PENGARUH VARIASI SUDUT ELBOW INTAKE MANIFOLD TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR SUPRA X TAHUN 2002

dokumen-dokumen yang mirip
MODIFIKASI INTAKE MANIFOLD DENGAN VARIASI SUDUT PUTAR TERHADAP EMISI GAS BUANG HONDA SUPRA X TAHUN 2002

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, PENGARUH PEMANFAATAN GAS BUANG SEBAGAI PEMANAS INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA MESIN SUPRA X TAHUN 2002

Penambahan Pemanas Campuran Udara dan Bahan Bakar

PENGARUH VARIASI TINGKAT PANAS BUSI TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR 4 TAK

Analisis emisi gas buang dan daya sepeda motor pada volume silinder diperkecil

Pengaruh Modifikasi Intake Manifold Dengan Sudut Kelengkungan Sampai ¾ Putaran (270º) Terhadap Unjuk Kerja Mesin Supra X Tahun 2002

MODIFIKASI INTAKE MANIFOLD DENGAN VARIASI SUDUT PUTAR TERHADAP PERFORMA MESIN HONDA SUPRA X TAHUN 2002

Setiawan M.B., et al., Pengaruh Molaritas Kalium Hidroksida Pada Brown Hasil Elektrolisis Terhadap.

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Pengaruh Penggunaan Turbo Cyclone dan Busi Iridium Terhadap Emisi Gas Buang

BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Spesifikasi Bahan dan alat :

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin Makassar 2

JTM. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014,

JTM. Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, Pengaruh Variasi Sudut Sudu Turbo Cyclone Terhadap Unjuk Kerja Pada Kendaraan Honda Civic SR4

UJI EMISI PENGGUNAAN BIOETANOL DARI LIMBAH PERMEN BLASTER POP SEBAGAI CAMPURAN PREMIUM PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TAHUN 2012

Pengaruh Penggunaan Turbo Cyclone dan Busi Iridium Terhadap Performa Sepeda Motor

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

PENGARUH VARIASI LARUTAN WATER INJECTION PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PEMASANGAN SIRIP PENGARAH PADA BUFFER TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN. Muh Nurkoyim Kustanto 1 ABSTRACT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUJIAN STANDARD CAMSHAFT DAN AFTER MARKET CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC

PENGARUH PENYETELAN VOLUME CO PADA ELECTRONIC CONTROL UNIT TERHADAP LAMBDA DAN EMISI GAS BUANG MOTOR YAMAHA V-IXION

EMISI GAS CARBON MONOOKSIDA (CO) DAN HIDROCARBON (HC) PADA REKAYASA JUMLAH BLADE TURBO VENTILATOR SEPEDA MOTOR SUPRA X 125 TAHUN 2006

Abstract. Keywords: Performance, Internal Combustion Engine, Camshaft

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

PENGARUH BESAR LSA (LOBE SEPARATION ANGLE) PADA CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

ANALISA MODIFIKASI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK 110cc

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

KAJI EKSPERIMENTAL EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR BENSIN DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN CAMPURAN PREMIUM BIOETANOL

: exhaust gas emissions of CO and HC, electric turbo, modified of air filter

BAKU MUTU EMISI DISAMPAIKAN OLEH SUTIMAN TEKNIK OTOMOTIF FT - UNY

Unjuk Kemampuan Metallic Catalytic Converter Berbahan Dasar Kuningan Berlapis Nikel

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

Pengaruh Penambahan Senyawa Acetone Pada Bahan Bakar Bensin Terhadap Emisi Gas Buang

ANALISIS PENGARUH JARAK TEMPUH, PERIODE SERVIS DAN UMUR MESIN TERHADAP KONSENTRASI CO, HC,

ANALISIS VARIASI TEMPERATUR LOGAM KATALIS TEMBAGA

KARAKTERISTIK PERFORMA MOTOR BENSIN PGMFI (PROGAMMED FUEL INJECTION) SILINDER TUNGGAL 110CC DENGAN VARIASI MAPPING PENGAPIAN TERHADAP EMISI GAS BUANG

ANALISA PENGARUH CAMPURAN PREMIUM DENGAN KAPUR BARUS (NAPTHALEN) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN SUPRA X 125 CC

SKRIPSI PENGARUH VARIASI RASIO KOMPRESI DAN PENINGKATAN NILAI OKTAN TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR EMPAT LANGKAH

Jurnal Teknik Mesin UMY

Pengujian Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor Dengan Rasio Kompresi Dan Bahan Bakar Yang Berbeda

PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PENYALAAN (IGNITION TIME) TERHADAP EMSISI GAS BUANG PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 (EMPAT) LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

PEGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

PENGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

PENGARUH MODIFIKASI DUDUKAN FUEL INJECTOR PADA MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J 110 TAHUN 2013 SKRIPSI

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

BAB I PENDAHULUAN.

PERUBAHAN BENTUK THROTTLE VALVE KARBURATOR TERHADAP KINERJA ENGINE UNTUK 4 LANGKAH

PENGARUH PEMAKAIAN VARIASI PEGAS SLIDING SHEAVE TERHADAP PERFORMANCE MOTOR HONDA BEAT 2011

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

UPAYA PENINGKATAN DAYA MOTOR DENGAN MERUBAH BESARNYA LUBANG KELUARAN GAS BUANG

KARAKTERISTIK GAS BUANG YANG DIHASILKAN DARI RASIO PENCAMPURAN ANTARA GASOLINE DAN BIOETANOL

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

Pengujian Kinerja Mesin Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Dengan Rasio Kompresi Dan Bahan Bakar Yang Berbeda

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Biogas terhadap Emisi Gas Buang Mesin Generator Set. Influence Of Biogas Fuel Usage On Generator Set Exhaust Emission

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH TUGAS SARJANA

TUGAS. MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04)

Karakteristik Emisi Gas Buang Kendaraan Berbahan Bakar LPG untuk Mesin Bensin Single Piston

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .

PENGARUH LETAK MAGNET TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION PADA SEPEDA MOTOR ABSTRAK

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

PENGUJIAN EMISI GAS BUANG MOTOR BENSIN EMPAT TAK SATU SILINDER MENGGUNAKAN CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN ETANOL

ABSTRAK. : I Made Sumaryanta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T

Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin Dengan Turbojet Accelerator

PENGARUH CAMPURAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KAPAS PADA SOLAR TERHADAP KINERJA DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL. Budi Tanuhita.

I. PENDAHULUAN. Katakunci : Electronic Control Unit, Injection Control, Maximum Best Torque (MBT), Ignition Timing, Bioetanol E100.

PENGGUNAAN TURBOCYCLONE PADA KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP EMISI GAS BUANG CO DAN HC

OLEH : DADANG HIDAYAT ( ) DOSEN PEMBIMBING : Dr. Bambang Sudarmanta, ST., MT.

ANALISA GAS BUANG MESIN BERTEKNOLOGI EFI DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pengaruh Penggunaan Enviropurge Kit

M.Mujib Saifulloh, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

SWIRL SEBAGAI ALAT PEMBUAT ALIRAN TURBULEN CAMPURAN BAHAN BAKAR DAN UDARA PADA SALURAN INTAKE MANIFOLD

JTM. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013,88-95

BAB III METODE PENELITIAN

Analisa Pengaruh Penggunaan Logam Tembaga sebagai Katalis pada Saluran Gas Buang Mesin Bensin Empat Langkah Terhadap Konsentrasi Polutan Co DAN HC*

PENGARUH EXHAUST GAS RECIRCULATION (EGR) TERHADAP PERFORMA DAN EMISI JELAGA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION

OPTIMASI KONFIGURASI MAINJET DAN SLOWJET KARBURATOR MOTOR BENSIN SATU SILINDER 97 CC

PENGARUH PROSENTASE ETANOL TERHADAP TORSI DAN EMISI MOTOR INDIRECT INJECTION DENGAN MEMODIFIKASI ENGINE CONTROLE MODULE

Transkripsi:

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 140-147 PENGARUH VARIASI SUDUT ELBOW INTAKE MANIFOLD TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR SUPRA X TAHUN 2002 Eka Wahyunidatul Hijjah S1Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Email: vilflow_action@yahoo.com Priyo Heru Adiwibowo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya E-mail: apriyoheru@gmail.com Abstrak Di era globalisasi seperti saat ini kendaraan bermotor telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat.semakin meningkatnya volume kendaraan, maka emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor tersebut akan semakin tinggi, sehingga polusi udara pun juga semakin tinggi. Agar kadar emisi gas buang rendah, maka campuran udara dan bahan bakar di dalam mesin harus homogen untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna. Untuk mendapatkan campuran yang homogen tersebut, maka dilakukan penelitian dengan memodifikasi sudut elbowintake manifold yang meliputi, kelompok standar dengan sudut 0 0, dan kelompok eksperimen, variasi 1 sudut elbow 180 0, variasi 2 sudut elbow 225 0 dan variasi 3 sudut elbow 270 0. Analisa data dilakukan dengan metode deskriptif pada putaran mesin 1500 rpm sampai 8000 rpm dengan range 500 rpm pada beban penuh untuk mengetahui kadar emisi yaitu karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), oksigen (O 2 ) dan karbon dioksida (CO 2 ) serta mengukur konsumsi bahan bakar. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunanan variasi intake manifold pada motor Honda Supra X tahun 2002 lebih baik dibandingkan dengan standar dari segi emisi gas buang. Hal ini dibuktikan dengan penurunan CO optimal terjadi pada variasi 1yaitusebesar 0,34%vol dengan persentase penurunan 85,89% pada putaran 4000 rpm. Penurunan HCoptimal terjadi pada variasi 3 yaitu sebesar 111 ppmvol dengan persentase penurunan 28,39% pada putaran 8000 rpm.peningkatan CO 2 optimalterjadi pada variasi 1 yaitu sebesar 13,7%vol dengan presentase peningkatan 24,55% pada putaran 5500 rpm. Peningkatan O 2 optimal terjadi pada variasi 1 yaitu sebesar 1,17%vol dengan presentasi peningkatan 74,63% pada putaran 4000 rpm. Penurunan konsumsi bahan bakar terjadi pada variasi 3 yaitu sebesar 0,31 ltr/jam dengan presentase penurunan 35,42% pada putaran 3000 rpm. Dari variasi 1, 2 dan 3 yang paling baik untuk mereduksi emisi gas buang dibandingkan dengan intake manifold standar pada sepeda motor Honda Supra X tahun 2002 adalah variasi 1, karena variasi 1 membentuk sudut elbow 180 0 serta variasi 1 lebih pendek dari variasi 2 dan 3, sehingga kerugiannya kecil. Kata kunci :Elbow, Intake Manifold, Emisi Gas Buang Abstract In this globalization s era motor vehicles has become a necessity for the community. The increasing volume of vehicles, its mean the exhaust gas emissions which produced by motor vehicles will be higher, so that the air pollution was also higher. In order for the low levels of exhaust gas emissions, the air and fuel mixture in the engine must be homogeneous perfect for reach the complete combustion. To obtain a homogeneous mixture, then conducted research to modify the intake manifold elbow angle including, standard group with 0 0 angle, and the the experimental group, 1 st variation 180 0 elbow angle, 2 nd variation 225 0 elbow angle and 3 rd variation 270 0 elbow angle. Data analysis was done with descriptif method at engine rotation 1500 rpm to 8000 rpm with a range 500 rpm at full load to determine the emission levels of carbon monoxide (CO), hydrocarbons (HC), oxygen (O2) and carbon dioxide (CO2) and measure the fuel consumption. Based on the results of this research can be concluded that the common uses of variations intake manifold on the motor Honda Supra X 2002 is better than the standard in terms of exhaust gas emissions. This is evidenced by a decrease of CO optimal occurs in 1 st variation is amount 0.34 vol% with 85.89% decrease percentage in rotation 4000 rpm. Decrease in the optimal HC occurred in 3 rd variations is amount 111 ppmvol with 28.39% decrease percentage in rotation 8000 rpm. And increase of CO 2 optimal occur in 1 st variations is amount 13.7% vol with 24.55% increase percentage in rotation 5500 rpm. Increase of O 2 optimal occurs in 1 st variation is amount 1.17 vol% with 74.63% increase precentage in rotation 4000 rpm. While the reduction in fuel consumption occurs in 3 rd variation is amount 0.31 ltr/hr with 35.42% decrease percentage in rotation 3000 rpm. From 1 st, 2 nd and3 rd variation which are best used toreduceexhaust emissionscomparedwith thestandardintake manifoldona motorcyclehondasuprax2002is a 1 st variation, becausethe 1 st variationform an angle ofelbowin 180 0 and shorter than 2 nd and 3 rd variation, so that has few losses. Keywords: Elbow, Intake Manifold, Exhaust Gas Emissions

