PENGARUH PELATIHAN DUMBBELL ARM SWINGS TERHADAP KELENTUKAN TOGOK DAN KEKUATAN OTOT LENGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SIT-UP THROW TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN OTOT PUNGGUNG

PENGARUH PELATIHAN JUMP SERVICE DENGAN DAN TANPA AWALAN TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIK DOUBLE LEG BOUND TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

Gde Ryan Saputra, Gede Doddy Tisna MS, Made Budiawan. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH PELATIHAN INCRIMENTAL VERTICAL HOP TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI. I Pt Adi Susanta, I Ketut Sudiana, I Nyoman Sudarmada

PENGARUH PELATIHAN YOGA ASANA (SURYANAMASKAR) TERHADAP KELENTUKAN DAN KAPASITAS VITAL PARU

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KECEPATAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN LOMPAT KATAK TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 4 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

PENGARUH PELATIHAN PUSH-UP TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN MENARIK DAN MENDORONG OTOT LENGAN

e journal jurnal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume II Tahun 2014)

PENGARUH PELATIHAN SIDE HOPE SPRINT TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIC SIDE JUMP SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN SINGLE LEG HOPS TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI I Nym Budiarsa, I Nym Kanca, Ni Putu Dewi Sri Wahyuni

PENGARUH PELATIHAN BAYANGAN (SHADOW) BULUTANGKIS TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN REAKSI

PENGARUH PELATIHAN PLYOMETRICS ZIG-ZAG DRILLS TERHADAP DAYA LEDAK DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 1 MENGWI TAHUN PELAJARAN

Oleh: I Gede Agus Wirajaya Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia

Ejournal JJPKO Volume 08 Nomor 02 Tahun 2017

PENGARUH PELATIHAN BERMAIN BULUTANGKIS OVERHEAD CLEAR DRILL TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN

PENGARUH PELATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

Luh Eka Eliani, I Nym Sudarmada, Ni Luh Kadek Alit Arsani. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016)

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

PENGARUH PELATIHAN DOWN THE LINE DRILL TERHADAP KELINCAHAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SCOOP TOSS 3 KG DAN 4 KG TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN

PENGARUH PELATIHAN CONTINUOUS CIRCUIT TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND DAN SKIPPING TERHADAP KELINCAHAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN LARI INTERVAL DAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

PENGARUH PELATIAHN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS VITAL PARU PADA SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI TULANGAMPIANG DENPASAR

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

PENGARUH PELATIHAN SIDE JUMP SPRINT

PENGARUH PELATIHAN PLAIOMETRIK ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN

PENGARUH PELATIHAN THREE CORNER DRILL TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN POWER

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

PENGARUH PELATIHAN MEDICINE BALL SCOOP TOSS DAN MEDICINE BALL THROW TERHADAP DAYA LEDAK OTOT LENGAN

Kadek Sutyantara, Ni Luh Kadek Alit Arsani, I Nyoman Sudarmada

PENGARUH PELATIHAN LARI TIGA SUDUT DAN SIDE JUMP SPRINT TERHADAP DENYUT NADI ISTIRAHAT

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN

pinggang atau anggota badan yang diseberangkan melalui atas net. Dalam secara efektif. Teknik tersebut meliputi service, passing, dan yang terpenting

PENGARUH PELATIHAN SINGLE LEG SPEED HOP DAN DOUBLE LEG SPEED HOP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017) Abstrak

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

PENGARUH PELATIHAN STAR RUN TERHADAP KECEPATAN DAN KELINCAHAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI

Pengaruh Repetition Sprint dan Skipping Rope terhadap Power Otot Tungkai Ekstrakurikuler Bola Voli

PENGARUH PELATIHAN KNEE TUCK JUMP DAN SPLIT JUMP TERHADAP PENINGKATAN KELENTUKAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN ZIG-ZAG RUN DAN LARI 60 M TERHADAP VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO 2 MAKS)

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP WAKTU REAKSI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET

PENGARUH PELATIHAN SIDE JUMP SPRINT DENGAN RASIO KERJA:ISTIRAHAT 1:3 DAN 1:5 TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH PELATIHAN SIT-UP BESAR SUDUT 45 0, 90 0, DAN TERHADAP KEKUATAN OTOT PERUT. Made Meiriawati

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : 82 88, Desember 2015

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN WAKTU REAKSI

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

Pengaruh Pelatihan Alternate Leg Bound dan Knee Tuck Jump terhadap Daya Ledak Otot Tungkai

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

PENGARUH PELATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS VITAL PARU

PENGARUH VARIASI LATIHAN KOORDINASI TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI SISWA SSO REAL MADRID UNY KELOMPOK UMUR TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI,LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS. Jurnal. Oleh OKTRI MAHARANI

