BAB 1 PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan terdiri dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Ikatan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Perusahaan go public di

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. auditan yang diaudit oleh auditor independen disebut dengan audit report lag

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntansi menghasilkan laporan kegiatan ekonomi dari suatu entitas yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan tersebut (Sembiring, 2010). Laporan keuangan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan atas perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas, laporan

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia harus melakukan audit laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan

BAB I PENDAHULUAN. public tentu harus mempublikasikan laporan keuangan perusahaan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan serta kinerja perusahaan. Informasi ini digunakan untuk keperluan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1.3), bahwa tujuan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia menyebabkan adanya permintaan

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Kerangka Dasar Penyusunan

BAB I PENDAHULUAN. karena kasus pelanggaran ketentuan di bidang pasar modal (

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu media yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. menuju perdagangan bebas yang semakin memperketat persaingan antar. dengan cara menjual kepemilikan saham perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah ketepatan waktu (timeliness). Ketepatan waktu laporan keuangan. keuangan sebagai alat bantu prediksi bagi pengguna.

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. (BEI) diwajibkan untuk menyampaikan laporan tahunan ( annual report) kepada

BAB I PENDAHULUAN. satunya menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia perekonomian di Indonesia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Di dalamnya terkandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan bagian utama dalam proses pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangatlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan menurut Jensen and Meckling (1976) adalah teori yang

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dapat tertutupi hanya dengan mengandalkan sumber daya internal. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan masyarakat yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Minat investor global berinvestasi di emerging market, terutama Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang berlangsungnya AEC (Asean Economic Community), terdapat

BAB I PENDAHULUAN. yang diselesaikan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut audit

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan tentunya dimasa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. saham, pemerintah, kreditur, dan lain-lain (Rachmawati, 2008) Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia pada saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. datang akan semakin tumbuh dan bersaing secara ketat dimana masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. mendatang, usaha bisnis investasi akan menjadi sangat diminati dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat pada masa yang akan datang. Persaingan terjadi dalam penyediaan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah perusahaan go public pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam rangka

Abstrak. Kata kunci: audit report lag, audit tenure ukuran kantor akuntan publik, dan spesialisasi auditor.

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 menyatakan bahwa untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan bebas yang terjadi saat ini menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan perusahaan go public. Pasar yang efisien dan efektif

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi pihak-pihak diluar

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

eksternal karena laporan keuangan yang belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Ada kemungkinan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. telah go public.seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHUULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016 merupakan realisasi pasar bebas. di kawasan Asia Tenggara. Tujuan dibentuknya MEA adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha. Disatu sisi, Indonesia merupakan negara yang memiliki daya

BAB I PENDAHULUAN. independen mengalami peningkatan. Laporan keuangan merupakan salah satu

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kegiatan bisnis. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan ( 2014 ), terdapat empat karakteristik kualitatif untuk

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan mempunyai peranan penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja perusahaan serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan bagi para pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan terdiri dari investor, pemberi pinjaman atau kreditur, pemasok, pemegang saham, manajemen, pelanggan, pemerintah, karyawan, dan masyarakat. Agar dapat digunakan dengan baik, laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2014), terdapat empat karakteristik kualitatif pokok, yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. Ketepatan waktu pelaporan keuangan termasuk dalam salah satu kualitas laporan keuangan yang memiliki peranan penting dalam pembuatan keputusan (Shukeri dan Islam, 2012). Informasi yang dihasilkan secara tidak tepat waktu akan kehilangan manfaatnya, karena tidak disajikan pada saat dibutuhkan untuk mengambil keputusan atau kehilangan sifat relevansinya (IAI, 2014:26). Penundaan pelaporan keuangan mengakibatkan karakteristik kualitatif tersebut tidak dapat dipenuhi khususnya karakteristik relevan dan andal. Tingkat relevansi dan keandalan informasi dari laporan keuangan dipengaruhi oleh ketepatan waktu dalam mempublikasikan laporan keuangan. Manfaat dari laporan keuangan akan berkurang jika laporan keuangan tersebut tidak tersedia tepat waktu (PSAK Nomor 1 Paragraf 36). 1

Tuntutan dalam menyajikan laporan keuangan secara tepat waktu menghadapi beberapa hambatan. Salah satunya adalah laporan keuangan harus diaudit oleh akuntan publik. Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep/346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik, Bapepam mewajibkan setiap perusahaan publik yang terdaftar di pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada Bapepam dan LK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan atau harus teraudit dalam jangka waktu 90 hari. Perusahaan publik yang tidak dapat menyampaikan laporan keuangan tahunan sesuai aturan akan dikenakan sanksi mulai dari peringatan hingga suspensi, dan apabila terlambat menyampaikan laporan keuangan akan dikenakan sanksi administratif berupa denda paling banyak Rp 500.000.000. Selain itu, dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tentang Standar Pekerjaan Lapangan yang mengatur prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan bagi auditor, bahwa auditor perlu memiliki perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan. Juga perlu pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal, diikuti dengan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Dalam hal ini, artinya audit harus dilaksanakan oleh auditor dengan penuh kecermatan dan ketelitian. 2

Adanya aturan yang rumit dari Standar Akuntan Publik (SAP) tersebut, dapat menyebabkan sulitnya perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan secara tepat waktu. Dalam hal ini, apabila seorang auditor tidak memiliki kecermatan, ketepatan dan keahlian dalam mengaudit maka auditor tersebut membutuhkan waktu yang lama dalam menyelesaikan audit. Hal ini menyebabkan lamanya penyelesaian audit atau audit report lag (ARL) yang semakin panjang. Hal ini juga berdampak pada publikasi laporan keuangan perusahaan yang mengakibatkan kualitas dari laporan keuangan akan semakin turun terutama keandalan dan relevansi informasi. Rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen didefinisikan sebagai audit report lag. Audit report lag adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal dalam laporan keuangan hingga tanggal diterbitkannya laporan auditor independen (Ashton,1987). Tenure Audit adalah jumlah tahun dimana KAP atau auditor melakukan perikatan audit dengan klien yang sama (Johnson et.al, 2007). Tenure Audit juga dapat didefinisikan sebagai jumlah tahun suatu KAP atau seorang auditor mengaudit suatu perusahaan (Suhaib Aamir et al, 2011). Saat auditor dan klien menjalin hubungan kerja sama dalam jangka waktu yang relatif lama, hal ini akan memberikan manfaat bagi klien maupun auditor. Lamanya masa perikatan audit 3

dengan kliennya dapat membantu auditor dalam memperoleh kecermatan, ketepatan dan keahlian audit. Berdasarkan penelitian Lee et al. (2011), semakin meningkatnya tenure audit maka pemahaman auditor atas operasi, risiko bisnis, serta sistem akuntansi perusahaan akan semakin meningkat sehingga menghasilkan proses audit yang lebih cepat dan efisien. Umur Listing adalah jumlah tahun atau lamanya sebuah perusahaan dilisting di Bursa Efek Indonesia. Umur perusahaan ini dihitung dari pertama kali perusahaan listing (IPO) di Bursa Efek Indonesia sampai dengan tahun penelitian (Petrolina, 2007). Menurut Owusu-Ansah (2000) perusahaan yang sudah lama listing tentunya memiliki pengalaman lebih dalam menghadapi suatu masalah karena pengalaman sebelumnya. Maka perusahaan lebih mampu dan telah berpengalaman dalam mengumpulkan, memproses, dan menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam proses audit. Spesialisasi industri auditor adalah mekanisme yang dilakukan oleh auditor untuk meningkatkan pengetahuannya dalam bidang industri tertentu, baik secara tidak langsung melalui pelatihan, maupun secara langsung dengan cara membatasi perikatan audit hanya pada jenis industri tertentu (Craswell, 1995). Identifikasi spesialisasi industri ditujukan untuk membedakan auditor spesialis industri dan auditor nonspesialis industri. Auditor spesialis diyakini mampu mendeteksi kesalahan- kesalahan secara lebih baik, meningkatkan efisiensi dan meningkatkan penilaian tentang kejujuran laporan keuangan. Penelitian yang menganalisis pengaruh tenure audit terhadap jangka waktu penyelesaian audit atau Audit Report Lag (ARL) telah dilakukan oleh beberapa 4

