II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

dokumen-dokumen yang mirip
Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

134 ISSN X. Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011 ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KAITANYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

I. PENDAHULUAN. sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu. mengembangkan kemampuan berfikir anak, karena keberhasilan proses

II. TINJAUAN PUSTAKA

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ahmadi dalam Ismawati (2007) mengatakan bahwa Inkuiri berasal dari kata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur. perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi.

BAB II UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beragam gaya mengajar yang dilakukan dengan khas oleh masing-masing guru

Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang

Oleh: Ernawati SMA Negeri 1 Gondang, Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPA. Oleh Elsy Zuriyani, S.Si,M.Pd (Widiyaiswara BDK Palembang) Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2000:26). Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri. waktu yang relatif lama (Sugiyo, 2000:26).

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Mengunakan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas V SDN No 1 Balukang

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh: Sugeng SD Negeri I Malasan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

Teori Belajar dan Pembelajaran Strategi Pembelajaran Inkuiri & Teori Gestalt STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DAN TEORI GESTALT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami dan menemukan sendiri apa

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajarn koopratif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

II. LANDASAN TEORI. Pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yaitu suatu metode. bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa.

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisa bersikap tertentu. Dalam hal ini, belajar merupakan sebuah upaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific. 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

BAB I PENDAHULUAN. melalui serangkaian proses ilmiah (Depdiknas, 2006). Pembelajaran IPA tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Berdasar hal inilah suatu strategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri dikembangkan. Strategi pembelajaran ini menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

10 Gulo dalam Mufidah (2011) menyatakan bahwa: strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah keterlibatan siswa secara maksiamal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Kemudian Roestiyah (2008:75) mengemukakan bahwa pengertian Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah cara yang digunakan guru untuk mengajar dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan memberikan tugas tertentu yang harus dikerjakan dan didiskusikan didalam kelompok, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Penulis menarik kesimpulan bahwa strategi pembelajaran inkuiri adalah sebuah rangkaian proses pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan aktivitas belajar anak dengan memberikan sebuah masalah untuk dipecahkan melalui serangkaian kegiatan penyelidikan. Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utama pembelajaran melalui strategi inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir dengan memberikan pertanyaanpertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam SPI siswa memegang peran yang sangat

11 dominan dalam proses pembelajaran. Dewasa ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif dari masyarakat, untuk itu perlulah sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini pada siswa yang kelak mampu menghasilkan pengetahuan baru, salah satu caranya adalah dengan menerapkan startegi pembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran di sekolah. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang menekankan kepada pengembangan intelektual anak. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dalam Sanjaya (2011:198) dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu: maturation, physical experience, social experience, dan equilibration. Maturation atau kematangan adalah proses perubahan fisiologis dan anatomis, yaitu proses pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, otak, dan sistem saraf. Physical experience adalah tindakantindakan fisik yang dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya. Social experience adalah aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain. Equilibration adalah proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru yang ditemukannya. Atas dasar faktor-faktor di atas, maka dalam Strategi pembelajran inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Adapun menurut Sanjaya (2011:199-201) prinsip-prinsip SPI adalah sebagai berikut: 1. Berorientasi pada pengembangan intelektual Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada prestasi belajar juga berorientasi kepada proses belajar. Sehingga kriteria keberhasilan dari suatu proses pembelajaran inkuiri ditentukan oleh sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.

12 2. Prinsip interaksi Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. 3. Prinsip bertanya Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi pembelajaran inkuiri adalah sebagai penanya. Oleh karenanya berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan, atau bertanya untuk menguji. 4. Prinsip belajar untuk berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah suatu proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan, baik otak reptil, otak limbik, maupun otak neokortek. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. 5. Prinsip keterbukaan Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Menurut Hamalik (2013:219) Pengajaran inkuiri dibentuk atas dasar diskoveri, sebab seorang siswa harus menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan kemampuan

13 lainnya. Dalam inkuiri, seseorang bertindak sebagai seorang ilmuan (scientist), melakukan eksperimen, dan mampu melakukan proses mental berinkuiri sebagai berikut: 1. Orientasi 2. Merumuskan masalah 3. Mengajukan hipotesis 4. Mengumpulkan data 5. Menguji hipotesis 6. Merumuskan kesimpulan. Lebih lanjut langkah-langkah di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini, yakni: a. Menjelaskan topik, tujuan, dan prestasi belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkahlangkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah samapai dengan kesimpulan. c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, guna memberikan motivasi pada siswa.

