BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian dan pengembangan (Research and Development).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami. Optimasi dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research & Development). Menurut Sukmadinata (2009)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari payung penelitian efektifitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

S, 2015 PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM INKUIRI PADA TOPIK SIFAT KOLOID DALAM PEMBUATAN TAHU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rita Zahara, 2013

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. atau Research and Development (R&D). Penelitian ini digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODEI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2013)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut teori pembelajaran konstruktivisme, peranan aktif siswa dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lidia Rahmawati, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010). Metode

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Borg and Gall (2003),

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil dari pedoman siswa mengenai aspek buku-buku pegangan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengembangkan prosedur praktikum sel volta yang efektif dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Praktikum Berbasis Guided Inquiry. adalah praktikum dimana guru memberikan pertanyaan dan masalah pada

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang memberikan gambaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing yang

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1. Desain Penelitian Kuantitatif (Sugiyono, 2014, hlm. 112 )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional variabel yang terlihat di dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media animasi kimia yang berbasis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di seluruh SMA Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai sumber data, metode penelitian, langkahlangkah penelitian, instrumen penelitian, dan definisi operasional. Pembahasan secara lebih terperinci dijabarkan sebagai berikut. A. Sumber Data Sumber data pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu sumber data pada tahap studi pendahuluan dan sumber data pada tahap pengembangan model. Sumber data pada tahap studi pendahuluan adalah 21 bahan ajar dan 10 SMA Negeri/Swasta di Kota Bandung. Bahan ajar merupakan sumber data untuk studi kepustakaan, sedangkan kesepuluh SMA Negeri/Swasta merupakan sumber data untuk survei lapangan. Sumber data pada tahap pengembangan model adalah 24 siswa dan 14 guru. Siswa yang menjadi sumber data adalah siswa kelas XI pada salah satu SMA di Kota Bandung yang telah mempelajari materi prasyarat yang relevan dengan pembelajaran subpokok materi reaksi oksidasi-reduksi berdasarkan perubahan biloks. Guru yang menjadi sumber data adalah guru SMA yang berpengalaman mengajar kimia di SMA Kota Bandung. B. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Menurut Sukmadinata (2012), metode penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan. Pada penelitian ini, produk yang dihasilkan adalah LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pokok materi reaksi oksidasi-reduksi. Menurut Sukmadinata (2012), sepuluh

29 langkah penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall dapat dimodifikasi menjadi beberapa langkah penelitian dan pengembangan yang terdiri dari tiga tahap, yaitu : 1. Studi Pendahuluan. Tahap studi pendahuluan adalah tahap awal persiapan untuk pengembangan. Tahap ini terdiri dari tiga langkah penelitian, yaitu studi kepustakaan, survei lapangan, dan penyusunan produk awal. 2. Pengembangan Model. Pada tahap pengembangan model terdapat dua langkah penelitian, yaitu uji coba terbatas dan uji coba secara luas. 3. Uji Model. Uji model merupakan tahap pengujian keampuhan dari produk yang dihasilkan. Dalam penelitian dan pengembangan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pokok materi reaksi oksidasi-reduksi, proses penelitian yang dilakukan hanya sampai pada tahap uji coba terbatas dalam tahap pengembangan model. Adapun alur penelitian pada penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.1

30 Studi Kepustakaan Analisis standar isi pada KI dan KD mengenai pokok materi reaksi oksidasi-reduksi Survei Lapangan Penyusunan pedoman wawancara untuk survei lapangan Kajian mengenai LKS praktikum pada pokok materi reaksi oksidasi-reduksi dalam bahan ajar kimia SMA Validasi Instrumen pedoman wawancara Ya Tidak Survei lapangan Revisi Penyusunan RPP Optimasi prosedur praktikum Penyusunan produk awal Penyusunan produk berupa LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing Validasi LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing oleh dosen pembimbing Revisi Ya Tidak Penyusunan instrumen penelitian (Lembar observasi keterlaksanaan LKS praktikum, pedoman penilaian jawaban siswa, angket respon siswa dan lembar penilaian guru) Validasi instrumen penelitan oleh dosen pembimbing Revisi Studi Pendahuluan Ya Tidak Pelaksanaan uji coba terbatas LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing Uji keterlaksanaan LKS praktikum dalam kegiatan praktikum Penilaian jawaban siswa dalam LKS praktikum Penjaringan respon siswa Penjaringan penilaian guru Pengolahan data Revisi LKS praktikum Pengembangan Model Kesimpulan

31 Gambar 3.1 Alur penelitian C. Langkah-Langkah Penelitian Pada penelitian ini ada dua tahap penelitian, yaitu tahap studi pendahuluan dan tahap pengembangan model. 1. Tahap Studi Pendahuluan a. Studi Kepustakaan Pada penelitian yang dilakukan, produk yang dikembangkan adalah LKS praktikum, maka kajian pada studi kepustakaan dilakukan untuk mempelajari teori-teori yang berkenaan dengan LKS praktikum yang akan dikembangkan. Pada studi kepustakaan, peneliti melakukan beberapa tahapan sebagai berikut: 1) Analisis standar isi pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) mengenai pokok materi reaksi oksidasi-reduksi. Standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Analisis standar isi pada tahap ini dilakukan untuk memberikan gambaran kompetensi yang harus dimiliki peserta didik dalam pembelajaran pada pokok materi reaksi oksidasi reduksi. 2) Analisis bahan ajar kimia SMA kelas X mengenai LKS praktikum pada pokok materi reaksi oksidasi-reduksi dengan menggunakan lembar analisis LKS praktikum. Analisis LKS praktikum dilakukan untuk mengetahui karakteristik LKS praktikum pada pokok materi reaksi oksidasi-reduksi yang sudah tersedia, sehingga dapat memberikan gambaran mengenai LKS praktikum yang akan dikembangkan dan dapat memperbaiki kelemahankelemahan dari LKS praktikum yang telah ada. b. Survei Lapangan Survei lapangan dilakukan dengan menggunakan instrumen pedoman wawancara yang telah divalidasi oleh dosen pembimbing. Survei lapangan dilakukan pada beberapa SMA di Kota Bandung dan daftar nama sekolahnya

32 dapat dilihat pada Lampiran 3.1 halaman 199. Survei lapangan dilakukan untuk memperoleh beberapa informasi berikut : 1) Bahan ajar (buku, LKS atau petunjuk praktikum) kimia yang digunakan di SMA Kota Bandung. 2) SMA yang melakukkan praktikum pada materi kimia di kelas X khususnya pada materi reaksi oksidasi-reduksi dan jenis LKS praktikum yang digunakannya. c. Penyusunan Produk Awal Penyusunan produk awal terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut: 1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP dibuat sebelum pembuatan LKS praktikum, RPP ini dibuat untuk memberikan gambaran penggunaan LKS praktikum dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam RPP dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri, pendekatan saintifik, dan metode pembelajaran praktikum dan diskusi. RPP yang dirancang dapat dilihat pada Lampiran 1.3 halaman 116. LKS praktikum merupakan bagian dari RPP yaitu sebagai media pembelajaran. 2) Penyusunan LKS Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Sebelum menyusun LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing, peneliti melakukan optimasi terlebih dahulu untuk prosedur percobaan yang akan dilakukan dengan memanfaatkan limbah beralumunium yang terdapat pada kehidupan sehari-hari. Kemudian peneliti melakukan penyusunan LKS praktikum berbasis inkuiri dengan memperhatikan tahapan-tahapan inkuiri menurut Sanjaya (2007) yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. Dalam LKS praktikum yang dikembangkan siswa juga diberi kesempatan untuk merumuskan prosedur percobaan yang akan dilakukan, sedangkan topik, pertanyaan, dan bahan penunjang disediakan oleh guru sebagaimana tipe inkuiri terbimbing menurut Bonnstetter (Suyanti, 2010) dan Buck et al. (2008). Selain itu, LKS praktikum yang disusun dengan

33 mempertimbangkan syarat-syarat penyusunan LKS menurut Jenny dan Hendro (Widjajanti, 2008). LKS praktikum yang telah disusun kemudian divalidasi oleh dosen pembimbing sehingga didapat masukan terhadap LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang telah dibuat. Berdasarkan masukan-masukan yang didapat kemudian LKS praktikum direvisi sehingga didapatkan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang layak digunakan dalam kegiatan praktikum. 3) Penyusunan Instrumen Penelitian Instrumen yang dibuat pada tahap penyusunan produk awal adalah lembar observasi keterlaksanaan LKS praktikum, pedoman penilaian jawaban siswa, angket respon siswa, dan lembar penilaian LKS praktikum oleh guru. Instrumen-instrumen yang telah dibuat kemudian divalidasi oleh dosen pembimbing. Berdasarkan hasil validasi ditemukan kekurangan dan kesalahan, kemudian dilakukan revisi sehingga didapatkan instrumen penelitian yang dianggap layak digunakan. 2. Tahap Pengembangan Model Pada tahap pengembangan model, dilakukan uji coba terbatas pada LKS praktikum yang telah disusun. Kegiatan yang dilakukan dalam uji coba terbatas adalah uji keterlaksanaan LKS praktikum dalam kegiatan praktikum, penilaian jawaban siswa dalam LKS praktikum, penjaringan respon siswa, dan penjaringan penilaian guru. a. Uji Keterlaksanaan LKS Praktikum dalam Kegiatan Praktikum Uji keterlaksanaan LKS praktikum dilakukan pada kelas XI salah satu SMA Kota Bandung yang telah mempelajari materi prasyarat yang relevan dengan pembelajaran pada pokok materi reaksi oksidasi-reduksi berdasarkan perubahan biloks. Jumlah siswa dalam pelaksanaan penelitian ini sebanyak 24 siswa yang dibagi menjadi 8 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang. Data pengelompokkan siswa dapat dilihat pada Lampiran

34 3.2 halaman 200. Keterlaksanaan LKS praktikum dalam kegiatan praktikum diobservasi oleh delapan observer yang merupakan mahasiswa pendidikan kimia tingkat akhir di Universitas Pendidikan Indonesia. b. Penilaian Jawaban Siswa dalam LKS Praktikum Pada tahap ini dilakukan pemberian skor untuk setiap jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang terdapat dalam LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan. Penilaian terhadap jawaban siswa dilakukan untuk mengetahui lebih jauh mengenai keterlaksanaan LKS praktikum dilihat dari sejauh mana siswa mampu melakukan tahapan-tahapan inkuiri dengan benar, tahapan inkuiri yang mudah, dan tahapan inkuiri yang sulit dilakukan siswa. Sehingga dengan dilakukan penilaian jawaban siswa pada LKS praktikum dapat diketahui kekurangan dan kelebihan dari LKS praktikum yang dikembangkan. c. Penjaringan Respon Siswa Penjaringan respon siswa dilakukan setelah siswa melakukan praktikum menggunakan LKS praktikum yang dikembangkan. Penjaringan respon siswa bertujuan untuk mengetahui kualitas LKS praktikum berdasarkan respon siswa terhadap LKS praktikum dan respon siswa terhadap keterlaksanaan praktikum dengan menggunakan LKS praktikum yang dikembangkan. d. Penjaringan Penilaian Guru Penilaian terhadap LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan, dilakukan oleh guru kimia yang ada di SMA Kota Bandung. Daftar nama guru yang memberikan penilaian dapat dilihat pada Lampiran 3.3 halaman 201. Penjaringan penilaian guru bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kualitas LKS praktikum yang dikembangkan yaitu meliputi kualitas LKS praktikum berdasarkan aspek kesesuaian konsep dan kesesuaian tata bahasa dalam LKS praktikum. Setelah melakukan uji coba terbatas, maka diperoleh kekurangan dan kelebihan dari LKS praktikum yang dikembangkan. Kemudian berdasarkan

35 jawaban siswa dan saran penilaian guru, peneliti membuat saran revisi LKS praktikum apabila LKS praktikum akan diuji coba lebih luas. D. Instrumen Penelitian Pada penelitian ini, terdapat enam instrumen penelitian, yaitu lembar analisis LKS praktikum, pedoman wawancara, lembar observasi keterlaksanaan LKS praktikum, pedoman penilaian jawaban siswa, angket respon siswa, dan lembar penilaian guru. 1. Lembar Analisis LKS Praktikum Lembar analisisis LKS praktikum merupakan instrumen untuk menganalisis karakteristik LKS pada pokok materi reaksi oksidasi-reduksi yang tersedia pada beberapa bahan ajar di Kota Bandung. Komponen LKS praktikum yang dianalisis adalah alat dan bahan praktikum, serta jenis LKS praktikum. Lembar analisis LKS praktikum yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.1 halaman 114. 2. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara merupakan instrumen untuk mengetahui bahan ajar, keterlaksanaan praktikum, dan jenis LKS praktikum yang digunakan pada materi kimia di beberapa SMA Kota Bandung, khususnya pada pokok materi reaksi oksidasi-reduksi. Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.2 halaman 115. 3. Lembar Observasi Keterlaksanaan LKS Praktikum Lembar observasi merupakan instrumen untuk mengetahui keterlaksanaan tahapan inkuiri dalam LKS praktikum selama kegiatan praktikum. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini berupa observasi non pastisipatif yaitu observer (pengamat) hanya berperan dalam mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan. Keterlaksanaan tahapan inkuiri dalam LKS praktikum yang diobservasi selama kegiatan praktikum adalah keterlaksanaan menulis rumusan masalah, menulis hipotesis, menulis bahan yang akan digunakan, menulis alat yang akan digunakan, menulis rancangan prosedur percobaan,

36 melakukan percobaan, menulis jawaban pertanyaan pada analisis data, menuliskan perbandingan hipotesis dengan hasil analisis data percobaan, dan menulis kesimpulan. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.6 halaman 142. 4. Pedoman Penilaian Jawaban Siswa Pedoman penilaian terhadap jawaban siswa digunakan sebagai acuan dalam memberi skor terhadap jawaban siswa pada tugas-tugas dalam LKS praktikum untuk mengetahui kualitas keterlaksanaan tahapan inkuiri pada LKS praktikum. Keterlaksanaan tahapan inkuiri yang dinilai berdasarkan jawaban siswa yaitu keterlaksanaan merumuskan masalah, membuat hipotesis, memilih bahan yang digunakan, memilih alat yang digunakan, merancang percobaan, menuliskan hasil pengamatan, menganalisis data percobaan, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. Pedoman penilaian jawaban siswa yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.7 halaman 143. 5. Angket Respon Siswa Angket respon siswa merupakan instrumen untuk mengetahui kualitas LKS praktikum berdasarkan respon siswa sebagai pengguna LKS praktikum. Angket respon siswa terdiri dari dua buah angket, yaitu angket respon siswa terhadap LKS praktikum dan angket respon siswa terhadap keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS praktikum. Angket respon siswa terhadap LKS praktikum berupa pernyataan positif mengenai aspek kemenarikan dan aspek kepahaman kalimat dalam LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan. Sedangkan angket respon siswa terhadap keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS praktikum berupa pernyataan positif mengenai kemudahan dan kepuasan beberapa tahapan inkuiri pada LKS praktikum serta penggunaan LKS praktikum sebagai media dalam memahami konsep. Angket respon siswa yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.8 halaman 149. 6. Lembar Penilaian Guru

37 Lembar penilaian guru merupakan instrumen untuk menjaring informasi dari guru tentang kualitas LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan. Aspek penilaian dalam lembar penilaian guru dibuat berdasarkan modifikasi aspek yang perlu diperhatikan untuk mengetahui kualitas LKS yang baik menurut Hermawan (Widjajanti, 2008). Aspek yang dinilai pada lembar penilaian guru terdiri dari dua aspek penilaian, yaitu aspek kesesuaian konsep dan aspek kesesuaian tata bahasa. Indikator yang dinilai pada aspek kesesuaian konsep adalah indikator kebenaran konsep, indikator kedalaman konsep, indikator keluasan konsep, dan indikator kegiatan siswa. Sedangkan indikator yang dinilai pada aspek kesesuaian tata bahasa adalah indikator kejelasan kalimat, indikator kebahasaan, dan indikator penampilan fisik. Lembar penilaian guru yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.9 halaman 151. E. Prosedur Pengolahan Data Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data dari lembar analisis LKS praktikum dan hasil wawancara survei lapangan diolah secara kualitatif, sedangkan data dari lembar observasi keterlaksanaan LKS praktikum, lembar penilaian jawaban siswa, angket respon siswa, dan lembar penilaian guru diolah secara kuantitatif. Berikut ini adalah prosedur pengolahan data untuk data yang diolah secara kuantitatif : 1. Pengolahan Data dari Lembar Observasi Keterlaksanaan LKS Praktikum Pengolahan data dari lembar observasi keterlaksanaan LKS praktikum dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Pemberian skor Pemberian skor keterlaksanaan LKS praktikum pada lembar observasi dengan menggunakan skala Guttman yang tertera pada Tabel 3.1. Skala Guttman digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten.

38 Skor Tabel 3.1 Rubrik Pemberian Skor Keterlaksanaan LKS praktikum dengan skala Guttman Rubrik 0 Siswa tidak melaksanakan tahapan LKS dalam praktikum 1 Siswa melaksanakan tahapan LKS dalam praktikum (Riduwan, 2010) b. Pengolahan skor Pengolahan skor dari data lembar observasi dilakukan dengan mengikuti tahapan-tahapan yang dikemukakan oleh Riduwan (2010) sebagai berikut: 1) Menjumlahkan skor untuk setiap aspek penilaian keterlaksanaan tahapan inkuiri pada LKS praktikum. 2) Menentukan skor maksimal Skor maksimal = skor tertinggi x jumlah responden 3) Menghitung presentase skor untuk setiap aspek penilaian keterlaksanaan tahapan inkuiri pada LKS praktikum. 4) Menghitung rata-rata persentase skor untuk semua aspek penilaian keterlaksanaan tahapan inkuiri pada LKS praktikum. 5) Melakukan interpretasi skor data dari lembar observasi keterlaksanaan LKS praktikum. Kriteria interpretasi skor dari data observasi keterlaksanaan tahapan inkuiri pada LKS praktikum menggunakan kriteria interpretasi skor menurut Riduwan (2010) yang tertera pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Kriteria Interpretasi Skor Rentang persentase skor (%) Kategori 0 20 Sangat lemah 21 40 Lemah 41 60 Cukup 61 80 Kuat

39 81 100 Sangat kuat (Riduwan, 2010) 2. Pengolahan Data dari Jawaban Siswa Pengolahan data dari jawaban siswa terhadap tugas-tugas dalam LKS praktikum adalah sebagai berikut: a. Pemberian skor Pemberian skor seluruh jawaban siswa terhadap setiap tugas-tugas dalam LKS praktikum dengan menggunakan pedoman penilaian jawaban yang dapat dilihat pada Lampiran 1.7 halaman 143. b. Pengolahan skor Pengolahan skor dari data jawaban siswa terhadap tugas-tugas dalam LKS dilakukan dengan mengikuti tahapan-tahapan yang dikemukakan oleh Riduwan (2010) sebagai berikut: 1) Menjumlahkan skor seluruh jawaban siswa terhadap setiap tugas-tugas dalam LKS praktikum. 2) Menentukan skor maksimal jawaban siswa terhadap setiap tugas-tugas dalam LKS praktikum. 3) Menghitung presentase skor jawaban siswa terhadap setiap tugas-tugas dalam LKS praktikum. 4) Menghitung rata-rata persentase skor jawaban siswa terhadap semua tugas-tugas dalam LKS praktikum. 5) Melakukan interpretasi skor dari data jawaban siswa terhadap tugas-tugas dalam LKS praktikum.

40 Kriteria interpretasi skor dari data jawaban siswa terhadap tugas-tugas dalam LKS praktikum menggunakan tafsiran persentase skor pada Tabel 3.2. 3. Pengolahan data dari Angket Respon Siswa Pengolahan data dari angket respon siswa terhadap LKS praktikum dan terhadap keterlaksanaan praktikum dengan menggunakan LKS praktikum adalah sebagai berikut: a. Pemberian skor Pemberian skor untuk data dari angket respon siswa dengan menggunakan skala Likert, yaitu skor 4 untuk pernyataan sangat setuju (SS), skor 3 untuk pernyataan setuju (S), skor 2 untuk pernyataan tidak setuju (TS), dan skor 1 untuk pernyataan sangat tidak setuju (STS). b. Pengolahan skor Pengolahan skor dari data angket respon siswa dengan mengikuti tahapantahapan yang dikemukakan oleh Riduwan (2010) sebagai berikut: 1) Menjumlahkan skor seluruh responden pada setiap item pernyataan yang terdapat dalam angket respon siswa. 2) Menentukan skor maksimal Skor maksimal = skor tertinggi x jumlah responden 3) Menghitung presentase skor setiap item pernyataan yang terdapat dalam angket respon siswa. 4) Menghitung rata-rata persentase skor untuk semua item pernyataan yang terdapat dalam angket respon siswa. 5) Melakukan interpretasi skor dari data angket respon siswa

41 Kriteria interpretasi skor dari data angket respon siswa menggunakan tafsiran persentase skor pada Tabel 3.2. 4. Pengolahan Data dari Lembar Penilaian Guru Pengolahan data dari lembar penilaian guru terhadap aspek kesesuaian konsep dan aspek kesesuaian tatabahasa dengan mengikuti tahapantahapan yang dikemukakan oleh Riduwan (2010) adalah sebagai berikut: a. Pemberian Skor Pemberian skor pada setiap item penilaian dalam lembar penilaian guru dengan menggunakan skala Likert yang tertera pada Tabel 3.3. b. Pengolahan skor Tabel 3.3 Skor Penilaian Guru Berdasarkan Skala Likert No Jawaban Item Instrumen Lembar Penilaian Guru Skor 1 Sangat sesuai 4 2 Sesuai 3 3 Tidak sesuai 2 4 Sangat tidak sesuai 1 (Riduwan, 2010) Pengolahan skor dapat dilakukan dengan mengikuti tahapan-tahapan yang dikemukakan oleh Riduwan (2010) sebagai berikut: 1) Menjumlahkan skor seluruh responden pada setiap item penilaian. 2) Menentukan skor maksimal Skor maksimal = skor tertinggi x jumlah penilai 3) Menghitung presentase skor setiap item penilaian 4) Menghitung rata-rata persentase skor semua item penilaian 5) Melakukan interpretasi persentase skor dari data lembar penilaian guru Kriteria interpretasi persentase skor dari data lembar penilaian guru menggunakan tafsiran presentase skor pada Tabel 3.2.

42 F. Definisi Operasional 1. Pengembangan adalah proses, cara, atau perbuatan mengembangkan (Depdiknas, 2008) 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan sebagai panduan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah (Trianto, 2012). 3. Metode praktikum adalah metode pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau suatu proses (Djamarah dan Zain, 2010). 4. Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan bertanya dan mencari tahu (Suyanti, 2010) 5. Inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah salah satu tingkatan inkuiri. Pada tingkatan inkuiri ini, guru memberikan masalah yang akan diselidiki dan juga prosedur serta alat-alat yang digunakan untuk eksperimen tetapi siswa merencanakan sendiri prosedur yang akan digunakan dalam memecahkan masalah. Dalam proses belajar mengajar, siswa hanya memperoleh petunjuk-petunjuk yang bersifat membimbing seperlunya. (Buck et al., 2008) 6. LKS praktikum berbasis inkuiri adalah salah satu jenis LKS praktikum yang dapat membantu siswa agar mampu memecahkan masalah-masalah dan membangun hipotesis tentatif yang akan dijawab berdasarkan data hasil percobaan (Yamin, 2013)

43