BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua

dokumen-dokumen yang mirip
PENTINGNYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan yang. memfasilitasi proses pertumbuhan dan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

II. KAJIAN PUSTAKA. dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

KAJIAN PUSTAKA. Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang artinya suatu cara kerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, orang lain, dan lingkungan anak dalam dunia bermain.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elis Khaerunnisa,2015

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBAHASA LISAN DI KELOMPOK B1 TK TUNAS BANGSA DESA SIDERA KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut pendapat Pelly (Haryadi dan Zamzani,

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE CERITA BERGAMBAR DI KELOMPOK B TK PERTIWI MOJAYAN I KLATEN TENGAH TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Rentangan

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam

JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN TEMATIK DIKDAS Vol 1 (1) 2016 UNIVERSITAS JAMBI Page 37-41

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

K A R M I NIM. A53B111043

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang penting untuk berkomunikasi bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang berkembang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Miranti Rachmawati, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas seperti motorik, berbahasa, sosial emosional, kognitif dan efektif. 1 Kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perkembangan adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan manusia dalam pergaulan sehari-hari dalam mencapai tujuan sangat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah produk budaya manusia yang berfungsi sebagai alat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tercipta sebagai makhluk sosia l tentu dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi masyarakat mulai mengenal PAUD. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN ANAK BERBAHASA LISAN DI KELOMPOK A1 TK KEMALA BHAYANGKARI 01 PALU

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR. Fahrurrozi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Berbicara Pengertian Kemampuan Berbicara

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama, yaitu sejak awal kemerdekaan Indonesia, dengan berdirinya Taman Siswa

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang paling utama, terutama di

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE BERCAKAP-CAKAP DENGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Taman Kanak kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mahluk individu maupun mahluk sosial. Salah satu keterampilan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN KUDA BISIK DI TK AISYIYAH PABELAN KARTASURA SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar. ragam. Untuk memperoleh keterampilan berbahasa, mula-mula anak pada

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka. Bahasa sebagai alat komunikasi memungkinkan dua individu atau lebih mengekspresikan berbagai ide, arti, perasaan dan pengalaman. Badudu (Dhieni, 2005: 1.8) mengemukakan bahwa: Bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginannya. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan anak,sebab melalui bahasa anak dapat berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya, dan mengungkapkan gagasan atau pikirannya kepada orang lain. Bahasa juga memberikan pengaruh yang besar dalam perkembangan anak. Dengan bahasa anak akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang mampu bergaul di tengah-tengah masyarakat. Akhadiah (Suhartono, 2005: 8) menyatakan bahwa... dengan bantuan bahasa, anak tumbuh dari organisme biologis menjadi pribadi dalam kelompok. Pribadi itu berpikir, merasa bersikap, berbuat serta memandang dunia dan kehidupan seperti masyarakat di sekitarnya. 1

2 Perkembangan bahasa anak sebagai alat atau media komunikasi telah dimulai sejak bentuk bahasa yang paling sederhana digunakan pada masa bayi dengan menangis dalam mengungkapkan perasaan dirinya kepada oarang lain, kemudian berkembang dalam bentuk celoteh atau ocehan dengan cara mengeluarkan bunyi yang belum jelas. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan isyarat melalui gerakan anggota badan yang berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap bicara. Pada masa ini lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak, sehingga anak mampu menggunakan bahasa dengan benar. Keterampilan berbahasa memiliki empat aspek atau ruang lingkup yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap aspek keterampilan itu berkaitan erat dengan tiga aspek keterampilan lainnya. Keterampilan berbahasa tersebut diperoleh melalui suatu hubungan yang teratur, yaitu: pada masa kecil anak belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu belajar membaca dan menulis. Berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, gagasan, atau isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain (Depdikbud dalam Suhartono, 2005: 20). Mengacu pada pendapat di atas, maka keterampilan berbicara penting dikuasai anak, sebab berbicara bukan hanya sekedar pengucapan kata atau bunyi saja tetapi dengan berbicara anak dapat mengungkapkan kebutuhan dan

