BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

dibidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan

BAB II LANDASAN TEORI

Nurdin (1999), dengan objek penelitiannya adalah perusahaan - perusahaan. Properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode , seperti

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dekade 1950-an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori ini

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jangka panjang akan menimbulkan suatu efek yang biasa disebut dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Model penetapan harga asset Capital Assets Pricing Model, biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM)

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu hasil yang diharapkan (expected return) dan risiko investasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISIKO EKUITAS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

Dodi Arif, SE., MM. KAPITA SELEKTA KEUANGAN. Universitas Gunadarma Jakarta

BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL. Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner

BAB I PENDAHULUAN. sejak awal berdirinya perusahaan tersebut. Meningkatkan kemakmuran

Model-model Keseimbangan

KEUNIKAN MODEL BLACK LITTERMAN DALAM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO 1. Abstract

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

UKURAN PERUSAHAAN STRUKTUR MODAL DAN NILAI PERUSAHAAAN. Heince R.N. Wokas (

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan

Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

ANALISIS FINANCIAL LEVERAGE, OPERATING LEVERAGE DAN PERTUMBUHAN ASSET SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BETA SAHAM PADA SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. more assets that will be held over some future time period, sedangkan Jogiyanto

EVOLUSI TEORI KEUANGAN

EVALUASI KINERJA PORTFOLIO

OVERVIEW. Dua model keseimbangan: Arbitrage Pricing Theory (APT) Capital Asset Pricing Model (CAPM) 3/40

Dua model keseimbangan:

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

DASAR MANAJEMEN KEUANGAN PERAN DAN KEPUTUSAN MANAJEMEN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

Kebijakan Dividen 1 BAB 11 KEBIJAKAN DIVIDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. informasi antara pihak manajemen dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

Dasar Manajemen Keuangan Peran dan Keputusan Manajemen Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. saham favorit mereka. Seperti pada Reuters dan media lainnya, informasi saham

CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) Zainul Muchlas,

BAB I PENDAHULUAN. berdampak kepada Indonesia. Krisis keuangan tersebut disebabkan oleh jatuhnya

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

PENILAIAN SURAT BERHARGA

BAB I PENDAHULUAN. return yang setinggi-tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi,

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

DETERMINAN RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA. Oleh : Basuki 1, Pramuka 2, Sudarto 3,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perusahaan tentu terdapat bagian manajemen keuangan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Pesinyalan (Signalling Theory)

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO. MATERI 15 dan 16.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Menginvestasikan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Akan tetapi usaha-usaha tersebut belum menunjukan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

ANALISIS PENILAIAN KINERJA BLACK-LITTERMAN MENGGUNAKAN INFORMATION RATIO DENGAN BENCHMARK CAPITAL ASSETS PRICING MODEL

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RISIKO & RETURN PADA ASSET

A LA TAR BELAKANG MASALAH

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Pengelolaan fungsi keuangan ini terkait pengelolaan modal. Modal kerja

Security Market Line & Capital Asset Pricing Model

LCAPM yang dibentuk dari aset-aset berisiko adalah portofolio optimal yang meminimalkan nilai risiko.

Total Ekuitas Nilai buku per lbr saham = Jumlah Saham Beredar

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

III. METODE PENELITIAN

BAB III CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DAN ARBITRAGE PRICING TEORY (APT)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB II L ANDASAN TEORI

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI MANAJEMEN INVESTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, OPERATING LEVERAGE DAN ASSET GROWTH TERHADAP BETA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI II.1. Studi Literatur atas Ukuran Risiko Berdasarkan Pasar Kemajuan besar di dalam teori keuangan terjadi ketika Harry Markowitz mempublikasikan artikelnya yang terkenal mengenai teori portofolio. Markowitz mendefinisikan risiko dari sebuah portofolio aset berupa varians dari return portofolio tersebut. 5 Varians adalah ukuran penyimpangan atas kemungkinan rates of return R i dari expected rate of return E (R i ). (1) σ p = w 1 σ 1 + w σ + w 1 w Cov(r 1 r ) σ p = varians dari return portofolio w 1 = proporsi dana yang diinvestasikan pada Sekuritas 1 w = proporsi dana yang diinvestasikan pada Sekuritas σ 1 σ = varians dari return Sekuritas 1 = varians dari return Sekuritas Cov(r 1 r ) = kovarians dari return Sekuritas 1 dan Dalam teori portofolio, kontribusi sebuah sekuritas terhadap risiko portofolio diukur dengan kovarians sekuritas tersebut dengan sekuritas lainnya, bukan dengan varians-nya. Kovarians adalah ukuran pada tingkat mana variabel-variabel bergerak bersama-sama, secara relatif terhadap nilai rerata masing-masing variabel tersebut. Return dari dua buah 5 Markowitz, Harry, Portfolio Selection, Journal of Finance, VII (March 195), pp. 77-91. Hubungan antara..., Christian Pramanta, FE UI, 008 4

