Gambar 2.6 Diagram Skematis Kromatografi Gas Dengan Detektor Konduktivitas Thermal (TCD) (Underwood A.l., 2000). BAB 3 BAHAN DAN METODE

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KOMPOSISI HIDROKARBON PADA LIQUIFIED GAS (LNG) DENGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS DI PT. ARUN NGL KARYA ILMIAH IQBAL MUTTAQIN

BAB 2 TI NJAUAN PUSTAKA. Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa yaitu bahan bakar fosil

PENENTUAN KOMPOSISI HIDROKARBON PADA LNG YANG TERDAPAT DALAM BERTH II DAN BERTH III DENGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS KARYA ILMIAH

GAS ALAM. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Kimia Dalam Kehidupan Sehari_Hari Yang dibina oleh Bapak Muntholib S.Pd., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PLANT 2 - GAS DEHYDRATION AND MERCURY REMOVAL

GAS ALAM. Nama Gas Senyawa komposisi Metana CH % Etana C 2 H 6 Propana C 3 H 8 iso-butana IC 4 H 10 normal-butana nc 4 H 10

LAPORAN SKRIPSI ANALISA DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA CAMPURAN GAS CH 4 -CO 2 DIDALAM DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN METODE CONTROLLED FREEZE OUT-AREA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab III Rancangan Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. berusaha mendapatkan pemenuhan kebutuhan primer maupun sekundernya. Sumber

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. energi, dikarenakan karakteristiknya yang bersih, aman, dan paling efisien

Pengolahan Minyak Bumi

IDENTIFIKASI SUMBER EMISI DAN PERHITUNGAN BEBAN EMISI

PENGANTAR. Berdasarkan wujud fasa diam, Kromatografi gas-padat (gas-solid chromatography) Kromatografi gas-cair (gas-liquid chromatography)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography)

BAB III PROSES PEMBAKARAN

A. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi

3.1. TAHAP PENELITIAN

KROMATOGRAFI FLUIDA SUPERKRITIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

INDUSTRI GAS. Khamdi Mubarok, ST., M.Eng LOGO. Darimana Gas berasal?

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

ANALISIS PERAN LIMBAH SAYURAN DAN LIMBAH CAIR TAHU PADA PRODUKSI BIOGAS BERBASIS KOTORAN SAPI

MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN

PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS (GLC)

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Proses Pengolahan Gas Alam Gas alam mentah mengandung sejumlah karbon dioksida, hidrogen sulfida, dan uap air yang bervariasi.

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Baku Mutu Air Limbah. Migas. Panas Bumi.

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Perhatikan struktur senyawa berikut!

Pertemuan ke 7 BAB V: GAS

Iklim Perubahan iklim

SISTEM IDENTIFIKASI GAS MENGGUNAKAN KONSEP KROMATOGRAFI DAN NEURAL NETWORK ERI NUR RAHMAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MANOMETER MEKANIKA FLUIDA. Alat Ukur Aliran Fluida P O L I T E K N I K N E G E R I S R I W I J A Y A

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS

HIDROKARBON DAN POLIMER

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

NATURAL GAS TO LIQUIFIED NATURAL GAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

a. Ion c. Molekul senyawa e. Campuran b. Molekul unsur d. Unsur a. Air c. Kuningan e. Perunggu b. Gula d. Besi

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Transformator. Gambar 2.1 Transformator

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bensin Prinsip Dasar Motor Bensin

PENGARUH SPESIFIK GRAFITY ( SG ), GROSS HEATING VALUE ( GHV ) TERHADAP MUTU GAS ALAM DI PT.PERTAMINA EP REGION SUMATERA FIELD PANGKALAN SUSU

Gambar 1 menunjukkan komponen-komponen yang menjalankan mobil kriogenik (cryocar) ini. Nitrogen cair yang sangat dingin disimpan dalam tangki

Addres: Fb: Khayasar ALKANA. Rumus umum alkana: C n H 2n + 2. R (alkil) = C n H 2n + 1

