II. TINJAUAN PUSTAKA. diartikan sebagai rancangan atau buram surat, ide (usul) atau pengertian yang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-

sherila putri melinda

A. Pengertian Orde Lama

BADAN EKSEKUTIF OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-6 (IK-1,3,4,5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologi konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

RANGKUMAN KN DEMOS KRATOS DEMOKRASI RAKYAT ARTI : RAKYAT MEMERINTAH PEMERINTAHAN. a) SEJARAH DEMOKRASI. b) PRINSIP DEMOKRASI

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB IV ANALISIS TENTANG KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA MENURUT MAHFUD MD

kinerja DPR-GR mengalami perubahan, manakala ada keberanian dari lembaga legislatif untuk kritis terhadap kinerja eksekutif. Pada masa Orde Baru,

Kelompok 10. Nama :- Maria Yuni Artha (197) - Neni Lastanti (209) - Sutarni (185) Kelas : A5-14

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. didalam Undang-Undang Dasar 1945 Pembukaan alinea pertama Bahwa sesungguhnya

LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

e. Senat diharuskan ada, sedangkan DPR akan terdiri dari gabungan DPR RIS dan Badan Pekerja KNIP;

BAB II TINJAUAN TERHADAP SISTEM PEMERINTAHAN. dari beberapa bagian yang memiliki hubungan fungsional, baik antara bagian yang satu dengan

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Demokrasi Parlementer (Liberal)

4. Salah satu contoh negara yang menganut idiologi terbuka adalah... A. RRC B. Cuba C. Korea Utara D. Indonesia E. Vietnam

Sejarah Lahirnya Demokrasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semua warga menikmati kebebasan untuk berbicara, kebebasan berserikat,

SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA SUYATO

Tinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma

Demokrasi: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Antara Teori dan Pelaksanaanya di Indonesia. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA

Memahami usaha mempertahankan Kemerdekaan. Mendeskripsikan peristiwa peristiwa politik dan ekonomi. Indonesia pasca pengakuan kedaulatan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

SISTEM PRESIDENSIIL TAHUN

SYARAT-SYARAT DAN PENYEDERHANAAN KEPARTAIAN (Penetapan Presiden Nomor 7 Tahun 1959 Tanggal 31 Desember 1959) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR

Demokrasi di Indonesia

UUD Pasca Dekrit Presiden 5 Juli 1959

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1959 TENTANG MENYESUAIKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 80 TAHUN 1958 TENTANG DEWAN PERANCANG NASIONAL

Pemilu Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat UU Pemilu;

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

Presiden Seumur Hidup

Politik & Strategi Nasional

Masa Pemerintahan Orde Lama. Masa Pemerintahan Orde Baru

KEKUASAAN PEMERINTAH NEGARA MENURUT UUD NRI 1945 PERKEMBANGAN DAN DINAMIKANYA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB XIII AMANDEMEN UNDANG UNDANG DASAR 1945

Kelebihan dan Kelemahan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan

INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL ( )

PENDIDIKAN PANCASILA

I. Pilihlah jawaban yang benar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

UNDANG-UNDANG TERSENDIRI MENGENAI MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT: PERLUKAH? 1

1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi.

Soal CPNS Tata Negara + PEMBAHASAN

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia semenjak 1945

SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN. 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan b. Kelas /Semester : X / Gasal

BAB II. Sebelum perubahan UUD NRI Tahun 1945 pada tahun , Indonesia pernah beberapa kali berganti konstitusi mulai dari UUD RI 1945,

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

BAB I PENDAHULUAN. fungsi-fungsi tersebut. Sebagaimana lembaga legislatif DPRD berfungsi

I. PENDAHULUAN. Perubahan Undang-Undang Dasar tahun 1945 (UUD tahun 1945) tidak hanya

FORMAT POLITIK ORDE BARU DAN KEBIJAKAN FUSI PARTAI POLITIK TAHUN 1973 SKRIPSI. Oleh: M. Iqbal Ibrahim Hamdani NIM

JANGAN DIBACA! MATERI BERBAHAYA!

