memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).


HERNAWAN TRI SAPUTRO J

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

WIJI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Di era globalisasi sekarang ini penyakit yang berhubungan dengan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB 1 PENDAHULUAN. darahnya biasanya disebabkan perilaku mereka(alwani, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hipertensi merupakan salah satu bagian dari penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. beban penyakit global dan lazim ditemukan pada masyarakat negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah sistem kardiovaskuler. Masalah kesehatan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. kualitas makanan sehari-hari. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai. garam yang mampu memicu penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas. Menurut The Seventh Report of The Joint National


HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,

BAB I PENDAHULUAN. daya regang atau distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut

HUBUNGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT SEBELUM TIDUR DENGAN PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI DESA TANJUNGAN WEDI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir

Transkripsi:

2 Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, penyakit jantung koroner, pembuluh darah jantung dan otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun dibeberapa negara yang ada di dunia. Kasus hipertensi terutama di negara berkembang diperkirakan naik, dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini (Irfan, 2007). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang ditentukan berdasarkan kriteria ambang hipertensi (Borderline Hypertention) yaitu tekanan darah dengan rentang antara 140/90 159/94 mmhg, diperkirakan 4,8 18,8 % (Kodim, 2001). Sebagian masyarakat banyak yang menganggap bahwa hipertensi adalah penyakit tua yang kebanyakan di derita oleh orang tua. Namun karena berubahnya gaya hidup masyarakat yang dipengaruhi akibat modernisasi dan globalisasi, maka pada sekarang ini orang yang masih muda pun bisa terkena hipertensi. Dan saat ini hipertensi merupakan masalah kesehatan global dengan angka kejadian tertinggi di dunia, yaitu 26 persen atau sekitar 972 juta orang penduduk dunia berusia dewasa. Di Indonesia, diperkirakan 30 persen penduduk dewasa menderita hipertensi (Ibnu, 2003).

3 Hipertensi adalah penyakit multifaktorial yakni penyakit yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ciri-ciri individu seperti umur, jenis kelamin dan suku, faktor genetik serta faktor lingkungan yang meliputi obesitas, stres, konsumsi garam, merokok, konsumsi alkohol, dan sebagainya (Kaplan, 2002). Penderita hipertensi mempunyai dua keluhan khas, insomnia dan rasa tak nyaman pada leher. Pada malam hari, saat duduk lama atau berbaring, dirasakan ada rasa tidak nyaman. Rasa tak nyaman yang dirasakan bisa berupa kesemutan pada kaki atau tangan, nyeri, pegal, yang khas hanya dapat dihilangkan dengan digerak-gerakkan. Sehingga, penderitanya tampak gelisah menggerak-gerakkan kaki menjelang tidur. Bahkan, ada yang sampai harus berjalan-jalan dahulu sebelum tidur. Kegelisahan yang terjadi mengakibatkan penderitanya menjadi sulit tidur, sehingga insomnia menjadi keluhan utama. Mengakibatkan kualitas tidur menjadi buruk. Akhirnya penderita merasa kantuk berlebihan di siang hari (Andreas, 2011). Salah satu fungsi tidur yang paling utama adalah untuk memungkinkan sistem syaraf pulih setelah digunakan selama satu hari. Dalam The World Book Encyclopedia, dikatakan tidur memulihkan energi kepada tubuh, khususnya kepada otak dan system syaraf. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa orang Indonesia tidur rata-rata pukul 22.00 dan bangun pukul 05.00 keesokan harinya.

4 Menurut Perry & Potter (2005), fisiologi tidur dimulai dari irama sirkadian yang merupakan irama yang dialami individu yang terjadi selama 24 jam. Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi mayor biologic dan fungsi perilaku. Naik turunnya temperatur tubuh, denyut nadi, tekanan darah, sekresi hormone, ketajaman sensori dan suasana hati tergantung pada pemeliharaan siklus sirkadian. Irama sirkadian meliputi siklus harian bangun tidur yang dipengaruhi oleh sinar, temperature dan faktor eksternal seperti aktivitas social dan pekerjaan rutin. Tidur sebagai kebutuhan dasar manusia sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang mempengaruhi gangguan pemenuhan tidur pada seseorang. Potter dan Perry (2006), mengemukakan faktor yang mempengaruhi tidur yaitu: faktor fisiologis, psikologis, lingkungan dan gaya hidup. Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur buruk dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi. Dampak fisiologi meliputi penurunan aktivitas sehari-hari, rasa capai, lemah, proses penyembuhan lambat, daya tahan tubuh menurun dan ketidakstabilan tanda-tanda vital. Sedangkan dampak psikologi meliputi depresi, cemas dan tidak konsentrasi (Briones, 1996 cit Bukit, 2003). Makin meningkatnya harapan hidup makin komplek penyakit yang diderita lanjut usia, termasuk lebih sering terserang hipertensi, dalam masyarakat hipertensi lebih menonjol dibandingkan hipotensi karena hipertensi merupakan faktor resiko utama dari perkembangan penyakit jantung dan stroke. Walaupun peningkatan tekanan darah bukan

5 merupakan bagian normal dari ketuaan insiden hipertensi pada lanjut usia mempunyai prevalensi yang tinggi pada usia diatas 65 tahun didapatkan antara 60-80 persen. Sekitar 60 persen hipertensi pada lansia adalah hipertensi sistolik terisolasi (Isolated Systolic Hypertension) dimana terdapat peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik tersebut sebagai tekanan nadi (Pulse Pressure) terbukti sebagai predictor morbiditas dan mortalitas yang buruk (Andra, 2007). Hasil studi pendahuluan di Puskesmas Desa Pucung Lor didapatkan jumlah penderita yang mengalami hipertensi ada 138 orang. Fenomena yang ditemukan tentang kualitas tidur pada penderita hipertensi berbeda dengan orang sehat. Penderita hipertensi sering mengalami gangguan tidur, apabila sudah tertidur lelap beberapa jam kemudian terbangun dan sulit untuk tidur kembali. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada penderita hipertensi di Desa Pucung Lor Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap.

6 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang perlu kiranya peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti: Faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap kualitas tidur pada penderita hipertensi di Desa Pucung Lor Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada penderita hipertensi di Desa Pucung Lor Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. 2. Tujuan Khusus a) Mengetahui kualitas tidur pada penderita hipertensi b) Mengetahui hubungan nyeri kepala dengan kualitas tidur pada penderita hipertensi c) Mengetahui hubungan kaku leher dengan kualitas tidur pada penderita hipertensi d) Mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada penderita hipertensi

7 D. Manfaat Penelitian Manfaat bagi yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Klien Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur pada penderita hipertensi. 2. Bagi Institusi Pendidikan Dapat sebagai tambahan kepustakaan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kesehatan serta membantu pelaksanaan proses belajar mengajar. 3. Bagi Peneliti Dapat memberikan pengalaman dan menambah ilmu serta dapat membandingkan antara teori dan lapangan secara langsung untuk meneliti tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur pada penderita hipertensi. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian Noviani (2010), tentang hubungan lama tidur dengan perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di posyandu lansia Desa Karang Aren. Penelitian menggunakan korelasi kuantitatif dengan pendekatan observasional pre dan post desain. Analisa data menggunakan uji t-test dan korelasi product moment, tehnik pengambilan sampel menggunakan random sampling.

8 Hasil penelitian menunjukkan untuk responden berdasarkan lama tidur adalah minimum lama tidur adalah 5 jam dan maksimum lama tidur adalah 7 jam, rata-rata lama tidur adalah 5.8 jam. Perubahan tekanan darah untuk tekanan darah sistol p-value= 0.039 dan pada tekanan darah diastol p-value=0.016 pada tingkat kepercayaan 0,05. Berarti ada perubahan yang signifikan, yaitu pada tekanan darah sistol terjadi kenaikan dan pada tekanan darah diastole terjadi penurunan, hubungan lama tidur dengan perubahan tekanan darah untuk tekanan darah sistol dengan lama tidur di dapat hasil (sig) 0,727>0,05 dan untuk tekanan darah diastol dengan lama tidur didapatkan hasil (sig) 0,679>0,05 sehingga hubungan kedua variabel tidak signifikan. a. Persamaan dengan penelitian ini adalah meneliti tidur seseorang dan menggunakan korelasi product moment. b. Perbedan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu tehnik pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian sebelumnya adalah random sampling dengan uji t-test, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling dengan uji chi Square. 2. Penelitian Bukit (2003), tentang kualitas tidur dan faktor-faktor gangguan tidur klien lanjut usia yang di rawat inap di ruang penyakit dalam Rumah Sakit Medan melalui uji paired t-test yang menunjukan ada perbedaan yang signifikan antara kualitas tidur klien di rumah sakit lebih buruk di bandingkan di rumah (P<0.001)