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

BAB III. DESKRIPSI SOLVENT EXTRACTION PILOT PLANT, ALAT PENY ANGRAI DAN BOILER

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN PRAKTIKUM HPLC : ANALISA TABLET VITAMIN C

LATAR BELAKANG. Kilang PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan dilaksanakan. pada bulan Oktober 1994 dan diresmikan oleh Presiden

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2013

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil optimasi sumur gas dan hasil simulasi hysys

Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan Alkana, mahasiswa memahami dan menjelaskan struktur, sifat fisis, kegunaan, dan reaksi-reaksi yang dapat

KROMATOGRAFI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

OPTIMASI NILAI GAS ALAM INDONESIA

ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak

Ardiansyah, Chairul Saleh dan Rahmat Gunawan

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono

PROSES PEMISAHAN FISIK

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan

Jl. Pertanino. 18/KavA. Duren Tiga. Pancoran. Jakarta Selatan. Indonesia Phone:

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI DAN/ATAU DARURAT ENERGI

5^nu MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

PENENTUAN AIR FUEL RATIO (AFR) AKTUAL PEMBAKARAN LPG PADA CELAH SEMPIT TIPE HORISONTALAris

Gambar 3.1. Alur Penelitian

LEMBARAN SOAL 6. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

Gambar 4.1. Perbandingan Kuantitas Produk Bio-oil, Gas dan Arang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat digunakan untuk pemanas. menghasilkan uap. Dimana bahan bakar yang digunakan berupa

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 3.2 Hukum Utama Termodinamika Penjelasan Umum

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perser

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Soal Hukum Dasar Kimia Kelas X

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

Bab 10 MINYAK BUMI. A. Komponen Minyak Bumi

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEJARAH. Pertama kali digunakan untuk memisahkan zat warna (chroma) tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

Pompa Air Energi Termal dengan Fluida Kerja Petroleum Eter. A. Prasetyadi, FA. Rusdi Sambada

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

Transkripsi:

Gambar 2.6 Diagram Skematis Kromatografi Gas Dengan Detektor Konduktivitas Thermal (TCD) (Underwood A.l., 2000). BAB 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Alat 1) Bombe (Tabung Injeksi) LNG RDL 2) Gas Chromatography (GC) HEWLET PACKARD 6890 SERIES 3.2 Bahan 1) Sampel LNG RDL 2) Gas Pembawa (He) 3.3 Prosedur Kerja Diambil sampel LNG RDL di storage tank (tangki penyimpanan) dengan menggunakan tabung injeksi sampai tabung penuh. Kemudian dianalisa sampel LNG RDL. Dalam menganalisa menggunakan Gas Chromatography (GC) HEWLET PACKARD 6890 SERIES. Lalu dipilih Metode dan Run Kontrol kemudian diubah

metode standby ke metode LNGRDL. Tunggu hingga GC berubah dari not ready menjadi ready. Kemudian dihidupkan Pompa Vakum. Lalu di tutup valve (katup) injeksi (kiri) dan dibuka katup vakum (kanan) hingga air raksanya mencapai 1 atm = 761 mmhg. Kemudian katup Vakum ditutup dan buka nidle valve bombe (katup jarum tabung injeksi) dengan perlahan lahan hingga air raksa yang turun hingga batas nol. Kecepatan yang baik adalah kecepatan yang sedang, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Kecepatan ini diatur oleh katup jarum tabung injeksi. Setelah air raksa mencapai batas nol, katup jarum tabung injeksi ditutup. Kemudian katup injeksi dibuka agar sample masuk ke kolom. Setelah GC siap untuk dioperasikan, tekan Start pada GC. Di tunggu hingga ± 25 menit. Kemudian setelah proses selesai (kromatogram terekam), dipilih print.