PENGARUH PELATIHAN LATERAL CONE HOPS DAN DEPHT JUMP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI

Ejournal JJPKO, Volume 08 Nomor 2 Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

Bab IV. Penelitian ini dilakukan pada pemain bola voli putra UNG yang berjumlah 12

PENGARUH PELATIHAN RUNNING INTERVAL 30 METER DENGAN RASIO KERJA ISTIRAHAT 1:3 DAN 1:5 PENINGKATAN KARDIOVASKULER

Tisna Prasetya*, Made Darmada**, Citra Permana Dewi***

PENGARUH PELATIHAN LARI 800 M DAN LARI 1500 M TERHADAP VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO 2 MAKS)

PELATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP

PENGARUH PELATIHAN SLALOM DRIBBLING TERHADAP KELINCAHAN DAN VO 2 MAKS SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA

Kadek Ari Sujana, I Gusti Lanang Agung Parwata, Gd Doddy Tisna MS. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk

INDONESIA PERFORMANCE JOURNAL

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume 1 Tahun 2016)

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

PENGARUH PELATIHAN FARTLEK DAN OBSTACLE RUN TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : , Agustus 2016

PENGARUH PELATIHAN 30 SECOND BOX DRILL DAN 60 SECOND BOX DRILLTERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP MINAT MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 75 79, Agustus 2016

Transkripsi:

PENGARUH PELATIHAN DUMBBELL ARM SWINGS TERHADAP KELENTUKAN TOGOK DAN KEKUATAN OTOT LENGAN Dwi Ulin Fitriani 1, I Nyoman Kanca 2, Ni Putu Dewi Sri Wahyuni 1 1 Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia 2 Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: dwiulinfitriani@yahoo.com, kancanyoman@yahoo.co.id, niputudewisri@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan dumbbell arm swings terhadap kelentukan togok dan kekuatan otot lengan pada siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri 1 Gianyar tahun pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experimental) dengan rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah the non-randomized control group pretest-posttest design. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri 1 Gianyar tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 44 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sit and reach test dan pull and push test. Data dianalisis dengan uji-t independent pada taraf signifikansi ( ) 0,05 dengan bantuan komputer program SPSS 16,0. Berdasarkan hasil analisis data, dengan menggunakan uji-t independent untuk data kelentukan togok diperoleh nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05) yaitu sebesar 0,000. Sedangkan untuk data kekuatan otot lengan diperoleh nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05) yaitu sebesar 0,000. Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelatihan dumbbell arm swings berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kelentukan togok dan peningkatan kekuatan otot lengan pada siswa peserta ekstrakurikuler bola voli di SMA Negeri 1 Gianyar tahun pelajaran 2015/2016. Kata-kata kunci: dumbbell arm swings, kelentukan, kekuatan Abstract This research was aimed to finding out the effect of dumbbell arm swings training upon extracurricular of volleyball students' flexibility and strength in senior high school 1 Gianyar in the academic year of 2015-2016. The research was designed in a quasi experimental research with the non-randomized control group pretest-posttest design. The subjects of this research were 44 peoples from extracurricular of volleyball students of senior high school 1 Gianyar in the academic year of 2015-2016. The instruments were sit and reach test and pull and push test. The data were analyzed by independent t-test with ( ) 0,05 significance. It was analyzed with SPSS 16,0. Based on the result of data analysis, it was found that the students' flexibility has lower significance value than α (Sig < 0,05), that is 0,000. On the other hands, the students' strength has lower value than α (Sig < 0,05), that is 0,000. From the data analysis, it can be concluded that dumbbell arm swings training significant improved the flexibility and strength of the volleyball students of senior high school 1 Gianyar academic year of 2015/2016. Keywords: dumbbell arm swings, flexibility, strength