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

TINJAUAN ATAS PENGADILAN PAJAK SEBAGAI LEMBAGA PERADILAN DI INDONESIA

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPA 2011

Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 3, Tahun 2017, E-ISSN

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

SEJARAH PERKEMBANGAN UUD

POLITIK dan SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : SMP NEGERI 1 Prambanan, Sleman. Alokasi Waktu : 6 X 40 Menit ( 3 x pertemuan )

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi

I. PENDAHULUAN. Pada sidang PPKI pertama tanggal 18 Agustus 1945 menetapkan:

EKSEKUTIF, LEGISLATIF, DAN YUDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN. Politik merupakan hal yang sering diperbincangkan dalam masyarakat. Apalagi tahun ini

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

SISTEM PRESIDENSIIL. Oleh: Muchamad Ali Safa at 1

Mata Kuliah Kewarganegaraan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

Ulangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran

Presiden dan Wakil Presiden dalam Sistem Hukum Ketatanegaraan Indonesia. Herlambang P. Wiratraman 2017

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum. 1 Konsekuensi

S a o l a CP C N P S W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ASPEK HUKUM PEMBERHENTIAN DAN PENGGANTIAN ANTAR WAKTU (PAW) ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. Oleh: Husendro

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1959 TENTANG DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG SEMENTARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa-2

BAB I PENDAHULUAN. adanya pemerintah yang berdaulat dan terakhir yang juga merupakan unsur untuk

DEWAN KEAMANAN NASIONAL Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1954 Tanggal 27 Pebruari 1954 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

Transkripsi:

8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Konsepsi Presiden Soekarno Secara etimologis, konsepsi berasal dari perkataan konsep, sedangkan konsep diartikan sebagai rancangan atau buram surat, ide (usul) atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa konkrit. Menurut kamus Bahasa Indonesia konsepsi mempunyai arti 1.Pengertian, pendapat (paham); 2.Rancangan (cita-cita, gagasan, dsb) yang telah ada dipikiran. Konsepsi disini didefinisikan sebagai gagasan tentang cita-cita Presiden Soekarno untuk merubah sistem pemerintahan Demokrasi Parlementer menjadi Demokrasi Terpimpin. Pada sudut pandang serupa namun dalam pengertian yang jauh lebih terperinci menjelaskan makna konsep yaitu ilmu sosial banyak sekali menggunakan abstraksi-abstraksi yang dibuat secara umum yang dinamakan konsep. Konsep menggambarkan suatu fenomena secara abstrak yang dibentuk dengan membangun generalisasi terhadap sesuatu yang khas. Pendapat lain mendefinisikan konsep sebagai kata-kata penggambar yang universal (Nazir 1988: 148-149 dan Mary Grisez Kweit dan Robert W. Kweit 1986: 23)

9 Sementara menurut Joesoef Sou yb dalam bukunya yang berjudul Logika, seseorang berpikir dan menyusun jalan pikirannya melalui pengertian-pengertian. Pengertian di dalam pemikiran itulah yang disebut konsepsi. Seseorang menjelmakan pemikiran itu melalui kalimat, baikpun secara lisan maupun tulisan. Setiap kalimat itu terdiri atas kata. Kalimat itu berisikan keterangan (Sou yb, hal. 19). Dalam pengantar yang ditulis oleh Haryati Nindira untuk sebuah artikel yang berjudul Kata Kunci, dituliskan pengertian yang ringkas tentang konsepsi yaitu gagasan, pengertian, gambaran mental tentang obyek atau proses. Dapat juga diartikan gagasan atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa nyata, proses atau apapun diluar bahasa yang digunakan oleh nalar (akal budi) untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. Konsepsi presiden itu pada hakekatnya adalah suatu gagasan yang bermaksud merombak sama sekali sistem pemerintahan Parlementer (Ermadi, 2006: 69 dan Sastroamidjojo, 1974: 372). Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, maka yang dimaksud sebagai Konsepsi Presiden Soekarno dalam konteks penelitian ini adalah suatu bentuk gagasan sebagai hasil pemikiran yang dimanifestasikan dalam setiap tindakan (membentuk kabinet baru dan membentuk Dewan Nasional) dari seorang tokoh yaitu Soekarno dan memegang jabatan sebagai presiden atas realitas politik saat itu untuk mewujudkan cita-citanya yaitu Demokrasi Terpimpin.