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Analisis Tabel 4.1.1 Data Komposisi LNG RDL tanggal 8 dan 9 April 2008 LNG RDL Komposisi % Mol 08 April 2008 09 April 2008 09 April 2008 Sore Retensi Pagi Retensi Sore Retensi N2 0,133 3,863 0,108 3,871 0,122 3,866 CH4 91,579 4,111 91,362 4,122 91,600 4,117 CO2 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 C2H6 5,755 5,468 6,018 5,479 6,240 5,470 C3H8 1,788 7,678 2,008 7,685 1,587 7,678 i C4H10 0,417 10,457 0,300 10,481 0,270 10,469 n C4H10 0,328 12,530 0,203 12,560 0,182 12,542 i C5H12 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 n C5H12 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1097,0 1097,0 1091,1 Tabel 4.1.2 Data Komposisi LNG RDL tanggal 10 dan 11 April 2008 LNG RDL Komposisi % Mol 10 April 2008 10 April 2008 11 April 2008 Pagi Retensi Sore Retensi Pagi Retensi N2 0,133 3,865 0,220 3,870 0,158 3,863 CH4 91,591 4,115 91,952 4,120 92,079 4,111 CO2 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 C2H6 6,059 5,470 5,673 5,478 5,593 5,469 C3H8 1,746 7,674 1,401 7,686 1,574 7,671 i C4H10 0,272 10,675 0,406 10,477 0,362 10,459 n C4H10 0,199 12,540 0,348 12,554 0,234 12,533

i C5H12 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 n C5H12 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 HHV 1092,4 1090,0 1089,0 4.2 Perhitungan Untuk menentukan nilai HHV dari LNG RDL terlebih dulu diketahui perlu diketahui nilai Gross Heating Valuenya. Berikut tabelnya : Tabel 4.2.1 Nilai Gross Heating Value pada 60 o F Component Gross Heating Value at 60 o F Metana 10,11 Etana 17,697 Propana 25,162 i Butana 32,519 n - Butana 32,624 i Pentana 40,009 n Pentana 40,087 n Heksana 47,560 Nitrogen 00,000 O2 00,000 CO2 00,000 Contoh 1 : HHV = SUM (C 1 x 10,11) + (C 2 x 17,697) + (C 3 x 25,162) + (ic 4 x 32,519) + (nc 4 x 32,624) + (ic 5 x 40,009) + (nc 5 x 40,087) 8 April 2008 HHV = SUM (91,579 x 10,11) + (5,755 x 17,697) + (1,788 x 25,162) + (0,417 x 32,519) + (0,328 x 32,624) = SUM (925,86369) + (101,846235) + (44,989656) + (13,560423)

+ (10,700672) = 1096,9606 1097,0 Tabel 4.2.2 Nilai HHV dari LNG RDL Tanggal Nila HHV 8 April 2008 Sore 1097,0 BTU/Scf 9 April 2008 Pagi 1097,0 BTU/Scf 9 April 2008 Sore 1091,1 BTU/Scf 10 April 2008 Pagi 1092,4 BTU/Scf 10 April 2008 Sore 1097,0 BTU/Scf 11 April 2008 Pagi 1097,0 BTU/Scf 4.3 Pembahasan Gas alam cair yaitu gas yang utama terdiri dari CH 4, hasil dari sumber ladang minyak yang dicairkan dengan menggunakan tekanan yang tinggi dan suhu yang rendah dan dipertahankan dalam keadaan cair. LNG adalah singkatan dari Liquefied Natural Gas, yang berarti gas alam yang dicairkan, sedangkan LNG RDL adalah singkatan dari Liquified Natural Gas Run Down Line yang merupakan gas alam yang dicairkan, hasil keluaran langsung dari train (tempat pemasakan hidrokarbon) yang akan menuju ke LNG storage (penyimpanan) pada saat berada di tangki sebelum menjadi LNG yang akan dikapalkan untuk dipasarkan. Tujuan pencairan gas alam ini adalah untuk mempermudah pengangkutan ke tempat-tempat yang jauh, dengan perbandingan yang diperoleh adalah 570 : 1. Artinya bila gas sejumlah 570 m 3 maka