PENDAHULUAN Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Salah satu olahraga prestasi yaitu permainan bola voli. Bola voli merupakan olahraga bertim yang terdiri dari enam orang. Dalam perrmainan bola voli terdapat beberapa teknik dasar seperti service, passing, smash, dan block. Teknik dasar tersebut harus benar-benar dikuasai oleh para pemain agar mampu bermain dengan baik dan mampu meraih prestasi. Dalam pencapaian prestasi pada permainan bola voli dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu aspek fisik, teknik, taktik, dan mental. Salah satu bentuk pembinaan dan pengembangan untuk meningkatkan prestasi olahraga adalah melalui latihan kondisi fisik yang intensif dan terprogram. Latihan kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (Giriwijoyo, dkk, 2005: 63). Kondisi fisik terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah kelentukan, kekuatan, kelincahan, kecepatan, daya ledak, keseimbangan, ketepatan, dan koordinasi. Kelentukan togok merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang berperan penting pada setiap cabang olahraga. Menurut Sajoto (1988: 51) menyatakan bahwa, kesegaran kelentukan adalah kemampuan persendian, ligamen, dan tendo disekitar persendian untuk melaksanakan gerak seluas-luasnya. Karena apabila seseorang mengalami kurang luas gerak dalam persendiannya dapat menimbulkan cedera. Kelentukan sebagai salah satu komponen kesegaran jasmani, merupakan kemampuan menggerakkan tubuh atau bagianbagiannya seluas mungkin tanpa terjadi ketegangan sendi dan cedera otot (Ismaryati, 2008: 101). Kelentukan togok seorang atlet mempengaruhi efisiensi gerak dalam melakukan teknik gerakan pada cabang olahraga, sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya cedera. Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi komponen biomotorik kelentukan ini. Faktor tersebut, menurut Bompa (dalam Nala, 1998: 71) antara lain: a) genetik, b) otot, c) umur dan jenis kelamin, d) suhu, e) waktu, f) kekuatan otot, serta g) kelelahan dan emosi. Kekuatan otot lengan adalah komponen kondisi fisik yang menyangkut tentang kemampuan seseorang pada saat mempergunakan otot-otot pada bagian lengan untuk menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan (Giriwijoyo, dkk. 2005: 71). Kekuatan merupakan unsur yang sangat penting dalam aktivitas olahraga, karena kekuatan merupakan daya penggerak dan pencegah cedera (Ismaryati, 2008: 111). Kekuatan memainkan peranan penting dalam komponen-komponen kemampuan fisik yang lain misalnya, power, kelincahan, dan kecepatan. Menurut Suharsono AP (dalam Agastya, 2014: 18) faktor-faktor penentu kekuatan otot adalah sebagai berikut: a) besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morfologis yang tergantung dari proses hipertropi otot), b) jumlah fibril otot yang turun bekerja dalam melawan beban, makin banyak fibril otot yang bekerja berarti kekuatan bertambah besar, c) tergantung besar kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet makin besar kekuatan, d) inervasi otot baik pusat maupun perifer, e) keadaan zat kimia dalam otot (glikogen, ATP), f) keadaan tonus otot saat istirahat, tonus makin rendah berarti kekuatan otot tersebut pada saat bekerja makin besar, dan f) umur dan jenis kelamin menentukan baik dan tidaknya kekuatan otot. Berdasarkan hasil observasi awal melalui wawancara dan pengumpulan data dengan salah satu guru Penjasorkes di SMA Negeri 1 Gianyar, yaitu Bapak Drs. I Wayan Yoga bahwa prestasi olahraga SMA Negeri 1 Gianyar khususnya cabang olahraga bola voli pada Porsenijar mengalami fluktuasi. Perolehan prestasi pada cabang olahraga bola voli diantaranya yaitu pada tahun 2011 SMA Negeri 1 Gianyar memperoleh medali perunggu, kemudian pada tahun 2012 mendapatkan medali perak, sedangkan pada tahun 2013

SMAN 1 Gianyar tidak memperoleh prestasi. Pada tahun 2014 SMAN 1 Gianyar mendapatkan medali emas dan pada tahun 2015 memperoleh medali perunggu. Hal tersebut disebabkan oleh lemahnya kondisi fisik khususnya kekuatan otot lengan siswa dalam melakukan setiap teknik pada cabang olahraga bola voli, seperti servise, smash, passing, dan block. Selain itu, kurangnya kelentukan togok yang menyebabkan efisiensi gerakan pada setiap teknik cabang olahraga bola voli tidak maksimal. Oleh karena itu, diperlukan adanya sistem pembinaan yang teratur, terprogram dan berkesinambungan serta ditempuh melalui pendekatan pendekatan ilmiah. Menurut Fox et al (dalam Kanca, 2004: 49) pelatihan fisik adalah suatu proses latihan fisik yang terprogram secara sistematis, dilakukan secara berulang-ulang dengan beban semakin bertambah secara bertahap, serta untuk mempersiapkan atlet pada tingkat tertinggi penampilannya. Setiap pelatihan dicirikan dengan adanya beban latihan. Beban latihan diperlukan selama proses berlatih dan melatih agar hasil latihan dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas fisik, psikis, sikap, dan sosial olahragawan, sehingga puncak prestasi dapat dicapai dalam waktu yang singkat dan dapat bertahan relatif lebih lama. Beban latihan merupakan rangsang motorik (gerak) yang dapat diatur dan dikontrol oleh pelatih maupun olahragawan utuk memperbaiki kualitas fungsional berbagai peralatan tubuh. Dalam pemberian pelatihan fisik harus berdasarkan dengan prinsip-prinsip pelatihan, sistematika pelatihan, intensitas pelatihan, serta frekuensi dan lamanya pelatihan. Menurut Sukadiyanto (2005: 12) prinsip latihan merupakan, Hal-hal yang harus ditaati, dilakukan atau dihindari agar tujuan latihan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Dengan memahami prinsip-prinsip pelatihan akan mendukung upaya dalam meningkatkan kualitas latihan dan menghindari rasa sakit bagi olahragawan serta timbulnya cedera dalam proses latihan. Menurut Fox et al (dalam Kanca, 2004: 54) prinsip dasar program pelatihan fisik yaitu sebagai berikut: a) prinsip beban berlebih (overload), b) prinsip tahanan bertambah, c) prinsip latihan beraturan, d) prinsip spesifikasi, e) prinsip individu, f) prinsip pulih asal, dan g) prinsip periodisasi pelatihan. Untuk menghindari terjadinya cedera pada saat melaksanakan suatu pelatihan serta mampu menghasilkan manfaat yang maksimal, maka pelatihan tersebut harus dilakukan sesuai dengan sistematika pelatihan. Menurut Fox (dalam Kanca, 2004: 53) setiap program pelatihan fisik yang dilakukan terdapat 5 (lima) tahap, yaitu diantaranya a) aktivitas peregangan (stretching), b) pemanasan (warming up), c) pelaksanaan latihan inti dasar (formal activity), d) latihan inti lanjutan, e) pendinginan (cooling down). Selain itu, intensitas pelatihan merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk diperhatikan dalam setiap pelatihan, sebab intensitas pelatihan berkaitan dengan komponen kualitas kerja yang dilakukan dalam kurun waktu ditentukan. Menurut Sajoto (1998: 204) yang dimaksud dengan intensitas suatu latihan adalah, Dosis (jatah) latihan yang harus dilakukan seseorang atlet, menurut program yang ditentukan. Intensitas pelatihan yang dilakukan setiap kali harus cukup, apabila intensitas suatu pelatihan tidak memadai, maka pengaruh pelatihan terhadap peningkatan kondisi fisik sangat kecil bahkan tidak berpengaruh. Sebaliknya apabila pelatihan terlalu tinggi kemungkinan menimbulkan cedera atau sakit. Nala (1992: 38) menyatakan bahwa, Denyut nadi ini dapat dipergunakan sebagai patokan untuk mengetahui berat ringannya suatu latihan. Kanca (2004: 113) menyatakan, program pelatihan fisik merupakan bentuk aktivitas fisik yang berulang, terpogram, mempunyai tujuan, menerapkan penggunaan dosis pelatihan fisik berdasarkan prinsip dasar pelatihan fisik. Lama program pelatihan fisik dalam penelitian ini 4 minggu dengan 3 kali pelatihan perminggu (12 kali pelatihan). Salah satu pelatihan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kelentukan togok dan kekuatan otot lengan adalah pelatihan dumbbell arm swings. Pelatihan plaiometrik berupa dumbbell arm swings merupakan salah satu jenis pelatihan yang

bertujuan untuk meningkatkan kelentukan togok dan kekuatan otot lengan. Pelatihan dumbbell arm swings adalah, Latihan yang menggunakan otot-otot bahu dan lengan serta persendian, ligamen, dan tendon di sekitar lengan dan punggung dengan menstimulasi gerakan lengan secara bergantian. Pelatihan ini menggunakan alat pemberat berupa dumbbell seberat 10-40 pon atau 4,5-18 kg (Furqon dan Doewes, 2002: 65). Dalam pelaksanaan pelatihan dumbbell arm swings, berat dumbbell yang akan digunakan adalah 5 kg dengan acuan bahwa subjek penelitian adalah siswa pemula bukan atlet, sehingga menggunakan beban terendah. Pelatihan ini menggunakan dumbbell seberat 5 kg sebagai beban pada masing-masing tangan, dengan gerakan mengayun tangan secara bergantian dari belakang hingga atas kepala. Pelatihan ini dapat merangsang pembesaran serabut otot dan peningkatan kemampuan otot menahan beban, serta dapat memperluas ruang gerak persendian pada bahu dan punggung. Selain sederhana dan mudah untuk dilakukan oleh siswa, gerakan pada pelatihan ini juga sesuai untuk meningkatkan kelentukan togok dan kekuatan otot lengan. Hal tersebut didukung oleh penelitian Freddy Pratama (2015) bahwa pelatihan dumbell arm swings berpengaruh signifikan terhadap kecepatan dengan hasil pengujian t hitung = 9,47 > t tabel = 2,02 maka H 1 diterima. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti mencoba untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul Pengaruh Pelatihan Dumbbell Arm Swings terhadap Peningkatan Kelentukan Togok dan Kekuatan Otot Lengan pada Siswa Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli SMA Negeri 1 Gianyar Tahun Pelajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimental semu (quasi experimental). Eksperimen semu adalah eksperimen yang penelitiannya hanya ke beberapa aspek saja yang dikendalikan sesuai dengan tujuan dari eksperimen semu yakni memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Rancangan penelitian adalah rencana tentang bagaimana cara mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisis data untuk memberi arti terhadap data tersebut secara efektif dan efisien (Kanca, 2010: 55). Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian the nonrandomized control group pretest posttest design, rancangan ini sama dengan rancangan the pretest posttest controlled group design, kecuali tanpa adanya randomisasi (Kanca, 2010: 94). Rancangan yang dimaksud adalah sebagai berikut: S T 1 OP K 1 X 1 T 2 K 0 X 0 T 2 Gambar 1. Rancangan Penelitian Subjek dalam penelitian subjek adalah siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri 1 Gianyar yang berjumlah sebanyak 44 orang yang terdiri dari 20 orang siswa putri dan 24 orang siswa putra. Subjek penelitian akan dibagi menjadi dua kelompok setelah dilakukan pre-test, yaitu dengan memberikan tes kelentukan togok dan tes kekuatan otot lengan. Pembagian kelompok dari subjek tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik ordinal pairing, yakni pembagian kelompok berdasarkan ranking hasil pre-test untuk memperoleh kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Instrumen dan fasilitas penelitian untuk kelentukan togok diukur dengan menggunakan instrumen tes sit and reach test. Sedangkan untuk mengukur kekuatan otot lengan dalam penelitian ini menggunakan pull and push test. Fasilitas yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah lapangan datar (Lapangan voli Astina dan Gor Kebo Iwa, Gianyar). Lama pelatihan yang diberikan dalam penelitian ini adalah selama 4

minggu dengan frekuensi pelatihan sebanyak 3 kali dalam seminggu atau selama 12 kali pertemuan. Pengumpulan data merupakan tahapan yang paling penting untuk menentukan keberhasilan dalam suatu penelitian guna mendapatkan hasil yang diinginkan. Data penelitian ini diperoleh dari pengukuran-pengukuran variabel terikat yaitu kelentukan togok dan kekuatan otot lengan. Data tersebut berupa tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) pada masing-masing kelompok. Tes akhir (post-test) diberikan setelah sampel penelitian diberikan pelatihan dumbbell arm swings dengan menggunakan pengukuran kelentukan togok dengan sit and reach test dan tes kekuatan otot lengan dengan pull and push test. Pelaksanaan test akhir (posttest) dilaksanakan setelah kelompok perlakuan diberikan pelatihan dumbbell arm swings selama 12 kali pelatihan. Pelaksanaan test akhir (post-test) dilakukan sebelum sampel mendapat istirahat lebih dari 48 jam setelah melakukan pelatihan, kemudian data dari hasil test (post-test) akan dianalisis menggunakan metode stastistika. Uji prasyarat yang harus dilakukan adalah uji normalitas data dan uji homogenitas data. Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas sebaran data dengan SPSS dilakukan dengan menerapkan teknik Kolmogorov- Smirnov a (Candiasa, 2010: 234). Pengujian ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi 95% dengan α = 0,05. Kriteria pengambilan keputusan jika nilai signifikan yang diperoleh > α, maka sampel penelitian berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikan yang diperoleh < α, maka sampel penelitian tidak berdistribusi normal (Candiasa, 2010: 237). Jika sampel berdistribusi normal maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan statistik parametrik, sedangkan jika sampel tidak berdistribusi normal maka uji hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan statistik nonparametrik. Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi sama (Candiasa, 2004: 8). Uji homogenitas data dalam penelitian ini mengunakan uji levene dengan bantuan komputer program SPSS 16.0 pada taraf signifikansi 95% dengan α = 0,05. Interpretasi dilakukan dengan memilih salah satu statistik, yaitu statistik yang didasarkan pada rata-rata (Based on Mean) (Candiasa, 2004: 17). Kriteria pengambilan keputusan jika nilai signifikansi hitung > α, maka variansi setiap sampel sama (homogen), sedangkan jika nilai signifikansi hitung < α, maka variansi setiap sampel tidak sama (heterogen) (Candiasa, 2010: 290). Jika sampel penelitian homogen maka akan dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan statistik parametrik, sedangkan jika sampel tidak sama atau heterogen maka uji hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan statistik non-parametrik. Untuk mengetahui kebenaran dari hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t independent dengan bantuan komputer program SPSS 16.0 pada taraf signifikansi 95% dengan α = 0,05. Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikansi < (α) 0,05 berarti terdapat peningkatan yang signifikan dari perlakuan yang diberikan pada subjek penelitian ini, sedangkan jika nilai signifikansi > (α) 0,05 berarti tidak terdapat peningkatan yang signifikan dari perlakuan yang diberikan (Candiasa, 2010: 70). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis dari hasil penelitian untuk variabel terikat penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata (mean) untuk masing-masing variabel. Dari deskripsi data variabel kelentukan togok kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol mengalami peningkatan nilai ratarata. Nilai pre-test kelentukan togok pada kelompok perlakuan memiliki mean sebesar 14,11, sedangkan nilai post-test kelentukan togok pada kelompok perlakuan memiliki mean sebesar 19,61, dengan demikian nilai rata-rata kelompok perlakuan terjadi peningkatan sebanyak 5,5 cm. Pada kelompok kontrol nilai pre-test kelentukan togok memiliki mean sebesar

14,98, sedangkan nilai post-test kelentukan togok pada kelompok kontrol memiliki mean sebesar 18,25, peningkatan rata-rata nilai pada kelompok kontrol sebanyak 3,27 cm. Data tersebut menunjukkan bahwa metode latihan dumbbell arm swings lebih baik meningkatkan kelentukan togok dibandingkan dengan hanya memberikan pelatihan konvensional pada subjek penelitian. Untuk variabel kekuatan otot lengan, juga mengalami peningkatan disetiap kelompok. Pada kelompok perlakuan nilai pre-test kekuatan otot lengan memiliki mean sebesar 32,14, sedangkan nilai posttest kekuatan otot lengan pada kelompok perlakuan memiliki mean sebesar 42,02 dengan demikian nilai rata-rata pada kelompok perlakuan terjadi peningkatan 9,88 kg. Pada kelompok kontrol nilai pre-test kekuatan otot lengan memiliki mean sebesar 38,18, sedangkan nilai post-test kekuatan otot lengan memiliki mean sebesar 44,77, dengan demikian nilai ratarata pada kelompok kontrol meningkat 6,59 kg. Kelentukan Togok Tabel 1. Data Nilai Mean Hasil Penelitian Sumber Data Kekuatan Otot Lengan Hasil Nilai Mean Pre-Test Post-Test Gaint Score Perlakuan 14,11 19,61 5,59 Kontrol 14,98 18,25 3,27 Perlakuan 32,16 42,02 10,02 Kontrol 38,18 44,77 6,59 Berdasarkan pada tabel 2, terlihat adanya peningkatan nilai variabel kelentukan togok dan kekuatan otot lengan baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol, dengan peningkatan ratarata kelompok perlakuan yang lebih tinggi dari pada kelompok kontrol untuk kedua variabel penelitian. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh dari pelatihan dumbbell arm swings yang diberikan terhadap peningkatan kelentukan togok dan kekuatan otot lengan pada subjek penelitian. Peningkatan pada kelompok perlakuan diakibatkan oleh pemberian pelatihan dumbbell arm swings selama 4 minggu atau 12 kali pertemuan. Sedangkan peningkatan pada kelompok kontrol lebih diakibatkan oleh adanya peningkatan aktivitas olahraga yang dilakukan oleh seluruh subjek penelitian selama kegiatan berlangsung. Kelentukan Togok Sumber Data Kekuatan Otot Lengan Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data Kolmogorov-Smirnov a Statistic df Sig. Keterangan Perlakuan 0,151 22 0,200 Data berdistribusi normal Kontrol 0,169 22 0,101 Data berdistribusi normal Perlakuan 0,181 22 0,059 Data berdistribusi normal Kontrol 0,158 22 0,160 Data berdistribusi normal

Uji normalitas data dilakukan pada data kelentukan togok dan kekuatan otot lengan baik kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol. Dari hasil uji normalitas dengan teknik Kolmogorov-Smirnov a dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi 95% dengan α (0,05) diperoleh nilai signifikansi hitung untuk data kelentukan togok pada kelompok perlakuan maupun kontrol lebih besar dari α (sig > 0,05), sehingga data kelentukan togok berdistribusi normal. Sedangkan nilai signifikansi data kekuatan otot lengan pada kelompok perlakuan maupun kontrol lebih besar dari α (sig > 0,05) dengan demikian data kekuatan otot lengan berdistribusi normal. Sumber Data Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Data Levene Statistic df1 df2 Sig. Keterangan Kelentukan Togok 1.732 1 42 0,195 Homogen Kekuatan Otot Lengan 0,185 1 42 0,669 Homogen Uji homogenitas data dilakukan terhadap data kelentukan togok dan kekuatan otot lengan menggunakan uji levene dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi 95% dengan α (0,05). Dari hasil uji di dapatkan nilai signifikansi hitung data kelentukan togok 0,195 lebih besar daripada α (Sig > 0,05), sehingga data kelentukan togok berasal dari variansi homogen. Sedangkan nilai signifikansi hitung data kekuatan otot lengan 0,669 lebih besar daripada α (Sig > 0,05), dengan demikian data kekuatan otot lengan berasal dari data dengan variansi homogen. Tabel 4. Hasil Uji-t Independent Data Kelentukan Togok Sumber data Independent Samples Test t-test for Equality of Means t df Sig. (2-tailed) Kelentukan togok 7,454 42,000 Hipotesis pelatihan dumbbell arm swings berpengaruh terhadap peningkatan kelentukan togok diuji dengan uji-t independent dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi 95% dengan α (0,05). Hipotesis penelitian diterima apabila nilai uji-t memilki signifikansi lebih kecil dari α (Sig < 0,05). Sedangkan apabila nilai signifikansi hitung lebih besar dari α (Sig > 0,05), hipotesis penelitian ditolak. Pada tabel 4, berdasarkan hasil uji-t independent untuk variabel kelentukan togok antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan didapat nilai t hitung = 7,454 dengan nilai signifikansi 0,000 pada taraf signifikansi 95% dengan α (0,05) yaitu nilai signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), oleh karena itu hipotesis penelitian pelatihan dumbbell arm swings berpengaruh terhadap peningkatan kelentukan togok diterima.