14 2. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, di antaranya: a. Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. b. Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya guru perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti. c. Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. 3. Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Setiap anak pada dasarnya telah memiliki potensi atau kemampuan berpikir sejak ia lahir. Potensi berpikir tersebut dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

15 4. Mengumpulkan Data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang dilakukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses mengumpulkan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Data yang dihasilkan nantinya dapat berupa tabel, matrik atau grafik. 5. Menguji Hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran benar atau salah. Setelah memperoleh kesimpulan dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya. 6. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai

16 kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang akurat. Strategi pebelajaran inkuiri adalah strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan karena strategi ini banyak memiliki keunggulan, diantaranya: a. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini lebih bermakna. b. Strategi pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar yang sesuai dengan gaya belajar mereka. c. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. d. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Menurut Slameto dalam Mufidah (2011) adapun keuntungan penggunaan strategi pembelajaran inkuiridiantaranya sebagai berikut: a. Siswa menjadi lebih aktif b. Dapat meningkatkan kemampuan intelektual siswa c. Meningkatkan kadar penghayatan kadar penghayatan cara berfikir dan cara hidup yang tepat dalam berbagai situasi nyata.

17 Disamping keunggulan, Strategi pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2011:208), juga mempunyai kelemahan, diantaranya: a. Jika strategi pembelajaran inkuiri digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa, b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur kebiasaan siswa dalam belajar. c. Kadang dalam mengiplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan. d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran inkuiri akan sulit diimplementasikan setiap guru. B. Aktivitas Belajar Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Berdasarkan pendapat Ali (2008:14) di atas, maka dapat dipahami bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku pada diri sendiri berkat adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Sedangkan aktivitas belajar menurut Hartono (2008:11) adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan sedemikian rupa agar menciptakan siswa yang aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.

18 Menurut Zaini (2008:16) pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang adala dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Belajar aktif itu sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika siswa pasif atau hanya menerima dari guru, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Oleh sebab itu, diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengikat informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak. Menurut Suprijono (2010:10) pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan proses aktif dari pembelajaran dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Pembelajaran aktif adalah proses belajar yang menumbuhkan dinamika belajar bagi siswa. Pengajaran dikatakan berjalan efektif apabila

19 pengajaran tersebut menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Diedrich, dalam Hamalik (2013 : 172-173) mengklasifikasikan aktivitas belajar atas delapan kelompok, yaitu: 1. Kegiatan-kegiatan Visual Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja dan bermain. 2. Kegiatan-kegiatan Lisan (oral) Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. 3. Kegiatan-kegiatan Mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. 4. Kegiatan-kegiatan Menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket. 5. Kegiatan-kegiatan Menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta dan pola. 6. Kegiatan-kegiatan Metrik Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun. 7. Kegiatan-kegiatan Mental

20 Merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan dan membuat keputusan. 8. Kegiatan-kegiatan Emosional Minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain.kegiatan kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan. Berdasarkan pengertian aktivitas di atas, bahwa dalam belajar sangat dituntut keaktifan siswa. Siswa yang lebih banyak melakukan kegiatan sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan. Tujuan pembelajarana IPA tidak mungkin tercapai tanpa adanya aktivitas siswa. Dalam rangka mengembangkan aktivitas belajar siswa peneliti berusaha melatih dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri sebab dalam strategi pembelajaran ini siswa dituntut untuk aktif, terampil dan berani dalam mengungkapkan pendapat. C. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hal terpenting dalam pembelajaran, secara sederhana menurut Nawawi dalam Brahim (2007:39) yang dimaksud dengan hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Sedangkan menurut Susanto (2012: 5) yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh sesuatu bentuk perubahan prilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau

21 kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Namun, dalam penelitian ini penulis membatasi hasil belajar yang akan diteliti adalah pemahaman konsep. Berikut ini adalah penjabaran mengenai pemahaman konsep : 1. Pemahaman Konsep Pemahaman konsep Bloom dalam Susanto (2012: 6) menyatakan bahwa pemahaman konsep adalah kemampuan siswa untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa dapat menerima, menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat mengerti serta memahami apa yang ia baca, yang dilihat, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan. Selanjutnya Carin dan Sund dalam Susanto (2012:6) mengkategorikan pemahaman konsep kepada beberapa aspek, dengan kriteria sebagai berikut: a. Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan menginterpretasikan sesuatu. b. Pemahaman bukan sekedar mengetahui, bagi orang yang benar-benar paham ia akan mampu memberikan gambaran, contoh dan penjelasan yang lebih luas dan memadai.

