PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA ANGGOTA MASYARAKAT PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KOTA DENPASAR

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : I Made Hengki Permadi Dewa Gde Rudy I Wayan Novy Purwanto. Program Kekhususan Hukum Perdata, Universitas Udayana

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT BAGI NASABAH PADA LPD KESIMAN

oleh I Nyoman Triambara Saputra Desak Dewi Kasih Bagian Hukum Bisnis Fakultas HukumUniversitas Udayana

PEMBERIAN KREDIT KEPADA WARGA LUAR DESA PAKRAMAN SETEMPAT OLEH LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA PAKRAMAN PANGI KECAMATAN DAWAN KABUPATEN KLUNGKUNG

BENTUK PENGIKAT JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DI LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) CANGGU DI KABUPATEN BADUNG

Penyelesaian Kredit Macet bagi Debitur Di Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Desa Pakraman Kaba Kaba Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

PENYELESAIAN WANPRESTASI DARI PEMBAYARAN KREDIT DI LPD DESA PAKRAMAN LEBIH GIANYAR

PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH UNTUK PERUMAHAN DI KOTA DENPASAR

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH PADA KOPERASI DALAM HAL WANPRESTASI

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

PENDAFTARAN FIDUSIA DALAM PRAKTEK PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT RAGA JAYATAMA DI BATUBULAN GIANYAR

Oleh: I Wayan Suatmaja Mimba Dewa Gede Rudy Suatra Putrawan Program Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KOPERASI DENGAN BANK DI DENPASAR DALAM PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR)

PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI KARENA FORCEMAJEURE PADA PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG JASA HIBURAN

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH PADA PT (PERSERO) BANK TABUNGAN NEGARA, Tbk. DI KOTA DENPASAR

KEDUDUKAN PERUSAHAAN ANJAK PIUTANG DALAM HAL PIHAK NASABAH WANPRESTASI

PERSYARATAN JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PRAKTEKNYA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT KUTA

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ULATIDANA RAHAYU DI KABUPATEN GIANYAR

PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA OLEH PEMERINTAH DAERAH (SUATU STUDI DI PROVINSI BALI)

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA PADA DESA PAKRAMAN PADANGSAMBIAN DENPASAR

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA BANK RAKYAT INDONESIA (PT PERSERO)Tbk CABANG DENPASAR

PENYELESAIAN KREDIT MACET BAGI DEBITUR DI LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD), DESA PAKRAMAN KABA KABA KECAMATAN KEDIRI, KABUPATEN TABANAN

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR *

PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN DI BPR KARYA SARI SEDANA DENPASAR

WANPRESTASI DALAM HAL PEMBERIAN KREDIT TANPA JAMINAN KEPADA DEBITUR KOPERASI KUMBASARI BADUNG

ASPEK-ASPEK HUKUM PERKREDITAN PADA BANK EKA AYU ARTHA BHUWANA KABUPATEN GIANYAR. Oleh: I Gede Sakih Sastrawan Ida Bagus Putra Atmadja Dewa Gede Rudy

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH YANG DISIMPAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

Oleh: Putu Ayu Yulia Handari S. Suatra Putrawan Hukum Keperdataan, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

CATUR PURUSA ARTHA SEBAGAI DASAR KEGIATAN USAHA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DI DESA PAKRAMAN KIKIAN

PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan lembaga perkreditan desa (LPD).

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK. Oleh: DwiAryaDominika. I WayanWiryawan. BagianHukumPerdataFakultasUniversitasUdayana ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. untuk mengatasi masalah aksesibilitas kredit yang banyak dialami pelaku Usaha

PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM DENGAN JAMINAN BENDA TIDAK BERGERAK PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) SRINADI DI KABUPATEN KLUNGKUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya guna meningkatkan

PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

PERANAN DESA PAKRAMAN DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI PEMERINTAHAN DESA

KENDALA DALAM PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG DENPASAR.