3 keinginannya, mendapat perhatian dari orang lain, menjalin hubungan sosial sekaligus penilaian sosial dari orang lain, dapat menilai diri sendiri berdasarkan masukan atau penilaian orang lain terhadap dirinya, serta mempengaruhi perasaan, pikiran dan perilaku orang lain. Penguasaan bahasa khususnya penguasaan keterampilan berbicara anak Taman Kanak-Kanak dapat diperoleh melalui pembelajaran. Pembelajaran bahasa mengacu pada pengumpulan pengetahuan bahasa melalui sesuatu yang disadari, merupakan kemampuan yang dipelajari. Kemampuan bahasa yang diperoleh melalui pembelajaran ini disebut pemerolehan bahasa kedua. Iskandar Wassid (2008: 119) mengemukakan bahwa anak akan mengalami proses pemerolehan bahasa kedua melalui pembelajaran. Pengembangan kemampuan berbahasa di Taman Kanak-kanak bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa Indonesia (Depdiknas, 2004: 3). Senada dengan pendapat tersebut, secara khusus Suhartono (2005: 123) mengungkapkan bahwa kegiatan pengembangan bicara anak yaitu agar anak mampu mengungkapkan isi hatinya (pendapat, sikap) secara lisan dengan lafal yang tepat untuk kepentingan berkomunikasi. Akan tetapi, hal tersebut belum dapat dicapai secara optimal. Sebagai contoh, mengamati fenomena yang terjadi di lapangan khususnya di Taman Kanak-kanak Aisyiyah IV Komplek Puri Cipageran Indah Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi pada tanggal 15 Desember 2010, pengembangan kemampuan bahasa anak belum tercapai secara maksimal. Keadaan seperti ini

4 dapat dilihat dari keterampilan berbahasa, khususnya penguasaan keterampilan berbicara anak kurang berkembang. Hal ini ditunjukkan dengan ketidakmampuan anak dalam menjawab pertanyaan (apa, mengapa, di mana, berapa, bagaimana), mengajukan pertanyaan (apa, mengapa, di mana, berapa, bagaimana), mengungkapkan pendapat secara sederhana, dan melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan guru. Kondisi di atas disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya karena guru jarang sekali menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran bahasa. Padahal, media memegang peran penting dalam kegiatan pembelajaran bahasa. Media pembelajaran dapat dijadikan sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar dari guru kepada anak. Sadiman (2003: 11) mengemukakan bahwa: Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Berkaitan dengan masalah di atas, untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan memilih strategi, pendekatan, metode dan media pembelajaran yang tepat. Metode dan media yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran bahasa banyak sekali ragamnya, salah satunya adalah metode bercerita dengan menggunakan media boneka. Bercerita merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk didengarkan

5 dengan rasa menyenangkan (Dhieni, 2008: 6.4). Kegiatan bercerita bagi usia anak Taman Kanak-kanak berfungsi untuk membantu perkembangan bahasa antara lain dalam meningkatkan keterampilan berbicara, menambah perbendaharaan kosakata, kemampuan mengucapkan kata-kata, melatih merangkai kalimat sesuai dengan tahap perkembangannya. Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu pula halnya dengan metode bercerita. Beberapa kekurangan metode bercerita antara lain: 1) anak menjadi pasif, karena lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru, 2) kurang merangsang kreativitas anak dalam mengemukakan pendapatnya, 3) daya tangkap setiap anak berbeda dan masih lemah sehingga sukar memahami tujuan pokok isi cerita, 4) cepat menumbuhkan rasa bosan apabila penyajiannya tidak menarik. Untuk mengurangi kekurangan tersebut, guru dapat menggunakan media yang menarik bagi anak dalam kegiatan bercerita, salah satunya dengan menggunakan boneka, Boneka sebagai media dalam kegiatan pembelajaran bahasa memiliki banyak kelebihan dan keuntungan. Media boneka bisa menjadi alat peraga yang efektif sehingga mendorong anak-anak untuk aktif, ekspresif, dan bahkan kreatif. Anakanak pada umumnya menyukai boneka, sehingga materi pembelajaran yang disampaikan melalui boneka jelas akan mengundang minat dan perhatian anak untuk mengikuti pembelajaran,seperti yang dikemukakan oleh Gunawan (2010: 3) bahwa: Boneka bisa menjadi pengalih perhatian anak sekaligus media untuk berekspresi atau menyatakan perasaannya. Bahkan boneka bisa mendorong tumbuhnya fantasi dan imajinasi anak-anak.

6 Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka fokus penelitian ini adalah sejauh mana metode bercerita dengan menggunakan media boneka dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak Taman Kanak-kanak. Atas dasar itu, maka judul penelitian ini adalahimplementasi metode bercerita dengan menggunakan media boneka dalam meningkatkan keterampilan berbicara anak Taman Kanak-kanak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi metode bercerita dengan menggunakan media boneka dalam meningkatkan keterampilan berbicara anak Taman Kanak-kanak? Rumusan masalah di atas dituangkan ke dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi awal keterampilan berbicara anak TK Aisyiyah IV sebelum diterapkan metode bercerita dengan menggunakan media boneka? 2. Bagaimana implementasi metode bercerita dengan menggunakan media boneka dalam meningkatkan keterampilan berbicara anak TK Aisyiyah IV? 3. Bagaimana keterampilan berbicara anak TK Aisyiyah IV setelah diterapkan metode bercerita dengan menggunakan media boneka?