sekuritas A dan B dikatakan memiliki kovarians yang positif jika, ketika return sekuritas A lebih besar daripada expected value-nya, return sekuritas B juga lebih besar daripada yang diharapkan. Sebaliknya, return dari dua buah sekuritas A dan B dikatakan memiliki kovarians yang negatif jika return sekuritas A melebihi expected value-nya sementara return sekuritas B lebih kecil dari expected value-nya, atau sebaliknya. () Cov(r 1 r ) = ρ 1, σ 1 σ ρ 1, = koefisien korelasi dari return Sekuritas 1 dan σ 1 = standar deviasi dari return Sekuritas 1 σ = standar deviasi dari return Sekuritas 1 Apabila sebuah sekuritas memiliki varians yang tinggi, tetapi kovarians-nya rendah atau bernilai negatif terhadap sekuritas lain, sekuritas tersebut dianggap tidak terlalu berisiko karena jika sekuritas tersebut dimasukkan ke dalam portofolio, keseluruhan varians portofolio akan berkurang. Kelemahan model Markowitz adalah pada jumlah parameter yang digunakan untuk mencari varians dari portofolio. Untuk portofolio yang terdiri dari N sekuritas, jumlah parameter yang akan digunakan dalam persamaan varians portofolio adalah [N.(N+1)/]. Sharpe 6 mengusulkan sebuah model (disebut factor model) yang kemudian dikembangkan menjadi model berikut ini: 6 Sharpe, William F., A Simplified Model for Portfolio Analysis, Management Science (January 1963), pp. 77-93. Hubungan antara..., Christian Pramanta, FE UI, 008 5

(3) R i = α i + β i R m + e i R i = return Sekuritas i R m = return semua sekuritas di dalam pasar (return pasar) e i = faktor yang menggambarkan porsi return Sekuritas i yang bukan merupakan fungsi linear dari R m α i, β i = intercept dan slope pada model Model di atas menunjukkan bahwa return sekuritas dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu komponen sistematis (β i R m ) yang merefleksikan pergerakan umum dari return sebuah sekuritas dengan return rata-rata semua sekuritas di dalam pasar; dan komponen nonsistematis (e i ) yang merefleksikan porsi residual dari return sekuritas yang bergerak secara independen. Varians dari model di atas adalah sebagai berikut: varians (R i ) = varians (α i + β i R m + e i ) varians (R i ) = varians (α i ) + varians (β i R m ) + varians (e i ) varians (R i ) = 0 + β i σ m + σ (e i ) (4) varians (R i ) = β i σ m + σ (e i ) Total risk = risiko sistematis + risiko nonsistematis Melalui persamaan (4), kita dapat melihat bahwa karena varians dari random error term merupakan residual return yang tidak berhubungan dengan portofolio pasar atau risiko nonsistematis. Sementara itu, varians (β i R m ) adalah varians yang berhubungan Hubungan antara..., Christian Pramanta, FE UI, 008 6

dengan return pasar atau risiko sistematis. Lebih lanjut, β i berhubungan langsung dengan kovarians: (5) β i = Cov(R i,r m ) σ m Cov(R i,r m ) = kovarians return Sekuritas i dengan return pasar σ m = varians return pasar (CAPM): Sharpe 7, Lintner 8, dan Mossin 9 telah mengemukakan Capital Asset Pricing Model (6) R i = R f + β i (R m R f ) R f = return atas risk-free asset CAPM menegaskan bahwa satu-satunya variabel yang menentukan expected return sekuritas adalah koefisien risiko sistematis, yaitu beta. Model ini lebih lanjut menyatakan bahwa ada hubungan linear antara beta dan expected return: semakin tinggi risiko, semakin tinggi return yang diharapkan. Pesan dasar dari CAPM adalah bahwa jika kita ingin mendapatkan return yang lebih tinggi, kita harus siap menanggung risiko yang lebih tinggi. 7 Sharpe, William F., Capital Asset Prices: A Theory of Market Equilibrium under Conditions of Risk, Journal of Finance, XIX (September 1964), pp. 45-44. 8 Lintner, John, Security Prices, Risk, and Maximal Gains from Diversification, Journal of Finance, XX (December 1965), pp. 587-616. 9 Mossin, Jan, Equilibrium in A Capital Asset Market, Econometrica, XXXIV (October 1966) pp. 768-783. Hubungan antara..., Christian Pramanta, FE UI, 008 7