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TERKAIT BANGUNAN DI RUANG TERBUKA HIJAU KOTA DENPASAR

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG

PERTANGGUNGJAWABAN PT

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan bagian yang menunjang perekonomian nasional dengan

PENYELESAIAN SECARA HUKUM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERBANKAN APABILA PIHAK DEBITUR MENINGGAL DUNIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki lembaga keuangan yang kuat dan modern. Dimana

PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA DENPASAR

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA AKIBAT DEBITUR WANPRESTASI

PENYELESAIAN PERKARA OLEH LEMBAGA ADAT MENGENAI PERKELAHIAN ANTAR SESAMA KRAMA DESA YANG TERJADI DI DESA PAKRAMAN SARASEDA

Oleh I Wayan Gede Pradnyana Widiantara I Nengah Suantra Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PENYELESAIAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN KONSUMEN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI PADA SUZUKI FINANCE CABANG DENPASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berupa uang/surat-surat berharga lainnya. hidup krama desa untuk menunjang pembangunan.

PRINSIP DEBT FORGIVENESS DALAM PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (PKPU)

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PADA BANK MANDIRI CABANG UBUD

Oleh: Made Andri Rismayani I Gusti Ayu Puspawati Ida Bagus Putu Sutama. Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

dwijenagro Vol. 4 No. 1 ISSN :

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

PENYELESAIAN PERKARA DI LUAR PENGADILAN DI DALAM KONDISI DUALISME PEMERINTAHAN DESA Oleh : Luh Putu Yandi Utami. Wayan P. Windia Ketut Sudantra

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

Perjanjian Kredit Pada Bank BTPN Ditinjau. Dari Asas Kebebasan Berkontrak. Dian Saputra Sinaga, Budi Santoso, Ery Agus Priyono*) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN PADA KREDIT DI BANK MANDIRI CABANG SANUR

AKIBAT HUKUM KREDIT TANPA JAMINAN BAGI PIHAK DEBITUR

PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI UPAYA PENGAMANAN PIHAK BANK PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH CABANG KLUNGKUNG

TINJAUAN TENTANG KEKUATAN EKSEKUTORIAL SERTIFIKAT HAK TANGGUNGAN APABILA ADA PERLAWANAN DARI DEBITUR WANPRESTASI

PAKSA BADAN TERHADAP PENANGGUNG PAJAK DALAM PROSES PENAGIHAN PAJAK

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari peranan bank selaku pemberi layanan perbankan bagi masyarakat.

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENANAM MODAL DALAM PERUSAHAAN PERSEKUTUAN PERDATA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL.

PENGARUH JUMLAH KREDIT, TABUNGAN, DEPOSITO DAN PENGALAMAN BADAN PENGAWAS PADA PROFITABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. yang berkeadilan dan mempercepat pembangunan daerah yang efektif dan kuat.

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDTI TANPA AGUNAN PADA KOPERASI SERBA USAHA SURYA MAKMUR DI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat.memanfaatkan waktu yang relatif singkat untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kepastian hukum bagi lembaga-lembaga ekonomi khususnya bagi

Oleh : Made Bagus Galih Adi Pradana I Wayan Wiryawan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN BUNGA PADA PD. BPR ROKAN HULU PASIR PENGARAIAN

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

ANALISIS PERJANJIAN KREDIT DENGAN OBJEK JAMINAN BERUPA SURAT KEPUTUSAN PENSIUN JANDA/DUDA PADA BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL DENPASAR

Aspek Hukum Perjanjian Sewa Beli

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA SETELAH TERJADINYA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA SECARA SEPIHAK PADA HOTEL FOUR SEASONS RESORT BALI DI SAYAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

PENGATURAN BAGI PEDAGANG KAKI LIMA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 3 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENGURUS DAN PENGAWAS INTERNAL LEMBAGA PERKREDITAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

Transkripsi:

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA ANGGOTA MASYARAKAT PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KOTA DENPASAR Oleh: Komang Gede Indra Parisuda Ngakan Ketut Dunia Dewa Gede Rudy Hukum Perdata Fakultas Hukum Udayana ABSTRACT The existence of Village Credit Institution (LPD) as the village economymedium have given important meaning for the Denpasar city. Local regulation of Bali Province Number 3 in 2007 specifythe LPD give loans only to member of the village. Although in reality LPD in Denpasar in their policy also gives credit for the outside residents of the custom village. Also in LPD credit agreements that have been agreed by both parties. Therefore, this article will explain whether the consideration of the policy implemented by the LPD in Denpasar in lending to the people beyond their custom village. In addition, this article also explains the steps that can be conducted by the LPD in Denpasar in the event of borrowers who are in default. Key Words: Credit, Custom Village, Village Credit Institution. ABSTRAK Keberadaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD)sebagai wadah ekonomi dalam desa pakraman telah memberikan arti penting bagi pembangunan kota Denpasar. Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Bali No. 3 Tahun 2007 menetapkan LPD memberikan pinjaman kredit hanya kepada karma desa. Walaupun dalam kenyataannya LPD di Denpasar dalam kebijakannya juga memberikan kredit kepada warga diluar desa adatnya. Selain itu dalam perjanjian kredit LPD, ada resiko debitur wanprestasi atau tidak tunduk pada isi perjanjian kredit yang telah disepakati kedua belah pihak. Oleh karena itu tulisan ini akan menjelaskan apakah dasar pertimbangan dari kebijakan yang diterapkan oleh LPD di Denpasar dalam pemberian kredit kepada warga diluar wilayah desa adat. Disamping itu, tulisan ini juga menjelaskan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh LPD di Denpasar dalam hal terdapat debitur yang melakukan wanprestasi. Kata Kunci: Pemberian Kredit, Desa Pakraman, Lembaga Perkreditan Desa. I. PENDAHULUAN Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebagai salah satu wadah kekayaan desa, menjalankan fungsinya dalam bentuk usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat desa serta sebagai penunjang kegiatan pembangunan desa. Dalam Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Bali No. 3 Tahun 2007 Tentang LPD dinyatakan bahwa lapangan usaha LPD antara lain menerima/menghimpun dana dari karma desa dalam bentuk tabungan dan deposito, serta memberikan kredit hanya kepada karma desa. Walaupun demikian, LPD di Denpasar dalam kebijakannya sering memberikan kredit tidak hanya kepada anggota masyarakat desanya saja namun juga memberikan kredit 1

kepada warga diluar desa adatnya. LPD dalam menghimpun dana serta pemberian pinjaman kepada anggota masyarakat desa berdasarkan perjanjian kredit yang telah disepakati kedua belah pihak. Tujuan dari penulisan ini disamping untuk mengetahui dasar pertimbangan dari Kebijakan yang diterapkan oleh LPD di Denpasar dalam pemberian kredit kepada warga diluar maupun didalam wilayah desa adat, juga untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh LPD di Denpasar dalam hal debitur yang melakukan wanprestasi. II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah penelitian hukum empiris, yang menggunakan data primer yang bersumber dari lapangan dan data sekunder yang bersumber dari penelitian kepustakaan 1. Sifat penelitian yaitu deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Teknik pengumpulan data di lapangan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode wawancara. Dan dari teknik pengumpulan data, melalui kepustakaan dipergunakan dengan cara mencatat data-data yang bersumber pada bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder yang berupa buku-buku tulisan dari para sarjana. Setelah data dikumpulkan kemudian diolah secara kualitatif dengan melakukan studi perbandingan antara data lapangan dengan data kepustakaan. Dalam menganalisa data yang telah dikumpulkan tersebut, digunakan metode analisis deskriptif, yaitu menggambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan 2 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1 Kewenangan Lembaga Perkreditan Desa Di Denpasar Dalam Memberikan Kredit Kepada Masyarakat Kewenangan LPD dalam memberikan kredit kepada Warga Desanya diatur dalam Pasal 7 (b) Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Bali No. 3 Tahun 2007 Tentang LPD, Bahwa LPD memberikan pinjaman hanya kepada Krama Desa. Namun pada kenyataanya LPD tidak hanya memberikan pinjaman kepada warga desanya saja. Menurut Bapak I Gede Sugiartha, STP. selaku Kepala LPD Kepaon, sesuai kebijakan 1 Bambang Sunggono, 2005, Metodologi Penelitian Hukum, cet. 7, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 7. 2 Suharsini Arikunto, 1986, Prosedur Penelitian, Bina Aksara, Jakarta, Hal. 15. 2

