BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional siswa. Di samping itu, bahasa merupakan penunjang

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KOMUNIKASI DENGAN STRATEGI TTW

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. agar mempunyai empat aspek pembelajaran, yaitu kemampuan dan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Adapun alasannya, Yasir Burhan mengemukakannya sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (Listening Skill), Berbicara (Speaking Skill), Membaca (Reading Skill),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan penting dalam perkembangan intelektual,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjalin komunikasi antar manusia. Disamping itu manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk menghadapi perkembangan zaman dan informasi diperlukan kualitas

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

TINJAUAN PUSTAKA. baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung melalui media.

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang dapat hidup tanpa berkomunikasi. Apalagi di zaman modern ini ketika

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dan suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar yang kondusif. mengeksplorasi dan mengelaborasi keterampilannya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

a. Kemampuan komunikasi matematika siswa dikatakan meningkat jika >60% siswa mengalami peningkatan dari pertemuan I dan pertemuan II.

I. PENDAHULUAN. pemerintah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran. Keterampilan menyimak merupakan dasar keterampilan dalam komunikasi lisan. Apabila kemampuan seseorang dalam menyimak kurang, dapat dipastikan dia tidak dapat mengungkapkan topik yang didengar dengan baik. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, terdapat satu kompetensi yang harus dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa, dimana, kapan dan bagaimana) yang didengar atau ditonton melalui radio/tv. Hal ini menandakan bahwa pembelajaran menyimak berita merupakan salah satu pembelajaran yang penting untuk dilaksanakan. Pentingnya pembelajaran menyimak berita di sekolah yaitu dapat melatih daya pikir siswa terhadap hal-hal yang telah disimaknya. Semakin tinggi daya ingat siswa dalam menyimak maka semakin tinggi pula kecerdasan siswa. Seperti halnya pada materi pembelajaran menyimak berita televisi, untuk mengetahui informasi dari berita siswa tidak sekedar melihat berita di televisi saja, akan tetapi siswa juga harus menyimak dengan cermat segala informasi yang telah diberitakan. Konsentrasi penuh dalam menyimak teks berita merupakan hal utama dalam menyimak. Hal tersebut terbukti bahwa siswa yang menyimak informasi dengan cermat dan penuh konsentrasi maka informasi yang diperoleh juga lengkap, namun sebaliknya siswa yang tidak menyimak informasi dengan cermat maka informasi yang didapat juga tidak akan lengkap.

Menyimak merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa yang penting. Keterampilan menyimak harus dikuasai terlebih dahulu dibandingkan dengan keterampilan-keterampilan berbahasa yang lain.kegiatan menyimak dapat terlihat dari kehidupan sehari-hari yang dihadapkan dengan berbagai kesibukan menyimak, misalnya dalam dialog antaranggota keluarga, percakapan antarteman dan aktivitas pendidikan di sekolah (Tarigan, 2008:2). Berbagai anggapan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) terhadap kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang tidak menarik, membosankan,dan menghabiskan waktu. Kejenuhan siswa dalam menyimak terjadi karena siswa merasa dipaksa untuk melakukan kegiatan menyimak. Padahal manfaat dari kegiatan menyimak sangat penting bagi kehidupan manusia. Seperti halnya menyimak, dengan menyimak informasi siswa dapat mengetahui segala hal yang terjadi di belahan dunia ini, meliputi kasus-kasus yang sedang terjadi di berbagai negara, keanekaragaman suku dan budaya yang terdapat di berbagai negara, beragam keajaiban dunia yang terdapat di dunia dan berbagai jenis makhluk hidup yang terdapat di dunia. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja guru, karena guru harus bertanggung jawab terhadap profesinya yang terlibat langsung dengan siswa. Untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam materi menyimak teks berita, guru harus menggunakan strategi pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif untuk membangkitkan minat siswa dalam proses pembelajaran.

