RANCANG BANGUN TENAGA LISTRIK HYBRID UNTUK SUPLAY BEBAN PNERANGAN UMUM TYPE LED

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY (UPS) DENGAN ENERGI HYBRID (SUBJUDUL: HARDWARE) Abstrak

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

RANCANG BANGUN BECAK LISTRIK TENAGA HYBRID DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL PI-FUZZY (SUBJUDUL: HARDWARE) Abstrak

PORTABLE SOLAR CHARGER

Raharjo et al., Perancangan System Hibrid... 1

SEMINAR TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing: Imam Abadi, ST, MT Dr. Ir.Ali Musyafa MSc

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

RANCANG BANGUN SUATU SISTEM PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TENAGA SURYA SEBAGAI PENDUKUNG SUMBER PLN UNTUK RUMAH TANGGA BERBASIS MIKROKONTROLER.

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rancang Bangun Catu Daya Tenaga Surya Untuk Perangkat Audio Mobil

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU (ANGIN) UNTUK SISTEM PENERANGAN RUMAH TINGGAL

Perencanaan dan Pembuatan Modul Inverter 3 Phase Sebagai Suplai Motor Induksi Pada Pengembangan Modul Praktikum Pengemudi Listrik (Sub Judul Hardware)

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN SUATU SISTEM PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TENAGA SURYA SEBAGAI PENDUKUNG SUMBER PLN UNTUK RUMAH TANGGA BERBASIS MIKROKONTROLLER.

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Sumber energi di Indonesia (Overview Industri Hulu Migas, 2015)

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

Rancang Bangun Sistem Pengaturan Lampu Taman Menggunakan Tenaga Surya Melalui Kontroler Logika Fuzzy

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic

PENGGUNAAN TENAGA MATAHARI (SOLAR CELL) SEBAGAI SUMBER DAYA ALAT KOMPUTASI LAPORAN TUGAS AKHIR

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS TAHANAN DAN STABILITAS PERAHU MOTOR BERPENGGERAK SOLAR CELL

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

DESAIN SISTIM ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK LABORATORIUM LISTRIK DASAR

RANCANG BANGUN MINIATUR SISTEM KENDALI MOTOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM CATU DAYA OTOMATIS MENGGUNAKAN SOLAR CELL PADA ROBOT BERODA PENGIKUT GARIS

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat

PERANCANGAN SUMBER ENERGI HYBRID PADA ALAT MESIN PENGERING IKAN

SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

RANCANG SUPPLY K LISTRIK JURUSAN MEDAN AKHIR. Oleh : FABER HENDRA FRISKA VOREZKY

Desain dan Implementasi Tapped Inductor Buck Converter dengan Metode Kontrol PI pada Rumah Mandiri

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING

RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK

Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PENYIMPANAN ENERGI PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MIKROKONTROLLER AVR. Dosen Pembimbing

Pengaturan Switching Boost Converter Menggunakan Logika Fuzzy pada Sistem Solar Cell Sebagai Tenaga Alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada. kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter.

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN

PEMBUATAN SUMBER TENAGA LISTRIK CADANGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL, BATERAI DAN INVERTER UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA. Skripsi.

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

ABSTRACT. Keyword ; Rectifier and filter C, Buck Converter,inverter. vii

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Penelitian Terkait

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB III ANALISA SISTEM

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

ANALISA EFISIENSI MODUL SURYA 50 WATT PEAK PADA RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SEBAGAI ENERGI CADANGAN LAPORAN AKHIR

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MULTI-INPUT KONVERTER DC-DC PADA SISTEM TENAGA LISTRIK HIBRIDA PV/WIND

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

BAB I PENDAHULUAN. digunakan, dari mulai jam, perangkat portabel hingga mobil listrik yang mulai

PERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2012

Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENYIMPANAN BATERAI PADA DC POWER HOUSE

Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

Simulasi dan Analisis Konverter Kaskade Buck- Boost Dua Arah sebagai Pencatu Tegangan Inverter Motor Induksi pada Mobil Listrik

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

PROTOTYPE BOAT ENERGI SURYA MENGGUNAKAN SOLAR CELL LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi

Pengaturan Pencahayaan Ruangan Menggunakan Sinar Matahari

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TENAGA SURYA SEBAGAI CATU DAYA PADA SKUTER BERODA DUA SEIMBANG OTOMATIS UNIVERSITAS TELKOM

