BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan. pendidikan, khususnya pendidikan menengah kejuruan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pentingnya pendidikan untuk kemajuan bangsa telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu pembekalan dan kualitas bagi setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB 1 PENDAHULUAN. dimilikinya. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. yang menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha-usaha perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Sesuai dengan pasal 33 ayat 3 UU Nomor 20 Tahun 2003, Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Topan Febrinata, 2014

I. PENDAHULUAN. Produktif atau Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan. kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. mutu peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas bagi pembangunan negara. Keberhasilan membangun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kualitas generasi yang akan datang. Dalam peningkatan mutu

BAB 1 PENDAHULUAN. dan teknologi (IPTEK), dunia pendidikan dituntut untuk meningkatkan mutu dan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan menurut Muhibin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

NERIS PERI ARDIANSYAH,

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perubahan akan pola pikir dari suatu bangsa menuju ke arah yang

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kejuruan dalam penjelasan atas Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Mata Diklat Menggunakan Hasil Pengukuran (MHP) diberikan di tahun

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera dan bahagia menurut konsep kehidupan mereka. memiliki potensi untuk menciptakan peserta didik yang cerdas, hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. ahli dari negara lain, maka sangat perlu ditanamkan sikap profesional dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bertanggung jawab terhadap penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang tertentu. Untuk menciptakan keluaran SMK yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan perubahan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti luas merupakan segala kegiatan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. hekekatnya untuk membangun suatu Negara dibutuhkan individu individu yang

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada tingkat perekonomian negara itu sendiri. Industri merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pelatihan. Menurut Nursid dalam Edward (2013), pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. terencana dan secara sistematis ) diberikan kepada peserta didik oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis, serta syarat akan perkembangan yang memang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan sebuah negara dapat meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN PESAWAT UDARA DI SMK

Hikmah Zalilah Manalu Rosnelli. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan IPTEK adalah bidang pendidikan, di mana pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini telah berkembang pesat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya pendidikan untuk kemajuan bangsa telah menjadi perhatian serius. Sebagaimana disadari bahwa pendidikan dapat memperbaiki kualitas sumber daya manusia dan merupakan investasi masa depan. Perkembangan pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan sesuai tuntutan persoalan pendidikan. Persoalan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan menengah kejuruan. Sekolah menengah kejuruan adalah salah satu lembaga pendidikan memiliki peran sangat penting dalam mencerdaskan dan meningkatkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam bidang keteknikan berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 ayat (3), pendidikan menengah kejuruan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidkan lebih lanjut sesuai kejuruannya. Melalui riset yang didukung Direktorat Pembinaan SMK Depdiknas dengan penanggung jawab Harry Suliswanto, ditemukan bahwa SMK memang memiliki peralatan, laboratorium, atau bengkel sebagai tempat praktik siswa. Namun, peralatan yang dimiliki belum memadai dari segi kuantitas jika 1

2 dibandingkan dengan jumlah siswa dan kualitasnya. Selain itu, sekolah juga belum mengetahui standar peralatan yang harus dimiliki supaya tidak ketinggalan dengan yang dimiliki dunia usaha ( Kompas, 25 Febuari 2014 ). Kalangan pengguna tenaga kerja lulusan SMK masih mengeluh karena kompetensi yang dimiliki belum optimal sehingga kepercayaan dunia usaha dan dunia industry ( DU/DI ) terhadap lulusan SMK menjadi kurang. Komite tetap pembinaan asosiasi serta himpunan pedagang dan Industri (Kadim) Sumut, T.F Simbolon, mengatakan, rendahnya SDM menghadapi persaingan ekonomi global sebagai dampak keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan merupakan bukti kegagalan pembangunan. Rendahnya kualitas SDM mengakibatkan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) belum siap di pasar kerja, katanya saat pembukaan lomba keterampilan siswa anatar SMK se-sumut ( Waspada, 13 Januari 2014). Dalam proses kegiatan belajar target pencapaian bukan hanya pada penyampaian materi pembelajaran saja, melainkan juga ketuntasan belajar peserta didik terhadap materi pembelajaran. Ketuntasan belajar menunjukkan belajar peserta didik dalam penguasaan seluruh materi pelajaran selama pembelajaran. Untuk mencapai ketuntasan belajar peserta didik, pengajar perlu mengupayakan efektifitas dari proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Dengan demikian seorang pengajar perlu memainkan perannya dalam mencapai tujuan pembelajaran.