Menyimak dapat menambah cakrawala pengetahuan. Para pakar memperkirakan atau menaksir kira-kira 85% dari sesuatu yang diketahui manusia berasal dari menyimak, tapi yang mereka ingat hanya 20% dari yang mereka dengar itu. Dengan demikian, jelaslah betapa besarnya keuntungan yang diperoleh dari keterampilan menyimak dalam kehidupan manusia. Banyak orang yang tidak memahami bahwa menyimak sama aktifnya dengan berbicara, bahkan dalam beberapa hal jauh lebih rumit dan sulit. Pembicaraan sudah jelas mengetahui pesan yang akan dikatakannya, sedangkan penyimak harus menginterpretasikan pesan yang akan disampaikannya. Menyimak dengan baik menuntut perhatian, pikiran, penalaran, penafsiran, dan imajinasi dari sang penyimak. Para penyimak harus memproyeksikan diri mereka ke dalam pikiran pembicara dan berupaya memahami bukan hanya yang dikatakan oleh pembicara tetapi juga pesan yang dimaksudkannya (Tarigan,2008:78). Tarigan (1994:2) dalam kaitannya dengan pembelajaran menyimak di sekolah, kegiatan menyimak sering kali diremehkan oleh siswa. Namun hal tersebut dapat ditanggulangi apabila guru mampu menghidupkan suasana dalam kelas, seperti halnya pada materi pembelajaran menyimak teks berita. Materi menyimak teks berita akan dapat membangkitkan minat siswa dalam belajar. Sehingga siswa tidak merasa terbebani dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu guru juga lebih mudah mengetahui kemampuan siswa dalam mengingat informasi dalam teks berita. Sehingga dalam menganalisis unsur-unsur penting yang terdapat dalam berita, siswa yang cermat dalam menyimak berita akan dapat mengetahui informasi secara jelas dan lengkap namun sebaliknya siswa yang tidak cermat dalam menyimak berita juga tidak dapat memperoleh informasi dengan jelas dan lengkap. Berdasarkan hasil pengamatan, ternyata banyak siswa yang belum mampu menyimak berita secara maksimal. Kesulitan pokok yang dihadapi siswa dalam menyimak berita adalah menggabungkan berbagai ide yang didengarkan untuk

membangun suatu pemahaman dalam berita. Fenomena yang terjadi di kelas VIII SMP Free Methodist 1 Helvetia, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam penguasaan keterampilan menyimak. Hal ini terlihat dalam proses pembelajaran yang hanya berorientasi pada teori dan pengetahuan semata, sehingga keterampilan berbahasa khususnya pada keterampilan menyimak kurang diperhatikan. Pada kenyataannya menyimak pada siswa kelas VIII SMP Free Methodist 1 Helvetia masih belum maksimal. Rendahnya keterampilan menyimak siswa disebabkan beberapa faktor diantaranya: 1) sikap siswa yang merendahkan keterampilan menyimak, 2) kondisi fisik siswa yang lelah apabila pelajaran bahasa Indonesia pada jam pelajaran terakhir, dan 3) jumlah siswa yang banyak juga mempengaruhi suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif. 4) kurangnya interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas. Fakor lain yang menyebabkan pelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik yaitu faktor guru yang menggunakan strategi pembelajaran menyimak belum bervariasi dan cenderung berceramah (ekspositori) sehingga guru perlu mengubah strategi pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif. Guru belum maksimal dalam memberikan materi pelajaran menyimak. Selain itu, faktor sarana yang ada di sekolah juga belum memadai, seperti: 1) situasi ruangan untuk kegiatan menyimak terlalu sempit, 2) perangkat lunak masih kurang, 3) bahan materi simakan yang terbatas (Tarigan, 2008:45).

TABEL 1 NILAI HASIL KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP SWASTA FREE METHODIST 1 HELVETIA MEDAN Kelas 2010 / 2011 2011 / 2012 2013 / 2014 VIII-1 6,75 6,50 6,30 6,60 6,75 6,80 VIII-2 6,50 5,80 5.00 6,00 6,45 6,65 VIII-3 6,20 6,00 6,30 6,45 6,00 6,60 Sumber : SMP Swasta Free Methodist 1 Helvetia Medan Minat belajar siswa juga merupakan pendukung pembelajaran menyimak. Selama ini minat belajar siswa kurang mendapat perhatian dari guru, hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran, setelah menyampaikan pendahuluan, guru langsung menyajikan materi pelajaran kepada siswa sehingga terkesan bahwa siswa dituntut untuk menerima pelajaran yang dianggap penting bagi guru ke siswa. Seharusnya minat belajar siswa harus mendapat perhatian sebelum memulai pembelajaran agar seorang guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat bagi setiap siswa. Kesesuaian strategi pembelajaran yang digunakan kepada siswa baik yang berminat belajar tinggi maupun yang berminat belajar rendah diharapkan dapat menciptakan hasil belajar yang baik. Dalam pembelajaran agar memperoleh hasil belajar yang baik harus ada minat. Bila minat belajar tinggi kegiatan belajar pun cenderung meningkat dalam arti siswa aktif dan sungguh-sungguh belajar untuk mencapai tujuan, sebab tujuan sudah merupakan kebutuhan baginya. Jika strategi pembelajaran yang digunakan sesuai dengan materi menyimak maka akan terjadi interaksi antara guru dan siswa.

