BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

MENGEMBANGKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN HARTA KARUN GEOMETRI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berlaku untuk semua, mulai usia dini sampai jenjang perguruan tinggi. Usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ESTI UTAMI A PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. menekankan pemberian keterampilan dari berbagai unsur kecerdasan di mulai

BAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

BAB I PENDAHULUAN. merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

ARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini SRI SUMARMI A53B090201

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. paling dasar yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang merupakan pondasi. atau dasar dari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan. yang lebih baik, pendidikan ini berupa pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari anak, misal di lingkungan

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS MELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH 01 SROYO, JATEN, KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

PENINGKATAN KECERDASAN MUSIKAL MELALUI GERAK DAN LAGU PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMALA BHAYANGKARI 70 KECAMATAN MASARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

PRIYANTI A53C NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang pasal 28 ayat 2 bahwa setiap anak berhak atas

BAB I PENDAHULUAN. dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mengambil peran penting dalam rangka menghasilkan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

PERMAINAN GEOMETRI DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK A RA AL ISLAM KADIPIRO SAMBIREJO SRAGEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

PENERAPAN BERMAIN KARTU BILANGAN DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI 5 PENDEM SUMBERLAWANG

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sederajat) dan jalur pendidikan informal yang berbentuk pendidikan

lingkungannya secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi kecerdasan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini ialah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERETA BERNOMOR DI TK AISYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO. Skripsi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era Globalisasi berdampak pada sebagian besar sendi kehidupan salah satunya terhadap dunia pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi kemajuan suatu negara. Pendidikan yang berkualitas diperukan anak usia dini untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dimasa depan. Sehingga sejak usia dini anak harus dibekali dengan pendidikan yang berkualitas. Sebagai wujud keseriusan pemerintah dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini, pemerintah menerbitkan undang-undang no. 146 tahun 2014 pasal 1 ayat 10 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal dan non formal. Pendidikan di jalur formal salah satunya adalah taman kanak-kanak. Pendidikan di taman kanak-kanak sangat penting karena pada usia ini pertumbuhan dan perkembangan strukur otak anak telah mencapai 90%. Usia 5-6 tahun adalah usia dimana kecerdasan anak sudah berkembang sangat pesat. Perkembangan yang diperoleh pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap selanjutnya serta meningkatkan produktifitas kerja saat dewasa. Pada usia ini, diperlukan stimulasi yang tepat agar perkembangan otak anak berkembang dengan optimal. Pada dasarnya anak merupakan individu yang unik yang di karuniai kecerdasan oleh Allah SWT untuk meningkatkan derajatnya disisi Allah dan sebagai khalifah di bumi. Kecerdasan merupakan kemampuan dan kapasitas seseorang dalam proses kognitif untuk menerima informasi di dalam ingatan, kemudian 1

2 menjadikan informasi tersebut sebagai pengetahuan melalui berfikir terutama berkenaan dengan menghubungkan, menimbang, dan memahami informasi untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang rumit dalam situasi apa pun. Kecerdasan tidak pernah dijumpai dalam bentuk murni atau sering disebut juga Multiple Intellegence. Setiap anak memiliki kecerdasan majemuk tidak hanya satu kecerdasan. Kecerdasan majemuk memungkinkan perkembangan otak anak akan semakin optimal terutama dalam menerima stimulus yang berasal dari guru, orang tua dan masyarakat. Ada beberapa kecerdasan majemuk yang dikemukakan Howard Gardner dalam Sefrina (2013: 33-34) yaitu sebagai berikut; 1. kecerdasan visual-spasial; 2. kecerdasan naturalis; 3. kecerdasan kinestetik; 4. kecerdasan interpersonal; 5. kecerdasan intrapersonal; 6. kecerdasan musikal; 7. kecerdasan bahasa, 8. kecerdasan logika matemaika; 9. kecerdasan spiritual; 10. kecerdasan eksistensial. Salah satu dari 10 kecerdasan majemuk adalah kecerdasan logika matematika. Kecerdasan logika matematika merupakan kemampuan manusia dalam menggunakan angka secara efektif dan alasan logika yang kuat atau baik. Kecerdasan logika matematika dapat diartikan kemampuan dalam menangani bilangan, memanipulasi angka, memahami pola-pola, serta kemampuan berfikir logis dan ilmiah. Karakteristik anak yang memiliki kecerdasan logika matematika sebagai berikut; 1) anak menyukai hal-hal yang bersifat logis dan sains, 2) anak sering bertanya tentang cara kerja benda-benda sekitarnya dan sebab akibat dari suatu kejadian, 3) anak tampak menyukai jenis permainan strategi atau banyak menggunakan logika seperti; catur, rubrik, sudoku, mencari harta karun geometri dan lain sebagainya, 4) rasa penasaran dan ingin tahu anak semakin besar bila persoalan dalam permainan belum dapat diselesaikan, 5) anak suka kegiatan dengan kegiatan pengklasifikasian/pengkategorian, 6) anak mampu berfikir secara konseptual atau abstrak dengan baik mengenai sesuatu (Sefrina, 2013: 74-76). untuk anak Kekurangan kecerdasan logika matematika mengakibatkan problem besar pada masa dewasa, tanpa kepekaan terhadap berpikir logis dan bilangan, anak saat dewasa tidak dapat memahami permasalahan ekonomi, politik