Tabel 5. Hasil Uji-t Independent Data Kekuatan Otot Lengan Independent Samples Test t-test for Equality of Means Sumber data t df Sig. (2-tailed) Kekuatan Otot Lengan 5,497 42,000 Hipotesis pelatihan dumbbell arm swings berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot lengan diuji dengan uji-t independent dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi 95% dengan (α) 0,05. Hipotesis penelitian diterima apabila nilai uji-t memilki signifikansi lebih kecil dari α (Sig < 0,05). Sedangkan apabila nilai signifikansi hitung lebih besar dari α (Sig > 0,05), hipotesis penelitian ditolak. Dari tabel 5, dapat dilihat nilai signifikansi hitung (0,000) lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis penelitian pelatihan dumbbell arm swings berpengaruh terhadap kekuatan otot lengan diterima. Secara teoritis, hasil penelitian pelatihan dumbbell arm swings berpengaruh terhadap peningkatan kelentukan togok dan kekuatan otot lengan dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu Menurut Fox et al (dalam Kanca, 2004: 49) pelatihan fisik adalah suatu proses latihan fisik yang terprogram secara sistematis, dilakukan secara berulang-ulang dengan beban semakin bertambah secara bertahap, serta untuk mempersiapkan atlet pada tingkat tertinggi penampilannya. Menurut Nala (1998: 4) bahwa, pelatihan ditujukan untuk meningkatkan pengembangan fisik baik menyeluruh maupun khusus, perbaikan terhadap teknik bermain, pematangan strategi, dan taktik permainan sesuai kebutuhan cabang olahraganya, menanamkan kemauan dan disiplin yang tinggi, pengoptimalan persiapan tim pada olahraga beregu, meningkatkan serta memelihara derajat kesehatan, dan mencegah kemungkinan terjadinya cedera. Dengan pemberian pelatihan yang menerapkan prinsip-prinsip dasar pelatihan dan tidak mengabaikan intensitas, frekuensi dan lamanya pelatihan, akan dapat memberikan efek yang positif pada anatomi dan fisiologi otot. Untuk mengembangkan kelentukan togok dan kekuatan otot diperlukan pelatihan yang dapat meningkatkan organ-organ tubuh khususnya kemampuan otot terutama otototot anggota gerak atas. Kelentukan togok merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang berperan penting pada setiap cabang olahraga. Kelentukan sebagai salah satu komponen kesegaran jasmani, merupakan kemampuan menggerakkan tubuh atau bagian-bagiannya seluas mungkin tanpa terjadi ketegangan sendi dan cedera otot (Ismaryati, 2008: 101). Kelentukan togok seorang atlet memengaruhi efisiensi gerak dalam melakukan teknik gerakan pada cabang olahraga, sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya cedera. Selain meningkatkan kelentukan togok untuk efisiensi gerakan dalam cabang olahraga agar dapat mencapai penampilan prestasi yang optimal, maka Kekuatan harus ditingkatkan sebagai landasan yang mendasari dalam pembentukan biomotor lainnya (Sukadiyanto, 2005:80). Secara fisiologis kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban. Dapat pula didefinisikan bahwa Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan (Giriwijoyo, dkk. 2005: 71). Jadi, kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot pada bagian lengan untuk menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Kekuatan otot lengan sangat berkaitan dengan kelentukan togok, karena kemampuan untuk menggerakkan tubuh dan anggota tubuh seluas-luasnya, berhubungan erat dengan kemampuan gerakan kelompok otot besar dan kapasitas kerjanya. Ditinjau dari anatominya, lengan dan bahu sebagai