setelah dicairkan menjadi 1 m 3 cairan LNG, dengan demikian dapat menghemat pemakaian ruang dan juga dapat mempertinggi efisiensi pengangkutan dan penyimpanan. Di negara konsumen, LNG diubah lagi menjadi gas dengan menggunakan pemanasan oleh air laut, kemudian selanjutnya gas ini digunakan sebagai bahan bakar turbin gas untuk pembangkit tenaga listrik, sebagai bahan bakar pada industri - industri berat serta dipakai untuk keperluan rumah tangga. Komposisi dari LNG RDL didominasi oleh CH 4 (metana) dan sedikit C 2 H 6 (etana), C 3 H 8 (propana) dan C 4 H 10 (butana). LNG RDL telah bebas dari impurities (zat pengotor) yang terdiri dari CO 2, H 2 S, Hg dan hidrokarbon berat. Hal ini dilakukan karena impurities - impurities tersebut dapat mengganggu dan merusak peralatan pada proses pencairan. Pemisahan ini dilakukan sebelum gas dicairkan. Dari kromatogram yang diperoleh dapat ditentukan nilai HHV dengan metode perhitungan. Perhitungan dibantu dengan tabel Gross Heating Value (GHV) untuk mengalikan tiap tiap komponen dengan masing masing faktor pengali. Data yang paling baik diperoleh pada tanggal 8 dan 9 April yaitu 1097,0 BTU/Scf. Perbedaan nilai HHV ini dapat meningkat atau menurun, tergantung dari komposisi hidrokarbon dari sumber ladang gas itu sendiri. Dapat juga dipengaruhi oleh perlakuan saat memvakum alat sebelum digunakan, faktor suhu dan tekanan pada saat menganalisa dengan kromatografi gas. Karena itu pada hari yang berbeda atau pada saat pagi dan sore hari hasil dapat berbeda pula. Untuk memaksimalkan agar hasil yang diperoleh lebih akurat maka kromatografi gas diletakkan pada satu ruangan yang memakai pendingin ruangan dan tertutup. Agar pada ruangan tersebut suhu dan tekanannya lebih terjaga. Juga terlebih dahulu untuk membersihkan tabung injeksi sampel

(bombe) dengan sampel LNG RDL sebelum mengambil sampel LNG RDL untuk dianalisa, dengan tiga kali perlakuan agar sampel yang akan dianalisa pada hari itu tidak tercemar dengan sampel LNG RDL kemarin. Dengan demikian hal hal seperti ini akan mempengaruhi komposisi hidrokarbon yang terbaca pada kromatogram. Dengan menganalisa komposisi LNG RDL secara teratur kita dapat mengetahui produk gas alam cair yang akan di distribusikan ke masyarakat. Apakah kualitas dari gas alam cair tersebut menurun atau meningkat. Karena jika kadar senyawa - senyawa penyusun utama gas alam cair menurun maka nilai HHVnya pun akan menurun, dengan demikian di khawatirkan akan menurunkan kualitas dan harga pasar. Karena semakin tinggi nilai heating valuenya (nilai panas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna suatu zat pada suhu tertentu) maka semakin baik pula kualitas dari LNG RDL yang akan diproduksi.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1) Berdasarkan data yang diperoleh, kadar dan komposisi hidrokarbon yang terdapat pada LNG RDL terdiri dari alkana yaitu metana (91 91%), etana (5 6%), butana (1 2%), iso propana (0,2 0,4%), normal propana (0,1 0,3%) dan terdapat nitrogen (0,1 0,2%). 2) Nilai HHV yang paling baik menurut data diperoleh pada tanggal 8 April 2008 (sore) dan 9 April 2008 (pagi) yaitu sebesar 1097,0 BTU/Scf. 5.2 Saran Sebaiknya setelah menganalisa sampel LNG RDL dilakukan analisa sampel LNG agar diketahui perbandingan komposisi hidrokarbonnya.