3 dan sosial. Kehadiran matematika secara luas dapat dirasakan dalam setiap aspek kehidupan modern. Kecerdasan logika matematika sangat penting sebagai bekal mereka menghadapi kehidupan dimasa mendatang. Namun pada kenyataanya banyak lembaga pendidikan anak usia dini mengganggap bahwa kecerdasan logika matematika hanya sebatas pada berhitung semata, sehingga pembelajaran lebih banyak berhitung. Padahal kecerdasan logika matematika memiliki makna yang luas seperti; berpikir logis, memecahakan masalah, pola pikir deduksi dan induksi, kemampuan menangani pola dan hubungan. Kecerdasan logika matematika perlu dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Agar pembelajaran dapat tercapai secara maksimal, guru harus memahami dan mempertimbangkan berbagai strategi yang sesuai dalam mengembangkan kecerdasan logika matematika anak. Oleh karena itu salah satu cara mengoptimalkan kecerdasan logika matematika pada anak usia dini melalui bermain. Bermain sebagai salah satu cara menstimulasi kecerdasan anak. Bermain melatih mental dan melatih anak berfikir logis dalam memecahkan permasalahan sehari-hari. Pada usia dini belajar akan lebih efektif dan lebih cepat ditangkap pada saat mereka bermain. Bermain akan lebih terarah jika dilakukan dengan permainan. Permainan adalah alat bagi anak untuk menjelajah dunianya, dari yang tidak diketahui sampai pada yang diketahui, dan dari yang tidak diperbuatnya hingga mampu melakukanya. Melalui permainan anak dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal, baik potensi fisik maupun mental, intelektual dan spiritual (Sujiono, 2009: 132). Permainan-permainan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan logika matematika anak adalah bermain mengira, mengenal konsep waktu, klasifikasi warna, ukuran, bentuk dan percobaan tentang gejala alam. Berdasarkan observasi di TK Aisyiyah Bentangan Wonosari Klaten pada anak kelompok B tahun ajaran 2015/2016. Pembelajaran matematika di TK Aisyiyah Bentangan Wonosari Klaten menggunakan metode ceramah dan mengandalkan LKA sehingga membuat anak menjadi individulis dan kurang berinteraksi dengan teman-temanya. Jadi dapat diketahui bahwa dalam kegiatan

4 pembelajaran guru jarang sekali menggunakan cara atau metode permainan yang menimbulkan minat anak dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Akibat metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik, sehingga anak merasa bosan. Pada saat guru menjelaskan materi pembelajaran anak-anak asyik bermain sendiri. Anak kurang merespon materi yang disampaikan oleh guru. Ketika kegiatan berhitung 1-20, anak masih perlu bimbingan dari guru serta masih bingung saat mengurutkan angka dari kecil ke besar (1-20) dan besar ke kecil (20-1) masih ada angka yang tertinggal. Kemampuan anak dalam berhitung terutama pengurangan dan penjumlahan masih kurang, banyak anak dalam kelas yang kesulitan menyelesaikan soal pengurangan dan penjumlahan, anak perlu bimbingan dari guru saat menyelesaikan soal berhitung. Pemahaman anak tentang macam-macam bentuk geometri belum mendalam. Anak hanya mengenal bentuk seperti; (lingkaran, segitiga, persegi, persegi panjang dan setengah lingkaran), sementara bentuk-bentuk geometri lain anak belum paham. Hal itu terlihat ketika anak diminta menyebutkan nama-nama macam bentuk geometri masih bingung dan kurang percaya diri. Pengenalan anak pada konsep bilangan ganjil dan genap belum mendalam, sehingga sebagian besar anak terbalik dalam mengelompokkan bilangan ganjil dan genap. Konsep arah juga masih mengalami kesulitan, saat guru meminta anak menunjuk arah timur ada beberapa anak yang belum memahami nama-nama arah mata angin. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan logika matematika anak masih rendah. Diperlukan inovasi pembelajaran dengan permainan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Pada saat ini banyak permainan aktif yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk memberikan pendidikan kepada anak diantaranya permainan harta karun geometri. Permainan mencari harta karun geometri merupakan permainan mencari bentuk geometri yang diberi angka disembunyikan di berbagai sudut kelas (indoor) maupun di luar kelas (out door) baik di halaman atau kebun sekolah yang dilakukan oleh beberapa kelompok masing-masing kelompok dibekali peta harta karun sebagai petunjuk arah untuk menemukan harta karun. Adapun bentuk-bentuk geometri yang

