BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PERBAND INGAN PERILAKU SOSIAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER CABANG OLAHRAGA IND IVIDU D AN BEREGU D I SMA PASUND AN 2 BAND UNG

BAB II KONSEP TENTANG KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAN HASIL BELAJAR. sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. Karim

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

2014 PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK MULIA SISWA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah adalah bagian dari pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAYU ASMARA YUDHA

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Singgih Pratomo, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai rasa percaya diri yang memadai. Rasa percaya diri (Self

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEBAGAI SALAH SATU JALUR PEMBINAAN KESISWAAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. minat, bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui kegiatan olahraga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pembangunan bangsa dan negara. Berdasarkan Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan dan perwujudan diri individu dalam pembangunan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, bidang

BAB I PENDAHULUAN. dapat berinovasi serta berkreasi untuk melakukan perubahan-perubahan. yang besar demi kemajuan bangsa serta negara.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Siswa SMP merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dibina dan. pertumbuhan dan perkembangan remaja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tertib untuk mengatur tingkah laku.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAHAN AJAR. : Pengelolaan Ekskul Olahraga Sekolah Kode Mata Kuliah : POR 309. Materi : Hakikat Ekstrakurikuler

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional, yang sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

ANDRI HERMAWAN YUSUF,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

2015 KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alam dan juga

MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

BAB I PENDAHULUAN. dan memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan kemampuan masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam pembentukan kepribadian individu. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan individu yang sedang mengalami masa transisi terutama dalam perilaku yang dipengaruhi perkembangan psikologis dan sosial. Umur siswa SMA masuk dalam kategori remaja, hal ini diperjelas oleh Nadisah (dalam Hamdani 2011, hal 5) menyatakan bahwa: Adolesensi atau remaja berusia adalah individu-individu yang berusia 18 tahun untuk perempuan atau 12 tahun sampai 20 tahun untuk laki-laki. Masa adolesensi merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak untuk menjadi dewasa. Masa remaja merupakan waktu yang penuh dengan gejolak. Gejolak dalam dirinya, dimana jati diri sedang diproses. Gejolak dengan sesamanya, dimana identitas diri sedang dibangun. Karenanya perlu pendampingan untuk membantu menemukan kelebihan dan kekurangan diri. Dari situlah titik berangkat menuju kedewasaan diri. Ciri-ciri perilaku yang menonjol pada usia remaja terlihat pada perilaku seperti pergaulan. Perlu adanya bimbingan dan arahan khusus dari keluarga khususnya orang tua agar tidak melakukan perilaku yang menyimpang seperti tawuran, genk motor, pergaulan bebas dan perilaku negative lainnya. Selain keluarga, sekolah merupakan salah satu wahana untuk mengembangkan dan mencapai tujuan pendidikan, melalui proses pendidikan yang menyatu dalam pengembangan ranah pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai untuk pengembangan kepribadian manusia bertujuan untuk menghasilkan perwujudan peserta didik menjadi manusia yang seutuhnya Sekolah merupakan lembaga yang sangat strategis dalam rangka pembentukan dan pembinaan karakter siswa sebagai generasi penerus bangsa, perlu dibentuknya

2 program yang dapat mewadahi minat, potensi, dan bakat siswa melalui kegiatankegiatan yang positif salah satunya melalui program ekstrakurikuler. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995:43) menjelaskan mengenai pengertian esktrakulikuler sebagai berikut: Kegiatan esktrakulikuler adalah kegiatan d luar jam pelajaran dan pada waktu libur sekolah, yang dilakukan baik disekolah maupun luar sekolah, untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya Ekstrakurikuler merupakan salah satu kegiatan tambahan untuk siswa yang diselenggarakan di sekolah untuk menambah wawasan siswa sehingga tujuan lembaga atau sekolah dapat tercapai. Mekanisme program ekstrakurikuler yaitu peserta didik memilih berdasarkan bakat, minat, serta keunikannya dengan tujuan meraih perestasi yang bermakna bagi diri dan masa depannya. Melalui kegiatan Ekstrakurikuler diharapkan wawasan siswa lebih luas dalam hal pengetahuan, kaitan dengan mata pelajaran, bakat dan minat siswa tersalurkan, dan akhirnya siswa akan terbina sebagai manusia seutuhnya, selain itu tujuan utama dari kegiatan ekstrakurikuler ialah menekankan pada pembentukan emosi siswa sehingga diharapkan melalui kegiatan ekstrakurikuler dapat menekan angka terjadinya perilaku negatif yang dilakukan oleh para siswa. Dalam setiap kegiatan yang dilakukan pasti tidak lepas dari aspek tujuan. Karena suatu kegiatan yang dilakukan tanpa jelas tujuannya, maka kegiatan itu akan sia-sia, begitu pula dengan kegiatan ekstrakurikuler tentu memiliki tujuan. Mengenai tujuan kegiatan dalam ekstrakurikuler dijelaskan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995:34) sebagai berikut:

3 Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar: 1. Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya yang: a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. berbudi pekerti luhur c. memiliki pengetahuan dan keterampilan d. sehat rohani dan jasmani e. berkepribadian yang mantap dan mandiri f.memilki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan 2. Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan pengetahuan yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan. Program kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah berbedabeda, hal ini didasarkan pada ketersediaan fasilitas, tujuan kegiatan, serta potensi minat bakat siswa. Beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diprogramkan di sekolah dijelaskan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995: 33) sebagai berikut: 1. Krida, meliputi kepramukaan, Pelatihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Kursus Kader Da wah, Palang Merah Remaja, Paskibra 2. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), Kegiatan Penguasaan Keilmuan dan Kemampuan Akademik. 3. Latihan/Lomba, Keterbakatan/Prestasi meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater. 4. Seminar, Lokakarya, dan Pameran/Bazar. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga adalah kegiatan untuk menambah suatu pengalaman siswa yang merupakan salah satu wadah kegiatan yang efektif di dalam pembinaan olahraga melalui sekolah. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5

4 Cirebon sebagai lembaga pendidikan formal menyelenggarakan ekstrakurikuler dalam menyalurkan bakat, minat dan potensi salah satunya yaitu melalui ekstrakurikuler olahraga. Berbagai macam ekstrakurikuler olahraga yang ada di SMA Negeri 5 Cirebon dalam jenis olahraga permainan seperti voli, sepakbola, futsal, basket, softball, baseball, dan atletik.selain itu adapula olahraga beladiri seperti karate, dan pencak silat yang semuanya memperoleh prestasi cukup membanggakan bagi sekolah. Melihat perkembangan dalam setiap kehidupan sekarang ini bahwa kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan akan kegiatan yang dinamakan olahraga. Olahraga berperan penting dalam mewujudkan kehidupan manusia yang sehat jasmani dan rohani, disamping itu olahraga biasa dijadikan sebagai alat untuk memupuk perpaduan antara sesama manusia dengan cara silaturahmi. Pada saat ini olahraga sudah menjadi budaya meliputi aspek ekonomi, pendidikan dan sosial yang tidak lagi hanya berfungsi semata-mata sebagai permainan dan pengisi waktu luang. Menurut Rusli Ibrahim dan Komarudin (2010:133) Dampak psikologis dari keterlibatan individu pada kegiatan pendidikan jasmani atau dalam cabang olahraga tertentu berpengaruh terhadap aspek kepribadian dan watak individu tersebut.dalam sebuah penelitian hasil studi Schurr, Ashley dan Joly (1979) (dalam Husdarta 2010, hal 23) terdapat perbedaan dimensi kepribadian antara atlet olahraga beregu dan olahraga individu, hasil penelitian menunjukan bahwa atlet yang terlibat dan melibatkan diri dalam cabang olahraga beregu memperlihatkan internalisasi tingkat kecemasan rendah, lebih mandiri, lebih terbuka dan lebih objektif, namun kurang sensitif dan imajinatif dari pada atlet cabang olahraga individu. Manusia merupakan mahluk sosial yang artinya dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup sebagai manusia tidak dapat melakukan sendiri, tetapi memerlukan bantuan dari pihak lain. Ada saling kebergantungan satu dengan lainnya. RusliIbrahim (2010:3) menyatakan bahwa perilaku saling bergantung itu perilaku sosial.perilaku sosial menurut Ma rat (1981:171) menjelaskan bahwa: Perilaku

5 sosial adalah tingkah laku yang bersifat umum, perilaku sosial erat hubungannya dengan kebiasaan, berpendapat, dan penilaian terhadap suatu norma yang telah disepakati.perilaku sosial sangat berkaitan dengan kehidupan individu, baik masa kanak-kanak remaja, maupun dewasa. Perilaku sosial pada masa kanak-kanak di arahkan oleh orang tuanya yang nantinya apabila anak tumbuh dewasa mampu untuk berinteraksi tidak hanya dilingkungan keluarga tetapi dilingkungan masyarakat juga. Pada masa remaja perilaku sosial sudah tidak sepenuhnya diarahkan orang tua, selebihnya mereka menentukan sendiri bagaimana cara berinteraksi dengan lingkungan luar. Keragaman dan keunikan perilaku sosial yang dilakukan oleh seseorang, merupakan manifestasi dari pengaruh yang mendasarinya.artinya keunikan perilaku itu disebabkan oleh faktor yang membentuknya. Sehubungan dengan itu Baron dan Byrne (dalam Yusup 2011, hal 29) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang dapat membentuk perilaku sosial seseorang dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Perilaku karakteristik orang lain: misalnya, jika seseorang biasa tinggal dengan orang-orang penyabar, ada sedikit kemungkinan ia akan terpengaruh oleh lingkungan pergaulannya, demikian pula sebaliknya. 2. Proses kognitif: ingatan dan fikiran yang mendasari kesadaran sosial seseorang termasuk keyakinan, ide, dan pertimbangan tentang orang lain berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. 3. Faktor lingkungan: lingkungan berpengaruh besar terhadap perilaku sosial seseorang. 4. Tata latar budaya: misalnya perilaku sosial seseorang yang berasal dari etnis budaya sunda akan tersa aneh atau sulit menerima ketika ia berada dalam masyarakat yag memiliki budaya lain seperti batak atau lainnya. Jadi konteks budaya juga mempengaruhi kecenderungan perilaku seseorang

6 Peneliti beranggapan adanya perbedaan perilaku sosial antara siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga beregu, individu dan yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga. Berdasarkan teori dan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti tertarik mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul: PERBANDINGAN PERILAKU SOSIAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER CABANG OLAHRAGA INDIVIDU, BEREGU DANEKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA DI SMA NEGERI 5 CIREBON B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, dengan mengacu kepada masalah khusus yang ingin diteliti oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran perilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler cabang olahraga individu, beregu dan ekstrakurikuler non olahraga? 2. Apakah terdapat perbedaan perilaku sosial pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler cabang olahraga individu, beregu dan ekstrakurikuler non olahraga? C. Tujuan Penelitian Setiap penelitian mempunyai tujuan yang harus dicapai, tujuan tersebut harus berkaitan dengan masalah yang dipilih serta analisa masalah yang dibahas.berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran perilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler cabang olahraga individu, beregu dan ekstrakurikuler non olahraga.

7 2. Untuk mengetahui perbedaanperilaku sosial siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler cabang olahraga individu, beregu dan ekstrakurikuler non olahraga. D. Manfaat Penelitian Dengan memperhatikan latar belakang, masalah, dan tujuan penelitian maka penulis merumuskan manfaat penelitian sebagai berikut: 1. Karena pengaruh perkembangan zaman, maka dewasa ini sebagai insan olahraga maka peneliti berharap penelitian ini dapat menambah wawasan dalam memasyarakatkan olahraga dan mengembangkan olahraga khususnya di lingkungan sekolah. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi guru mata pelajaran olahraga, atau pembina ekstrakurikuler olahraga dalam upaya pembinaan siswa untuk berolahraga khususnya dalam kegiatanekstrakurikuler. E. Batasan Penelitian Berdasarkan penelitian ini agar ruang lingkupnya terarah pada tujuan, maka penulis membatasi penelitian hanya pada masalah mengenai hal-hal berikut: 1. Penelitian ini difokuskan pada perilaku sosial siswa yang mengikuti ekstrakurikuler di SMA Negeri 5 Cirebon 2. Penelitian ini difokuskan pada 3 kelompok sampel yaitu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga beregu (futsal, voli, basket), olahraga individu (karate, silat, atletik) dan ekstrakurikuler non olahraga (Pramuka, Paskibra, OSIS). Pengambilan cabang olahraga dan ekstrakurikuler tersebut disesuaikan dengan ketersediaan ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 5 Cirebon. 3. Lokasi penelitian ini dilakukan di kampus SMA Negeri 5 Cirebon