STRATEGI PENGHEMATAN DAYA DENGAN PEMBUATAN ALAT MONITORING PENGGUNAAN DAYA LISTRIK SECARA DETAIL MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN LAMPU PENERANGAN UMUM DENGAN SUMBER ENERGI MATAHARI DI DAERAH LOKASI PENGUNGSIAN GUNUNG SINABUNG

Perancangan dan Implementasi Multi-Input Konverter Buck Untuk Pengisian Baterai Menggunakan Panel Surya dan Turbin Angin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Pemecahan masalah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA : STUDI PARAMETER TEKNOLOGI HYBRID KOLEKTOR SEL SURYA SEBAGAI TEKNOLOGI PENGERING HASIL PANEN ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal

RANCANG BANGUN BATTERY CHARGE CONTROLLER DUAL SUMBER SUPLAI BEBAN DENGAN PLTS DAN PLN BERBASIS MIKROKONTROLER

Transkripsi:

RANCANG BANGUN TENAGA LISTRIK HYBRID UNTUK SUPLAY BEBAN PNERANGAN UMUM TYPE LED Hasmiansyah P 1,Ir Yayahya Chusna Arief, MT 2, Ir.Suryon, MT, 3 (1)Mahasiswa Jurusan Elektronika Industri, (2)(3) Dosen Pembimbing Program Diploma IV Lintas Jalur Jurusan Elektronika Industri Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111 Telp : (+62)-31-5947280, Fax : (+62)-31-5946114 ABSTRACT Energy demand in Indonesia on particular and generally in the world always continues to increase because the population, economy and energy consumption will be pattern. It would be requires the alternative energy in order to save the energy from the threat of scarcity (extinct). The capacity of solar cells used 50 watt-peak of 2 (two) in parallel with the intention of enlarging the output current. While the output voltage of the vertical windmill reach for + 13 Vdc. Both of the output voltage is stored at batteries 12 Vdc 10 AH. The output voltage of the vertical windmill and solar cell is able to provide 2 Ampere charging current to the batteries. Time of charging process carried out during 4-5 hours. The system is used to supply the load in street lamp with 5-9 Volt dc supply and total power is 18 Watt. Therefore, it required a Buck Converter. Key words: Solar cell, Vertical Windmill, a series of Buck Converter, Accumulator. ABSTRAK Kebutuhan energi di Indonesia pada khususnya dan umumya di dunia terus meningkat karena pertambahan penduduk, ekonomi, dan pola konsumsi energi. maka diperlukan energi-energi alternatif dalam rangka menyelamatkan energi dari ancaman kelangkaan (punah). Kapasitas sel surya yang digunakan sebesar 50 watt-peak sebanyak 2 (dua) dipasang paralel dengan maksud memperbesar arus keluarannya. Sedangkan tegangan keluaran dari vertical windmill mencapai sebesar + 13 Vdc. Tegangan keluaran keduanya disimpan pada baterai 12 Vdc 10 AH. Tegangan keluaran dari vertical windmill dan solar cell mampu memberikan arus pengisian sebesar 2 Ampere ke baterai. Proses pengisian baterai dilakukan selama 4-5 jam. Sistem ini digunakan untuk mensuplai beban berupa lampu penerangan jalan dengan tegangan suplai sebesar 5-9 Vdc dan daya total sebesar 18 Watt. Oleh karena itu, dibutuhkan rangkaian Buck Converter. Kata kunci: Solar cell, Vertical Windmill, rangkaian Buck Converter, Accumulator. 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan energi di Indonesia dan di dunia terus meningkat karena pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pola konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sedangkan energi fosil yang selama ini merupakan sumber energi utama seperti bahan bakar ketersediaannya sangat terbatas dan terus mengalami deplesi (depletion: kehabisan, menipis). Proses alam memerlukan waktu lama untuk dapat kembali menyediakan energi fosil,dan untuk masalah penerangan atau pencehyaan Sejak dimulainya peradaban hingga sekarang, manusia meciptakan cahaya hanya dari api,walaupun lebih banyak sumber panas daripada cahaya. Di abad ke 21 ini kita masih menggunakan prinsip yang sama dalam menghasilkan panas dan cahaya melalui lampu pijar. Hanya dalam beberapa dekade terakhir produk-produk penerangan menjadi lebih canggih danberaneka ragam. Hampir kebanyakan pengguna energi komersial dan industri peduli penghematan energi dalam sistim penerangan. Seringkali, penghematan energi yang cukup berarti dapat didapatkan dengan investasi yang minim dan masuk akal. Mengganti lampu uap merkuri atau sumber lampu pijar dengan logam halida atau sodium bertekanan tinggi akan menghasilkan pengurangan biaya energi dan meningkatkan jarak penglihatan. Memasang dan menggunakan kontrol foto, pengaturan waktu penerangan, dan sistim manajemen energi juga dapat memperoleh penghematan