5 terdapat pada permainan harta karun geometri seperti berikut; lingkaran, persegi, persegi panjang, segilima, segitiga, trapesium, jajar genjang dan oval. Permainan harta karun geometri ini membutuhkan energi dan dengan keluarnya energi itulah anak mudah menyerap pembelajaran dan mudah mengingat pembelajaran yang diberikan. Disinilah manfaat permainan mencari harta karun dalam kecerdasan logika matematika, karena anak dikenalkan untuk berfikir logis, sportif, dan kerjasama. Selain itu anak juga dikenalkan dengan bentuk geometri, mengklasifikasi bentuk geometri berdasarkan warna, ukuran dan bentuk, mengenal konsep bilangan ganjil-genap, konsep arah mata angin, konsep lebih besar-lebih kecil mengurang dan menjumlah dengan cara yang menyenangkan dan akan lebih mudah mengingat bentuk geometri dan angka. Dengan demikian penelitian tindakan kelas ini mengambil judul Mengembangkan Kecerdasan Logika Matematika Anak Melalui Permainan Harta Karun Geometri Pada Kelompok B Di Tk Aisyiyah Bentangan Wonosari Klaten Tahun Ajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah, dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut : 1. Kurangnya pemahaman anak mengenai bentuk-bentuk geometri. 2. Kurangnya pemahaman anak tentang konsep arah. 3. Kurangnya pemahaman anak tentang konsep lebih kecil-lebih besar. 4. Kurangnya pemahaman anak tentang konsep bilangan ganjil-genap 5. Anak kurang menguasai pengurangan dan penjumlahan. 6. Guru kurang berinovasi dalam memberikan pelajaran matematika dalam mengembangkan kecerdasan logika matematika.

6 C. Pembatasan Masalah Agar penelitian lebih efektif, efisien dan terarah dapat dikaji lebih mendalam maka perlu pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Peneliti hanya meneliti tentang kecerdasan logika matematika anak pada kelompok B di TK Aisyiyah Bentangan Wonosari Klaten. 2. Penelitian ini hanya menerapkan permainan harta karun geometri dalam mengembangkan kecerdasan logika matematika anak. 3. Bentuk geometri dibatasi 8 bentuk yaitu: lingkaran, persegi, persegi panjang, segilima, segitiga, trapesium, jajar genjang dan oval. D. Perumusan Masalah Berdasarkan dengan latar belakang masalah dan identifikasi yang dikemukakan diatas, maka peneliti mengungkapkan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah permainan harta karun geometri dapat mengembangkan kecerdasan logika matematika anak kelompok B di TK Aisyiyah Bentangan Wonosari Klaten Tahun Ajaran 2015/2016?. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk : Untuk mengembangkan kecerdasan logika matematika melalui permainan harta karun geometri pada anak kelompok B TK Aisyiyah Bentangan Wonosari Klaten Tahun Ajaran 2015/2016.

7 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dan kegunaan dalam pendidikan baik langsung maupun tidak langsung: 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan khasanah dan pengetahuan dalam pendidikan khususnya mengenai permainan harta karun geometri. b. Menambah wacana dan informasi bagi pembaca. c. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru 1) Untuk menambah pengetahuan dan memberikan informasi kepada guru TK Aisyiyah Bentangan Wonosari Klaten untuk memilih alternatif dalam pembelajaran dengan menggunakan permainan harta karun geometri untuk mengembangkan kecerdasan logika matematika pada anak didik. 2) Memberi pengetahuan guru tentang kecerdasan logika matematika. b. Bagi anak 1) Proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan memberi kesempatan anak untuk berpartisipasi secara aktif. 2) Agar anak bisa berfikir logis dan bernalar dalam memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari. c. Bagi Orang Tua Memberi pengetahuan kepada orang tua bahwa kecerdasan logika matematika penting bagi anak untuk memecahkan permasalahan sehari-hari dalam kehidupan sebagai bekal masa depan dan menghadapi tantangan global. d. Bagi Peneliti Sebagai bahan perbandingan serta pertimbangan untuk melakukan penelitian.