Dari model CAPM ini, kita dapat menyimpulkan bahwa ukuran risiko berdasarkan pasar yang akan digunakan adalah beta pasar. Model-model yang telah dijelaskan di atas tergantung pada data-data tentang harga dan perubahan harga sekuritas, tanpa mengikutsertakan variabel yang bersifat nonprice. Fakta ini mendorong beberapa peneliti untuk menganalisis hubungan antara ukuran risiko secara pasar dan secara akuntansi. Beberapa studi literatur mengenai hubungan antara data akuntansi dengan risiko pasar dijelaskan pada bagian II.. II.. Studi Literatur atas Ukuran Risiko Berdasarkan Akuntansi Seperti yang telah dijabarkan pada Bab I, investor selama ini menggunakan data-data pasar sebagai ukuran risiko, yang tercermin melalui beta. Walaupun demikian, bukan berarti data akuntansi tidak dapat digunakan untuk mendefinisikan atau menjelaskan risiko. Untuk membuktikannya, yang perlu dicari adalah hubungan antara ukuran-ukuran risiko berdasarkan akuntansi dan pasar. Beaver, Kettler, dan Scholes 10 mengajukan sejumlah variabel yang dipercaya sebagai ukuran risiko berdasarkan akuntansi: 1. Dividend Payout Pandangan yang berlaku selama ini adalah bahwa perusahaan yang memiliki dividend payout kecil adalah lebih berisiko. Alasannya adalah bahwa perusahaan yang memiliki volatilitas atas laba yang tinggi (risiko tinggi) tentu tidak akan memberlakukan kebijakan dividend payout yang tinggi. Jadi, payout ratio dipandang sebagai refleksi dari ketidakpastian yang dihadapi perusahaan. 10 Beaver, William, Paul Kettler, dan Myron Scholes, The Association between Market Determined and Accounting Determined Risk Measures, The Accounting Review Vol. 45 No. 4, October 1970, pp. 654-68. Hubungan antara..., Christian Pramanta, FE UI, 008 8

Ditambah lagi, Megginson 11 mengungkapkan bahwa cepat atau lambat setiap orang yang mempelajari mengapa perusahaan membayarkan dividen akan kembali kepada ide yang menyatakan bahwa pembayaran dividen ditujukan agar manajer dapat meyakinkan pemegang saham bahwa kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan baik. Dengan kata lain, dividen dijadikan sebagai alat yang membedakan perusahaan yang kuat secara finansial dari perusahaan yang lemah secara finansial. Berdasarkan pandangan-pandangan inil, payout ratio dapat dijadikan ukuran risiko.. Growth Beaver, Kettler, dan Scholes mengemukakan bahwa above normal growth pada suatu perusahaan mungkin disebabkan disebabkan oleh dua faktor. Faktor pertama adalah kebijakan perusahaan untuk membayar dividen dalam jumlah kecil. Implikasinya adalah bahwa perusahaan akan memiliki nilai laba ditahan yang sangat besar. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian payout ratio, perusahaan yang menetapkan kebijakan payout ratio kecil lebih berisiko. Jadi, growth rate diduga berhubungan positif dengan risiko. Faktor kedua adalah earning opportunity yang bagus. Akan tetapi, earning opportunity yang bagus ini cenderung tidak tahan lama karena faktor kompetisi. Di samping itu, sesuai dengan prinsip risk-return trade off, proyek semacam ini memiliki risiko yang tinggi. Jadi, growth diduga memiliki hubungan positif dengan risiko. Megginson, dalam bukunya Corporate Finance Theory, menulis bahwa hampir semua perusahaan mempertahankan pembayaran nominal dividen yang konstan selama periode yang cukup lama. Sementara itu, penelitian oleh Craig dan Malkiel 1 menunjukkan bahwa growth rate cenderung bersifat random, bukan stasioner. Kesimpulannya, faktor earning opportunity lebih dominan atas faktor dividen payout. 11 Megginson, William L., Corporate Finance Theory, p. 33, MA: Addison-Wesley Educational Publishers, Inc. 1 Craig, J.G. and B.G.Malkiel, The Consensus and Accuracy of Some Predictions of The Growth of Corporate Earnings, Journal of Finance, XXIII (March 1968), pp. 67-84. Hubungan antara..., Christian Pramanta, FE UI, 008 9