peneliti di luar negeri maupun di Indonesia. Namun, penelitian-penelitian tersebut menghasilkan hasil penelitian yang berbeda-beda. Penelitian Lee et al. (2011) menunjukkan adanya pengaruh negatif antara tenure audit dengan audit report lag. Sedangkan Halim (2000) membuktikan bahwa adanya pengaruh positif antara tenure audit dengan audit report lag, yaitu semakin lama perusahaan memiliki perikatan dengan KAP tertentu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan audit atas laporan keuangan perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh umur listing terhadap audit report lag juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti dan menghasilkan hasil penelitian yang berbeda-beda. Penelitian Petronila (2007) menunjukkan bahwa umur listing berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Semakin lama umur listing suatu perusahaan maka jangka waktu pelaporan auditnya akan semakin cepat demikian pula sebaliknya. Namun, Owushu-Ansah (2002) menemukan bahwa adanya pengaruh positif antara umur listing dengan audit report lag. Keberagaman hasil penelitian mengenai pengaruh tenure audit dan umur listing terhadap audit report lag memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan perusahaan Consumer Goods. Penulis memilih perusahaan Consumer Goods untuk diteliti karena perusahaan ini memiliki pangsa pasar yang sangat besar di Indonesia dan merupakan salah satu perusahaan yang high profile yang terpublikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini merupakan replikasi dengan modifikasi dari penelitian Wiguna (2012) yang berjudul Pengaruh Tenure Audit Terhadap Audit Report Lag dengan Spesialisasi Industri Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi : Studi Pada Bank 5

Umum Konvensional di Indonesia Tahun 2008-2010 dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tenure KAP memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap audit report lag, sedangkan pengaruh moderasi spesialisasi industri auditor terhadap hubungan antara tenure KAP dengan audit report lag belum konsisten antara hasil pengujian utama dengan hasil pengujian tambahan. Tidak adanya konsistensi hasil penelitian inilah yang memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menambahkan umur listing sebagai variabel independen, yaitu pengaruh tenure audit dan umur listing terhadap audit report lag dengan spesialisasi industri auditor sebagai variabel moderating dan mengubah objek penelitian yaitu pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI periode 2010-2014. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Tenure Audit dan Umur Listing Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah tenure audit dan umur listing berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap audit report lag pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 6

2. Apakah spesialisasi industri auditor mempengaruhi hubungan antara tenure audit dengan audit report lag pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah spesialisasi industri auditor memepengaruhi hubungan antara umur listing dengan audit report lag pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh tenure audit dan umur listing baik secara parsial maupun simultan terhadap audit report lag pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui pengaruh spesialisasi industri auditor terhadap hubungan antara tenure audit dengan audit report lag (ARL) pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui pengaruh spesialisasi industri auditor terhadap hubungan antara umur listing dengan audit report lag (ARL) pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti khususnya mengenai pengaruh tenure audit dan umur listing terhadap audit report lag. 2. Bagi Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian sejenis yaitu mengenai 7

pengaruh tenure audit dan umur listing terhadap audit report lag (ARL) secara lebih lanjut. 3. Bagi Auditor, membantu dalam memberikan referensi dan pertimbangan mengenai praktek jasa audit sehingga efisiensi dan efektivitas penyelesaian jasa audit dapat ditingkatkan. 4. Bagi Manajer Perusahaan, memicu manajer untuk lebih meningkatkan ketepatan waktu dalam menyajikan laporan keuangan karena perusahaan publik cenderung lebih ketat diawasi oleh para investor dan institusi lain. 5. Bagi Akademis, menambah cakupan pengetahuan dibidang audit, serta memberikan kontribusi bagi perkembangan teori akuntansi terutama yang berkaitan dengan audit report lag. 8