7 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empirik tentang implementasi metode bercerita menggunakan media boneka untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak Taman Kanak-kanak. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran empirik tentang: 1. Kondisi awal keterampilan berbicara anak TK Aisyiyah IV sebelum diterapkan metode bercerita dengan menggunakan media boneka. 2. Implementasi metode bercerita dengan menggunakan media boneka dalam meningkatkan keterampilan berbicara anak TK Aisyiyah IV. 3. Keterampilan berbicara anaktk Aisyiyah IVsetelah diterapkan metode bercerita dengan menggunakan media boneka. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru Bagi guru hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan rujukan dalam meningkatkan keterampilan berbahasa khususnya keterampilan berbicara anak. 2. Bagi anak TK Bagi anak TK hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbahasa khususnya keterampilan berbicaranya.

8 3. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan telaah awal bagi peneliti selanjutnya untuk mendalami dan melakukan penelitian mengenai program pengembangan keterampilan berbicara anak Taman Kanak-kanak. E. Anggapan Dasar Penelitian ini dilaksanakan dengan bertitik tolak dari angapan dasar sebagai berikut: 1. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan anak, sebab melalui bahasa anak dapat berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya, dan mengungkapkan gagasan atau pikirannya kepada orang lain (Akhadiah dalam Suhartono, 2005: 8). 2. Keterampilan berbicara sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa penting dikuasai anak, sebab berbicara bukan hanya sekedar pengucapan kata atau bunyi saja tetapi dengan berbicara anak dapat mengungkapkan kebutuhan dan keinginannya, mendapat perhatian dari orang lain, menjalin hubungan sosial sekaligus penilaian sosial dari orang lain, dapat menilai diri sendiri berdasarkan masukan atau penilaian orang lain terhadap dirinya, serta mempengaruhi perasaan, pikiran dan perilaku orang lain. 3. Bercerita kepada anak memainkan peranan penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, tetapi juga dalam mengembankan bahasa dan pikiran anak. Dengan bercerita pendengaran anak dapat difungsikan dengan baik untuk membantu kemampuan berbicara,

9 dengan menambah perbendaharaan kosakata, kemampuan mengucapkan kata-kata, melatih merangkai kalimat sesuai dengan tahap perkembangannya (Tampubolon dalam Dhieni, 2008: 6.7-6.8). 4. Media boneka memegang peran penting dalam kegiatan bercerita, untuk mendorong anak-anak aktif, ekspresif, dan kreatif. Media boneka juga berfungsi untuk membantu anak memperoleh kemudahan ketika mengungkapkan ide-idenya secara lisan. Boneka bisa menjadi pengalih perhatian anak sekaligus media untuk berekspresi atau menyatakan perasaannya serta bisa mendorong tumbuhnya fantasi dan imajinasi anakanak (Gunawan, 2010: 3). F. Definisi Operasional Untuk mempelajari fokus penelitian ini, maka penulis memberikan definisi operasional mengenai hal-hal yang berkenaan dengan judul penelitian. 1. Keterampilan berbicara Menurut Arsjad dan Mukti (1988: 23) keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan katakata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan kita sehingga maksud pembicaraan dapat dipahami oleh orang lain. Keterampilan berbicara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu keterampilan yang dimiliki seseorang dalam mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata untuk menyampaikan pikiran, gagasan atau pendapatnya kepada

10 orang lain secara lisan. Keterampilan berbicara yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah: 1) Menjawab pertanyaan apa, mengapa, di mana, berapa, bagaimana, 2) Mengajukan pertanyaan apa, mengapa, di mana, berapa, bagaimana, 3) Mengungkapkan pendapat secara sederhana, 4) Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan. 2. Metode Bercerita Menurut Dhieni (2008: 6.6) metode bercerita merupakan cara penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak. Metode bercerita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu cara yang ditempuh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran atau pengalaman belajar bagi anak didik secara lisan melalui kegiatan bercerita. 3. Media boneka Media boneka yang dimaksud dalam penelitian ini adalah boneka dijadikan sebagai media atau alat bantu yang digunakan guru dalam kegiatan bercerita untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak Taman Kanak-kanak. Boneka yang akan digunakanuntuk kegiatan bercerita dalam penelitian ini adalah boneka tangan yang terbuat dari potongan kain.