10 Pada tanggal 21 Februari 1957, Presiden Soekarno dihadapan pemimpinpemimpin organisasi sipil dan militer di istana negara mengemukakan konsepsinya bahwa sistem politik yang selama ini dipakai harus diganti dengan sistem baru yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Menurut Presiden Soekarno sistem yang dimaksud adalah Demokrasi Terpimpin. Untuk itu Presiden Soekarno mengusulkan agar pertama, dibentuk kabinet baru yang mencakup semua partai terbesar termasuk PKI dan kedua, dibentuk satu badan penasehat tertinggi yang para anggotanya terdiri dari seluruh wakil golongan fungsionil di dalam masyarakat. Dalam mewujudkan usulnya itu dengan kongkrit Soekarno kemudian meminta segera dibentuk Kabinet Gotong Royong, dan disampingnya berdiri Dewan Nasional (Muhaimin, 1982 :93). 2. Konsep Pemerintahan Pemerintahan berasal dari kata perintah yang kemudian mendapat imbuhan sebagai berikut: 1. Mendapat awalan pe menjadi pemerintah berarti badan atau organ elit yang melakukan pekerjaan mengatur dan mengurus dalam suatu negara. 2. Mendapat akhiran an menjadi kata pemerintahan berarti perihal, cara, perbuatan atau urusan dari badan yang berkuasa dan memiliki legitimasi tersebut (Syafiie, 2001:43). Secara etimologis, pemerintahan berasal dari perkataan pemerintah, sedangkan pemerintah berasal dari perkataan perintah. Menurut kamus kata-kata tersebut mempunyai arti sebagai berikut: 1. Pemerintah adalah perkataan yang dimaksud menyeluruh melakukan sesuatu. 2. Pemerintah adalah 1. secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Kubernan (nahkoda kapal) artinya menatap ke depan, berarti melihat ke depan, menetukan berbagai kebijakan yang diselenggarakan untuk mencapai tujuan negara, memperkirakan arah perkembangan masyarakat kepada tujuan yang ditetapkan, 2. Aparat sebagai perangkat negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari presiden, menteri dan birokrasi yang menyelenggarakan tugas negara, 3. Dalam arti sempit terdiri dari kekuasaan eksekutif sedangkan dalam

11 arti luas meliputi semua organ atau lembaga negara yang meliputi DPR, MA. 3. Pemerintah adalah perbuatan (cara, hal urusan dan sebagainya) memerintah (Pamudji, 1992: 22-23). Pemerintahan didefinisikan sebagai wewenang badan-badan atau lembaga pemerintahan atau para penguasa pemerintahan sebagai pejabat resmi untuk melaksanakan kegiatan pemerintahan. Menurut Ramlan Surbakti menyebutkan bahwa pemerintahan menyangkut tugas dan wewenang, sedang pemerintah adalah penyelenggara tugas dan kewenangan negara (Surbakti,1992:168). Pemerintahan dalam arti luas adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh organ-organ atau badan-badan legislatif, eksekutif dan yudikatif, dalam rangka mencapai tujuan pemerintahan negara (tujuan nasional), sedangkan pemerintahan dalam arti sempit adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh organ eksekutif dan jajarannya dalam rangka mencapai tujuan pemerintahan negara (Pamudji, 1992: 26). Jadi pemerintahan dapat dijelaskan sebagai aparat dan lembaga negara yang mempunyai wewenang, legitimasi dan fungsi masing-masing dalam memegang kekuasaan untuk mengatur atau mengendalikan negara sesuai dengan perundangundangan yang berlaku dalam rangka mencapai tujuan tertentu. B. Kerangka Pikir Pada awal kemerdekaan Indonesia stabilitas politik belum teratasi dengan baik, keadaan ini semakin memburuk dan memprihatinkan. Banyaknya partai politik