22 c. Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena pemahaman melibatkan proses mental yang dinamis. Menurut Wasliman (2007:158), hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor eksternal maupun internal. Secara terperinci, uaraian mengenai faktor eksternal dan internal adalah sebagai berikut: (1). Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan, (2). Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Selanjutnya menurut Dunkin dalam Sanjaya (2011:53) terdapat sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu sebagai berikut: a. Teacher Formative Experience, meliputi jenis kelamin serta semua pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka. Yang termasuk dalam aspek ini diantaranya meliputi tempat asal kelahiran guru termasuk suku, latar belakang budaya, dan adat istiadat. b. Teacher Training Experience, meliputi pengalaman-pengalaman yang berhubungan dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru, misalnya pengalaman latihan profesional, tingkatan pendidikan, pengalaman jabatan dan sebagainya.

23 c. Teacher Properties adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya, sikap guru terhadap siswa, kemampuan atau intelegensi guru, motivasi dan kemampuan mereka baik kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran maupun kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran. Berdasarkan penelitian dari Komalasari yang dilakukan pada tahun 2012, dikelas IV SDN Lembang Kabupaten Bandung Barat, Strategi Pembelajaran Inkuiri memiliki pengaruh terhadap aktivitas belajar IPA siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil gain ternormalisasi untuk kelas eksperimen adalah 0,690 dan gain ternormalisasi untuk kelas kontrol adalah 0,433. dengan kata lain terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan aktivitas belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf kepercayaan 5%. D. Kerangka Pikir Tujuan akhir pembelajaran IPA di SD yaitu agar siswa dapat memahami konsep IPA dan dapat diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai sebuah penguasaan konsep, siswa harus melewati tahap demi tahap proses pembelajaran. Selayaknya kegiatan pembelajaran perlu memperhatikan berbagai aspek, terutama tujuan pembelajaran dan pencapaian kompetensi siswa. Bukan hanya mengusahakan siswa memperoleh nilai ulangan yang tinggi, tapi juga harus membuat siswa belajar sesuatu (konsep) dari setiap pembelajaran yang mereka lakukan. Karena jika siswa paham akan

24 suatu konsep, maka bisa dipastikan siswa tidak akan kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal. Hal tersebut juga berpengaruh pada daya ingat siswa tentang materi akan lebih lama jika dibandingkan dengan hanya menghafal tanpa memahami konsep. Namun dalam kenyataannya dalam praktik di kelas, kadang guru kesulitan dalam menciptakan pembelajaran yang efektif, dan siswa selalu dituntut untuk menghapal segudang materi tanpa harus paham konsep materi tersebut. Teacher Center masih dilakukan di dalam pembelajaran. Oleh karena itu penerapan strategi pembelajaran Inkuiri dilakukan sebagai usaha untuk menciptakan atmosfer belajar siswa aktif, pembelajaran yang efektif serta meminimalisir dominasi guru, agar dapat membantu memaksimalkan kegiatan belajar siswa. Terdapat dua bentuk variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar (X), variabel terikatnya adalah hasil belajar (Y), dan variabel moderatornya adalah Strategi Pembelajaran Inkuiri (M). Pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan variabel moderator terhadap variabel bebas dan variabel terikat dapat dilihat pada Gambar 1.

25 X r Y M Keterangan: X (Variabel Bebas) : Aktivitas Belajar Siswa M (Variabel Moderator) : Strategi Pembelajaran Inkuiri Y (Variabel Terikat) : Hasil Belajar IPA Siswa r : Perlakuan dengan menggunakan SPI Gambar 1. Diagram Kerangka Pemikiran E. Hipotesis Penelitian. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: Hipotesis 1: Terdapat peningkatan hasil belajar IPA siswa yang signifikan antara sebelum dan sesudah penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Hipotesis 2: Terdapat pengaruh aktivitas terhadap hasil belajar IPA siswa dengan penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri.