BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi, dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat suatu perubahan

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dalam keindahan dan keserasian berbusana, cara komunikasi, kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Indonesia seperti adanya program sertifikasi, dan SM-3T.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan mutu kehidupan setiap individu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai individu maupun sebagai warga negara. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. sorotan tajam dari berbagai pihak. Hal ini disebabkan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (TIK) yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional (Undang Undang RI No. 20, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. wajah bulat telur, mata bulat besar, kulit mulus dan rambut yang indah, gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. pokok manusia. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat,

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup yang lebih baik. Agar dapat memiliki kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik serta psikologis siswa (Peraturan Pemerintah, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. yang lain mempunyai tingkatan dan nilai yang berbeda-beda. Kecantikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber penghasil tenaga-tenaga terampil di berbagai jenis

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan dewasa ini dihadapkan kepada masalah-masalah yang mendasar, yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Aspek yang paling

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sesuai dengan prinsip- prinsip Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

BAB 1 PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono

I. PENDAHULUAN. Produktif atau Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan. kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tampil cantik merupakan dambaan setiap orang terlebih lagi kaum wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan tidak lepas dari masalah pembelajaran, karena

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang tata kecantikan. Kecantikan merupakan keelokan baik wajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi

dikelola oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Mengengah Kejuruan.

BAB I PENDAHULUAN. menengah sesuai dengan kompetensi dalam program studi yang dipilih.

BAB I PENDAHULUAN. mudah, baik informasi visual, audio, maupun audio visual dan dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. formal, yang bertujuan menyiapkan siswa dengan bekal ilmu pengetahuan agar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu yang

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). SMK memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya dunia pendidikan adalah cermin dari maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. di dunia usaha/industri (DU/DI). Hal ini dilatarbelakangi oleh Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap professional (Peraturan Pemerintah. No.29 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang menghasilkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk membangun manusia dalam. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media yang ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam pembelajaran. Suatu pembelajaran, ada dua

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. cenderung memasuki era globalisasi. Tuntutan layanan profesional

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah berkembang seiring

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

PENGGUNAAN JURNAL BELAJAR DENGAN MACROMEDIA

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang diinginkan setiap orang. Hal ini harus melakukan berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

BAB I PENDAHULUAN. good governance SMK sebagai pusat pembudayaan kompetensi, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

BAB 1 PENDAHULUAN. Alifah Ulfah, 2014 Pengembangan Media Audio Visual Pada Kompetensi Penerapan Teknik Perlakuan Kimiawi Enzimatis Di Smkn 2 Indramayu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus masa depan bangsa yang kompeten,

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia dilahirkan menjadi makluk sempurna yang memiliki akal fikiran,

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk aktif terlebih mental maupun emosional (Gandi, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi yang semakin maju ini. Pendidikan dalam. perkembangannya memperhatikan aspek afektif, kognitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Skripsi Oleh : Nanik Ramini NIM K

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian integral dalam perubahan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sama halnya dengan peningkatan sumber daya manusia. Menurut Piaget dalam Sagala (2006), pendidikan sebagai penghubung dua

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan dan sikap untuk menghasilkan lulusan yang kompeten.

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. menata rambut terkhusus pada waktu waktu tertentu, dan dengan model-model

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Salah satu pondasi penting untuk kemajuan suatu Negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenjang sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. Asep Tarbini, 2015 IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap jenjang pendidikan, Bahasa Indonesia juga sebagai mata

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi, dalam komunikasi sering terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan tidak efesien, antara lain disebabkan kurangnya minat. Dalam proses belajar siswa memperoleh pengaruh dari luar dengan kemampuan yang berbeda-beda. Perbedaan kemampuan ini disebabkan oleh karakteristik siswa selaku subjek dalam proses belajar mengajar yang bermacam-macam. Misalnya ada siswa yang cepat daya tangkapnya dalam belajar dikarenakan kecerdasannya sehingga ia mampu menyelesaikan kegiatan belajar mengajar dengan lebih cepat dari yang kita perkirakan dan ada juga siswa yang lambat dalam belajar. Salah satu masalah yang dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah bagaimana menciptakan keaktifan dalam diri siswa untuk belajar lebih efektif. (Sukmadinata 2003) Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan hidup manusia semakin berkembang pula. Tidak hanya kebutuhan akan sandang, pangan, pendidikan dan kesehatan saja. Kebutuhan akan mempercantik diri pun kini menjadi prioritas utama dalam menunjang penampilan sehari-hari. Salah satu cara untuk mengubah penampilan atau mempercantik diri yaitu dengan menggunakan kosmetik. (Rostamailis, 2005)

2 Saat ini dipasaran sudah banyak dijumpai produk-produk perawatan sesuai jenis kulit. Mulai dari tradisional hingga yang modern, semua memberi solusi untuk merawat dan mengatasi berbagai masalah kulit. Basuki (2001) mengatakan untuk dapat merawat kulit wajah secara maksimal, dibutuhkan pengetahuan tentang bahan-bahan kosmetik yang akan digunakan. Tidak semua bahan dalam kosmetik cocok dengan setiap kondisi kulit. Jika terjadi ketidak cocokan akan timbul berbagai macam penyakit kulit seperti kemerah-merahan, gatal, jerawat, komedo atau flek hitam. Hasil pengujian laboratorium pengawasan Badan POM di seluruh Indonesia terhadap 28.459 sampel kosmetik pada tahun 2014 menunjukkan bahwa kosmetik yang aman, bermanfaat, dan bermutu adalah sebesar 98,72%, atau naik sebesar 0,68% dibandingkan tahun 2010 (98,04%). Namun demikian, selama tahun 2011-2014, kosmetik yang aman, bermanfaat, dan bermutu. Pada tahun 2010-2013, kosmetik yang mengandung bahan berbahaya cenderung menurun, yaitu dari 0,86% pada tahun 2010 menjadi sebesar 0,48% pada tahun 2013. Tetapi pada tahun 2014 terjadi peningkatan kosmetik yang mengandung bahan berbahaya, yaitu menjadi 0,78%.(Laptah,2011-2013). Pemilihan kosmetik yang tidak tepat dapat merugikan kesehatan dan kecantikan kulit kesalahan paling umum dalam penggunaan kosmetika terletak kapada tiga hal, yaitu : (1) salah pemilihan, (2) kecenderungan mencampur adukan berbagai merk produk dalam perawatan kulit wajah, dan (3) pemakaian kosmetik rusak atau kadaluarsa. Dengan demikian, peran ahli kecantikan sangat

3 dibutuhkan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada seseorang yang menginginkan dirinya tampil lebih menarik. (Kusumadewi, 2002). Untuk mencegah dampak negatif yang terjadi, diharapkan para remaja maupun ibu-ibu mengetahui penggunaan kosmetika tradisional. Dimana kosmetika tersebut dapat diolah secara alami dan tidak mengandung bahan berbahaya terhadap fisiologi tubuh dan kulit, dimana kosmetika tradisional tidak memiliki dampak negatif terhadap kulit dan tidak mengeluarkan biaya yang sangat besar. (Jaelani, 2013) Salah satu mata pelajaran di SMK Negeri 8 Medan pada kelas X yaitu mata pelajaran kosmetika tradisonal. Mata pelajaran kosmetika tradisional merupakan pelajaran yang berisikan tentang materi-materi yang memiiki unsur gambar dan cara proses pembuatan sediaan kosmetika tradisional. Dari hasil wawancara dengan siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan permasalahan atau kerumitan pada mata pelajaran kosmetika tradisional yaitu kurang menariknya perhatian dan konsentrasi siswa dengan cara mengajar guru dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Dari permasalahan yang terjadi maka penulis ingin memberikan pembelajaran yang berfariatif agar siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran dengan menerapkan suatu media pembelajaran Macromedia Flash 8 pada mata pelajaran kosmetika tradisional akan menambah wawasan siswa, membuat siswa tertarik, menambah motivasi belajar siswa, dan siswa lebih konsentrasi dalam menerima materi yang diajarkan dan dijelaskan oleh guru. Salah satu tugas guru adalah merencanakan dan menetapkan strategi belajar mengajar sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar. Dalam proses

4 belajar mengajar tidak terlepas dari penggunaan media pengajaran, karena kerumitan bahan ajar yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Pada satu sisi ada bahan-bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu pengajaran, tetapi di sisi lain ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu pengajaran. Namun peranan media tidak akan terlihat bila penggunaanya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. (Winasanjaya, 2011) Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Rosyada, 2008). Menurut Latuheru Hamdani (2005) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi dengan guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat dan berdaya gunaseperti media. Menurut H. Malik (1986) mengemukakan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar yang barudalam diri siswa. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah media audio (suara) visual (gambar), media ini mempunyai kemampuan yang lebih, karena media ini mengandalkan dua panca indera sekaligus yaitu indera pendengaran dan indera penglihatan, dengan adanya pendengaran suara (audio) pada pembelajaran lebih membuat siswa merespon isi dari materi pelajaran dan dengan melihat gambar

5 (visual) siswa dapat paham dan mengerti tentang isi pembelajaran yang dijelaskan karena membuat siswa tertarik dengan melihat gambar dan mendengar suara pada saat proses belajar mengajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Berdasarkan teori tersebut maka salah satu upaya untuk mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan kompetensinya, maka penulis ingin menerapkan suatu pembelajaran yang mendukung proses belajar mengajar kosmetika tradisional, agar siswa lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran kosmetika tradisional yang disampaikan oleh guru. Salah satu media yang ingin diterapkan oleh penulis yaitu dengan menggunakan media Macromedia Flash 8. Menurut Jayadi (2008) Macromedia Flash 8 adalah salah satu program software yang menyajikan pesan audio visual secara jelas kepada siswa dan materi yang bersifat nyata, sehingga dapat diilustrasikan lebih menarik kepada siswa dengan berbagai gambar animasi yang dapat merangsang minat belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya menurut Prasetio dan Wahyono (2010) Macromedia Flash 8 suatu software animasi yang dapat digunakan untuk mempermudah penyampaian suatu konsep yang bersifat abstrak yang dalam penerapannya menggunakan komputer dan media imager proyector. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga pendidikan formal dibidang kejuruan yang bertujuan untuk mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dan keterampilan

6 tingkat menengah sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri 8 Medan terdapat memiliki program keahlian yaitu : (1) Tata Kecantikan, (2) Tata Busana, (3) Tata Boga, (4) Akomodasi Perhotelan. Pada program keahlian tata kecantikan terbagi atas dua program yaitu : tata kecantikan kulit, dan tata kecantikan rambut. Pada tata kecantikan kulitdan tata kecantikan rambut terdapat beberapa program studi yang berkaitan dengan jurusan, yang aplikasinya disertai dengan praktik, salah satu mata pelajaran kompetensi kejuruan adalah kosmetika tradisional. Untuk mengetahui kondisi yang terjadi dalam pembelajaran di sekolah, maka penulis mengadakan observasi di SMK Negeri 8 Medan yang terletak di Jalan Dr. Mansyur pada bulan September 2015, menunjukkan hasil belajar siswa yang belum mampu menguasai cara dan proses pembuatan sediaan kosmetika tradisional dengan tepat dan benar, sehingga belum mampu mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diberlakukan di SMK Negeri 8 Medan adalah 75, di mana telah di data sebanyak 35% siswa yang hanya mampu mencapai nilai KKM. Masalah tersebut dapat timbul karena adanya kendalakendala yang dialami dalam proses kegiatan pembelajaran, diantaranya materi atau bahan ajar yang sangat terbatas keberadaannya disekolah, aktifitas siswa yang masih rendah dalam mengikuti pembelajaran, alat bantu mengajar yang tidak maksismal untuk dipergunakan, strategi pembelajaran yang kurang maksimal, dan kelemahan guru menggunakan alat bantu pembelajaran untuk materi yang diajarkannya.