3 Pandangan pembelajaran Ekspositori umumnya menempatkan guru di tengah-tengah kelas sebagai seseorang yang dianggap ahli dalam mata pelajaran yang dibawakannya dan semua pelajar duduk serta mendengarkan semua informasi yang dipancarkan terpusat oleh sang expert. Proses ini berlangsung terus menerus dan kebanyakan menghabiskan sebagian besar waktu yang tersedia sementara sebagian besar pelajar tidak memperoleh pengalaman belajar interaktif yang dapat memberikan konstribusi yang signifikan dalam pemahaman materi dan menciptakan paradigma mengenai subjek tersebut. Akan tetapi, sistem ini memberikan rasa nyaman bagi pelajar karena mereka tidak perlu bersikap kritis dan mencari berbagai sumber untuk melengkapi ketidaktahuan mereka tentang subjek yang dibahas tersebut. Namun dalam hasil tes belajar siswa ditemukan hasil yang tidak memuaskan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Fadli,Chairul : 2013, di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam TA 2012/2013 ditemukan bahwa masih rendahnya nilai yang diperoleh oleh siswa pada strategi pembelajaran ekspositori pada mata pelajaran MSPEM dengan 75% siswa memperoleh nilai 69,7 dan hanya 25 % yang memperoleh nilai diatas 69,7 karena strategi yang digunakan kurang inovatif dan menarik. Selanjutnya kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan media belajar di sekolah yang membuat siswa kurang berminat dalam melakukan hal lebih selain praktikum di ruang Laboratorium yang membuat siswa cenderung malas berlatih dalam mata pelajaran yang telah disampaikan guru. Salah satu mata pelajaran pada program keahlian teknik instalasi tenaga listrik (TITL) adalah mengoprasikan sistem pengendali elektromagnetik (

4 MSPEM). Penulis melakukan observasi ke SMK Negeri 5 Medan menunjukkan hasil belajar MSPEM siswa masih berada dibawah standar rata-rata yang ditetapkan oleh Kemendiknas untuk mata diklat produktif yaitu 70 untuk kompetensi keahlian Sekolah Menengah Kejuruan. Berdasarkan observasi yang dilakukan di lapangan dengan mendengarkan pendapat guru bidang studi bahwasanya hasil belajar siswa pada saat ulangan harian rata-rata 70,12( untuk seluruh siswa) dan 12 siswa dinyatakan berada dibawah nilai KKM. Beberapa siswa yang memperoleh nilai dibawah syarat kelulusan yang telah diatur selanjutnya mengikuti remedial. Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan maka dihasilkan berbagai strategi pembelajaran yang mendukung perkembangan dunia pendidikan. Salah satu strategi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah strategi pembelajaran CTL (Sanjaya,Wina : 253). Menurut Uli sinta (2010) dalam penelitiannya dengan judul Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Pengidentifikasian Komponen Elektronika Pada Siswa Kelas X SMK Swasta Pemda Kisaran mampu meningkatkan nilai hasil belajar siswa dengan nilai ratarata 80,00. Menurut Fadli Chairul (2013) dalam penelitiannya dengan judul Pengaruh Model CTL terhadap Hasil belajar MSPEM Kelas XI SMK Negeri 1 Lubuk Pakam mengungkapkan bahwa hasil belajar meningkat sampai 33,33 % dari hasil belajar ekspositori. Pada saat pelaksanaan praktik masih ada siswa yang belum memahami konsep dasar sistem pengendali elektromagnetik. Untuk mengatasi kelemahan

5 tersebut pengunaan media dalam pembelajaran dianggap sebagai salah satu pemecahan yang sesuai. Pesatnya pertumbuhan teknologi yang membantu dan mempermudah pekerjaan. Berbagai produk elektronik diciptakan, pemanfaatan computer dengan software simulator yang dapat digunakan untuk merancang sistem elektromekanik. Simulator (EKTS) untuk pendidikan teknik control listrik di kembangkan untuk belajar lebih mudah, untuk penelitian di luar laboratorium ( kelas) dan meningkatkan rasio partisipasi aktif. Dengan menggunakan software simulator, percobaan kontrol dalam di kelas dijalankan di lebih aman. Guru akan merasa terbaru dalam melaksanakan pembelajaran karena materi pembelajaran di distribusikan tidak hanya bersumber dari guru. Serta waktu siswa dalam melakukan percobaan rangkaian MSPEM menjadi sangat banyak karena praktikum tidak hanya bisa dilakukan di laboratorium melainkan di rumah siswa sendiri. Salah satu hal yang menyebabkan rendahnya nilai adalah saat belajar Mengoprasikan Sistem Pengendali Elektromagnetik (MSPEM) siswa memiliki ketergantung akan gambar rangkaian yang diberikan oleh guru. Siswa hanya mengikuti gambar rangkaian dan kurang mengembangkan kreativitas untuk memahami konsep dan prinsip kerja sari suatu sistem pengendali. Dengan adanya software EKTS siswa dapat berkreasi dan mendapatkan waktu tambahan mempelajari gambar rangkaian elektromagnetik. Dengan adanya Strategi Pembelajaran CTL berbasis media software EKTS maka pembelajaran di kelas akan semakin interaktif dan siswa mendapat waktu

6 tambahan untuk melakukan praktek selain di lab dengan menggunakan media computer. Hal itu diperkuat karena kecanggihan teknologi sudah biasa digunakan masyarakat umum seluas mungkin dengan adanya komputer dan laptop. Melalui rancangan Strategi pembelajaran CTL yang interaktif dan inovatif yang meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan begitu, Stategi pembelajaran CTL dengan berbasis media software EKTS, diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektromagnetik (MSPEM). Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Strategi Pembelajaran Contextual Teaching Dan Learning ( CTL ) Berbasis Media Software Ekts Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran MSPEM Pada Siswa Kelas XI TITL SMK Negeri 5 Medan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah yang berkenaan dengan penelitian ini, sebagai berikut : 1. Kurangnya penggunaan strategi dan media dalam proses belajar mengajar di sekolah. 2. Kurangnya penguasaan siswa dalam kompetensi dasar Memahami Prinsip kerja pengoprasian sistem kendali elektromagnetik, terbukti dari hasil belajar ratarata sekitas 70,12 dan 12 siswa dinyatakan berada dibawah nilai KKM.

7 C. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah Strategi CTL Berbasis media software EKTS yang di kelas eksperimen dan Ekspositori Berbasis media software EKTS yang di kelas kontrol. 2. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI semester II SMK Negeri 5 Medan TA 2013/2014. 3. Penelitian ini di khususkan pada kompentensi dasar Memahami Prinsip kerja pengoprasian sistem kendali elektromagnetik. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas maka penulis merumuskan masalah yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimanakah tingkat kecendrungan strategi pembelajaran CTL berbasis media software EKTS terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran MSPEM kelas XI TITL SMK Negeri 5 Medan? 2. Bagaimanakah pengaruh strategi pembelajaran CTL berbasis media software EKTS terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran MSPEM XI TITL SMK Negeri 5 Medan?

8 E. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat kecendrungan strategi pembelajaran CTL berbasis media software EKTS terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran MSPEM di kelas XI SMK Negeri 5 Medan T.A 2013/2014. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran CTL berbasis media software EKTS dalam mata pelajaran Mengoprasikan Sistem Pengendali Elektromagnetik. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat secara teoritis, antara lain : a) Sebagai bahan referensi bagi sekolah untuk meningkatkan keterampilan mengajar guru dengan menggunakan CTL khususnya dalam mata pelajaran MSPEM (Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektromagnetik). Dapat menggunakan Strategu CTL dalam proses belajar mengajar, khususnyanya pada materi MSPEM. b) Memperluas wawasan penulis akan hakekat mengajar yang efektif dan efisien. c) Untuk mengetahui strategi manakah yang lebih cendrung dalam meningkatkan mata pelajaran MSPEM.

9 2. Manfaat Secara Praktis a) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran CTL berbasis media software EKTS di SMK Negeri 5 Medan. b) Untuk menambah penggunaan media yang inovatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, contoh menggunakan media software EKTS dalam mata pelajaran MSPEM.