IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN UMUM

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

ARAHAN LOKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI KAWASAN PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR TUGAS AKHIR

BAB IV GAMBARAN UMUM

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

BAB IV GAMBARAN UMUM

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomor kep.

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Analisis dan Tinjauan Makro Perekonomian Kabupaten Bima

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Analisis Isu-Isu Strategis

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

Transkripsi:

48 IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU 4.1 Geografi dan Pemerintahan 4.1.1 Geografi Secara geografi Kabupaten Kepulauan Aru mempunyai letak dan batas wilayah, luas wilayah, topografi, geologi dan iklim (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009) sebagai berikut: 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kepulauan Aru menurut Astronomi terletak antara 5º sampai 8º Lintang Selatan dan 133,5º sampai 136,5º Bujur Timur. Adapun letaknya menurut geografis dibatasi sebagai berikut : Sebelah Selatan : Laut Arafura Sebelah Utara : Bagian Selatan Irian Jaya Sebelah Timur : Bagian Selatan Irian Jaya Sebelah Barat : Bagian Timur Pulau Kei Besar dan Laut Arafura 2. Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Aru mempunyai luas ± 55.270,22 Km 2 dengan luas daratan ± 6.425,77 Km². 3. Topografi Kepulauan Aru pada umumnya datar dan berawa-rawa. 4. Geologi Kepulauan Aru terbentuk atau tersusun dari tanah dan batuan yang tercatat sebanyak dua jenis tanah (Podzolik dan Rensina) dan lima jenis batuan (Neogen, Aluvium Undak, Terumbul Coral, Paleozoikum dan Seklis Habluk) (Peta Geologi Indonesia 1965, diacu dalam BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2009). 5. Iklim Kabupaten Kepulauan Aru dipengaruhi oleh Laut Banda, Laut Arafura dan Samudera Indonesia juga dibayangi oleh Pulau Irian di Bagian Timur dan Benua Australia di Bagian Selatan, sehingga sewaktu-waktu terjadi perubahan. a. Musim 1) Keadaan musim teratur, Musim Timur berlangsung dari bulan April sampai Oktober. Musim ini adalah Musim Kemarau. Musim Barat berlangsung dari bulan Oktober sampai Februari. Musim hujan pada bulan Desember sampai Februari dan yang paling deras terjadi pada bulan Desember dan Februari. 2) Musim Pancaroba berlangsung dalam bulan Maret atau April dan Oktober atau November. 3) Bulan April sampai Oktober, bertiup Angin Timur Tenggara. Angin kencang bertiup pada bulan Januari dan Februari diikuti dengan hujan deras dan laut bergelora.

49 4) Bulan April sampai September bertiup Angin Timur Tenggara dan Selatan sebanyak 91% dengan Angin Tenggara dominan 61%. 5) Bulan Oktober sampai Maret bertiup Angin Barat Laut sebanyak 50% dengan Angin Barat Laut dominan 28%. b. Tipe Iklim Berdasarkan klasifikasi Agroklimat Kepulauan Aru terbagi dalam dua Zona Agroklimat C2 yaitu bulan basah sebanyak 5-6 bulan dan bulan kering sebanyak 2-3 bulan (Oldeman, Irsal, Muladi 1981, diacu dalam BPS Kabupaten Kepulauan Aru 2009). 4.1.2 Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Aru merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara pada tahun 2003. Kabupaten Kepulauan Aru saat ini membawahi tujuh kecamatan yaitu: 1. Kecamatan P.P. Aru 2. Kecamatan Aru Utara 3. Kecamatan Aru Tengah 4. Kecamatan Aru Tengah Timur 5. Kecamatan Aru Tengah Selatan 6. Kecamatan Aru Selatan 7. Kecamatan Aru Selatan Timur Kecamatan P.P. Aru dengan ibukota Dobo membawahi 15 Desa (4 Anak Desa) dan 2 Kelurahan, Kecamatan Aru Utara dengan ibukota Marlasi membawahi 28 Desa (1 Anak Desa), Kecamatan Aru Tengah dengan ibukota Benjina membawahi 23 Desa (4 Anak Desa), Kecamatan Aru Tengah Timur dengan ibukota Koijabi membawahi 13 Desa, Kecamatan Aru Tengah Selatan dengan ibukota Longgar membawahi 7 Desa, Kecamatan Aru Selatan dengan ibukota Korpui membawahi 19 Desa (1 Anak Desa) dan Kecamatan Aru Selatan Timur dengan ibukota Meror membawahi 12 Desa (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Nama-nama ibukota kecamatan, jumlah desa induk, anak desa serta kelurahan pada tahun 2008 tersaji pada Tabel 2.

50 Tabel 2 Nama-nama Ibukota Kecamatan, Banyaknya Desa Induk, Anak Desa dan Kelurahan menurut Kecamatan Banyaknya Kecamatan Ibukota Desa Induk Anak Desa Kelurahan 1. P.P. A r u Dobo 15 4 2 2. Aru Utara Marlasi 28 1-3. Aru Tengah Benjina 23 4-4. Aru Tengah Timur Koijabi 13 - - 5. Aru Tengah Selatan Longgar 7 - - 6. Aru Selatan Korpui 19 1-7. Aru Selatan Timur Meror 12 - - Jumlah 117 10 2 Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009 4.2 Kependudukan Keadaan perkembangan penduduk di Kabupaten Kepulauan Aru mengalami pertumbuhan yang tidak terlalu besar dalam rentang tahun 1980 sampai tahun 2000. Pada Tahun 1980 jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Aru sebanyak 40.553 jiwa dan pada tahun 1990 sebanyak 51.690 jiwa. Kemudian pada tahun 2000 jumlah penduduknya menjadi 65.084 jiwa. Hal ini menunjukkan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kepulauan Aru pada tahun 1980-1990 adalah 2,43% per tahun dan pada tahun 1990-2000 sebesar 2,30% per tahun (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009) Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kabupaten Kepulauan Aru tidak jauh berbeda. Jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit daripada jumlah penduduk perempuan (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009) sebagaimana tersaji pada Tabel 3.

