MODIFIKASI SERAT IJUK DENGAN RADIASI SINAR γ SUATU STUDI UNTUK PERISAI RADIASI NUKLIR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERLAKUAN ALKALI (NaoH) SERAT IJUK ( Arenga Pinata ) TERHADAP KEKUATAN TARIK

BAB I PENDAHAULUAN. mulai dari bidang energi, industri, hidrologi, kesehatan dan lain

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 KEKUATAN TARIK SERAT IJUK (ARENGA PINNATA MERR)

I.PENDAHULUAN. sehingga sifat-sifat mekaniknya lebih kuat, kaku, tangguh, dan lebih kokoh bila. dibandingkan dengan tanpa serat penguat.

Pengujian Kandungan Unsur Logam Serat Ijuk dengan X-Ray Fluorescence Testing Nitya Santhiarsa* 1,, Pratikto 2, Sonief 3, Marsyahyo 4

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

= nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = rataan umum α i ε ij

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK DARI SERAT ALAM ECENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES) DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

akan sejalan dengan program lingkungan pemerintah yaitu go green.

I. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti

Simposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi karet alam dunia 8,307 juta ton. Diprediksi produk karet alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut :

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR ATAP SERAT BULU AYAM

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

+ + MODUL PRAKTIKUM FISIKA MODERN DIFRAKSI SINAR X

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT SERAT KULIT JAGUNG DENGAN MATRIKS EPOKSI. Eldo Jones Surbakti, Perdinan Sinuhaji,Tua Raja Simbolon

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Gambar 3.1. Alat Uji Impak Izod Gotech.

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah:

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT SERAT PALEM SARAY DENGAN MATRIKS POLIESTER Septiana Xaveria Manurung 1, Perdinan Sinuhaji 1, M.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

METODE X-RAY. Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

CATATAN KULIAH PENGANTAR SPEKSTOSKOPI. Diah Ayu Suci Kinasih Departemen Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2016

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

PEMBUATAN POLIMER KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN UNTUK APLIKASI INDUSTRI OTOMOTIF DAN ELEKTRONIK

PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON

METODE PENELITIAN. Fakultas Kehutanan Univesitas Sumatera Utara Medan. mekanis kayu terdiri dari MOE dan MOR, kerapatan, WL (Weight loss) dan RS (

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

PERCOBAAN PEMBELOKAN RADIASI SINAR BETA OLEH MEDAN MAGNET

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

Studi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini. Kebutuhan. material untuk sebuah produk bertambah seiring penggunaan material

BAB 1 PENDAHULUAN. Universita Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

Kecepatan Korosi Oleh 3 Bahan Oksidan Pada Plat Besi

BAHAN DAN METODE. Prosedur Penelitian

JURNAL SAINS KIMIA (JOURNAL OF CHEMICAL SCIENCE)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI

SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL BANGUNAN

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Komposisi poliblen PGA dengan PLA (b) Komposisi PGA (%) PLA (%)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLIESTER SERAT RAMI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong

Kristalisasi Silika Xerogel dari Sekam Padi

3. Metodologi Penelitian

DAFTAR PUSTAKA. Arumaarifu Apa itu Komposit. Diakses 12 Mei 2012.

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT SERAT PALEM SARAY DENGAN MATRIKS EPOKSI (Wenny Yoweri Gulo, Perdinan Sinuhaji, M. Syukur)

BAB I PENDAHULUAN. lama. Dengan banyaknya gedung gedung yang dibangun maka sangat

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORBSI MATERIAL AKUSTIK DARI SERAT ALAM AMPAS TEBU SEBAGAI PENGENDALI KEBISINGAN

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP PEMBENTUKAN PORI-PORI ARANG KARBON AKTIF AMPAS TEBU. Usman Malik Jurusan Fisika FMIPA Univ.

HASIL DA PEMBAHASA 100% %...3. transparan (Gambar 2a), sedangkan HDPE. untuk pengukuran perpanjangan Kemudian sampel ditarik sampai putus

LOGO KOMPOSIT SERAT INDUSTRI KREATIF HASIL PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PAPAN KOMPOSIT BERBASIS SERAT PANDAN WANGI DENGAN RESIN EPOKSI SKRIPSI RAHEL Y SILITONGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

Transkripsi:

Jurnal Sains Kimia Vol. 10, No.1, 2006: 4 9 MODIFIKASI SERAT IJUK DENGAN RADIASI SINAR γ SUATU STUDI UNTUK PERISAI RADIASI NUKLIR Mimpin Sitepu 1, Evi Christiani S. 2 Manis Sembiring 1, Diana Barus 1, Sudiati 1 1 Departemen Fisika FMIPA USU, Medan 2 Pendidikan Teknologi Kimia Industri, Medan Abstrak Telah dilakukan modifikasi serat ijuk dengan sinar γ (Co 60) dengan lama radiasi yang berbeda. Perbedaan lama radiasi menyebabkan perubahan derajat kristalinitas serat ijuk. Serat ijuk yang dimodifikasi dipergunakan sebagai penguat pada papan komposit serat ijuk dengan matriks resin poliester. Papan ini dipergunakan sebagai perisai terhadap radiasi nuklir. Orientasi serat yang berbeda dan modifikasi serat ijuk pada papan komposit tidak mempengaruhi daya serapnya terhadap radiasi nuklir sinar β dan sinar γ. Fraksi berat serat mempengaruhi koefisien serapan papan ijuk terhadap sinar β dan sinar γ. Dengan fraksi berat 40% koefisien serapan papan ijuk terhadap sinar β lebih tinggi daripada aluminium. Kata kunci: Serat Ijuk, Papan Komposit, Perisai Radiasi, Koefisien Serapan. PENDAHULUAN Serat ijuk (Arenga pinnata Merr) merupakan serat alam yang telah banyak pemakaiannya secara tradisional. Pemakaian ini tidak terlepas dari pengetahuan tentang sifat-sifat fisis dan mekanisnya. Pemakaiannya secara tradisional seperti: tali temali, matras, atap rumah, saringan air, palas pada rumah adat Karo, dan lain-lain. Secara umum serat ijuk bersifat kuat, keras, kedap air, tahan terhadap radiasi matahari, tahan terhadap serangan rayap, dan lain-lain. Berdasarkan sifat-sifat serat ijuk yang khas ini, maka telah banyak dilakukan penelitian terhadap struktur, kandungan kimiawi, kandungan unsur, dan lain-lain. Secara kualitatif unsur yang dikandung serat ijuk adalah karbon (C), natrium (Na), magnesium (Mg), silikon (Si), aluminium (Al), kalium (K), dan kalsium (Ca). Rahmad M. telah melakukan penelitian tentang daya serap neutron pada komposit arthotropik resin polyester serat ijuk. Kandungan kimiawi serat ijuk terdiri atas selulosa, lignin, hemiselulosa, abu, dan ekstraktiv. Secara fisis derajat kristalinitas selulosa, ekstraktiv, abu, dan lignin masing-masing sekitar 74%, 46%, 12%, dan 7%. Berdasarkan sifat-sifat mekanis fisis dan kimiawi serat ijuk, maka pemakaiannya terbuka luas untuk material teknologi. BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Alat Cetakan stainless stell, hot press, neraca elektronik, sumber radioaktif Co-60, Sr-90, detector G-M, pencacah, XRD. Bahan Serat ijuk, air, alkohol 80%, NaOH, resin polyester tak jenuh, release agent. 4