12 yang bermunculan setelah dikeluarkannya Maklumat Wakil Presiden No.X 3 November 1945. Sistem Demokrasi Parlementer justru dirasakan tidak cocok dengan keadaan rakyat Indonesia karena membawa corak masing-masing dengan tujuan yang berbeda keadaan ini berpengaruh terhadap kestabilan politik di Indonesia. Ketidakstabilan tersebut ditambah dengan adanya pergantian kabinet yang tidak bisa bertahan lama dikarenakan adanya ketidakmampuan setiap kabinet dalam merealisasikan programnya dan mengatasi masalah yang ada. Disisi lain ketidakstabilan diperparah dengan perbedaan pandangan antara Soekarno dan Mohammad Hatta di dalam sistem pemerintahan. Perbedaan pandangan antara keduanya mengakibatkan putusnya kerjasama Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai Dwitunggal yang diawali dengan pengunduran diri Mohammad Hatta sebagai wakil presiden pada tanggal 1 Desember 1956. Keadaan negara yang tidak stabil membuat Presiden Soekarno mengajukan konsepsinya yang berisi agar dibentuk kabinet baru dan Dewan Nasional. Hal ini berkaitan dengan gagasannya untuk menciptakan Demokrasi Terpimpin yang menurutnya lebih cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia. Ternyata konsepsi tersebut mendapakan respon pro dan kontra dari berbagai pihak. Konsepsi Presiden Soekarno membawa dampak dalam sistem pemerintahan Indonesia. Dalam bidang pertahanan di luar Jawa konsepsi presiden ditanggapi dengan tindakan menentang pemerintah pusat yaitu PRRI/Permesta yang menuntut agar kedua badan negara (kabinet baru dan dewan nasional) yang akan

13 dibentuk harus dipimpin oleh Dwitunggal Soekarno dan Mohammad Hatta. Dalam bidang politik disaat Kabinet Ali II tidak mampu mengatasi tuntutantuntutan yang saling bertentangan antara pengembalian Dwitunggal Soekarno- Hatta dan mengimplitasikan Konsepsi Soekarno, maka pada tanggal 14 Maret 1957 Presiden Soekarno segera mengumumkan negara dalam keadaan darurat (SOB). Setelah jatuhnya Kabinet Ali II, Presiden Soekarno menunjuk Suwiryo ketua umum PNI menjadi formatur untuk membentuk kabinet sebagaimana yang dituntut oleh Konsepsi Presiden Soekarno, namun usahanya mengalami kegagalan. Pada pelaksanaannya kabinet Djuanda bersama presiden berhasil membentuk Dewan Nasional. Pada tanggal 14 April 1957 setelah Suwiryo tidak berhasil membentuk kabinet, dengan alasan SOB Presiden Soekarno menunjuk dirinya sendiri sebagai warganegara Soekarno menjadi formatir guna membentuk suatu kabinet darurat extra parlementer. Kabinet ini diberi nama Kabinet Djuanda. Pada pelaksanaannya kabinet Djuanda bersama presiden berhasil membentuk Dewan Nasional. Krisis konstituante tetap berlangsung dikarenakan perbedaan pendapat mengenai dasar negara RI. Keadaan yang tak kunjung membaik Presiden Soekarno mengadakan pertemuan dengan beberapa tokoh politik, menteri, dan pimpinan perang dan pada tanggal 5 juli berhasil disusun rumusan yang dikenal sebagai Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Dekrit tersebut berisi tentang perubahan konstituante, berlakunya kembali UUD 1945 serta pembentukan MPRS dan DPAS dalam rangka mewujudkan konsepsinya menuju Demokrasi Terpimpin.

14 C. Paradigma Instabilitas Politik pada masa Demokrasi Parlementer: 1. Hasil Pemilu 1955 belum dapat menciptakan pemerintahan yang stabil 2. Perdebatan dalam Dewan Konstituante 3. Jatuh bangun kabinet dalam waktu yang relatif singkat 4. Putusnya Dwitunggal Soekarno-Hatta Konsepsi Presiden Soekarno tahun 1957 tentang perubahan sistem pemerintahan (Bidang politik) Sistem Demokrasi Terpimpin Keterangan: = Garis dampak = Garis akibat