51 Tabel 3 Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Kecamatan 2008 Laki-laki Perempuan Jumlah 1 P.P. Aru 13.198 14.092 27.290 2 Aru Utara 6.255 6.246 12.501 3 Aru Tengah 6.840 6.930 13.770 4 Aru Tengah Timur 2.974 2.909 5.883 5 Aru Tengah Selatan 2.819 2.532 5.351 6 Aru Selatan 5.058 5.143 10.201 7 Aru Selatan Timur 2.535 2.610 5.145 Jumlah 39.679 40.462 80.141 Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009 Persebaran penduduk Kabupaten Kepulauan Aru tidak merata, sebagian besar penduduk tinggal di Kota Dobo sebagai Pusat Pemerintahan yang terletak di Kecamatan P.P. Aru (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Persebaran penduduk Kabupaten Kepulauan Aru pada tahun 2008 sebagaimana tersaji pada Gambar 5. Aru Utara 16% Aru Tengah 17% Aru Tengah Timur 7% Aru Tengah Selatan 7% P,P, Aru 34% Aru Selatan 13% Aru Selatan Timur Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009 6% Gambar 5 Proporsi Penduduk Kabupaten Kepulauan Aru

52 Menurut Kecamatan Bila dilihat dari kepadatan penduduknya, dengan luas wilayah Kabupaten Kepulauan Aru 6425 Km 2 maka pada tahun 2007 kepadatan penduduknya sekitar 12 jiwa/ Km 2 (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Selengkapnya kepadatan penduduk di Kabupaten Kepulauan Aru pada tahun 2008 tersaji pada Tabel 4. Tabel 4. Kepadatan Penduduk Kabupaten Kepulauan Aru Menurut Kecamatan Kecamatan Luas Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk 1 P.P. Aru 1.083,66 27.290 25 2 Aru Utara 1.187,18 12.501 11 3 Aru Tengah 1.485,94 13.770 9 4 Aru Tengah Timur 659,75 5.883 9 5 Aru Tengah Selatan 295,11 5.351 18 6 Aru Selatan 1.100,44 10.201 9 7 Aru Selatan Timur 613,69 5.145 8 Jumlah 6.425,77 80.141 12 Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009 4.3 Ekonomi 4.3.1 Produk Domestik Regional Bruto Kemampuan suatu daerah untuk mengelola potensi ekonominya dapat digambarkan lewat penggunaan indikator-indikator ekonomi. Indikator yang paling sering digunakan adalah Produk Domestik Regional Bruto (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Pada tahun kelima Kabupaten Kepulauan Aru sebagai daerah otonom baru, PDRB Kabupaten Kepulauan Aru menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 tercatat sebesar 328.987,03 juta rupiah. Bila dibandingkan dengan tahun 2007 yang tercatat sebesar 295.960,89 juta rupiah maka terdapat kenaikan sebesar 33.026,14 juta rupiah atau 11,16%, dimana sektor primer yang terdiri dari sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian masih mendominasi struktur ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru. Atas Dasar Harga Konstan 2000 PDRB Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2008 tercatat sebesar 187.589,41 juta rupiah, sedangkan pada tahun 2007 tercatat sebesar

53 178.216,49 juta rupiah atau naik sebesar 5,26% (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Sumbangan terbesar PDRB tersebut berasal dari Kecamatan Pulau-Pulau Aru yang tercatat sebesar 94.118,52 juta rupiah atau 28,61 persen untuk harga berlaku, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar 55.397,31 juta rupiah atau 29,53 persen. Kecamatan Aru Selatan berada pada urutan kedua dengan menyumbang masing-masing 44.500,97 juta rupiah atau 13,53 persen atas dasar harga berlaku dan 25.182,86 juta rupiah atau 13,42 persen atas dasar harga konstan 2000, peringkat ketiga adalah Kecamatan Aru Utara yang menyumbang 44.161,24 juta rupiah atau 13,42 persen atas dasar harga berlaku dan 24.479,36 juta rupiah atau 13,05 persen untuk harga konstan 2000, sedangkan Kecamatan Aru Selatan Timur menempati peringkat keempat dengan menyumbang 43.680,05 juta rupiah atau 13,28 persen atas dasar harga berlaku dan untuk harga konstan 2000 sebesar 24.691,62 juta rupiah atau 13,16 persen. Kecamatan Aru Tengah menempati peringkat kelima dengan menyumbang 40.764,91 juta rupiah atau 12,39 persen atas dasar harga berlaku dan untuk harga konstan 2000 sebesar 23.138,26 juta rupiah atau 12,33 persen. Peringkat keenam adalah Kecamatan Aru Tengah Timur yang menyumbang 32.574,91 juta rupiah atau 9,90 persen atas dasar harga berlaku dan 18.252,33 juta rupiah atau 9,73 persen untuk harga konstan 2000. Peringkat terakhir adalah Kecamatan Aru Tengah Selatan yang menyumbang 29.186,39 juta rupiah atau 8,87 persen atas dasar harga berlaku dan 16.447,65 juta rupiah atau 8,77 persen untuk harga konstan 2000 (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). 4.3.2 Pertumbuhan Ekonomi Daerah Gambaran kondisi ekonomi suatu daerah dapat terlihat pada laju pertumbuhan PDRB atas Dasar Harga Konstan. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2008 Atas Dasar Harga Konstan tahun 2008 sebesar 5,26 persen, tahun 2007 sebesar 5,47 persen, tahun 2006 sebesar 5,39 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009) sebagaimana tersaji pada Gambar 6. 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 7.92 4.86 5.39 5.47 5.26 4.48 4.12 2.47 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009