Pengaruh Variasi Sudut Elbow Intake Manifold terhadap Emisi Gas Buang PENDAHULUAN Emisi gas buang merupakan masalah utama yang dihadapi masyarakat dengan semakin bertambah pesatnya volume kendaraan bermotor. Gas gas yang dihasilkan oleh asap kendaraan bermotor berbahaya bagi kesehatan manusia baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Gas gas tersebut adalah HC, CO, NOx dan timbal (Pb). Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyatakan bahwa volume kendaraan di Jawa Timur sampai tahun 2013 ini telah memasuki angka 12 juta unit. Dari angka 12 juta tersebut 10,7 juta unit merupakan kendaraan roda dua sedangkan 1,3 juta unit adalah kendaraan roda empat. (Online : Republika Online diakses pada tanggal 26 Desember 2013). Demikian besar dampak negatif yang ditimbulkan dari pencemaran udara akibat emisi gas buang kendaraan, maka pemerintah menetapkan Ambang Batas Emisi Gas Buang kendaraan sebagai berikut: Tabel 1. Ambang Batas Emisi Gas Buang (Sumber: Permen LH No.4 Tahun 2006) Selain pemerintah, perusahaan otomotif juga dituntut untuk menciptakan kendaraan yang ramah lingkungan. Hal ini ditambah dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah yang menetapkan bahwa semua kendaraan yang diproduksi harus sudah memenuhi standar Euro 3 per 1 Agustus 2013. (online : okezone.com diakses pada 3 Juli 2013). Menurut standar Euro 3, kendaraan roda 2 dengan kapasitas silinder kurang dari 150cm 3 hanya boleh menghasilkan 0,8 gr/km HC, 0,15 gr/km NOx, dan 2 gr/km CO. Sedangkan untuk kendaraan roda 2 dengan kapasitas silinder lebih dari 150cm 3 hanya boleh menghasilkan 0,3 gr/km HC, 0,15 gr/km NOx, dan 2 gr/km CO. (online : okezone.com diakses pada 3 Juli 2013). Banyak cara yang telah ditempuh dalam rangka meminimalisir kadar emisi gas buang kendaraan bermotor. Agar kadar emisi gas buang rendah, maka pembakaran campuran udara dan bahan bakar di dalam mesin harus sempurna. Pembakaran sempurna, dapat terjadi apabila campuran udara dan bahan bakar homogen. Intake manifold (saluran masuk) merupakan saluran tempat masuknya udara dan bahan bakar sebelum masuk ke ruang bakar. Bentuk intake manifold ini sedikit banyak juga mempengaruhi homogenitas campuran udara dan bahan bakar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Eka Dewi Anggraini Handoyo (2010) tentang pengaruh penghalusan intake manifold terhadap performansi motor bakar bensin. Eksperimen dilakukan pada motor bakar bensin Toyota model 4K. Dari penelitian yang dilakukan, didapat bahwa penghalusan permukaan dalam intake manifold membuat torsi maksimum naik 1.8%, daya maksimum naik 3%, Brake Mean Effective Pressure (BMEP) maksimum naik 2.53% dan efisiensi termal naik rata-rata 5.24% sedang konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) turun sebesar rata-rata 4.9%. Dalam penelitian ini yang dibahas adalah penghalusan permukaan intake manifold dan pengaruhnya terhadap performansi motor bakar, belum membahas tentang modifikasi kelengkungan intake manifold. Eko Winarto (2013) tentang pengaruh modifikasi sudut kelengkungan intake manifold terhadap performamesin pada motor empat langkah. Pada penelitian ini objek yang digunakan adalah Honda Legenda 2003.Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa performa mesin meningkat. Peningkatan torsi optimal menjadi sebesar 3,69 kgf.m dengan persentase peningkatan 4,53% pada putaran 6000 rpm. Daya efektif menjadi sebesar 5,41 PS dengan persentase peningkatan 4,58% pada putaran 7000 rpm, 3,56% pada 7500 rpm, dan 4,58% pada 8000 rpm dan Tekanan efektif rata-ratasebesar 1,886 kg/cm 2 dengan persentase peningkatan 10,22% pada putaran 5000 rpm. Dalam penelitian ini telah dibahas tentang pengaruh modifikasi kelengkungan intake manifold serta pengaruhnya terhadap performa motor empat langkah, namun kelengkungan intake manifoldnya belum lengkung maksimal. Tomi Rachmad Santoso (2007), dengan cara menghaluskan dinding dalam intake manifold pada sepeda motor Honda Supra fit. Hasil yang ditunjukkan terjadi perbedaan yang signifikan terhadap emisi gas buang pada putaran 1500 rpm CO sebesar 9.2 %, HC 35 %, pada putaran mesin 4000 rpm CO 4.3%, HC 1.6 % dan pada putaran 7000 rpm CO 4.9 % HC 24 %. Dalam penelitian ini menginformasikan tentang penghalusan diding bagian dalam intake manifold terhadap emisi gas buang sepeda motor, namun dalam penelitian ini masih belum dibahas tentang modifikasi terhadap kelengkungan intake manifold. Frafasta (2014) tentang pengaruh intake manifold modifikasi dengan variasi sudut kelengkungan terhadap emisi gas buang pada motor empat langkah. Objek yang digunakan adalah Honda Legenda tahun 2003. Penelitian ini melakukan modifikasi sudut kelengkungan intake manifold dengan variasi 34 0, 73 0 dan 108 0. Dari hasil 141

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 140-147 JTM. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, 161-166 penelitian disimpulkan bahwa modifikasi sudut kelengkungan intake manifold dapat menurunkan emisi HC dan CO, serta menaikkan CO 2. Penurunan emisi CO terendah sebesar 0,38 %vol dengan presentase penurunan 78,65 % pada 1500 RPM dengan menggunakan sudut kelengkungan intake manifold 108 0. Penurunan emisi HC terendah sebesar 276 ppmvol dengan presentase penurunan 22,90 % pada 9000 RPM dengan menggunakan sudut kelengkungan intake manifold 108 0. Peningkatan CO 2 tertinggi sebesar 12 %vol dengan presentase peningkatan 30,43% pada 9000 RPM dengan menggunakan sudut kelengkungan intake manifold 108 0. Peneliti ingin lebih memaksimalkan desain intake manifold standart pada sepeda motor Honda Supra X tahun 2002 yang memiliki kelengkungan 0 0 dengan menambah kelengkungan dari intake manifold tersebut agar aliran yang dihasilkan semakin turbulen. Penelitian ini meneliti pengaruh variasi sudut elbow intake manifold terhadap emisi gas buang pada sepeda motor supra x tahun 2002. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variasi sudut elbowintake manifold dengan sudut elbow 180 0, sudut elbow 225 0 dan sudut elbow 270 0 terhadap emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Honda Supra X tahun 2002. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah memberikan referensi tentang modifikasi intake manifold. Serta variasi sudut elbowintake manifold ini diharapkan dapat meminimalisir kadar emisi gas buang pada kendaraan bermotor METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Tempat Penelitian Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di Laboratorium Pengujian Performa Mesin Jurusan Teknik Mesin FT Unesa. Desain Penelitian Prosedur pelaksanaanpenelitian dapat dilihat pada diagram berikut: Gambar 1. Desain Penelitian Variabel Penelitian Variabel bebas pada penelitian ini adalah Intake manifold dengan Sudut Elbow standar 0 0, variasi 1 Sudut Elbow 180 0, variasi 2 Sudut Elbow 225 0 dan variasi 3 Sudut Elbow 270 0. Variabel terikatpenelitian ini adalahemisi gas buang Honda Supra X tahun 2002 yang meliputi CO 2, CO, O 2 dan HC, serta konsumsi bahan bakar. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah Sepeda motor Honda Supra X 2002 dengan kapasitas mesin 100 cc, putaran mesin yaitu 1500 rpm sampai 8000 rpm dengan kelipatanputaran 500 rpm, suhu mesin pada suhu kerja, suhu ruangan pada saat pengujian30 0 C 32 0 C, kelembapan udara ruangan saat pengujian. Desain Intake Manifold Intake manifold yang akan dilakukan pengujian ada empat bentuk, yaitu satu standar dan tiga variasi yang telah dimodel (design) sudut elbow. Masing masing intake manifold mempuyai tinggi yang sama yaitu

Pengaruh Variasi Sudut Elbow Intake Manifold terhadap Emisi Gas Buang 82,5mm, diameter luar 25 mm,dan diameter dalam yang sama yaitu 19 mm. Objek, Peralatan dan Instrumen Penelitian Gambar 2. Intake Manifold Standar Gambar 6. Skema Objek, Peralatan dan Instrumen Penelitian Gambar 3. Intake Manifold Variasi 1 Sudut Elbow 180 0 Gambar 4.Intake Manifold Variasi 2 Sudut Elbow 225 0 Pada Gambar 6 diatas, dijelaskan obyek, instrument, dan peralatan yang digunakan dalam penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut: Mesin Honda Supra X Tahun 2002. Blower digunakan untuk mendinginkan mesin sewaktu pergantian pengujian. Intake manifold kelompok standard an variasi. Chassis dynamometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur torsi dan daya yang dihasilkan mesin. Thermocontrol dan thermocouple digunakan untuk mengukur besarnya suhu yang terdapat pada intake manifold. Fuel meter digunakan untuk mengukur laju aliran bahan bakar yang dikonsumsi oleh mesin. Exhaust gas analyzer merupakan alat pengukur emisi gas buang kendaraan. Stopwatch sebagai alat bantu dalam menghitung waktu konsumsi bahan bakar pada saat pengujian. Rpm Counter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur putaran mesin. Oli Temperature meter digunakan untuk mengukur temperatur mesin. Metode Pengujian Untuk mendapatkan data emisi gas buang dalam penelitian ini dengan mengacu pada standar pengujian ISO 3930/OIML R-99 tentang pengujian emisi gas kendaraan.metode pengujian emisi gas buang ini dilakukan pada saat kondisi idle sampai bukaan throttle penuh (maksimum). Gambar 5.Intake Manifold Variasi 3 Sudut Elbow 270 0 Analisis Data Analisis data menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai realita yang diperoleh selama pengujian. Data hasil penelitian yang diperoleh dimasukkan dalam tabel dan ditampilkan dalam bentuk grafik. Selanjutnya dideskripsikan dengan kalimat sederhana sehingga mudah dipahami untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang diteliti. 143

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Emisi Gas Buang Untuk mengetahui persentase CO, CO 2, HC dan O 2 dengan menggunakan intake manifold satndar dan intake manifold dengan variasi sudut elbow 1, 2 dan 3 pada sepeda motor Honda Supra X tahun 2002, dapat dilihat di bawah ini: JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 140-147 JTM. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, 161-166 pasokan bahan bakar akan semakin banyak sehingga bahan bakar tidak dapat sepenuhnya bereaksi dengan udara, dan konsentrasi CO semakin tinggi. Pada putaran 6500 8000 rpm terjadi penurunan konsentrasi CO, karena jumlah bahan bakar dan udara lebih seimbang sehingga lebih banyak atom karbon yang bereaksi dengan oksigen membentuk CO 2. Konsentrasi CO cenderung tinggi saat λ< 1 (campuran kaya), karena atom karbon kekurangan oksigen untuk bereaksi membentuk gas CO 2. Namun, saat λ> 1 (campuran miskin) konsentrasi CO cenderung rendah, karena udara yang masuk kedalam ruang bakar cukup untuk bereaksi dengan atom karbon yang berasal dari bahan bakar untuk membentuk gas CO 2. Untuk mengetahui persentase peningkatan CO 2 dapat dilihat pada gambar grafik berikut. Gambar 7. Grafik Emisi CO vs RPM Gambar 9. Grafik CO 2 vs RPM Gambar 8. Grafik Emisi CO vs Lambda Pada intake manifold variasi sudut elbow 180 0, 225 0, 270 0 persentase rata rata reduksi emisi CO masing masing sebesar 85,89 %, 41,20 %, dan 66,39 %. Reduksi emisi CO dengan intake manifold variasi sudut elbow 180 0 lebih baik dibandingkan variasi sudut elbow 225 0 dan 270 0. Hal ini karena intake manifold variasi 1 mempunyai konstruksi yang membentuk sudut elbow 180 0 dan memungkinkan untuk menghasilkan aliran yang lebih turbulen dari intake manifold standar, variasi 2 dan 3, serta lebih pendek dari variasi 2 dan 3, sehingga pembakaran yang dihasilkan lebih sempurna dan gas CO yang dihasilkan menurun. Pada intake manifold standar, variasi 1, 2 dan 3 konsentrasi CO cenderung rendah pada putaran awal.hal ini dikarenakan pada putaran tersebut pasokan bahan bakar masih sedikit sehingga bahan bakar sebagian besar telah bereaksi dengan udara. Semakin RPM bertambah, Gambar 10. Grafik CO 2 vs Lambda Pada intake manifold variasi sudut elbow 180 0, 225 0, 270 0 persentase rata rata peningkatan CO 2 masing masing sebesar 24,55 %, 5.81 %, dan 10,47 %. Peningkatan CO 2 dengan intake manifold variasi sudut elbow 180 0 lebih baik dibandingkan variasi sudut elbow 225 0 dan 270 0. Hal ini karena intake manifold variasi 1 mempunyai konstruksi yang membentuk sudut elbow 180 0 dan memungkinkan untuk menghasilkan aliran yang

Pengaruh Variasi Sudut Elbow Intake Manifold terhadap Emisi Gas Buang lebih turbulen dari intake manifold standar, variasi 2 dan 3, serta lebih pendek dari variasi 2 dan 3, sehingga pembakaran yang dihasilkan lebih sempurna dan gas CO 2 yang dihasilkan meningkat. Pada intake manifold standar, variasi 1, 2 dan 3 Konsentrasi CO 2 cenderung tinggi pada putaran awal, hal ini dikarenakan pada putaran tersebut pasokan bahan bakar masih sedikit, sehingga atom karbon dari bahan bakar bisa secara optimal bereaksi dengan udara, dan gas CO 2 yang dihasilkan pun cenderung tinggi. Semakin rpm bertambah, pasokan bahan bakar akan semakin banyak sehingga atom karbon kekurangan oksigen untuk bereaksi membentuk gas CO 2, oleh karena itu konsentrasi CO 2 cenderung mengalami penurunan. Namun pada putaran tinggi terjadi peningkatan konsentrasi CO 2, hal ini disebabkan jumlah bahan bakar dan udara mulai seimbang kembali sehingga atom karbon yang bereaksi dengan oksigen membentuk CO 2. Konsentrasi CO 2 cenderung rendah saat λ< 1 (campuran kaya), karena atom karbon kekurangan oksigen untuk bereaksi membentuk gas CO 2, oleh karena itu konsentrasi CO 2 cenderung mengalami penurunan. Saat λ> 1 (campuran miskin) konsentrasi CO 2 cenderung rendah, karena bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar baru sedikit sehingga gas CO 2 yang dihasilkan pun cenderung rendah.sedangkan saat λ pada kisaran angka 1, konsentrasi CO 2 yang terbentuk cenderung tinggi, karena perbandingan udara dan bahan bakar menunjukkan jumlah yang ideal sehingga lebih banyak atom karbon bereaksi dengan oksigen membentuk CO 2 lebih maksimal. Persentase reduksi emisi HC dapat dilihat pada gambar grafik berikut. Gambar 12. Grafik Emisi HC vs Lambda Pada intake manifold variasi sudut elbow 180 0, 225 0, 270 0 persentase rata rata reduksi emisi HC masing masing sebesar 22,92 %, 10,37 %, dan 28,39 %. Reduksi emisi HC dengan intake manifold variasi sudut elbow 270 0 lebih baik dibandingkan variasi sudut elbow 180 0 dan 225 0. Pada intake manifold standar, variasi 1, 2 dan 3 konsentrasi HC cenderung tinggi pada putaran awal, hal ini dikarenakan pada saat putaran rendah temperatur dinding ruang bakar masih rendah, sehingga mengakibatkan hidrokarbon yang ada di dalam ruang bakar belum terbakar dan ikut keluar ke atmosfir. Semakin RPM bertambah, aliran yang dihasilkan akan semakin turbulen serta temperatur ruang bakar semakin tinggi, sehingga konsentrasi HC pun semakin menurun. Konsentrasi HC cenderung tinggi saat λ< 1 (campuran kaya), karena sebagian bahan bakar belum bereaksi dengan udara dan ikut keluar ke atmosfir. Saat λ> 1 (campuran miskin) konsentrasi HC juga cenderung tinggi, karena rambatan bunga api menjadi lambat dan bahan bakar yang masih berbentuk hidrokarbon ikut keluar bersama gas buang sebelum terbakar sempurna. Sedangkan saat λ pada kisaran angka 1, konsentrasi HC yang terbentuk cenderung rendah, karena perbandingan udara dan bahan bakar menunjukkan jumlah yang ideal sehingga campuran yang terbentuk semakin homogen dan pembakaran pun semakin sempurna. Untuk mengetahui persentase peningkatan O 2 dapat dilihat pada gambar grafik berikut. Gambar 11. Grafik Emisi HC vs RPM 145

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, 140-147 JTM. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, 161-166 kedalam ruang bakar baru sedikit sehingga gas O 2 yang dihasilkan pun cenderung tinggi karena banyak yang tidak bereaksi dengan atom karbon. Sedangkan saat λ pada kisaran angka 1, konsentrasi O 2 yang terbentuk juga cenderung rendah, karena perbandingan udara dan bahan bakar menunjukkan jumlah yang ideal sehingga gas oksigen lebih banyak yang bereaksi dengan bahan bakar, oleh karena itu konsentrasi O 2 cenderung rendah. Konsumsi Bahan Bakar Persentase penurunan konsumsi bahan bakar menggunakan intake manifoldvariasi 1, 2 dan 3, dapat dilihat pada gambar grafik berikut. Gambar 13. Grafik O 2 vs RPM Gambar 15. Grafik fc vs RPM Gambar 14. Grafik O 2 vs Lambda Pada intake manifold variasi sudut elbow 180 0, 225 0, 270 0 persentase rata rata peningkatan O 2 masing masing sebesar 74,63 %, 41,38 %, dan 24,14 %. Peningkatan O 2 dengan intake manifold variasi sudut elbow 180 0 lebih baik dibandingkan variasi sudut elbow 225 0 dan 270 0. Pada intake manifold standar, variasi 1, 2 dan 3 konsentrasi O 2 cenderung tinggi pada saat putaran rendah, hal ini dikarenakan pada saat putaran rendah pasokan bahan bakar masih sedikit sehingga CO 2 yang dihasilkan pun cenderung rendah dan Oksigen yang belum bereaksi ikut keluar ke atmosfer, oleh karena itu gas O 2 yang dihasilkan pada putaran rendah ini cenderung tinggi. Semakin rpm bertambah, pasokan bahan bakar akan semakin banyak sehingga oksigen banyak terpakai dan bereaksi membentuk gas CO 2, oleh karena itu konsentrasi O 2 cenderung mengalami penurunan. Konsentrasi O 2 cenderung rendah saat λ< 1 (campuran kaya), karena oksigen hampir seluruhnya terpakai untuk bereaksi dengan atom karbon membentuk CO 2, oleh karena itu konsentrasi O 2 cenderung mengalami penurunan. Saat λ> 1 (campuran miskin) konsentrasi O 2 cenderung tinggi, karena bahan bakar yang masuk Gambar 16. Grafik fc vs Lambda Penurunan konsumsi bahan bakar pada Honda Supra X tahun 2002 dengan intake manifold variasi 1, 2, dan 3 masing masing sebesar 29,17 %, 4,69 %, dan 35,42 %. Semakin bertambah rpm konsumsi bahan bakarnya akan semakin bertambah. Hal ini dikarenakan semakin bertambahnya rpm, pembukaan throttle valve semakin besar, sehingga bahan bakar yang keluar dari karburator ke ruang bakar semakin banyak, oleh karena itu konsumsi bahan bakar pun akan semakin meningkat. Konsumsi bahan bakar (fc) cenderung tinggi saat λ< 1 (campuran kaya).bahan bakar yang masuk lebih banyak

Pengaruh Variasi Sudut Elbow Intake Manifold terhadap Emisi Gas Buang daripada udara.saat pada kisaran angka 1 (mendekati stochiometric), konsumsi bahan bakar cenderung seimbang dan membentuk campuran yang ideal.saat λ> 1 (campuran miskin) konsumsi bahan bakar cenderung kecil. PENUTUP Simpulan Dari studi hasil penelitian, analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan intake manifold dengan variasi sudut elbow lebih baik dibandingkan dengan intake manifold standar dari segi emisi gas buang yang dihasilkan serta konsumsi bahan bakar (fc) sepeda motor Honda Supra X tahun 2002. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Penurunan terjadi pada kadar emisi gas buang CO dan HC.Sedangkan peningkatan terjadi pada CO 2 dan O 2 sebagai berikut: - Persentase rata rata reduksi emisi CO intake manifold sudut elbow variasi 1, 2 dan 3 masing masing sebesar 52,38 %, 30,99 %, dan 46,18 %. - Persentase rata rata peningkatan gas buang CO 2 intake manifold sudut elbow variasi 1, 2 dan 3masing masing sebesar 8,41 %, 3,68%, dan 5,67 %. - Persentase rata rata reduksi emisi HC intake manifold variasi sudut elbow variasi 1, 2 dan 3 masing masing sebesar 14,45 %, 10,37 %, dan 11,84 %. - Presentase rata rata peningkatan O 2 intake manifold sudut elbow variasi 1, 2 dan 3masing masing sebesar 32,15 %, 18,26 %, dan 14,99 %. Penurunan juga terjadi pada konsumsi bahan bakar (fc) sebagai berikut: Konsumsi bahan bakar pada intake manifold variasi mengalami penurunan dibandingkan intake manifold standar. Penurunan intake manifold variasi 1, 2, dan 3 masing masing sebesar 13,33 %, 2,68 %, dan 16,99 %. Dari ketiga variasi sudut elbow yaitu variasi 1, 2 dan 3 yang paling baik mereduksi emisi gas buang dibandingkan dengan intake manifold standar pada sepeda motor Honda Supra X tahun 2002 yaitu intake manifold variasi 1. Hal ini disebabkan pada intake manifold variasi 1 membentuk sudut elbow 180 0 sehingga aliran yang dihasilkan lebih turbulen dibandingkan intake manifold standar, serta intake manifold variasi 1 lebih pendek dari variasi 2 dan 3, sehingga kerugiannya kecil dibandingkan dengan variasi 2 dan 3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menguji kadar NOx. DAFTAR PUSTAKA Handoyo, Eka.D.A. 2010.Pengaruh Penghalusan Intake Manifold terhadap Performansi Motor Bakar Bensin.Surabaya : Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra. Okezone. 2013. Agustus 2013 Indonesia Terapkan Standar Euro 3. (online). (Sumber :http://www.okezone.com/, diakses 3 Juli 2013). Permen LH. 2006. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru. Jakarta : Menteri Negara Lingkungan Hidup. Republika Online. 2013. Jatim Tingkatkan Pendapatan Pajak Kendaraan. (online). (Sumber :http://www.rol.go.id/, diakses 26 Desember 2013). Santoso, Tomi Rachmad. 2007. Pengaruh Penghalusan Dinding dalan Intake Manifold dan Variasi Putaran Motor terhadap Konsumsi Bahan Bakar dan Emisi Gas Buang pada Honda Supra Fit.Malang : Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Malang. Sevrinanda, Frafasta. 2014. Pengaruh Intake Manifold Modifikasi dengan Variasi Sudut Kelengkungan terhadap Emisi Gas Buang pada Motor Empat Langkah. Surabaya :Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Surabaya. Winarto, Eko. 2014. Pengaruh Modifikasi Sudut Kelengkungan Intake Manifold terhadap PerformaMesin pada Motor Empat Langkah. Surabaya: Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Surabaya. Saran Untuk penelitian selanjutnya diharapkan membuat designintake manifold yang lebih bervariasi dari pengembangan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan sepeda motor dengan mesin standar 100 cc, sehingga diharapakan ada penelitian lanjutan dengan menggunakan mesin yang lebih besar. 147