anggota gerak atas, terdiri dari beberapa kelompok otot besar diantaranya yaitu musculus antara ekstremitas dengan columna vertebralis, musculus antara ekstremitas dengan dinding anterolateral thorax, musculus di bahu, musculus di brachium, musculus di antebrachium, dan musculus di manus. Pada cabang olahraga bola voli memerlukan gerak efisien yang ditandai dengan gerakan atau perubahan tiba-tiba yang cepat dan tepat serta mengerahkan kekuatan otot maksimal, seperti saat melakukan teknik smash, passing, block, maupun servise. Sebagai salah satu komponen kondisi fisik, kelentukan togok dan kekuatan otot lengan dapat ditingkatkan melalui program-program pelatihan yang dirancang secara sistematis dan berkesinambungan dengan mengikuti prinsip-prinsip dasar pelatihan yang tepat. Pelatihan dumbbell arm swings adalah pelatihan yang dilakukan dengan cara mengayun dumbbell seberat 5 kg pada masing-masing tangan ke atas sampai suatu titik tepat di atas kepala sambil mendorong lengan yang satu lagi ke belakang secara bergantian. Pelatihan dumbbell arm swings melibatkan otot pada lengan dan bahu. Pada saat pelatihan, dumbbell yang digunakan akan memberikan pembebanan pada otot-otot lengan dan bahu, sehingga mengalami kontraksi isotonik yang menyebabkan pembesaran ukuran fibril otot (hypertrophy). Pembesaran pada fibril otot tersebut yang menyebabkan adanya peningkatan kekuatan otot khususnya pada otot lengan. Selain itu, hypertrophy pada otot mengakibatkan terjadinya vasodilatasi yaitu pelebaran diameter pembuluh darah, sehingga aliran darah meningkat dan suhu tubuh meningkat. Peningkatan suhu tubuh menyebabkan terjadinya peningkatan elastisitas otot, ligamen, dan tendon di sekitar lengan, bahu, dan punggung, sehingga dapat memperluas ruang gerak persendian dan menambah kualitas gerakan secara maksimal. Dengan melakukan pelatihan dumbbell arm swings secara terprogram dan sistematis selama 12 kali pertemuan atau selama 4 minggu dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu dapat menyebabkan terjadinya hypertrophy pada otot dan meningkatkan elastisitas otot yang secara langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan kelentukan togok dan kekuatan otot lengan. Sehingga, pelatihan dumbbell arm swings merupakan pelatihan yang sangat baik untuk meningkatkan kelentukan togok dan kekuatan otot lengan. Pernyataan ini diperkuat oleh hasil penelitian Fredy Pratama (2015), yang menyatakan bahwa dengan memberikan pelatihan dumbell arm swing dapat meningkatkan kecepatan renang gaya bebas yang merupakan salah satu unsur komponen kondisi fisik. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Pelatihan dumbbell arm swings berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kelentukan togok pada siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri 1 Gianyar tahun pelajaran 2015/2016. 2) Pelatihan dumbbell arm swings berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kekuatan otot lengan pada siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMA Negeri 1 Gianyar tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil penelitian ini, halhal yang dapat disarankan sebagai berikut: 1) Bagi para guru olahraga, pelatih, pembina serta atlet disarankan untuk menggunakan pelatihan dumbbell arm swings sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kelentukan togok dan kekuatan otot lengan. 2) Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan untuk menggunakan variabel dan sampel penelitian yang berbeda dengan memperhatikan kelemahankelemahan yang ada pada penelitian ini sebagai bahan perbandingan. DAFTAR PUSTAKA Agastya, Rama. 2014. Pengaruh Pelatihan Single Leg Tuck Jump dan Double Leg Tuck Jump terhadap Kekuatan Otot Tungkai Siswa Putra Kelas X SMAN 4 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014. Tugas Akhir (tidak diterbitkan). Jurusan Ilmu

Keolahragaan, Singaraja. UNDIKSHA Candiasa, I Made. 2004. Program SPSS Bahan Pelatihan Komputer dan Multimedia pada Jurusan Ilmu Keolahragaan Undiksha Singaraja. ----------. 2010. Pengujian Instrumen Penelitian Disertai Aplikasi ITEMAN dan BIGSTEPS. Singaraja: Unit Penerbitan Universitas Pendidikan Ganesha. Furqon, M dan Doewes, Muchsin. 2002. Plaiometrik: Untuk Meningkatkan Power. Surakarta: Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana UNiversitas Sebelas Maret. Giriwijoyo, dkk. 2005. Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB. Ismaryanti. 2008. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: UNS. Kanca, I Nyoman. 2004. Pengaruh Pelatihan Fisik Aerobik dan Anaerobik terhadap Absorpsi Karbohidrat Dan Protein Di Usus Halus Rattus Norvegicus Strain Wistar. Surabaya: Disertasi Doktor Ilmu Kedokteran Universitas Airlangga. ----------. 2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja: Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha. Nala, Ngurah. 1992. Kumpulan Tulisan Olahraga. Denpasar: KONI Propinsi Bali. ---------. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Program Pascasarjana Program Studi Fisiologi Olahraga Program Universitas Udayana. Sajoto, Mochamad. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Olahraga Kependidikan. Sukadiyanto. 2005. Pengantar Teori Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta: Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.