BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. 1 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seluruh Indonesia. Aset daerah merupakan sumber daya yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia. ayat (6) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dengan diberlakukannya otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang

BAB. I PENDAHULUAN. Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa: Pengelolaan Barang Milik Daerah

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR /UN40/HK//2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Idealnya Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) mendapatkan opini

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. negara. Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2003 dalam Pasal 1 menyatakan

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR /UN40/HK/2017 TENTANG PENGHAPUSAN BARANG MILIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. menyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan oleh pemerintah dan oleh masyarakat.

SALINAN NO : 14 / LD/2009

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah pemerintahan akan saling terkait fungsinya guna memperjuangkan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 169/PMK.06/2010 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA PADA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi akan berjalan lancar apabila disertai dengan administrasi yang baik

PROVINSI PAPUA BUPATI MERAUKE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERAUKE NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PENGENDALIAN INTERNAL BARANG MILIK DAERAH (BMD) PADA DINAS PPKAD KABUPATEN TEGAL

BAB I INTRODUKSI. Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang, konteks riset, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan khususnya dalam memberikan pelayanan

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

SALINAN TENTANG. Nomor. Dan Pelabuhan Bebas. Batam; Mengingat. Pemerintah

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 NOMOR : 4

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun menyebutkan bahwa Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. prinsip- prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mewujudkan suatu tata kelola pemerintahan yang baik

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BAB I PENDAHULUAN. Bagian Pendahuluan ini akan menguraikan rencana penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. akuntabel, dalam hal ini adalah tata kelola pemerintahan yang baik (good

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

MENTERI KEUANGAN ' REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4/PMK.06/2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES,

PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PUNCAK JAYA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 2 Tahun 2018 Seri E Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Permasalahan Kapitalisasi Aset Tetap Pada Instansi Pemerintah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

2016, No diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peratura

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2009 NOMOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/ DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Diterbitkannya Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 3 TAHUN 2007

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENJUALAN KENDARAAN PERORANGAN DINAS TANPA MELALUI LELANG. sinarmedia-news.com

QANUN KABUPATEN ACEH TENGGARA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Bumi, air, dan ruang di angkasa, termasuk kekayaan alam yang

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI UTARA NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengelolaan aset/barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, bukan semata hanya masalah administratif, tetapi lebih menekankan pengelolaan barang milik daerah yang harus mengedepankan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi dan keefektifan serta menciptakan nilai tambah. Oleh karena itu, pengelolaan barang milik daerah harus dilaksanakan atas dasar asas fungsional, kepastian hukum, transparansi, efisiensi, akuntabel dan kepastian nilai. Pengelolaan aset yang tidak berjalan dengan baik, akan memberi dampak pada melemahnya pencapaian PAD serta kinerja laporan keuangan daerah. Secara umum terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi hampir semua pemerintah daerah terkait dengan pengelolaan aset daerah, seperti inventarisasi, penilaian, penatatausahaan dan pelaporan yang belum efektif. Di samping itu, pembukuan penambahan aset, dan pemanfaatan juga belum optimal, serta masih rendahnya kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Penambahan maupun pengurangan aset daerah seringkali tidak diikuti dengan pengelolaan aset dengan baik, karena berbagai alasan, seperti masalah keterbatasan SDM, serta hilangnya dokumen-dokumen penting akibat seringnya mutasi pejabat/staf. Selain itu, belum dilaksanakannya sensus barang, juga 1

2 berpengaruh terhadap penilaian aset daerah untuk penyajian neraca laporan keuangan pemerintah daerah. Penilaian aset sangat penting bukan saja dalam rangka penyajian neraca daerah, tetapi secara praktis memiliki hubungan langsung dengan pelaksanaan penghapusan dan pemindahtanganan aset/barang milik daerah yang dilelang/dijual. Penghapusan barang milik daerah dari daftar inventaris barang bertujuan untuk membebaskan pengguna, kuasa pengguna, dan/atau pengelola dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya. Setelah proses penghapusan dilakukan, selanjutnya diikuti dengan proses pemindahtanganan. Pemindahtanganan dilakukan dengan beberapa metoda, yaitu metoda pelelangan, penjualan, dan pemusnahan. Pada Tahun Anggaran 2011 dan 2012, Pemerintah Kota Bitung telah melaksanakan penghapusan kendaraan dinas perorangan dan kendaraan dinas jabatan/operasional. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bitung (LKPD) Tahun Anggaran 2012, BPK memberikan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan paragraf catatan atas beberapa temuan. Salah satu temuan BPK adalah masalah pengelolaan aset, khususnya yang terkait dengan penghapusan dan pemindahtanganan aset/barang milik daerah yang belum sesuai dengan ketentuan. Permasalahan yang terjadi terkait penghapusan dan pemindahtanganan aset di lingkungan Pemerintah Kota Bitung antara lain prosedur yang tidak dilakukan dalam proses pemindahtanganan seperti, kesalahan penetapan