3. Leverage Modigliani dan Miller 13 menyatakan bahwa hutang membuat volatilitas arus earning bagi common stockholder bertambah. Selain itu, Beaver 14 menunjukkan bahwa leverage memiliki hubungan yang paling kuat dengan default risk dibandingkan dengan rasio-rasio keuangan lainnya. Dengan demikian, leverage dapat digunakan sebagai ukuran risiko. Hamada 15 menunjukkan bahwa risiko sistematis dari sekuritas seharusnya terkorelasi secara positif dengan leverage perusahaan tersebut. Selain Hamada, Lev 16 mengemukakan bahwa leverage adalah variabel yang mempengaruhi risiko sistematis. Berbagai hasil penelitian di atas memperkuat dugaan bahwa leverage memiliki hubungan positif dengan risiko. 4. Liquidity Aset likuid atau harta lancar dapat dianggap memiliki volatilitas atas return yang lebih rendah daripada harta tak lancar. Semakin likuid sebuah perusahaan, kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutang jangka pendeknya akan semakin tinggi, dan dengan demikian risiko akan semakin kecil. Jadi, likuiditas dapat dijadikan salah satu ukuran risiko berdasarkan akuntansi dan diduga memiliki hubungan negatif dengan risiko. 13 Modigliani, Franco and Merton H. Miller, The Cost of Capital, Corporation Finance, and The Theory of Investment, American Economic Review, XLVII (June 1958), pp. 61-97. 14 Beaver, Wiliam, Financial Ratios as Predictors of Failure, Journal of Accounting Research (supplement to Autumn 1966 issue), pp. 71-111. 15 Hamada, R., Portfolio Analysis, Market Equilibrium and Corporation Finance, Journal of Finance, March 1969. 16 Lev, B., On The Association between Operating Leverage and Risk, Journal of Financial and Quantitative Analysis, September 1974. Hubungan antara..., Christian Pramanta, FE UI, 008 10

5. Asset size Perusahaan kecil dianggap lebih berisiko dibandingkan perusahaan besar. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan besar cenderung memiliki strategi diversifikasi dan mempunyai risiko kebangkrutan yang lebih kecil. Bukti yang memperkuat pandangan ini ditunjukkan oleh data statistik yang dipublikasikan oleh Dun dan Bradstreet 17. Data tersebut mengungkapkan bahwa frekuensi kebangkrutan di setiap 1000 perusahaan adalah lebih kecil untuk kategori perusahaan besar. Horrigan 18 menyatakan bahwa satu-satunya variabel dalam laporan keuangan yang penting untuk memprediksi bond rating adalah total asset. Ditambah lagi, Hickman 19 menemukan bahwa bond rating berhubungan dengan frekuensi default. Dengan demikian, asset size dapat dijadikan salah satu ukuran risiko berdasarkan akuntansi. 6. Variability in Earnings Variability in earnings adalah variabel yang mengukur risiko berdasarkan penyimpangan dari laba perusahaan. Laba perusahaan memegang peran penting dalam proses valuasi. Karena salah satu definisi risiko adalah penyimpangan, perusahaan yang memiliki volatilitas laba yang besar tentu dianggap lebih berisiko. Oleh karena itu, variability in earnings dimasukkan ke dalam penelitian. 7. Covariability in Earnings (Accounting β) Accounting beta memiliki konsep dasar yang serupa dengan market beta. Perhitungan accounting beta serupa dengan perhitungan beta pasar. Berbeda dengan perhitungan beta pasar yang menggunakan return sekuritas, accounting beta menggunakan Earning to Price 17 Dun and Bradstreet, Dun s Review, published monthly. 18 Horrigan, James, The Determination of Long-term Credit Standing with Financial Ratios, Supplement to Journal of Accounting Research (Autumn 1966), pp. 44-6. 19 Hickman, W.B., Corporate Bond Quality and Investor Experience (Princeton University Press, for The National Bureau of Economic Research, 1958). Hubungan antara..., Christian Pramanta, FE UI, 008 11

ratio. Sama seperti beta pasar yang melambangkan risiko melalui pergerakan harga sekuritas, accounting beta juga melambangkan risiko melalui pergerakan rasio Earning to Price. Lebih lanjut, Robert G. Bowman 0 mengembangkan konsep teoritis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara beta pasar dengan accounting beta. Kesimpulannya, accounting beta akan dimasukkan ke dalam penelitian ini. 0 Bowman, Robert G., The Theoretical Relationship Between Systematic Risk and Financial (Accounting) Variables, Journal of Finance, Vol. 34, No. 3. (Jun., 1979), pp. 617-630. Hubungan antara..., Christian Pramanta, FE UI, 008 1