9 a. Persamaan dengan penelitian ini adalah meneliti tentang kualitas tidur seseorang, menggunakan product moment dan uji chi Square. b. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sampel yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah para lanjut usia yang di rawat di bangsal penyakit dalam, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan convenient sampling, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti sampelnya adalah pra lansia dan lanjut usia yang penderita hipertensi, tehnik pengambilan sampelnya dengan purposive sampling. 3. Penelitian Rofikoh (2010), tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada pasien CRF di unit pelayanan hemodialisa Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong melalui uji Chi Square yang menunjukan hasil penelitian faktor yang mempengaruhi kualitas tidur adalah mudah tersinggung (p=0,006), putus asa (p=0,030), nyeri (p=0,008), cemas/stress (p=0,034). a. Persamaan dengan penelitian ini adalah meneliti tentang kualitas tidur seseorang, menggunakan pendekatan cross sectional dengan product moment dan menggunakan uji Chi Square b. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sampel yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah penderita CRF yang di unit Hemodialisa PKU Muhammadiyah Gombong, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti sampelnya

10 adalah penderita hipertensi, tehnik pengambilan sampelnya dengan purposive sampling. 4. Penelitian Soleha (2008), tentang pengaruh senam bugar lansia terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Desa Selokerto menunjukan hasil uji paired untuk tekanan darah diastolik kelompok eksperimen didapat hasil hasil p=0,000 (<0,05) dan tekanan sistolik didapatkan hasil p=0,000 (<0,05). Untuk diastolik control didapatkan hasil p=>0,05 independent t-test untuk diastolik didapatkan hasil p=0,552 (>0,005), dan sistolik p= -7,746 (0,05). Tekanan darah pada lansia yang pernah menderita hipertensi sebelum dilakukan senam pada kelompok control lebih tinggi dari tekanan darah dengan perlakuan. Pengaruh senam bugar lansia terdapat penurunan tekanan darah pada lansia pernah hipertensi dapat menurunkan secara signifikan tekanan darah sistolik, sedangkan diastolic tidak dapat diturunkan secara signifikan. a. Persamaan dengan penelitian ini adalah subyeknya lansia yang menderita hipertensi dan pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. b. Perbedan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada penelitian sebelumnya jenis penelitian desain quasi-eksperimental dengan menggunakan non random control group pre tes- post test dengan uji t-test, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti

11 yaitu menggunakan metode deskriptif analitik dengan menggunakan purposivedengan uji chi Square. 5. Penelitian Purwatiningsih (2009), tentang hubungan kualitas tidur dengan lama hari dirawat pasien gastritis di RSU Kebumen. Hasil penelitian menunjukan lama hari dirawat pasien gastritis di ruang rawat 9 orang (45%); gambaran kualitas tidur pasien gastritis adalah prosentase terbesar pada kualitas tidur cukup, terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur pasien gastritis dengan lama hari dirawat inap di bangsal penyakit dalam RSU Kebumen yang ditujukan dengan nilai t hitung: 0,0802 (p=0,000). a. Persamaan dengan penelitian ini adalah meneliti tentang kualitas tidur seseorang, menggunakan pendekatan cross sectional. b. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sampel yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah penderita gastritis yang di RSU Kebumen, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan accidental sampling, analisa data menggunakan uji Kendal Tau, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti sampelnya adalah penderita hipertensi, tehnik pengambilan sampelnya dengan purposive sampling, analisa data menggunakan product moment.