerima pelajaran. Kesulitan belajar sebenarnya tidak hanya berkaitan dengan otak atau daya ingat, tetapi kesulitan dalam menyalurkan berbagai informasi yang datang dari berbagai bagian otak secara bersamaan. 6 Maka dari itu menciptakan suasana belajar sangatlah dianjurkan agar jalannya proses pembelajaran bisa maksimal dan sesuai dengan apa yang diharapkan. c. Melengkapi Sarana dan Prasarana Tersediannya sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penunjang dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Karena dengan tersediannya sarana dan prasarana yang lengkap, dapat memudahkan para siswa dalam hal. 32-33 6 Derek Wood, Kiat Mengatasi Gangguan Belajar, (Yogyakarta: KATAHATI, 2007),

93 menerima pelajaran. Tentunya dalam hal ini yang di maksud adalah alat bantu pembelajaran, yaitu segala sesuatu yang dapat menunjang keefektifan dan efesiensi pembelajaran. 7 Dalam hal ini, sarana dan prasarana bertujuan untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap keteranganketerangan guru, sehingga materi pelajaran akan lebih berkesan dalam hati siswa dan dapat bertahan lama dalam pikiran. d. Penataan Ruang Kelas Menciptakan suasana belajar yang menggairahkan, perlu memperhatikan pengaturan atau penataan ruang kelas. Selain itu, penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan peserta didik duduk berkelompok dan memudahkan pendidik bergerak secara leluasa. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu: 1) Ukuran bentuk kelas 2) Bentuk serta ukuran bangku dan meja anak didik 3) Jumlah anak didik dalam kelas. 4) Jumlah anak didik dalam setiap kelompok. 5) Jumlah kelompok dalam kelas. 6) Komposisi anak didik dalam kelompok (seperti anak didik pandai dengan anak didik kurang pandai, pria dengan wanita). 8 7 Sudirman N, ilmu pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000) hal. 208 8 Syaipul Bahri Djamarah, Guru dan Peserta Didik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005) hal.174

94 Dalam penataan ruang kelas, pengaturannya bisa berdasarkan tujuan pengajaran, waktu yang tersedia dan kepentingan pelaksanaan cara belajar siswa aktif. e. Pemberian Motivasi Pemberian motivasi dapat menjadikan semangat siswa dalam belajar, motivasi sendiri berasal dari bahasa inggris motivation yang berarti dorongan. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan, dan merangsang. Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat pada diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. 9 Dengan adanya berbagai bentuk upaya yang dilakukan tersebut diatas, dimaksudkan untuk memberi semangat pada siswa dalam pembelajaran Al-Qur'an Hadits agar tidak mengalami kesulitan belajar dan agar dapat menyentuh ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik sehingga tujuan dari pengajaran dapat tercapai. 3 9 Hamzah B.uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal.