PENGARUH LATIHAN LARI KONTINYU DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO₂MAX PEMAIN FUTSAL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
Kadek Sutyantara, Ni Luh Kadek Alit Arsani, I Nyoman Sudarmada

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015

PENGARUH PEMBERIAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO 2 max PEMAIN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL

PENGARUH LATIHAN COUNTINOUS RUNNING TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAK BOLA USIA TAHUN DI AKADEMI SALATIGA TRAINING CENTER

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

BAB III METODE PENELITIAN

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Olahraga ini

Gde Ryan Saputra, Gede Doddy Tisna MS, Made Budiawan. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PELATIHAN LARI SIRKUIT 2 X 10 MENIT DAN PELATIHAN LARI KONTINYU 2 X 10 MENIT DAPAT MENINGKATKAN VO 2 MAX TAEKWONDOIN PUTRA KABUPATEN MANGGARAI - NTT

I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KECEPATAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL TERHADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA RUKUN AGAWE SANTOSA (RAS) KLATEN NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Terbukti pada perhelatan sea games 2015 timnas

Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana 2,5,6. Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 3,4

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

EFEKTIVITAS LATIHAN BEBAN DENGAN METODE CIRCUIT WEIGHT TRAINING DENGAN SUPER SET

PENGARUH LATIHAN CONTINUOUS RUNNING

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

Oleh: FACHRURROZI RAMADAN J

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS LATIHAN ZIG-ZAG RUN DENGAN CARIOCA EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN AGILITY PADA PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA

PERBEDAAN PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP VO 2 MAX SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA UNDIP

PENGARUH PELATIHAN SIDE HOPE SPRINT TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

SKRIPSI PENGARUH LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PECTORALIS MAYOR DAN BICEPS PADA USIA REMAJA DAN DEWASA GDE RABI RAHINA SOETHAMA

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA

PENGARUH PELATIHAN LOMPAT KATAK TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 4 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PERBEDAAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA MEMBERS

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN CORE STABILITY PADA LATIHAN SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI SKRIPSI

PENGARUH PELATIHAN DOWN THE LINE DRILL TERHADAP KELINCAHAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

INDONESIA PERFORMANCE JOURNAL

PERBEDAAN LATIHAN FISIK DUA DAN EMPAT KALI PER MINGGU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANI ANGKATAN 2009

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (V MAKS) PADA REMAJA USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

PENGARUH PELATIHAN PUSH-UP TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN MENARIK DAN MENDORONG OTOT LENGAN

BAB IV METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Pre and Post

LATIHAN KETAHANAN (KEBUGARAN AEROBIK)

PENGARUH PELATIHAN YOGA ASANA (SURYANAMASKAR) TERHADAP KELENTUKAN DAN KAPASITAS VITAL PARU

PERBEDAAN LATIHAN INTERVAL, SIRKUIT TRAINING, DAN LARI JARAK JAUH TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN AEROBIK PADA ATLET BOLA BASKET DI MAN 2 SEMARANG

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai kebiasaan orang. di rumah, halte, stadion olahraga, tempat-tempat olahraga maupun di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

SKRIPSI ANAK AGUNG GEDE ANGGA PUSPA NEGARA

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

PENGARUH LATIHAN TREADMILL DAN CYCLE ERGOMETRY TERHADAP VO 2 MAX

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. program pelatihan peningkatan agility pada periode April - Mei 2015.

PERBANDINGAN AGILITY ANTARA PEMAIN BADMINTON GANDA PUTRA DAN BOLA VOLI PUTRA

SKRIPSI GOVINDA VITTALA

PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SIT-UP THROW TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT PUNGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. dapat berdampak buruk pada kesehatan. Menurut Alder dan Higbee, walaupun

PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p

PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN CORE STABILITY PADA LATIHAN SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW

PENAMBAHAN RESISTANCE EXERCISE PADA SENAM AEROBIK LEBIH BAIK TERHADAP PENURUNAN DENYUT NADI 2 MENIT SETELAH LATIHAN PADA REMAJA PUTRI USIA TAHUN

BAB IV ANALISIS DATA. Pengolahan data yang dilakukan pada masing-masing kelompok

PENGARUH PELATIAHN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS VITAL PARU PADA SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI TULANGAMPIANG DENPASAR

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PELATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

PENGARUH LATIHAN DUMBELL TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN PADA PEMAIN BULU TANGKIS DI GOR PABELAN SURAKARTA

PENGARUH METODE LATIHAN TRIANGLE RUN TERHADAP DAYA TAHAN (VO2MAX) PADA ANGGOTA EKSTRAKULIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 CABANGBUNGIN

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIK DOUBLE LEG BOUND TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN JUMP SERVICE DENGAN DAN TANPA AWALAN TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN PADA PEMAIN FUTSAL BEKA UNITED FUTSAL ACADEMY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET

PERBEDAAN PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP VO2MAX SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA UNDIP LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

LATIHAN AEROBIK BENTUK DAN METODE. Suharjana FIK UNY

PERSETUJUAN TINDAKAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

SKRIPSI SENAM JANTUNG SEHAT DAPAT MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

PENGARUH PELATIHAN LARI INTERVAL DAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

Transkripsi:

PENGARUH LATIHAN LARI KONTINYU DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO₂MAX PEMAIN FUTSAL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Srata 1 pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: RIFKA IRVANDY MASDAR J 120 151 078 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

i

ii

iii

PENGARUH LATIHAN LARI KONTINYU DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO₂MAX PEMAIN FUTSAL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Abstrak VO₂max sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat meningkatkan aktivitas fisik khususnya pemain futsal agar meraih prestasi maksimal. Dalam upaya meningkatkan VO₂max perlu dilaksanakan latihan yang cermat, sistematis dan teratur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan VO₂max pemain futsal melalui latihan lari kontinyu dan circuit training. Untuk mengetahui pengaruh latihan lari kontinyu dan circuit training terhadap peningkatan VO 2 max pemain futsal. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Pre and Post Test Two Group Design. Populasi pada penelitian ini adalah pemain futsal Tambusai FC yang berjumlah 10 orang. Data berdistribusi normal dan variansi homogen, uji hipotesis pada latihan lari kontinyu menggunakan Paired Sample T-Test dengan t hitung sebesar -4,081, dengan Sig (p value) 0,015 lebih kecil dari taraf nilai signifikansi 0,05 (0,015<0,05) artinya ada pengaruh peningkatan VO₂max pemain futsal. Dan pada circuit training dengan t hitung sebesar -8,237, dengan Sig (p value) 0,001 lebih kecil dari taraf nilai signifikansi 0,05 (0,001<0,05) artinya ada pengaruh peningkatan VO 2 max. Untuk uji beda pengaruh menggunakan Independent Sample T-Test dengan t hitung sebesar -4,012, dengan Sig (p value) 0,004 lebih kecil dari taraf nilai signifikansi 0,05 (0,004<0,05) artinya adanya perbedaan pengaruh pemberian circuit training terhadap peningkatan VO₂max pemain futsal. Latihan lari kontinyu dan circuit training dapat meningkatkan VO₂max pemain futsal. Akan tetapi pemberian circuit training lebih efektif dalam meningkatkan VO₂max dibandingkan latihan lari kontinyu. Kata Kunci: Latihan Lari Kontinyu, Circuit Training, VO₂max, Pemain Futsal Abstracts VO 2 max very influential in our daily lives, so as to increase physical activity, especially futsal players in order to achieve maximum performance. In an effort to increase VO 2 max exercise should out carefully, systematically and regulary. This study aims to determine the increase VO 2 max futsal players through continuous traning and cicuit training. To determine the effect of continuous training and circuit training to increase VO 2 max futsal players. This type of research is an experimental research design with Pre and Post Test Two Group Design. The population in this study is Tambusai FC futsal players who totaled of 10 people. Normal distribution of data and homogeneous variance., hypotesis testing on a continuous training using paired sample T-Test with tvalue of -4.081, Sig (p value) 0,015 smaller than 0.05 iv 1

(0.015 <0.05) means there VO 2 max increased influence of futsal players. And the circuit training tvalue of 8.237, with Sig (p value) of 0,001 is smaller than 0.05 (0.001 <0.05) means that there is the influence of an increase in VO 2 max. To test the effect of different uses Independent Sample T-Test with tvalue of -4.081, with Sig (p value) 0.004 smaller than the level value of 0.05 (0.004 <0.05) means that difference in the effect of circuit traing to increase VO 2 max futsal players. Continuous training and cicuit training can improve VO 2 max futsal players. But the provision of circuit training is more effective in improving VO 2 max than continuous training. Keywords: Continous Training, Circuit Training, VO₂max, Futsal Players 1. PENDAHULUAN Futsal merupakan cabang olahraga yang populer dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat terutama kaum laki-laki mulai dari anak-anak, remaja dan dewasa. Hal tersebut terbukti bahwa sebagian besar orang lebih menyukai permainan futsal dibandingkan permainan yang lain, baik dimasyarakat perkotaan maupun masyarakat perdesaan (Noviada, 2014). Di Indonesia berada diperingkat ke 2 setelah Portugal dan berada 1 tingkat diatas Brazil pada posisi 3 sebagai peminat terbanyak olahraga futsal. Futsal adalah olahraga yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Permainan futsal membutuhkan daya tahan aerobik yang baik, selain itu VO₂max yang tinggi sangat diprioritaskan karena permainan futsal memerlukan tenaga dan daya tahan tubuh yang kuat dalam bermain. Nilai VO₂max sangat bervariasi rata-rata adalah 35 ml/kg/min, sedangkan untuk seorang atlet futsal berprestasi rata-rata nilainya 70 ml/kg/min (Noy dkk., 2014). Didalam peningkatan prestasi seorang atlet maka diperlukan berbagai macam pembinaan kondisi fisik. Pembinaan kondisi fisik merupakan pembinaan awal dan sebagai dasar pokok dalam mengikuti pelatihan olahraga untuk mencapai suatu prestasi. Dengan dimilikinya kondisi fisik yang prima oleh setiap atlet akan dapat tercapai suatu prestasi yang optimal. Unsur-unsur kondisi fisik yaitu daya tahan jantung-pernafasan-peredaran darah (respiratio-cardio-vasculatior endurance), daya tahan otot, kekuatan, ketepatan, kecepatan, kelincahan, reaksi, keseimbangan, koordinasi, kelenturan persendian dan daya ledak (Nala, 2011). Maka latihan lari kontinyu dan circuit training dapat meningkatkan daya tahan kardiovascular, dimana dengan adanya pelatihan ini proses penyaluran dan kembalinya darah ke jantung semakin lancar, 2 v

sehingga mengakibatkan kesempurnaan proses metabolisme dalam tubuhdan memberikan peranan sangat penting pada cabang olahraga. Untuk meningkatkan kapasitas aerobik maksimal banyak latihan yang dapat diberikan antara lain adalah latihan lari kontinyu. Latihan aerobik mendiskripsikan latihan yang berlangsung dalam keberadaan oksigen yang disediakan pada jaringan otot melalui sistem kardiorespirasi. Ada dua macam latihan untuk dapat berprestasi tinggi dalam olahraga yang memerlukan daya tahan, yaitu usaha keras secara terus-menerus dan usaha keras terputus-putus (continiuos and intermittent exertion). Latihan kontinyu membentuk daya tahan umum. Ada dua intensitas pada latihan aerobik kontinyu intensitas rendah (low intensity) yaitu 70-80% DJM dan intensitas tinggi (high intensity) yaitu 80-90% DJM, latihan yang bersifat kontinyu disarankan berintensitas tinggi (Suharjana, 2004). VO₂max seperti diatas dengan program latihan yang dilakukan secara cermat, sistematis, teratur dan selalu meningkat serta mengikuti prinsip-prinsip dan metode latihan yang akurat. Program yang cocok diberikan adalah pelatihan circuit training (Hariyanta dkk., 2014). Circuit training pada setiap cabang olahraga tidak sama cara melatihnya. Komponen-komponen tersebut tergantung dari peran dan beban kerja pada setiap cabang olahraga tersebut. Perlu ditentukan komponen biomotorik yang dominan pada cabang olahraga yang dilatih termasuk cabang olahraga sepak bola dan juga futsal (Nala, 2011). 2. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan pendekatan quasi experiment dengan desain penelitian Two Groups Pre test and Post Test Design. Penelitian ini menggunakan dua kelompok. Kelompok 1 diberi latihan lari kontinyu dan kelompok 2 diberikan circuit training. Tempat yang digunakan untuk penelitian ini yaitu di Edu Park dengan populasi adalah Tambusai FC berjumlah 18 orang, sampel pada penelitian ini berjumlah 10 orang yang akan dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok satu latihan lari kontinyu berjumlah 5 orang pemain futsal dan kelompok dua circuit training berjumlah 5 orang pemain futsal. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 3 vi

November - 5 Desember 2016, selama 4 minggu, dengan frekuensi 1 minggu sebanyak 3 kali. Teknik pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Adapun kriteria yang termasuk inklusi, antara lain a. Atlet bersedia ikut dari awal sampai akhir penelitian; b. Atlet sehat secara fisik c. Atlet mampu melakukan latihan yang diberikan. Sedangkan kriteria eksklusi yaitu, a. Atlet bukan pemain futsal; b. Altlet yang mengalami; c. Atlet perokok aktif. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Umur Lari Kontinyu Circuit Training Total Jumlah % Jumlah % Jumlah % 20 tahun 3 60 2 40 5 50 21 tahun 1 20 1 20 2 20 22 tahun 1 20 2 40 3 30 Total 5 100 5 100 10 100 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan responden pada latihan lari kontinyu paling banyak berusia 20 tahun sebanyak 3 orang (60%), sedangkan pemain futsal yang diberikan circuit training terdapat 2 orang (40%). 3.2 Distribusi Data Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Penelitian Lari Kontinyu Circuit Training Min Max Mean SD Min Max Mean SD Pre Test 37,4 41,9 39,46 2,006 38,0 43,0 41,10 1,993 Post Test 40,1 44,0 41,40 1,555 42,8 48,5 45,92 2,139 Selisih 1,7 2,9 2,28 0,540 3,0 6,3 4,82 1,308 Berdasarkan tabel 2. Tabel di atas menunjukkan pada pemain fulsal sebelum diberikan latihan lari kontinyu diperoleh nilai rerata dan SD sebesar 39,460 ± 2,006, sesudah diberikan sebesar 41,440 ± 1,555, selisih antara rerata dan SD sebelum dan sesudah sebesar 2,280 ± 0,540. Pada pemain futsal sebelum diberikan Circuit Training diperoleh nilai rerata dan SD sebesar 41,100 ± 1,993, sesudah diberikan sebesar 45,920 ± 2,139, selisih antara rerata dan SD sebelum dan sesudah sebesar 4,820 ± 1,308. vii 4

Tabel 3. Uji Normalitas Dengan Shapiro Wilk Latihan Lari Kontinyu Circuit Training Selisih Perlakuan Shapiro-Wilk Statistik Sig. Keterangan Sebelum 0,869 0,262 Normal Sesudah 0,859 0,233 Normal Sebelum 0,901 0,413 Normal Sesudah 0,985 0,960 Normal Lari Kontinyu 0,882 0,317 Normal Circuit Training 0,972 0,886 Normal Berdasarkan tabel 3. Berdasarkan hasil pengujian normalitas di atas diketahui bahwa sebelum dan sesudah perlakuan baik pada latihan lari kontinyu maupun circuit training dan selisih keduanya diperoleh nilai p > 0,05 sehingga dapat disimpulkan semua data berdistribusi normal. Tabel 4. Uji Homogenitas dengan Levene Test Data Uji Homogenitas Levene Statistic Sig. Keterangan Post Test 0,445 0,523 Data Homogen Selisih 2,612 0,145 Data Homogen Berdasarkan tabel 4. hasil uji homogenitas diketahui bahwa nilai signifikansi VO₂max pemain futsal pada nilai post test sebesar 0,523, sedangkan pada nilai selisih sebesar 0,145. Karena signifikansi p > 0,05 maka dapat diambil kesimpulan data berdistribusi homogen. 3.3 Analisis data Pada penelitian ini untuk menguji adanya pengaruh latihan lari kontinyu dan circuit training terhadap peningkatan VO₂max pemain futsal uji Paired sample t-test dan uji beda pengaruh menggunakan Independent Sample t-test. Tabel 5. Pengaruh Latihan Lari Kontinyu Terhadap Peningkatan VO₂max Lari Kontinyu N Mean SD t Sig. Sebelum 5 39,460 2,006-4,081 0,015 Sesudah 5 41,440 1,555 viii 5

Berdasarkan tabel 5. hasil uji Paired Sample t-test diperoleh nilai t hitung sebesar -4,081 dengan nilai signifikansi sebesar 0,015 karena nilai p < 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh latihan lari kontinyu terhadap peningkatan VO₂max pemain futsal. Tabel 6. Pengaruh Circuit Training Terhadap Peningkatan VO₂max Circuit Taining N Mean SD t Sig. Sebelum 5 41,100 1,993-8,237 0,001 Sesudah 5 45,920 2,139 Berdasarkan hasil uji Paired Sample t-test diperoleh nilai t hitung sebesar -8,237 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001, karena nilai p < 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh latihan Circuit Training terhadap peningkatan VO₂max pemain futsal. Tabel 7. Pengaruh Latihan Lari Kontinyu dan Circuit Training Terhadap Peningkatan VO₂max Selisih N Mean SD t Sig. Lari Kontinyu 5 2,280 0,540-4,012 0,004 Circuit Training 5 4,820 1,308 Berdasarkan hasil uji Independent Sample t-test diperoleh nilai t hitung sebesar -4,012 dengan nilai signifikansi sebesar 0,004, karena nilai p < 0,05, maka dapat disimpulkan terdapat beda pengaruh latihan lari kontinyu dan Circuit Training terhadap peningkatan VO₂max pemain futsal Tambusai FC. Nilai Mean Defference menunjukkan besarnya perbedaan pengaruh antara latihan lari kontinyu dibandingkan latihan Circuit Training dalam meningkatkan VO₂max pemain futsal, nilai mean defference sebesar 2,540, sehingga dapat disimpulkan latihan Circuit Training memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan latihan lari kontinyu dalam meningkatkan VO₂max para pemain futsal. 3.4 Pembahasan Faktor usia merupakan faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kebugaran seseorang seperti peningkatan kematangan tulang, otot, saraf, organ-organ yang dapat mempengaruhi fisiologis tubuh dan kapasitas performance. Hal ini sejalan dengan 6 ix

pendapat Nurhasan (2006) mengatakan bahwa tingkat kebugaran jasmani akan meningkat sampai maksimal pada usia 25-30 tahun kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh kira-kira 0,8-1% pertahun. Pada remaja menjelang usia 20 tahun mengalami pembentukan tulang yang pesat yang merupakan masa persiapan untuk mencapai puncak pertumbuhan masa tulang (Hardiansyah, 2008). Respon akibat latihan terus menerus akan akan merangsang pusat otak dan apabila latihan terus dilakukan akan memberikan signal mekanisme umpan balik pada center of cardiovascular dibatang otak sehingga menimbulkan perubahan-perubahan perfusi otot dan peningkatan cardiac output untuk meningkatkan ambilan oksigen yang pada akhirnya meningkatkan darah diarteri. Setidaknya ada 3 mekanisme persarafan yang berpartisipasi dalam regulasi cardiovascular pada saat latihan yaitu : 1) exercise pressor dimana terjadi perubahan mekanikal dan metabolisme pada otot dan tendon ini akan memberi impuls ke medulla untuk menstimulasi sistem cardiovascular 2) central command adalah proses apakah akan menstimulasi sistem cardiovascular dengan saraf simpatis atau saraf parasimpatis 3) arterial baroreflex yang mengatur heart rate dan aliran darah pada daerah perifer (Kadir, 2011). Perubahan fisiologis dalam tubuh seperti : 1) peningkatan denyut nadi, denyut nadi akan meningkat setelah latihan diakibatkan kebutuhan penyediaan darah yang lebih banyak pada waktu latihan 2) peningkatan stroke volume, stroke volume adalah jumlah darah yang dipompakan oleh jantung dalam sekali denyutan. Stroke volume ini dipengaruhi oleh jumlah darah yang kembali kejantung 3) peningkatan cardiac output, dengan meningkatnya denyut nadi dan stroke volume maka cardiac output akan meningkat juga 4) peningkatan VO₂max, ketika beban kerja meningkat konsumsi oksigen juga akan meningkat dan pengambilan oksigen akan mencapai nilai maksimal (Wilmore, 2005). Peningkatan VO₂max pada latihan lari kontinyu selama 3 kali seminggu dalam 4 minggu ini, sebelumnya dilakukan oleh Sutyantara dkk. (2014) ternyata dapat meningkatkan VO₂max secara signifikan. Circuit training yang dilakukan dengan waktu istiharat 30 detik pada setiap pos dengan gerakan berlari cepat sehingga nafas harus tetap seimbang agar tetap bisa bergerak. Dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar pelatihan secara sistematis, berulang ulang x 7