54 Gambar 6 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru Berdasarkan observasi penulis, laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,92 persen terjadi pada tahun 2005 karena pada tahun tersebut pertama kalinya Kabupaten Kepulauan Aru mempunyai APBD dan pada tahun tersebut pula Kabupaten Kepulauaan Aru menyelenggarakan pemilihan Kepala Daerah secara langsung, sehingga kegiatan ekonomi meningkat drastis dan bergerak sangat dinamis. Sedangkan pada tahun 2006 terjadi penurunan tajam dari tahun 2005, meningkat sangat tipis pada tahun 2007, dan menurun tipis pada tahun 2008 karena kegiatan ekonomi sudah kembali normal dan stabil. Laju pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tingkat Kecamatan terjadi pada Kecamatan Pulau-Pulau Aru yaitu sebesar 5,79 persen, kemudian Kecamatan Aru Selatan yang tercatat 5,33 persen, diikuti Kecamatan Aru Tengah Timur dengan pertumbuhan 5,28 persen. Selanjutnya berturut-turut adalah Kecamatan Aru Tengah Selatan, Aru Selatan Timur, Aru Tengah, dan Aru Utara masing-masing sebesar 5,28 persen, 4,93 persen, 4,85 persen, dan 4,70 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). 4.3.3 Pertumbuhan Sektor Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2008 yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar 5,26 persen bila dibandingkan dengan tahun 2007 yang tumbuh sebesar 5,47 persen dari tahun 2006 (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Nilai pertumbuhan ini diharapkan mampu terus meningkat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun mendatang. Secara sektoral di tahun 2008 seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif, pertumbuhan tertinggi secara berturut-turut adalah Pertambangan dan Penggalian yang melonjak ke peringkat pertama dengan pertumbuhan sebesar 8,18 persen pada tahun 2008, angka ini meningkat dari tahun 2007 dengan menyumbang sebesar 7,40 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Berdasarkan observasi penulis, pertumbuhan sektor ini terjadi karena permintaan batu dan pasir untuk pembangunan meningkat pesat. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 7,80 persen menduduki peringkat kedua pada tahun 2008, sedangkan pada tahun 2007 sektor ini merupakan peringkat ketiga dari struktur ekonomi yang ada di Kabupaten Kepulauan Aru dengan menyumbang sebesar 8,06 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Berdasarkan observasi penulis, sektor ini mengalami peningkatan karena meningkatnya mobilitas orang dan barang, serta meningkatnya penggunaan telepon seluler. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran menempati peringkat ketiga dengan pertumbuhan sebesar 6,85 persen, pada tahun 2007 sektor ini menempati peringkat teratas dengan pertumbuhan sebesar 8,56 persen; Sektor Bangunan sebesar 6,17 persen pada tahun 2008 dan menduduki peringkat keempat, turun dari tahun 2007 yang berada di peringkat kedua dengan menyumbang sebesar 8,16 persen;

55 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 6,72 persen pada tahun 2008 menduduki peringkat kelima, pada tahun 2007 sektor ini berada pada peringkat keenam dengan menyumbang sebesar 5,40 persen. Sektor Jasa-jasa tahun 2008 menduduki urutan keenam dengan menyumbang sebesar 6,68 persen, pada tahun 2007 menduduki peringkat kelima dengan menyumbang sebesar 6,10 persen; Sektor Industri Pengolahan sebesar 4,61 persen pada tahun 2008 turun dari tahun 2007 yang mampu menyumbang sebesar 4,84 persen; Pertanian pada tahun 2008 menduduki peringkat kedelapan dengan menyumbang sebesar 4,14 persen, pada tahun 2007 sektor ini juga menempati peringkat yang sama dengan menyumbang sebesar sebesar 3,84 persen; Sektor Listrik, dan Air Bersih pada tahun 2008 menduduki juru kunci dengan menyumbang sebesar 2,26 persen, menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mampu menyumbang sebesar 3,28 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Secara keseluruhan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru dapat tersaji pada Tabel 5. Tabel 5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kabupaten Kepulauan Aru 2007 2008 2007 2008 Lapangan Usaha Laju Peringkat Laju Peringkat Pertumbuhan Pertumbuhan 1. Pertanian 3,84 8 4,14 8 2. Pertambangan dan Penggalian 7,40 4 8,18 1 3. Industri Pengolahan 4,84 7 4,61 7 4. Listrik & Air Bersih 3,28 9 2,26 9 5. Bangunan 8,16 2 6,72 4 6. Perdagangan, Hotel 8,56 Dan Restoran 1 6,85 3 7. Angkutan & Komunikasi 8,06 3 7,80 2 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 5,40 6 6,72 5 9. Jasa-Jasa 6,10 5 6,68 6 Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009 Laju pertumbuhan tertinggi per Kecamatan pada sektor pertanian terjadi di Kecamatan Aru Tengah Timur yakni sebesar 4,35 persen, diikuti Kecamatan Aru Tengah Selatan sebesar 4,30 persen, Kecamatan Aru Selatan 4,26 persen, Kecamatan Aru Utara 4,17 persen, Kecamatan Aru Selatan Timur 4,11 persen, Kecamatan Pulau-Pulau Aru 4,00 persen dan Kecamatan Aru Tengah dengan laju pertumbuhan sebesar 3,95 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009).

Sektor Pertambangan dan Penggalian mencatat laju pertumbuhan tertinggi di Kecamatan Aru Utara sebesar 8,20 persen, diikuti secara bersamaan oleh Kecamatan Pulau-Pulau Aru, Kecamatan Aru Selatan Timur, dan Kecamatan Aru Tengah Selatan sebesar 8,19 persen, selanjutnya Kecamatan Aru Tengah 8,17 persen, Kecamatan Aru Tengah Timur 8,16 persen, dan terakhir Kecamatan Aru Selatan sebesar 3,95 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Kecamatan Pulau-Pulau Aru, Aru Tengah dan Aru Selatan secara bersamaan mencatat laju pertumbuhan tertinggi pada Sektor Industri Pengolahan yakni 4,62 persen, diikuti Kecamatan Aru Tengah Timur sebesar 4,61 persen, Kecamatan Aru Utara 4,60 persen, Kecamatan Aru Tengah Selatan 4,59 persen, dan Kecamatan Aru Selatan Timur 4,56 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Kecamatan Aru Utara, Aru Tengah dan Aru Selatan secara bersamaan mencatat laju pertumbuhan tertinggi pada Sektor Listrik dan Air Bersih yakni 2,18 persen, diikuti Kecamatan Aru Tengah Selatan sebesar 2,17 persen, kemudian Kecamatan Aru Selatan Timur dan Kecamatan Aru Tengah Timur 2,16 persen, dan terakhir Kecamatan Pulau-Pulau Aru 2,14 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Sektor Bangunan Konstruksi mencatat laju pertumbuhan tertinggi di Kecamatan Aru Selatan Timur sebesar 6,75 persen, sedangkan untuk Kecamatan Pulau-Pulau Aru 6,74 persen, Kecamatan Aru Selatan 6,73 persen, Kecamatan Aru Utara dan Aru Tengah Selatan 6,71 persen, serta Kecamatan Aru Tengah dan Aru Tengah Timur masing-masing 6,68 dan 6,67 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten Kepulauan Aru mencatat laju pertumbuhan tertinggi pada Kecamatan Aru Tengah yakni 6,89 persen, diikuti Kecamatan Aru Selatan Timur dengan laju pertumbuhan 6,88 persen, sedangkan Kecamatan Aru Tengah Timur dan Aru Tengah Selatan sebesar 6,87 persen, kemudian Kecamatan Aru Selatan 6,85 persen, Kecamatan Aru Utara 6,84 persen, dan Kecamatan Pulau-Pulau Aru 6,83 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Sektor Angkutan dan Komunikasi mencatat laju pertumbuahan tertinggi di Kecamatan Aru Selatan Timur yaitu sebesar 7,85 persen, diikuti Kecamatan Pulau-Pulau Aru dengan laju pertumbuhan sebesar 7,84 persen, Kecamatan Aru Tengah Timur 7,79 persen, Kecamatan Aru Utara 7,78 persen, Kecamatan Aru Tengah 7,77 persen, Kecamatan Aru Selatan 7,75 persen, terakhir Kecamatan Aru Tengah Selatan 7,73 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perorangan mencatat laju pertumbuhan tertinggi di Kecamatan Pulau-Pulau Aru yaitu 6,76 persen. Kecamatan Aru Selatan Timur di peringkat kedua sebesar 6,71 persen, sedangkan untuk Kecamatan Aru Tengah Timur dan Kecamatan Aru Utara laju pertumbuhannya masing-masing sebesar 6,70 persen dan 6,69 persen. Kecamatan Aru Tengah Selatan menempati urutan kelima dengan 6,67 persen dan juru kunci ditempati bersama oleh Kecamatan Aru Tengah dan Aru Selatan dengan laju pertumbuhan sebesar 6,67 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). 56

57 Laju pertumbuhan tertinggi pada sektor Jasa-Jasa di tahun 2008 terjadi di Kecamatan Pulau-Pulau Aru sebesar 6,71 persen, diikuti oleh Kecamatan Aru Tengah Timur dan Aru Selatan Timur sebesar 6,68 persen, sedangkan Kecamatan Aru Utara, Aru Tengah Selatan, Aru Selatan dan Aru Tengah masing-masing sebesar 6,66; 6,65; 6,64; dan 6,63 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). 4.3.4 Struktur Ekonomi Struktur ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru sejak tahun 2000 masih didominasi oleh tiga sektor utama. Ketiga sektor tersebut adalah Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran serta Sektor Jasa-Jasa. Dan secara keseluruhan mencapai besaran sekitar 94,71 persen, sedangkan enam sektor lainnya hanya mampu menyumbang sebesar 5,29 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Secara keseluruhan struktur ekonomi Kabupaten Kepulauan Aru tergambar pada PDRB yang tersaji pada Tabel 6. Pada tahun 2005 Sektor Pertanian memberi kontribusi terhadap PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 61,33 persen dan pada tahun 2006 turun menjadi 61,28 persen kemudian pada tahun 2007 turun menjadi 60,78 persen dan turun kembali menjadi 60,64 persen pada tahun 2008. Kontribusi terbesar pada sektor ini berasal dari Sub Sektor Perikanan yang mampu menyumbang sekitar 42,77 persen dari Sektor Pertanian pada tahun 2005, tahun 2006 menyumbang sebesar 43,43 persen, tahun 2007 menyumbang sebesar 43,48 persen dan pada tahun 2008 menyumbang sebesar 43,92 persen. Sektor ini pada tahun 2008 menempatkan Kecamatan Pulau-Pulau Aru sebagai pemberi sumbangan terbesar terhadap distribusi persentase PDRB Kabupaten Kepulauan Aru yakni sebesar 18,26 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Sementara sektor usaha lain yang menduduki peringkat kedua adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dalam pembentukan PDRB. Sektor ini berperan sebagai penunjang kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk barang dan jasa. Pada tahun 2005 peranan Sektor Perdangan Hotel dan Restoran sebesar 26,79 persen kemudian pada tahun 2006 naik menjadi 27,00 persen dan pada tahun 2007 sedikit mengalami kenaikan dengan menyumbang sebesar sebesar 27,61 persen. Pada tahun 2008 sektor ini kembali meningkat menjadi 27,67 persen. Sektor ini pada tahun 2008 menempatkan Kecamatan Pulau- Pulau Aru sebagai Kecamatan paling besar peranannya dibanding Kecamatan lain dalam distribusi persentase PDRB Kabupaten Kepulauan Aru yang tercatat sebesar 44,84 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009).

58 Tabel 6 PDRB Kabupaten Kepulauan Aru Atas Dasar Harga Berlaku Sektor PDRB 2005 2006 2007 2008 Peringkat 2005-2007 1. Pertanian 61,33 61,28 60,78 60.74 1 1 2. Pertambangan dan Penggalian 0,80 0,77 0,77 0.78 7 7 3. Industri Pengolahan 0,25 0,26 0,27 0.28 9 8 4. Listrik & Air Bersih 0,30 0,31 0,29 0.27 8 9 5. Bangunan 1,00 1,00 1,03 1.08 6 6 6. Perdagangan, Hotel 2 2 26,79 27,00 27,61 27.67 dan Restoran 7. Angkutan & Komunikasi 1,20 1,18 1,16 1.16 5 5 8. Keuangan, Persewaan 4 4 1,83 1,79 1,73 1.72 Dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa 6,51 6,41 6,35 6.40 3 3 Sumber : Diolah dari BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009 Sektor ketiga penyumbang terbesar yaitu sektor Jasa-jasa dengan menyumbang pada tahun 2005 sebesar 6,51 persen sedangkan pada tahun 2006 mengalami penurunan dengan menyumbang sebesar 6,41 persen, dan menurun kembali menjadi 6,35 persen pada tahun 2007, sektor ini kembali naik pada tahun 2008 dengan menyumbang 6,40 persen. Sektor ini pada tahun 2008 menempatkan Kecamatan Pulau- Pulau Aru sebagai Kecamatan dengan peranan terbesar dalam distribusi persentase PDRB Kabupaten Kepulauan Aru yang tercatat sebesar 50,79 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). 4.3.5 PDRB dan PDRB Perkapita Produk Domestik Regional Bruto Perkapita merupakan salah satu indikator ekonomi untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu daerah. Sesuai dengan konsep, pengertian Produk Domestik Regional Bruto Perkapita suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto Daerah tersebut dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahunnya (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Kepulauan Aru atas dasar harga berlaku selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, terus mengalami kenaikan dari Rp. 2.648.136 pada tahun 2004 dan pada tahun 2005 naik kembali menjadi Rp. 3.041.758. Pada tahun 2006 tercatat sebesar Rp. 3.348.978 kemudian pada tahun 2007 mencapai Rp. 3.594.376 dan menjadi Rp. 3.947.529 pada tahun 2008. Sedangkan Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Kabupaten Kepulauan Aru bila dilihat dari sisi atas dasar harga konstan 2000, maka secara riil pendapatan yang diterima oleh penduduk Kabupaten Kepulauan Aru pada tahun 2004 menjadi Rp. 1.973.182; tahun 2005 mengalami kenaikan menjadi Rp. 2.065.057; pada tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 3,58 persen menjadi Rp. 2.138.918 dan kembali meningkat pada tahun 2007 sebesar 1,23 persen menjadi Rp. 2.164.402 dan pada tahun 2008 2008

59 menjadi Rp. 2.250.893 atau naik 4,00% (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Kecamatan Aru Selatan Timur mempunyai Pendapatan Domestik Perkapita terbesar yakni Rp. 8.164.495, diikuti oleh Kecamatan Aru Tengah Timur yang tecatat sebesar Rp.5.331.414, Kecamatan Aru tengah Selatan sebesar Rp.5.249.351, Kecamatan Aru Selatan sebesar Rp. 4.198.205, Kecamatan Aru Utara sebesar Rp. 3.394.407, Kecamatan Aru Pulau-Pulau Aru sebesar Rp. 3.312.866 dan Kecamatan Aru Tengah sebesar Rp. 2.850.693. Sedangkan Pendapatan Domestik Regional Perkapita Kabupaten Kepulauan Aru bila dilihat dari sisi Harga Konstan 2000 maka Kecamatan Aru Selatan Timur mempunyai Pendapatan Domestik Perkapita terbesar yakni Rp. 4.615.256, diikuti oleh Kecamatan Aru Tengah Timur yang tecatat sebesar Rp.2.987.288, Kecamatan Aru tengah Selatan sebesar Rp.2.958.210, Kecamatan Aru Selatan sebesar Rp. 2.375.742, Kecamatan Pulau Pulau Aru sebesar Rp. 1.949.923, Kecamatan Aru Utara sebesar Rp. 1.881.580 dan Kecamatan Aru Tengah sebesar Rp. 1.618.060 (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). 4.3.6 Indeks Harga Implisit PDRB Salah satu indikator harga untuk melihat tingkat inflasi dan deflasi adalah Indeks Harga Implisit PDRB. Hasil penghitungan menunjukan bahwa angka indeks implisit pada tahun 2008 adalah 175,38 persen. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan harga barang dan jasa yang dihasilkan di Kabupaten Kepulauan Aru mengalami kenaikan sebesar 75,38 persen dari harga yang terjadi pada tahun 2000 (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Series tingkat kenaikan harga barang dan jasa tersebut mulai dari tahun 2001 yaitu; sebesar 9,39 persen pada tahun 2001, kemudian mengalami kenaikan pada angka 16,75 persen pada tahun 2002 terhadap tahun 2001. Di dua tahun berikut, harga barang dan jasa kembali mengalami kenaikan tipis sebesar 2,21 persen pada tahun 2003 dan 3,48 persen pada tahun 2004. Di tahun 2005 tingkat inflasi mencapai kisaran 9,01 persen; di tahun 2006 dan 2007 tingkat inflasi sedikit menurun apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu sebesar 6,3 persen dan 6,06 persen serta pada tahun 2008 tingkat inflasi sebesar 5,60 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009). Secara keseluruhan tingkat inflasi di Kabupaten Kepulauan Aru sebagaimana tersaji pada Gambar 7. 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 9,39 16,75 3,48 2,21 9,01 6,3 6,06 5,6 0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

60 Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009 Gambar 7 Tingkat Inflasi berdasarkan Indeks Implisit PDRB 2001 2008 Salah satu indikator harga untuk melihat tingkat inflasi dan deflasi adalah Indeks Harga Implisit PDRB. Hasil penghitungan menunjukan bahwa angka indeks harga implisit pada tahun 2007 adalah 66,07 sedangkan pada tahun 2008 sebesar 75,38. Hal ini menunjukkan bahwa secara agregat barang dan jasa yang dihasilkan di Kabupaten Kepulauan Aru mengalami kenaikan harga sebesar 5,60 persen dari harga yang terjadi pada tahun 2000. Selanjutnya jika ditelusuri per kecamatan, maka agregat kenaikan harga tertinggi pada tahun 2008 ini adalah di Kecamatan Aru Utara yakni sebesar 6,15 persen, Kecamatan Aru Tengah Timur di peringkat kedua sebesar 5,93 persen, dilanjutkan oleh Kecamatan Aru Tengah Selatan sebesar 5,86 persen, Kecamatan Aru Selatan sebesar 5,73 persen, Kecamatan Aru Selatan Timur sebesar 5,71 persen, Kecamatan Aru Tengah 5,26 persen, sedangkan agregat kenaikan harga terendah terjadi di Kecamatan Pulau-Pulau Aru sebesar 5,07 persen (BPS Kabupaten Kepulauan Aru, 2009).

61 4.4 Perikanan 4.4.1 Potensi Perikanan Potensi perikanan, baik ikan maupun non ikan yang ada di Kabupaten Kepulauan Aru tersaji pada Tabel 7. Tabel 7 Potensi Perikanan Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2008 JENIS KOMODITAS I.Ikan VOLUME (TON) NILAI (Rp) TON/BLN NILAI (Rp)/BLN Kg/BLN Nilai (Rp)/Kg Ikan Kuwe 4,449.6 11,124,080,000 370.80 927,006,666.67 370,802.67 2,500.00 Ikan Tenggiri 2,541.2 16,517,995,000 211.77 1,376,499,583.33 211,769.17 6,500.00 Ikan Kerapu 1,033.6 8,268,480,000 86.13 689,040,000.00 86,130.00 8,000.00 Ikan Kembung 3,024.9 6,049,720,000 252.07 504,143,333.33 252,071.67 2,000.00 Ikan Baronang 1,500.4 6,001,440,000 125.03 500,120,000.00 125,030.00 4,000.00 Ikan Kakap Merah 1,313.4 13,133,600,000 109.45 1,094,466,666.67 109,446.67 10,000.00 Ikan Tembang 1,056.6 1,056,560,000 88.05 88,046,666.67 88,046.67 1,000.00 Ikan Biji Nangka 774.1 3,096,240,000 64.51 258,020,000.00 64,505.00 4,000.00 Ikan Bawal 862.3 6,898,080,000 71.86 574,840,000.00 71,855.00 8,000.00 Ikan Kapak Putin 926.0 925,960,000 77.16 77,163,333.33 77,163.33 1,000.00 IkanTerbang 1,003.9 2,007,720,000 83.66 167,310,000.00 83,655.00 2,000.00 Ikan Julung-Julung 900.1 1,800,120,000 75.01 150,010,000.00 75,005.00 2,000.00 Ikan Gulama 961.1 3,844,240,000 80.09 320,353,333.33 80,088.33 4,000.00 Ikan Sebelah 1,305.1 521,450,977 108.76 43,454,248.08 108,755.00 399.56 Ikan Cucut 4,576.7 9,153,320,000 381.39 762,776,666.67 381,388.33 2,000.00 Ikan Cakalang 1,969.7 11,818,935,723 164.14 984,911,310.27 164,138.33 6,000.50 Ikan Tongkol 1,506.1 6,024,240,000 125.51 502,020,000.00 125,505.00 4,000.00 Ikan Tuna 851.7 5,109,960,000 70.97 425,830,000.00 70,971.67 6,000.00 Ikan Beloso 1,102.2 2,204,320,000 91.85 183,693,333.33 91,846.67 2,000.00 Ikan Pari 1,056.7 2,641,650,000 88.06 220,137,500.00 88,055.00 2,500.00 Ikan Lencam 1,354.9 4,742,010,000 112.91 395,167,500.00 112,905.00 3,500.00 Ikan Belanak 1,189.3 4,757,040,000 99.11 396,420,000.00 99,105.00 4,000.00 Ikan Merah 1,124.0 3,933,860,000 93.66 327,821,666.67 93,663.33 3,500.00 II. Non Ikan Cumi -Cumi 1,072.6 8,044,200,000 89.38 670,350,000.00 89,380.00 7,500.00 Sotong 809.9 6,073,950,000 67.49 506,162,500.00 67,488.33 7,500.00 Udang Tiger 1,443.0 28,859,200 120.25 2,404,933.33 120,246.67 20.00 Udang Banana 1,633.8 1,633,760,000 136.15 136,146,666.67 136,146.67 1,000.00 Lobster 781.8 3,127,040,000 65.15 260,586,666.67 65,146.67 4,000.00 Kepiting Bakau 1,278.8 9,590,700,000 106.56 799,225,000.00 106,563.33 7,500.00 Rajungan 1,433.5 2,866,920,000 119.46 238,910,000.00 119,455.00 2,000.00 Teripang 826.3 41,313,000,000 68.86 3,442,750,000.00 68,855.00 50,000.00 Kerang Darah 1,195.6 2,391,120,000 99.63 199,260,000.00 99,630.00 2,000.00 Kerang Mutiara 1,107.6 11,075,600,000 92.30 922,966,666.67 92,296.67 10,000.00 Biji Mutiara 759.8 15,195,200,000,000 63.31 1,266,266,666,666.67 63,313.33 20,000,000.00 Telur Ikan 1,137.2 22,744,401,120 94.76 1,895,366,759.97 94,763.33 20,001.06 Siput lainnya 860.6 2,151,400,000 71.71 179,283,333.33 71,713.33 2,500.00 Total 50,722.8 15,437,871,972,020 4,226.90 1,286,489,331,001.66 4,226,900.17 20,202,921.11 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan, 2009

62 4.4.2 Nelayan Jumlah nelayan (termasuk pembudi daya) di Kabupaten Kepulauan Aru pada tahun 2008 sebanyak 11.306 orang, paling banyak di Kecamatan Aru Tengah dan paling sedikit di Kecamatan Aru Selatan Timur. Secara rinci jumlah nelayan Kabupaten Kepulauan Aru tersaji pada Tabel 8. Berdasarkan observasi penulis, pendapatan nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru berkisar antara Rp. 500.000 sampai dengan Rp. 5.000.000 setiap bulan, tergantung pada jenis perahu yang digunakan. Pada umumnya nelayan yang menggunakan perahu tak bermotor mempunyai pendapatan setiap bulan berkisar antara Rp. 500.000 sampai dengan Rp. 1.000.000, sementara itu nelayan yang menggunakan perahu motor tempel dan kapal motor mempunyai pendapatan setiap bulan berkisar antara Rp. 1.500.000 sampai dengan Rp. 5.000.000 (pendapatan Rp. 4.000.000 sampai dengan Rp. 5.000.000 biasanya hanya dapat diperoleh oleh nelayan yang memiliki perahu). Tabel 8 Jumlah Nelayan Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2008 Kecamatan Jumlah Nelayan Pulau-Pulau Aru 2.448 orang Aru Utara 1.206 orang Aru Tengah 2.765 orang Aru Tengah Timur 1.223 orang Aru Tengah Selatan 1.329 orang Aru Selatan 1.331 orang Aru Selatan Timur 1.004 orang Total 11.306 orang Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan, 2009 4.4.3 Perahu dan Alat Tangkap Perahu yang ada di Kabupaten Kepulauan Aru pada tahun 2008 sebanyak 772 unit di Kecamatan Pulau-Pulau Aru, sebanyak 379 unit di Kecamatan Aru Utara, sebanyak 537 unit di Kecamatan Aru Tengah, sebanyak 238 unit di Kecamatan Aru Tengah Timur, sebanyak 258 unit di Kecamatan Aru Tengah Selatan, sebanyak 380 unit di Kecamatan Aru Selatan dan sebanyak 285 unit di Kecamatan Aru Selatan Timur. Berdasarkan observasi penulis, jumlah perahu di atas sudah mencukupi kebutuhan perahu Kabupaten Kepulauan Aru yang pada umumnya satu perahu tak bermotor mempunyai kapasitas satu sampai tiga orang nelayan, satu perahu motor tempel mempunyai kapasitas dua sampai lima orang nelayan dan satu kapal motor mempunyai kapasitas tiga sampai sepuluh orang nelayan. Perahu tak bermotor mempunyai jangkauan berlayar maksimal dua mil, perahu motor tempel dan perahu bermotor pada umumnya mempunyai jangkauan berlayar maksimal lima mil. Pada umumnya setiap desa mempunyai 5 perahu bermotor, namun pada desadesa besar perahu yang dimiliki sebanyak 20 sampai 30 unit. Jumlah Perahu di Kabupaten Kepulauan Aru sebagaimana tersaji pada Tabel 9.

63 Tabel 9 Jumlah Perahu di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2008 Perahu Perahu Perahu Kecamatan Kapal Tak Motor Motor Bermotor Tempel Jumlah Pulau-Pulau Aru 374 unit 104 unit 294 unit 772 unit Aru Utara 184 unit 51 unit 144 unit 379 unit Aru Tengah 312 unit 33 unit 192 unit 537 unit Aru Tengah Timur 138 unit 15 unit 85 unit 238 unit Aru Tengah Selatan 150 unit 16 unit 92 unit 258 unit Aru Selatan 227 unit 25 unit 128 unit 380 unit Aru Selatan Timur 171 unit 18 unit 96 unit 285 unit Total 1.556 unit 262 unit 1.031 unit 2.849 unit Sumber : Diolah dari Dinas Kelautan dan Perikanan, 2009 Alat Tangkap yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Kepulauan Aru pada tahun 2008 sebanyak 20.161 unit, yang mana Kecamatan Pulau-Pulau Aru merupakan kecamatan yang paling banyak menggunakan alat tangkap dan Kecamatan Aru Tengah Timur merupakan kecamatan yang paling sedikit menggunakan alat tangkap. Jenis alat tangkap yang paling banyak digunakan di Kabupaten Kepulauan Aru adalah pengumpul kerang dan pancing, sedangkan jenis alat tangkap yang paling sedikit digunakan di Kabupaten Kepulauan Aru adalah pukat ikan dan pengumpul rumput laut. Sementara itu jenis alat tangkap yang paling banyak digunakan di Kecamatan Pulau-Pulau Aru dan Kecamatan Aru Utara adalah pengumpul kerang dan sero, sedangkan di lima kecamatan lainnya lebih banyak menggunakan pancing. Secara rinci alat tangkap di Kabupaten Kepulauan Aru tersaji pada Tabel 10.

64 Tabel 10 Jumlah Alat Tangkap di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2008 Kecamatan No. Jenis Alat Tangkap Pulau-Pulau Aru 1 Pukat Udang 2 Pukat Ikan 3 Jaring Insang 4 Jaring Angkat 5 Pancing 6 Pangumpul Kerang 7 Sero 8 Pangumpul Rumput Laut 9 Bubu 10 lain-lain Total Aru Utara Sumber : Diolah dari Dinas Kelautan dan Perikanan, 2009 Aru Tengah Aru Tengah Timur Aru Tengah Selatan Aru Selatan Aru Selatan Timur Jumlah 23 unit 12 unit 32 unit 14 unit 15 unit 7 unit 5 unit 103 unit 8 unit 4 unit 25 unit 11 unit 12 unit 3 unit 3 unit 66 unit 474 unit 234 unit 360 unit 159 unit 173 unit 417 unit 315 unit 2.132 unit 631 unit 311 unit 43 unit 19 unit 21 unit 38 unit 29 unit 1.092 unit 97 unit 47 unit 1.117 unit 494 unit 537 unit 1.145 unit 863 unit 4.300 unit 1.494 unit 736 unit 847 unit 374 unit 407 unit 299 unit 226 unit 4.383 unit 1.714 unit 844 unit 50 unit 22 unit 24 unit 27 unit 21 unit 2.702 unit 133 unit 66 unit 11 unit 5 unit 5 unit 9 unit 6 unit 230 unit 346 unit 171 unit 236 unit 116 unit 127 unit 273 unit 206 unit 1.475 unit 741 unit 365 unit 683 unit 302 unit 329 unit 696 unit 525 unit 3.641 unit 5.661 unit 2.790 unit 3.431 unit 1.516 unit 1.650 unit 2.914 unit 2.199 unit 20.161 unit 53

4.4.4 Produksi dan Nilai Produksi Produksi perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru pada tahun 2008 sebesar 50.722,8 Ton, yang mana Kecamatan Pulau-Pulau Aru merupakan kecamatan yang paling besar kontribusinya dan Kecamatan Aru Tengah Timur merupakan kecamatan paling kecil kontribusinya. Sedangkan nilai produksi perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru pada tahun 2008 sebesar Rp 15.437.871.972.020, yang mana Kecamatan Aru Utara merupakan kecamatan yang paling besar kontribusinya dan Kecamatan Aru Tengah Timur merupakan kecamatan paling kecil kontribusinya. Selanjutnya bila dibandingkan antara Kecamatan Pulau- Pulau Aru dan Kecamatan Aru Utara yang merupakan kecamatan dengan tingkat produksi tertinggi pertama dan ketiga, terlihat bahwa Kecamatan Aru Utara dengan tingkat produksi lebih rendah daripada Kecamatan Pulau-Pulau ternyata mempunyai nilai produksi lebih besar, hal ini disebabkan oleh komoditas perikanan yang lebih tinggi nilainya seperti biji mutiara lebih banyak di produksi pada Kecamatan Aru Utara. Jenis komoditas di Kabupaten Kepulauan Aru pada tahun 2008 yang mempunyai nilai jual tertinggi, antara lain Biji Mutiara, Teripang, Telur ikan dan Ikan Kakap Merah. Sementara itu jenis komoditas yang mempunyai nilai jual terendah, antara lain Udang Tiger, Ikan Sebelah, Ikan Tembang, Ikan Kapak Putih dan Udang Banana. Komoditas perikanan yang paling banyak di produksi adalah Ikan Cucut dan yang paling sedikit di produksi adalah Biji Mutiara. Namun demikian karena Biji Mutiara merupakan komoditas yang harganya sangat tinggi, maka Biji Mutiara memiliki nilai produksi paling tinggi pada tahun 2008. Secara rinci produksi dan nilai produksi perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2008 tersaji pada Tabel 11. 65