Modifikasi Serat Ijuk dengan Radiasi Sinar-g Suatu Studi untuk Perisai Radiasi Nuklir (Mimpin Sitepu, Evi Christiani S., Manis Sembiring, Diana Barus, Sudiati) Pembuatan Papan Komposit Serat ijuk yang dipergunakan diambil dari Sibolangit sekitar 40 km dari Kota Medan. Serat ijuk yang dipilih berdiameter antara 0,1 1 mm. Setelah dibilas dengan air kemudian dikeringkan pada udara terbuka. Setelah kering kemudian direndam di dalam alkohol 80% selama 1 jam dan kemudian disoklatisasi dengan larutan NaOH 0,5 M selama 1 jam. Serat ijuk yang telah dibersihkan ini lalu dibagi menjadi 4 bagian, satu bagian sebagai pembanding dan tiga bagian lagi diradiasi dengan sinar γ dari sumber radioaktif Co-60 dengan aktivitas 74 kbq, masing-masing selama satu minggu, dua minggu, dan tiga minggu, kemudian keempat bagian ini masingmasing dianalisa pola difraksinya dengan XRD, dicetak menjadi papan komposit. Masing-masing dengan arah acak dan 0/90 o dengan fraksi berat 20%, 40%, dan 60%. Pencetakan dilakukan pada cetakan dengan ukuran 20x20 cm, dan untuk mendapatkan ketebalan sampel 2,5 mm di antara cetakan bagian atas dan bawah diletakkan lempeng besi setebal 2,5 mm di setiap sudutnya. Kemudian ditekan dengan tekanan 50 kn/cm 2 selama 2 jam dengan suhu 60 o C. Resin yang dipergunakan adalah resin polyester tak jenuh. Pengukuran koefisien serapan masing-masing papan komposit ini dilakukan dengan radiasi β dari unsur radioaktif Sr-90 dengan aktivitas 74 kbq, dan radiasi γ dari unsur radioaktif Co-60 dengan aktivitas 74 kbq. Alat pengesan radiasi dipergunakan detektor G-M dan pencacah (rate mater) Philips Harris. Pencacahan dilakukan dengan memvariasikan tebal papan komposit, sehingga akan diperoleh data hubungan antara tebal dan cacah. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 1a, b, c, dan d menunjukkan grafik pola difraksi serat ijuk yang diradiasi dengan sinar γ dengan waktu radiasi yang berbeda. Dari pola difraksi terlihat bahwa struktur serat ijuk tidak berubah walaupun telah diradiasi dengan sinar γ dengan waktu 1, 2, dan 3 minggu. Pola difraksi menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan intensitas pada bidang difraksi akibat diradiasi. Ini menunjukkan bahwa akibat radiasi sinar γ telah terjadi penataan rantai molekul serat ijuk sehingga jumlah bidang yang mendifraksikan berkas sinar γ bertambah, sehingga derajat kristalinitasnya bertambah dan sifat mekanismenya bertambah besar. Gambar 2a, b, c, dan d menunjukkan grafik antara cacah dan tebal papan komposit untuk papan komposit yang diperkuat dengan serat ijuk yang dimodifikasi dengan sinar γ diradiasi dan yang tidak dimodifikasi. Dari grafik terlihat bahwa modifikasi serat ijuk pada papan komposit tidak mempengaruhi daya serapnya, terhadap radiasi sinar β dan sinar γ baik untuk orientasi serat acak dan 0/90 o. Papan komposit serat ijuk dengan orientasi serat yang berbeda dan serat ijuk yang dimodifikasi tidak mempengaruhi daya serapnya terhadap radiasi sinar β dan γ, hal ini disebabkan karena efek pelemahan radiasi sinar β dan γ terhadap atom/molekul penyerapnya hanyalah proses hamburan dan ionisasi. Proses pelemahan ini tidak dipengaruhi oleh kuat/lemahnya adhesi antara serat dengan matriksnya tetapi oleh energi yang diserap oleh atom/molekul penyerapnya. Oleh karena serapan papan komposit serat ijuk terhadap radiasi sinar β dan γ tidak dipengaruhi oleh orientasi dan modifikasi serat, maka 5