dalam jangka waktu yang lama maka circuit training dapat meningkatkan aktivitas dan kerja mitokondria dalam sel otot dan meningkatkan metabolisme aerobik (Swadesi, 2007). Circuit training yang dilakukan pada penelitian ini sebanyak 4 pos yang dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 4 minggu. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan VO₂max, karena dengan adanya latihan yang teratur dengan penambahan beban latihan akan memungkinkan meningkatnya pemakaian oksigen per menit. Dan hal ini terjadi karena perubahaan fungsi kardiorespirasi seperti denyut nadi, tekanan darah, selisih oksigen arteri-vena dan ventilasi paru. Sehingga unsur penggunaan oksigen pada latihan menjadi salah satu faktor yang menentukan karena keunggulan seorang atlet (Wilmore, 2005). Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nugroho (2007) ternyata pemberian circuit training selama 12 kali pertemuan dapat meningkatkan VO₂max sebesar 43.10%. Matsuo (2014) mengatakan bahwa latihan yang dilakukan dengan frekuensi 3 kali atau 5 kali dalam seminggu memiliki peningkatan VO₂max yang maksimal. Sridadi dan Sudarman (2011) mengatakan bahwa latihan untuk meningkatkan VO₂max sebaiknya dilakukan dengan latihan yang dapat meningkatkan kerja jantung untuk memompa darah dan kemampuan paru untuk menyerap oksigen. Energi yang digunakan dalam olahraga berasal dari ATP-PC (Adenosin Tri Phosphate Phosphocreatine), sistem asam laktat dan sistem aerobik. Pada olahraga yang sangat berat dengan waktu yang pendek seperti berlari dan angkat berat, sistem energi yang dipakai adalah ATP-PC dan asam laktat. Sedangkan untuk olahraga yang berat dengan waktu yang agak sama menggunakan sistem energi ATP-PC. 3.4 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan dalam pelaksanaannya, yaitu dalam penelitian ini peneliti memiliki keterbatasan kurangnya pengawasan terhadap aktivitas sehari-hari responden selama penelitian berlangsung dan asupan gizi yang berbeda-beda dapat mempengaruhi kebugaran jasmani responden. 4. PENUTUP Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap pemain futsal Tambusai FC didapatkan kesimpulan terdapat pengaruh pemberian latihan lari kontinyu untuk xi 8

meningkatkan VO₂max pada pemain futsal, terdapat pengaruh pemberian circuit training untuk meningkatkan VO₂max pada pemain futsal dan ternyata pemberian circuit training lebih efektif untuk untuk meningkatkan VO₂max pemain futsal dari pada latihan lari kontinyu. Beberapa saran yang diberikan peneliti untuk fisioterapis, bahwa latihan lari kontinyu dan circuit training dapat digunakan sebagai salah satu latihan meningkatkan VO₂max pemain futsal. Lalu saran untuk peneliti selanjutnya, dapat menambahkan jumlah responden yang lebih banyak sehingga dapat lebih memaksimalkan hasil penelitian, penelitian ini dapat dijadikan refrensi untuk penelitian selanjutnya dengan penjelasan yang lebih spesifik tentang latihan lari kontinyu dan circuit training, dan pada penelitian selanjutnya dosis latihan dapat ditingkatkan agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal. PERSANTUNAN Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-nya yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, dan kesabaran untuk saya dalam mengerjakan skripsi ini dan sholawat atas nabi Muhammad SAW. Dengan segala kerendahan hati skripsi ini dipersembahkan kepada orang tua tercinta, Bapak Masdar Mukhtar dan Ibu Jumainis S. Pd yang selalu ada dan tak pernah lelah memberikan dukungan dan cinta kasih yang tiada terhingga. Terima kasih untuk segalanya pak, buk. Kepada adik tersayang Ririn Pratiwi Aprilianis Masdar dan Azzahra Kamila Cahyani Masdar, dan kerabat-kerabat semuanya terima kasih untuk semangatnya. Kepada dosen pembimbing, Ibu Wahyuni, S. Fis., M. Kes, terima kasih atas bimbingan yang telah diberikan sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Kepada teman-teman seperjuangan S1 Fisioterapi Transfer angkatan 2015. Terima kasih banyak, semoga kita semua sukses dunia dan akhirat, diberi kesehatan dan bisa bertemu lagi disuatu hari mendatang. Tidak lupa ucapan terima kasih juga saya haturkan untuk seluruh pemain futsal Tambusai FC atas kesediaannya telah membantu menjadi bagian dari penelitian skripsi ini. xii 9