66 Tabel 11 Produksi dan Nilai Produksi Perikanan di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2008 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan, 2009 55

67 4.4.5 Pedagang Besar dan Pedagang Pengumpul Berdasarkan observasi penulis, pedagang besar yang ada di Kabupaten Kepulauan Aru berjumlah tiga belas orang dan pedagang pengumpul yang ada di Kabupaten Kepulauan Aru berjumlah sembilan puluh satu orang. Persebaran pedagang pengumpul dipengaruhi oleh potensi sumberdaya perikanan yang ada pada setiap kecamatan, sedangkan pedagang besar yang terkonsentrasi di Kecamatan Pulau- Pulau Aru dipengaruhi oleh transportasi ke luar daerah, perbankan dan perizinan yang hanya ada di kecamatan ini. Secara rinci jumlah Pedagang Besar dan Pedagang Pengumpul di Kabupaten Kepulauan Aru tersaji pada Tabel 12. Tabel 12 Jumlah Pedagang Besar dan Pedagang Pengumpul di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2009 Kecamatan Pedagang Besar Pedagang Pengumpul Pulau-Pulau Aru 12 orang 7 orang Aru Utara 42 orang Aru Tengah 1 orang 10 orang Aru Tengah Timur 9 orang Aru Tengah Selatan 17 orang Aru Selatan 2 orang Aru Selatan Timur 4 orang Total 13 orang 91 orang 4.5 Kebijakan Pembangunan Perikanan 4.5.1 Arah dan Kebijakan Pembangunan Arah dan kebijakan pembangunan perikanan yang ditempuh Kabupaten Kepulauan Aru sebagaimana tercantum pada RPJM Tahun 2006-2011 adalah: 1. Mengelola dan mendayagunakan potensi sumberdaya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil secara lestari; 2. Menata dan mengembangkan usaha-usaha produktif yang mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir dan nelayan, melalui penyiapan sarana dan prasarana perikanan dan kelautan; 3. Menata wilayah pengembangan perikanan dan kelautan dalam suatu arahan tata ruang dan tata guna lahan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil; 4. Membina kemitraan usaha masyarakat pesisir dan nelayan dalam suatu sistem agribisnis yang merata dan berkeadilan; 5. Menjaga dan memelihara keseimbangan fungsi ekosistem pesisir, laut

68 dan pulau-pulau kecil; 6. Meningkatkan pelayanan teknis dan kapasitas kelembagaan perikanan dan kelautan yang maju, dan berkelanjutan. 4.5.2 Program Pembangunan Program pembangunan perikanan yang akan dilaksanakan di Kabupaten Kepulauan Aru sebagaimana tercantum pada RPJM Tahun 2006-2011 adalah: 1. Program Pengelolaan dan Pengembangan Perikanan dan Kelautan. Program ini bertujuan untuk mendayagunakan potensi perikanan dan kelautan secara optimal adil dan lestari bagi pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: a. Penyusunan profil potensi dan profil investasi perikanan dan kelautan; b. Peningkatan produksi perikanan tangkap dan budidaya melalui pola perikanan yang produktif; c. Pengembangan usaha yang memiliki nilai tambah; d. Pengembangan sarana dan prasarana produksi perikanan; e. Pengembangan dan pengendalian mutu produk perikanan; f. Peningkatan jaringan distribusi dan pemasaran hasil perikanan. 2. Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Nelayan Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat pesisir dan nelayan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: a. Peningkatan kapasitas berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir dan nelayan; b. Pembinaan masyarakat pesisir dan nelayan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, penguasaan informasi, dan manajemen usaha aquabisnis; c. Pengembangan kemitraan usaha dengan lembaga terkait baik pemerintah, swasta, koperasi, dan lembaga swadaya masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat pesisir dan nelayan. 3. Program Penataan Wilayah Pengembangan Perikanan serta Pengelolaan Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil.

69 Program ini bertujuan untuk menata sentra-sentra perikanan dan mekanisme pengelolaan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: a. Penataan ruang dan pengelolaan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil secara terpadu; b. Penataan sentra-sentra perikanan tradisional, menengah dan besar untuk meningkatkan produktifitas dan profesionalime usaha perikanan; c. Penataan sistem pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil. 4. Program Pengawasan, Pengendalian, Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan. Program ini bertujuan untuk menata dan meningkatkan efektifitas pengawasan, pengendalian, perlindungan sumberdaya perikanan dan ekosistem pesisir. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: a. Penataan kawasan konservasi laut, rehabilitasi dan perlindungan sumberdaya perikanan, pesisir, laut dan pulau-pulau kecil; b. Peningkatan pengawasan dan pengendalian sumberdaya laut, jasa kelautan, ekosistem laut dan pencemaran laut; c. Pengembangan sistem, prasarana dan sarana pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan dan perikanan; d. Penataan sistem dan penegakan hukum; e. Pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya perikanan dan kelautan. 5. Program Pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi Perikanan dan Kelautan. Program ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi dan sistem informasi yang dapat di akses masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pengembangan perikanan dan kelautan. Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: a. Desiminasi riset dan teknologi tepat guna untuk kepentingan pengembangan perikanan dan kelautan melalui kerjasama dengan Perguruan Tinggi; b. Penataan data base dan sistem informasi perikanan dan kelautan untuk peningkatan pelayanan internal maupun eksternal; c. Penataan bentuk dan cakupan serta statistik perikanan; d. Penyediaan prasarana dan sarana informasi perikanan dan kelautan. 6. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Perikanan dan Kelautan.

70 Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas aparatur dan penguatan kelembagaan perikanan dan kelautan. Kegiatan pokok program ini meliputi: a. Peningkatan peran Petugas Penyuluh Spesialis (PPS) dan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL); b. Pembinaan kapasitas teknis dalam bentuk, diklat dan magang; c. Pemantapan organisasi dan manajemen kelembagaan perikanan. Sebagai catatan, penulis tidak dapat menyajikan kebijakan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru karena informasi lebih lanjut tentang pelaksanaan program dan kegiatan tersebut tidak tersedia.