Jurnal Sains Kimia Vol. 10, No.1, 2006: 4 9 grafik pengujian cacah dengan tebal sampel yang ditunjukkan hanya untuk serat ijuk yang tidak dimodifikasi dengan arah acak dan fraksi berat serat yang berbeda. Gambar 3a, b, menunjukkan grafik antara cacah dan tebal sampel dengan fraksi berat serat yang berbeda untuk sinar β dan sinar γ. Dari grafik terlihat bahwa daya serap papan komposit serat ijuk dipengaruhi oleh fraksi berat serat ijuknya. Semakin besar fraksi berat serat ijuk maka semakin banyak atom/molekul yang terhambur dan terionisasi sehingga energi berkas sinar β dan γ akan semakin kecil. 1a. 1b. 1c. 1d. Gambar 1. Pola Difraksi Serat Ijuk a) Tidak diradiasi b) Diradiasi 1 Minggu c) Diradiasi 2 Minggu d) Diradiasi 3 Minggu 6

Modifikasi Serat Ijuk dengan Radiasi Sinar-g Suatu Studi untuk Perisai Radiasi Nuklir (Mimpin Sitepu, Evi Christiani S., Manis Sembiring, Diana Barus, Sudiati) Gambar 2. Grafik Cacah vs Tebal Papan Komposit dengan Fraksi Berat Serat 40% Non Radiasi radiasi 1 minggu radiasi 2 minggu x radiasi 3 minggu 7

Jurnal Sains Kimia Vol. 10, No.1, 2006: 4 9 Gambar 3. Grafik Hubungan Antara Cacah dengan Tebal Papan Komposit a) Untuk sinar β b) Untuk sinar γ Tabel 1. Koefisien Serapan Papan Komposit Serat Ijuk terhadap Sinar β dan Sinar γ Jenis Radiasi Nukleus Nuklir Koefisien Serapan (cm 2 /gr) Fraksi Berat 20% 40% 60% Penyerap Al (cm 2 /gr) Sinar β 0,36 0,62 0,85 0,53 Sinar γ 0,023 0,041 0,053 - Tabel I menunjukkan koefisien serapan sinar β dan γ terhadap fraksi berat serat ijuk. 8 Koefisien serapan sinar γ jauh lebih kecil daripada koefisien serapan sinar β untuk fraksi berat yang sama jauh berbeda

Modifikasi Serat Ijuk dengan Radiasi Sinar-g Suatu Studi untuk Perisai Radiasi Nuklir (Mimpin Sitepu, Evi Christiani S., Manis Sembiring, Diana Barus, Sudiati) karena sinar γ adalah gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya jauh lebih kecil daripada jarak atom karbon pada papan komposit serat ijuk, sehingga proses interaksi berupa hamburan dan ionisasi proses terjadinya sangat kecil. Jika dibandingkan dengan koefisien serapan sinar β untuk aluminium maka koefisien serapan sinar β untuk papan komposit serat ijuk dengan fraksi berat 40% lebih besar sehingga fungsi penyerap radiasi dengan aluminium dapat diganti dengan papan komposit serat ijuk, sehingga dapat dilakukan penghematan dana dan memberi nilai tambah pada serat ijuk. the 4 th International Wood Science Symposium, P2FT LIPI, WRI, Serpong. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan atas data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa: Orientasi dan modifikasi serat pada papan komposit serat ijuk tidak mempengaruhi koefisien serapannya terhadap sinar β dan γ. Fraksi berat serat pada papan komposit serat ijuk mempengaruhi koefisien serapan sinar β dan γ. Koefisien serapan papan komposit serat ijuk dengan fraksi berat 40% lebih dari koefisien serapan besar aluminium, sehingga dapat menggantikan fungsi aluminium sebagai penyerap untuk radiasi sinar β. DAFTAR PUSTAKA Kaplan I, 1971, Nuclear Physics, 2 nd Ed., Addison Wesley Publishing Company, Reading. Rahmad M., 1990, Kuat Tarik Statis dan Daya Serap Neutron pada Komposit Orthotropik Resin Poliester Serat Ijuk, Thesis S-2, Fakultas Pascasarjana UI, Jakarta. Sitepu, M., et al.,1994, Studi Adhesi Serat Alam Matrik Resin Polimer, Laporan Penelitian, DP3M Dikti, Medan. Sitepu, M., Yoshida, H., 2002, The Chemical Analyses and XRD of Palmyra Fibre and Modification on It s Surface, Proceeding of 9