DAFTAR PUSTAKA Hardiansyah. 2008. Hubungan Konsumsi Susu Dan Kalsium Dengan Densitas Tulang Dan Tinggi Badan Remaja. Jurnal Gizi Dan Pangan Vol. 3. Hariyanta, I.W.D., Parwata, I.G.L.A., dan Wahyuni, N.P.D.S. 2014. Pengaruh Circuit Training Terhadap Kekuatan Otot Tungkai dan VO2max. e-journal IKOR Vol. 1 Universitas Pendidikan Ganesha. Kadir, A. 2011. Adaptasi Cardiovascular Terhadap Latihan Fisik. Universitas Wijaya Kusuma. Surabaya. Matsuo, T. 2014. Low-volume, High-intensity, Aerobic Interval Exercise for Sedentary Adult : VO₂max, Cardiac Mass and Heart Rate Recovery. Eur J Appl Physiol 114:1963-1972 Nala, I.G.N. 2011. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Universitas Udayana : Denpasar. Nurhasan. 2006. Penilaian Pembelajaran Penjas. Dinas Kebudayaan : Jakarta. Nugroho, S. 2007. Pengaruh Latihan Sirkuit (Circuit Training) Terhadap Daya Tahan Aerobic (VO2max) Mahasiswa PKO Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negri Yogyakarta. Noviada, G. 2014. Metode Latihan Taktis Passing Berpasangan Statis dan Passing Sambil Bergerak Terhadap Keterampilan Tehnik Dasar Passing Control Bola Futsal. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha. Noy, R.S., Pangkahila, A., dan Jawi, I.M. 2014. Pelatihan Lari Sirkuit 2x10 Menit dan Pelatihan Lari Kontinyu 2x10 Menit Dapat Meningkatkan VO2max Taekwondoin Putra Kabupaten Manggarai-NTT. Sport and Fitness Journal Vol.2, No 2 : 21-28, Juli 2014. Sridadi dan Sudarman. 2011. Pengaruh Circuit Training Terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putra Kelas IV Dan V Sekolah dasar Negri Caturtunggal 3. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Vol : 8, Nomor 2, November 2011. Suharjana. 2004. Pengaruh Latihan Kontinyu dan Interval Terhadap Kapasitas Aerobic. Journal Olahraga Vol. 10/April 2004 : 29-41. Sutyantara, K., Arsani N. L. K. A., dan Sudarmana, I. N. 2014. Pengaruh Pelatihan Sircuit dan Lari-Lari Kontinyu Intensitas Rendah Terhadap Daya Tahan Kardiovaskuler Pada Siswa Putra Kelas VIII SMPN 2 Nusa Penida Tahun Pelajaran 2013/2014. E-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha vol : 1 Tahun 2014. Swadesi, I.K.I. 2007. Pengaruh Pelatihan Sirkuit Periode Istirahat 30 Detik Dan 60 Detik Terhadap Kecepatan, Kelincahan, dan Volume Oksigen Maksimal Pada Pemain Bola Basket. Jurnal Penelitian, Pengembangan sains Dan Humaniora Vol. 1 Ed. 1 : 37-52. Wilmore, J.H. 2005. Atletic Training and Physical Fitness. Boston, Sydney : Allyn and Bacon. xiii 10