Oleh karena itu, strategi pembelajaran yang dianggap efektif dalam pembelajaran kemampuan menyimak teks berita untuk menemukan pokok-pokok berita adalah strategi Think Talk Write (TTW. Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) merupakan strategi yang membantu siswa untuk berpikir, berbicara, kemudian menuliskan berkenaan dengan suatu topik. Strategi Think Talk Write (TTW) memiliki beberapa keunggulan. Pertama, strategi Think Talk Write (TTW) dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep siswa akan menjadi lebih baik. Siswa dapat mengkomunikasikan atau mendiskusikan pemikirannya dengan temannya sehingga siswa dapat saling membantu dan saling bertukar pikiran. Hal ini akan membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Kedua, Strategi Think Talk Write (TTW) dapat melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan yang sistematis sehingga siswa akan lebih memahami materi dan membantu siswa untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan. Dengan adanya beberapa keunggulan mengenai pembelajaran menyimak teks berita untuk menemukan pokok-pokok berita dengan menggunakan strategi Think Talk Write (TTW) akan dapat membantu siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran menyimak teks berita, karena siswa melakukan kegiatan menyimak dengan konsentrasi penuh sehingga dapat berpikir lebih mudah untuk mengingat peristiwa yang terdapat dalam berita, kemudian siswa berdiskusi dengan teman sebangku untuk tukar pikiran mengenai berita atau peristiwa yang telah simaknya, selanjutnya siswa menuliskan hasil diskusi di buku catatan masing-masing. Dengan demikian penerapkan strategi Think Talk Write (TTW) dalam

pembelajaran menyimak berita akan lebih efektif, karena dapat mengatasi segala permasalahan yang sedang dialami oleh siswa dalam menyimak teks berita. Berdasarkan uraian di atas, maka dari penelitian ini ditarik judul Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write dan Minat Belajar terhadap Kemampuan Menyimak Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Swasta Free Methodist-1 Helvetia Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan: 1. Sikap siswa yang merendahkan keterampilan menyimak. 2. Kemampuan siswa menyimak teks berita masih rendah. 3. Strategi pembelajaran menyimak belum efektif. 4. Minat belajar siswa dalam menyimak berita masih rendah 5. Kurangnya interaksi antara siswa dan guru dalam proses pembelajaran di kelas. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, permasalahan yang akan diteliti dalam peneliti ini hanya memfokuskan pada pengaruh strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan minat belajar terhadap kemampuan menyimak teks berita siswa kelas VIII SMP Swasta Free Methodist-1 Helvetia, Medan.

D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian masalah di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan menyimak berita antara kelompok siswa yang diajarkan dengan strategi Think Talk Write (TTW) dan kelompok siswa yang diajarkan strategi pembelajaran Ekspositori? 2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan menyimak berita antara kelompok siswa minat belajar tinggi yang diajarkan dengan strategi Think Talk Write (TTW) dengan kelompok siswa minat belajar tinggi yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Ekspositori? 3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan menyimak berita antara kelompok siswa minat belajar rendah yang diajarkan dengan strategi Think Talk Write (TTW) dan kelompok siswa minat belajar rendah yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Ekspositori? 4. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan minat belajar siswa terhadap kemampuan menyimak berita pada siswa kelas VIII SMP Swasta Free Methodist-1? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang pengaruh strategi pembelajaran dan minat belajar terhadap kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII semester genap tahun ajaran 2013 / 2014 SMP Swasta Free Methodist 1 Helvetia, Medan. Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang :

1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan menyimak berita antara kelompok siswa yang diajarkan dengan strategi Think Talk Write (TTW) dan kelompok siswa diajarkan dengan strategi Ekspositori. 2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan menyimak berita antara kelompok siswa minat belajar tinggi yang diajarkan dengan strategi Think Talk Write (TTW) dan kelompok siswa minat belajar tinggi yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Ekspositori. 3. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan menyimak berita antara kelompok siswa minat belajar rendah yang diajarkan dengan strategi Think Talk Write (TTW) dan kelompok siswa minat belajar rendah yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Ekspositori. 4. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan minat belajar siswa terhadap kemampuan menyimak berita. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan yang begitu pesat dewasa ini, berpengaruh pesat terhadap terhadap teknologi, khususnya teknologi yang dimanfaatkan dalam media pembelajaran. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada para guru agar dapat mengembangkan dan menyesuaikan diri sesuai dengan era modern seperti saat ini. Dengan demikian, pendidikan di negara kita ini diharapkan dapat lebih maju sehingga menciptakan manusia yang berakhlak dan berbudi pekerti serta

memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi sehingga nantinya dapat memajukan negara ini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat sebagai wadah untuk ilmu dan teori yang selama ini peneliti peroleh dari bangku perkuliahan. b. Bagi Siswa Penelitian ini dapat dijadikan semangat motivasi yang mendorong siswa agar lebih semangat dalam belajar. Khususnya materi yang berhubungan dengan strategi Think Talk Write ( TTW ) terhadap keterampilan menyimak. c. Bagi Guru 1. Untuk memperluas wawasan mengenai strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan strategi pembelajaran Ekspositori. 2. Untuk mempengaruhi minat belajar siswa terhadap kemampuan menyimak. 3. Sebagai referensi dalam bidang penelitian yang relevan, bagi penelitian selanjutnya.