7 Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk membuat penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Macromedia Flash 8 Terhadap Hasil Belajar Kosmetika Tradisional Siswa SMK Negeri 8 Medan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Media yang digunakan pada mata pelajaran kosmetika tradisional di SMK Negeri 8 Medan kelas X tata kecantikan selama ini masih didominasi dengan media cetak dan buku pelajaran. 2. Kurangnya perhatian dan konsentrasi siswa pada saat proses belajar Kosmetika Tradisional siswa kelas X tata kecantikan di SMK Negeri 8 Medan. 3. Kurang bervariasinya media pembelajaran sehingga siswa kurang bersemangat dalam proses belajar mengajar kosmetika tradisional pada siswa kelas X tata kecantikan di SMK Negeri 8 Medan. 4. Proses pembelajaran kosmetika tradisional masih berpusat pada guru saja sehingga hasil pembelajaran kurang memuaskan. 5. Kurang pemakaian media pembelajaran oleh guru menyebabkan siswa sulit memahami pelajaran kosmetika tradisional.

8 6. Pengaruh belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran Macromedia Flash 8 pada mata pelajaran kosmetika tradisional belum pernah diterapkan 7. Apakah hasil belajar kosmetika tradisional siswa kelas X tata kecantikan yang diajar dengan media pembelajaran Macromedia Flash 8 lebih baik dari hasil belajar yang biasa diajarkan oleh guru C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, agar permasalahan yang akan dikaji lebih terarah maka penulis membatasi masalah sebagai berikut : 1. Materi pelajaran yang diteliti hanya meliputi penggolongan kosmetika tradisional 2. Media pembelajaran yang dingunakan media Macromedia Flash 8. 3. Subjek penelitian dilakukan pada siswa kelas X tata kecantikan SMK N 8 Medan D. Rumusan masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana hasil belajar kosmetika tradisional siswa kelas X SMK N 8 Medan yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional?

9 2. Bagaimana hasil belajar kosmetika tradisional siswa kelas X SMK N 8 Medan yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran Macromedia Flash 8? 3. Apakah ada pengaruh hasil belajar kosmetika tradisional siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan yang diajarkan dengan media Pembelajaran Macromedia Flash 8 lebih baik dibandingkan yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional? E. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hasil belajar kosmetika tradisional siswa kelas X SMK N 8 Medan yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional 2. Untuk mengetahui hasil belajar kosmetika tradisional siswa kelas X SMK N 8 Medan yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran Macromedia Flash 8 3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran Macromedia Flash 8 terhadap hasil belajar kosmetika tradisional pada siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan F. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, diharapkan hasil penelitian ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut :

10 1. Bagi siswa a. Dapat meningkatkan wawasan dan pemahaman siswa-siswi SMK Negeri 8 Medan dalam mengembangkan dan menemukan sumbersumber belajar yang relevan dan mampu merangsang kreatifitas dan keterampilan belajar. b. Untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran kosmetika tradisional dengan menggunakan media Macromedia Flash 8 dan sebagai masukan kepada siswa-siswi SMK Negeri 8 Medan jurusan tata kecantikan untuk memperoleh pengetahuan, informasi, dan berlatih dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. 2. Bagi Sekolah a. Mempersiapkan lulusan berkompetensi sesuai yang di butuhkan dunia industri. b. Manfaat bagi pendidik : membantu para pendidik dalam memilih media pembelajaran yang efektif dan efesien sehingga dapat menarik dan meningkatkan minat belajar siswa. 3. Bagi Peneliti Sebagai bahan masukan, sumbangan fikiran dan referensi ilmiah bagi peneliti-peneliti yang ada relevansinya dikemudian hari dengan melibatkan sumber bahan ajar yang lebih bervariasi serta variabel yang lebih kompleks tentang media pembelajaran.