oleh LPD bersangkutan, LPD dapat memberikan pinjaman kepada nasabah diluar warga desanya dengan ketentuan LPD menetapkan aturan yang lebih ketat bagi peminjam yang bukan warga desanya. Dasar pertimbangan dari kebijakan yang diterapkan oleh LPD tersebut adalah demi tercapainya kepentingan ekonomi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, yang tentu saja harus didukung oleh tingkat kesehatan dan kondisi perkembangan LPD yang mencapai atau melebihi target yang ditentukan sehingga kas tersebut dapat dipinjamkan kepada warga diluar desa dengan bunga yang berbeda dari warga setempat. Tindakan LPD tersebut tentu melanggar Pasal 7 Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Bali No. 3 Tahun 2007. Akibat hukum yang dapat terjadi adalah seperti yang tercantum pada Pasal 24 yang menyatakan Pengurus dan Karyawan LPD yang bertindak menyimpang dari ketentuan yang berlaku atau lalai dalam melaksanakan tugas-tugas kewajibannya, secara langsung ataupun tidak langsung menimbulkan kerugian bagi LPD, wajib mengganti kerugian menurut ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. 2.2.2. Langkah-Langkah Yang Dapat Ditempuh Oleh Lembaga Perkreditan Desa Di Denpasar Terhadap Debitur Yang Wanprestasi LPD dalam memberikan pinjaman kepada anggota masyarakat desa berdasarkan pada perjanjian kredit yang telah disepakati kedua belah pihak 3. Jika salah satu pihak yang lalai atau tidak memenuhi kewajibannya maka timbul persoalan di dalam perjanjian kredit tersebut. Menurut Bapak Ketut Adi Selaku Kepala LPD Kesiman, apabila debitur melakukan wanprestasi, maka langkah yang diambil diawali dengan penyelesaian oleh pihak LPD. Apabila tidak menemukan jalan keluar dilanjutkan dengan pihak pengurus banjar, selanjutnya apabila masalah wanprestasi belum bisa diselesaikan maka dilanjutkan dengan pihak desa pakraman. Pada tahap selanjutnya pengadilan merupakan tempat terakhir dalam penyelesaian masalah wanprestasi tersebut. Dalam prakteknya sendiri penyelesaian masalah wanprestasi dalam proses kredit LPD di Kota Denpasar belum pernah sampai ke Pengadilan. Mengenai penerapan sanksi adat oleh LPD, dinyatakan secara eksplisit dalam Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Bali No. 3 Tahun 2007 bahwa desa pakraman 3 Yahya Harahap, 1982, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Penerbit Alumni Bandung, Hal. 32. 3

merupakan pemilik dari LPD. Bahwa berkenaan dengan penerapan sanksi adat oleh LPD terhadap adanya wanprestasi oleh pihak debitur (warga desa maupun warga diluar desa) dapat dibenarkan, jika pengelola LPD tersebut ditempatkan sebagai bagian dari otonomi desa pakraman dalam mengurus kepentingannya. III. KESIMPULAN 1. Penerapan Pasal 7 (b) Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Bali No. 3 Tahun 2007 Tentang LPD, yang menyatakan LPD di Kota Denpasar memberikan pinjaman hanya kepada Krama Desa, tidak dilaksanakan sepenuhnya karena dalam prakteknya bertentangan dengan aturan tersebut, LPD memberikan kredit kepada warga diluar desanya dengan tujuan demi tercapainya kepentingan ekonomi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. 2. Upaya yang dilakukan jika terjadi wanprestasi adalah diawali dengan penyelesaian oleh pihak LPD. Apabila tidak menemukan jalan keluar dilanjutkan dengan pihak pengurus banjar, jika masalah wanprestasi belum bisa diselesaikan maka pihak pengurus desa pakraman dapat dilibatkan dalam penyelesaiannya. Pada tahap berikutnya badan peradilan merupakan tempat terakhir dalam menyelesaikan masalah wanprestasi tersebut. Namun dalam prakteknya penyelesaian masalah wanprestasi dalam proses kredit LPD di Kota Denpasar belum pernah sampai ke badan peradilan. Salah satu upaya yang diterapkan untuk mengatasi masalah wanprestasi adalah dengan menerapkan sanksi adat. Penerapan sanksi adat ini dilakukan dengan memperhatikan nilai keadilan dan kewajaran, dalam konteks pembinaan. 4

DAFTAR PUSTAKA Bambang Sunggono, 2005, Metode Penelitian Hukum, cet. 7, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Suharsini Arikunto,1986, Prosedur Penelitian, Bina Aksara, Jakarta. Yahya Harahap, 1982, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Penerbit Alumni Bandung. Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Bali No. 3 Tahun 2007 Tentang Lembaga Perkreditan Desa. 5