yang luar biasa. Walau begitu, dalam beberapa kasus mungkin perlu mempertimbangkan modifikasi rancangan penerangan untuk mendapatkan penghematan energi yang dikehendaki. Penting untuk dimengerti bahwa lampu-lampu yang efisien, belum tentu merupakan sistim penerangan yang efisien. Namun terkait dengan efisien, tentunya kita memilih bagaimana sebenarnya lampu yang memberikan penerangan bagus namun hemat. Hemat di sini tentunya harus tetap elegan untuk dinikmati. Pemanfaatan. Berbagai jenis lampu tentunya kita ketahui seperti lampu pijar, lampu neon, lampu LED dan lain-lain. Namun kalau diamati lampu pijar memiliki tingkat panas yang cukup tinggi, berarti mengambil daya listrik yang cukup banyak. Sedangkan neon dan LED memiliki tingkat menggunakan daya listrik cukup rendah. Jika dengan membandingkan harga beli sepertinya memang lebih murah lampu pijar yang banyak beredar di masyarakat kita. Jika dibandingkan keduanya neon dan LED, tentunya LED lebih unggul dalam perhitungan penghematan. Tingkat lama bertahannya LED lebih lama karena terbuat dari solid state component, LED yang kecil-kecil namun menyatu menghasilkan cahaya, dibanding dengan lampu neon apalagi lampu pijar, sekali pecah sudah tidak mampu dipakai. Jika gas di dalam lampu tersebut habis sudah tidak bisa mengantarkan listrik yang menghasilkan cahaya.keceptan angin dapat dimanfaatkan untuk memutar poros kincir angin dan menggerakan genator sehingga membangkitkan tegangan. Pemanfaatan gerak dan panas matahari merupakan satu diantara sumber energi yang dapat di manfaatkan untuk membangkitkan energi listrik. Selain tersedia secara gratis pemanfaatan energi gerak dan matahari sebagai salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan manusia terhadap energi batubara, minyak bumi dan gas alam yang pada kenyataan sulit untuk diperbaharui. 1.2 Tujuan Proyek Akhir ini bertujuan untuk membuat sistem tenaga listrik hybrid untuk suplay beban penerangan jalan umum type led sebagai energi alternatif yang terbaharukan untuk mensuplai lampu penerangan jalan dengan daya total sebesar 18 watt. 1.3 Perumusan Masalah. 1. Menentukan tegangan beban dan daya pada beban lampu led. 2. Menentukan tengangan keluaran dari kincir angin. 3. Menentukan berapa daya WP pada solar cell yang akan di gunakan di proyek akhir ini. 4. Dan pembuatan buck converter yang di gunakan untuk menurunkan tegangan hingga mendaptkan sesuai kebutuhan tegangan beban (LED) 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah di proyek akhir ini adalah: 1. Pembangkit listrik berasal dari kincir angin dan solar cell. 2. Kontrol PWM dengan mikrokontroler ATMega16 3. Baterai yang digunakan bertegangan 12V/10Ah 1.5 Perancangan Sistem Dalam pengerjaan Proyek Akhir ini diperlukan suatu metode untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk itu, penulis merencanakan suatu langkah-langkah yang dapat memaksimalkan dalam pelaksanaan pengerjaan Tugas Akhir ini. Rancangan metodologi proyek akhir yang akan dibuat sebagai berikut : 3.1. PERANCANGAN SISTIM Dalam membangun sistem Rancang Bangun Pembangkit Listrik Hybrid Dengan Memanfaatkan Energi Matahari Dan Angin Untuk Sistem Penerangan jalan umum di daeradaera yang tidak terjankau PLN dibutuhkan beberapa bagian pendukung seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. 2

Maka kapasitas sel surya yang dibutuhkan adalah : 3.2.3 Mikrokontroler ATMEGA16 Gambar3.1 Diagram blok Penjelasan secara umum dari block diagram sistim diatas adalah: 1. Pada blok kotak di atas adalah bagian yang berisi tentang hardware sebagai pembangkit untuk beban PJU yang menggunakan beban lampu led. 2. Fungsi dari mikrokontroler digunakan untuk control RTC dan PWM yang digunakan untuk pengaturan autput pengaturan buck konverter 3.2 Perancangan dan Pembuatan Perangkat Keras Perangkat keras ini dibuat suplay sistim dapat bekerja dengan baik, perangkat keras tersebut meliputi: 3.2.1 Konverter buck Pada sistem ini, konverter buck digunakan untuk menurunkan tegangan keluaran dari horizontal windmill yang bernilai sekitar 50V ke 14V. Penggunaan konverter buck ini karena tegangan keluaran dari horizontal windmill bersifat fluktuatif (selalu berubah) berdasarkan perubahan kemampuan angin untuk memutar generator DC yang terdapat pada horizontal windmill. 3.2.2 Sel surya (Solar Cell) Pada proyek akhir ini dipilih sel surya dengan spesifikasi daya maksimum 50W sebanyak 2 (dua) buah dipasang paralel. Hal ini dilakukan dengan maksud memperbesar arus keluaran dari sel surya (pasang parallel). Namun sebenarnya dalam perancangan secara teoritis dibutuhkan sel suryadengan kapasitas 50 WP. Perhitungan kapasitas ini berdasarkan kebutuhan dari pengisian baterei yang berkapasitas 10 Ah yang dipasang paralel. Mikrokontroler adalah otak dari kerja keseluruhan sistem. Pada proyek akhir ini digunakan mikrokontroler jenis ATMEGA16 yang memiliki 4 port yang masing-masing 8 bit. Pada sistem ini mikrokontroler memproduksi sinyal PWM untuk switching konverter buck-boost dan konverter buck serta membaca tegangan yang dihasilkan untuk dijaga nilainya. 3.2.4 RANGKAIAN TOTEMPOLE Rangkaian totempole digunakan sebagai kopling antara mikrokontroler dengan konverter DC-DC karena mikrokontroler tidak mampu mengendalikan konverter secara langsung. Sekaligus sebagai rangkaian pengaman untuk mikrokontroler jika terjadi masalah pada sisi konverter. Pada Tugas Akhir ini akan dibuat 2 (dua) buah rangkaian Totempole, masing-masing untuk konverter buck dan konverter buckboost. 3.3 Mencari tegangan solar cell yang digunakan Diketahui beban sebesar 7 vol dan acu yang digunkan 12 V 10 AH Ditanya Sollar cell yang di gunakan? Jawab 85% pin pout pin po 18,75 18,52 53w o,85 Asumsi pemakaian 12 jam

I pin 15,75 1, a vaki 12 54 Accu yang di gunakan 1,54.12 Asumsi Pengecasan jam 9-14.00 (5 jam) Rangkaian totempole dan optocoupler digunakan sebagai buffer sinyal input yang dihasilkan oleh mikrokontroler dan digunakan untuk mengendalikan converter. Gambar Rangkaian optocoupler dan totempole dipelihatkan pada gambar 4.2 Asumsi Rektifier 90% efisiensi pout pin po V. I 14 2 pin 31, 1w 0.9 Solar cell 50 wp 4.1. PENGUJIAN MIKROKONTROLER 4.1.1. Pengujian Port Mikrokontroler Pengujian pada port mikrokontroler dilakukan untuk mengetahui apakah mikrokontroler dapat berjalan dengan baik atau tidak. Pengujian dilakukan dengan memberikan logika- logika pada port melalui program dan mengeceknya degan multitester. Atau dengan cara yang mudah, yaitu dengan menguji port dengan memasang LCD, karena LCD menggunakan hampir semua bit pada port. Bentuk fisik minimum system AT MEGA16 terllihat seperti pada Gambar 4.1. Gambar 4.1. Minimum system ATMEGA 16 4.2 Pengujian Rangkaian Totempole Dan Optocoupler Gambar 4.2 Rangakaian Optocoupler Dan Totempole VCC + 12 Volt Port Sinyal Keluaran Totempole Port Sinyal Input Gambar 4.3 Bentuk Fisik Optocoupler Dan Totempole Pengujian rangkaian totempole digunakan untuk mengetahui kualitas sinyal yang keluar dari totempole apakah mampu mewakili sinyal input yang dihasilkan oleh mikrokontroler. Karena apabila terdapat perubahan duty cycle pada output totempole maka akan menyebabkan sulitnya kontroler bekerja. Sehingga kestabilan tegangan output yang dihasilkan oleh converter akan berkurang. Pada totempole yang diseri dengan bagian optocoupler dipasang aktif high, jadi duty cycle dari output totempole adalah sama dari input optocoupler karena pada bagian LED optocoupler di drive dengan aktif high. Hal ini berarti bahwa LED akan menyala saat input logika yang diberikan pada rangkaian bernilai 4

1 atau high. Gambar gelombang tegangan input-output rangkaian totempole dan opto coupler terlihat seperti pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 bentuk gelombang dengan duty cycle 50% Gambar 4.5 bentuk gelombang dengan duty cycle 60% Gambar 4.6 bentuk gelombang dengan duty cycle 70% Gambar 4.7 bentuk gelombang dengan duty cycle 80% Pengamatan oscilloscope pada gambar 4.4, 4.5, 4.6, dan 4.7 menggunakan pengaturan Volt/div sebesar 0,2 V dan Time/div 10µs. Kesimpulan Setelah dilakukan proses perencanaan, pembuatan, pengujian alat, analisa, serta membandingkan dengan teoriteori penunjang, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu: 1. Potensi angin di sekitar PENS-ITS kurang maksimal untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dengan metode vertical windmill. Karena kecepatannya yang sering berubah secara signifikan (kecepatan tertinggi untuk mendapatkan arus keluaran sebesar 1,75 A terjadi selama 10 detik dalam setiap menitnya) sehingga tidak dapat memutar kincir angin secara kontinyu. 2. Dari perhitungan yang di inginkan untuk menggunkan solar cell yang di butuhkan,tapi yang sesuai di lapangan atau di sekitar kampus Di gedung D4 PENS tidak dapat memenuhin tegngan yang sesuai perhitungan. 5.2 Saran Selama proses pembuatan proyek akhir ini tentunya tidak lepas dari berbagai macam kekurangan dan kelemahan terutama pada peralatan yang telah dibuat. Saran dari penulis untuk dijadikan refrensi tahun berikutnya sehingga selalu ada pembenahan dan perbaikan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk melahirkan inovasi baru. 1.Desain dan pembuatan vertical windmill menggunakan bahan yang sangat ringan dan kuat serta rugi-rugi mekanik yang sangat kecil akan meningkatkan kecepatan kincir dan mampu menghasilkan daya yang sangat besar. 2.Desain untuk penggunaan solar cell supya mendapatkan energi yang maksimal supaya mendapatkan yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA [1].Muhammad H Rasyid, Rangkaian Elektronika Daya,Devices,dan Aplikasinya, Jakarta,1999. [2]. D.Petruzella, Frank, Elektronik Industri, Andi, Yogyakarta, 2001. [3] Daniel W. Hart, Introduction to Power Electronics, Prentice-Hall International, International Edition, 1997.

[4] P.J. Randewijk, Inductor Design, 2006. [6].Kadir Abdul, ENERGI SUMBER DAYA, INOVASI, TENAGA LISTRIK DAN POTENSI EKONOMI Edisi Kedu, cetakan pertama tahun Bab V Energi Angin, hal 216,1995. [7].www.uoguelph.ca~antoon, B.J.G. Hamermaart 2000, Motorcycle Battery Charger, Translated by Tony Van Roon, August 2001. [8].NITTETSU ELEX CO., LTD.,NS Cycle Tester (Accumulator Charge and Discharge Test System), Japan. [9].Peter Keusch, Electrochemistry Lead Acid Baterry (Model), University of Regensburg, http://www.google.com. [10].Jatmiko Adi M., TEKNIK PEMAKAIAN BATTERY UNTUK MEMPERPANJANG MASA OPERASI SEPEDA MOTOR LISTRIK, Proyek Akhir 2006 6