3 katagori/jenis kendaraan dinas yang dilelang/dijual, kesalahan dokumen kendaraan yang dihapus, penentuan nilai (harga jual) bukan oleh penilai, penentuan harga jual hanya mempertimbangkan persentase yang ditetapkan atas harga pasar yang berlaku dan tidak didokumentasikan. Kondisi tersebut mengakibatkan. 1. Disiplin pengelolaan BMD atas penghapusan aset kendaraan sebesar Rp3.176.071.999 tidak tercapai. 2. Pemerintah Kota Bitung tidak memperoleh harga yang paling menguntungkan daerah. 3. Realisasi lain-lain PAD yang Sah tidak dapat diyakini kewajarannya sebesar Rp553.027.500. Masalah ini dipandang sulit untuk dilakukan telusur kebenaran dan keandalannya dalam pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bitung Tahun 2012. Dari fenomena yang telah diuraikan di atas, penelitian ini fokus pada penilaian aset dalam rangka penentuan harga jual kendaraan dinas yang dihapus pada Sekretariat Daerah Kota Bitung Tahun 2012, dengan menggunakan metoda yang sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah belum diterapkannya ketentuan dan standar penilaian aset/barang milik daerah dalam penghapusan kendaraan dinas yang dilaksanakan Pemerintah Kota Bitung pada tahun 2012. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka pertanyaan penelitian ini yakni:

4 1. Bagaimana penilaian kendaraan dinas yang dilakukan Pemerintah Kota Bitung dalam proses penghapusan tahun 2012? 2. Berapa nilai kendaraan dinas yang dihapus tahun 2012 jika ditentukan berdasarkan penilaian yang sesuai standar dan ketentuan yang berlaku? 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai manajemen aset khususnya pengelolaan barang milik daerah telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Hasil-hasil penelitian tersebut memiliki spesifikasi sendiri-sendiri, karena di samping lokasi dan waktunya berbeda, fokus yang menjadi objek penelitian serta variabel-variabel yang diamati juga tidak sama. Terdapat beberapa penelitian terdahulu mengenai penilaian aset pemerintah serta penelitian mengenai penghapusan barang milik daerah yang menginspirasi penelitian ini. Riadi (2007) melakukan penelitian tentang Penilaian Aset (tanah dan Bangunan) Pemerintah Daerah (Studi pada Mess Saijaan Kabupaten Kotabaru). Penelitian ini bertujuan melakukan penilaian aset tanah dan bangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Kotabaru dengan menggunakan metoda pendekatan perbandingan data pasar, metoda pendekatan biaya, dan metoda pendekatan pendapatan, kemudian membandingkan hasil penilaian aset tanah dan bangunan pada neraca daerah yang menggunakan metoda historis atau harga perolehan. Hasil penilaian yang dibandingkan menunjukkan terdapat perbedaan antara hasil penilaian yang dilakukan dengan metoda historis dan penilaian dengan tiga pendekatan, kemudian yang dijadikan dasar hanya dua pendekatan yaitu pendekatan data pasar dan pendekatan biaya.

5 Al-Hasni (2012) melakukan penelitian tentang Evaluasi Sistem dan Prosedur Penghapusan Barang Milik Daerah di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2012. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pelaksanaan sistem dan prosedur penghapusan barang milik daerah Kabupaten Lombok Tengah telah sesuai dengan PP No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, dan Permendagri No. 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Namun demikian dalam pelaksanaannya belum optimal karena penatausahaan aset daerah tidak tertib dan informasi mengenai sejarah aset tidak utuh, sehingga proses penghapusan aset daerah tidak berjalan optimal. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, yaitu, Sumber Daya Manusia (SDM), perbedaan kepentingan, perbedaan persepsi terhadap kebijakan, tidak berjalannya fungsi kontrol/pengawasan, dan kurangnya koordinasi antarelemen terkait. Subagyo (2013) melakukan penelitian tentang Penghapusan dan Pelaksanaan Lelang Barang Milik Perseroan Terbatas Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., Cabang Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penghapusan dan lelang barang milik PT. BNI (persero) Tbk. cabang Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis empiris yaitu penelitian yang didasarkan pada penelitian lapangan guna memperoleh data primer. Untuk menunjang dan melengkapi data yang ada maka dilakukan penelitian kepustakaan guna memperoleh data sekunder. Data primer didapat dari penelitian lapangan dengan cara wawancara dan penyebaran angket, data sekunder diperoleh dari bahan-bahan hukum primer, sekunder, tersier yang diperoleh melalui penelitian

6 kepustakaan. Penelitian ini menggunakan metoda non random sampling artinya tidak memberikan kesempatan yang sama pada setiap populasi untuk dipilih sebagai sampel, sedangkan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metoda purposive sampling. Hasil penelitian Subagyo (2013) menunjukkan bahwa pelaksanaan penghapusan barang milik Perseroan Terbatas Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. cabang Yogyakarta yang merupakan bank BUMN yang berbentuk persero terbuka dan telah mempunyai peraturan sendiri maka yang berlaku adalah buku pedoman perusahaan nomor IN/PP/001/UMM tanggal 18 Maret 2010, penghapusan dilakukan melalui tahap-tahap; penelitian terhadap barang inventaris, pengajuan usulan pelepasan, persetujuan pelepasan yang ditindak lanjuti dengan penetapan panitia pelepasan, kemudian panitia melaksanakan pelepasan dengan penjualan melalui penunjukan langsung dan melalui lelang. Setelah barang terjual selanjutnya dihapus dalam neraca. Pelaksanaan lelang barang milik PT. BNI, Tbk melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta, yang meliputi permohonan, pengumuman, pelaksanaan dan penetapan pemenang lelang setelah didapatkan penawar dengan harga tertinggi di atas harga limit. Hal ini sesuai dengan ketentuan PMK nomor 93/PMK.06/2010 dan peraturan Dirjen KN nomor PER-03/KN/2010. Penilaian barang hanya berupa perkiraan nilai nominal barang didasarkan pada penilaian nilai ekonomis. Tidak dirinci dalam hasil penelitian ini proses penilaian untuk penentuan limit harga jual/lelang. Pemindahtanganan dilakukan dengan cara penjualan (pelelangan, penjualan dengan cara pemilihan langsung dan penunjukan

7 langsung), tukar menukar, ganti rugi, aktiva tetap dijadikan penyertaan modal dan cara lain. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu mempunyai kesamaan dengan penelitian ini, yakni meneliti tentang aset pemerintah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu pada fokus penelitian, alat analisis dan kondisi objek penelitian. Penelitian ini berbeda dari penelitianpenelitian terdahulu yang kebanyakan meneliti aset tanah dan/atau bangunan. Dalam penelitian ini, dilakukan penilaian terhadap aset kendaraan dinas dengan menggunakan salah satu pendekatan penilaian sesuai standar penilaian yang berlaku yaitu pendekatan nilai pasar dengan metoda perbandingan data pasar. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. menganalisis penilaian kendaraan dinas yang dilakukan Pemerintah Kota Bitung dalam penghapusan tahun 2012; 2. melakukan penilaian kendaraan dinas yang dihapus tahun 2012 sesuai dengan ketentuan dan standar penilaian yang berlaku. 1.3.2 Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang penilaian aset pemerintah daerah, khususnya penilaian aset dalam penghapusan dan pemindahtanganan kendaraan dinas. Selain itu, juga sebagai masukan dan informasi kepada

8 pemerintah dan masyarakat Kota Bitung tentang pentingnya penetapan nilai wajar yang sesuai dengan ketentuan dalam penghapusan dan pemindahtanganan aset, guna menjamin kebenaran dan keandalan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, sehingga dapat memberikan nilai manfaat terbaik bagi pendapatan asli daerah dan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang kredibel, akuntabel dan transparan; 2. menjadi referensi dan perbandingan bagi calon peneliti lain yang memiliki ketertarikan pada penelitian di bidang manajemen aset daerah. 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri atas lima bab. Bab I Pengantar, memuat tentang latar belakang, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori, menguraikan tentang tinjauan pustaka, landasan teori dan metodologi penelitian. Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan merupakan bab yang memuat hasil penelitian yang ditemukan dan analisis data yang dikumpulkan. Bab IV Kesimpulan dan Saran, berisikan uraian singkat mengenai kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, menyampaikan saran kepada pihak terkait sehubungan dengan hasil penelitian, dan menguraikan keterbatasan dalam penelitian.