PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI

dokumen-dokumen yang mirip
REFUNGSIONALISASI SISTEM PEMANTAU RADIASI BETA AEROSOL DAN ALPHA-BETA AEROSOL RSG-GA

PENGENDALIAN DAERAH KERJA PAPARAN RADIASI GAMMA DI RSG GAS

EVALUASI LEGALISASI KEGIATAN PENGENDALIAN DAERAH KERJA RADIASI DI LINGKUNGAN RSG-GAS

TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS

EVALUASI KINERJA SISTEM KESELAMATAN REAKTOR RSG-GAS SELAMA BEROPERASI 25 TAHUN

PENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI EKSTERNA DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA

ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY

ANALISIS LEPASAN RADIOAKTIF DI RSG GAS

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

EVALUASI KESELAMATAN RADIASI PENGUNJUNG DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT

CONTOH FORMULIR PERSETUJUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

KAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET

STUDI KESELARASAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR TINGKAT FASILITAS/ INSTALASI NUKLIR PTBN TERHADAP PERKA BAPETEN NO.1 TAHUN 2010

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

Widyanuklida, Vol. 14 No. 1, November 2014: ISSN

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

PE E TUA SOURCE-TERM TAHU A DI REAKTOR GA. SIWABESSY

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

KEGIATAN PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN MATERIAL TERIRRADIASI DI KH-IPSB3 TH

IDENTIFIKASI SOURCE-TERM REAKTOR SERBA GUNA-G.A. SIWABESSY UNTUK KESELAMATAN OPERASIONAL

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN DI PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR TAHUN 2011

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS ALPHA PADA BAK PENAMPUNG AIR PENDINGIN ACCUTOM PASCA PEMOTONGAN LOGAM U-Zr

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

PENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN

ANALISIS KENAIKAN HARGA AKTIVITAS KPK 01 CR001

PENGEMBANGAN PENGENDALIAN PROTEKSI RADIASI DAERAH KERJA, PERSONIL DAN LINGKUNGAN DI PTLR

KAJIAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA TITIK PENGUKURAN DI REAKTOR KARTINI SEBAGAI DASAR PENENTUAN KONDISI BATAS OPERASI (KBO)

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN

PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013

Kata kunci: sumber radiasi, material, pascairadiasi

IMPLEMENTASI SALT DALAM PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI PRSG

PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS

DIREKTORAT PERIZINAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010

Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI DI DALAM HOTCELL 101 INSTALASI RADIOMETALURGI

LAMPIRAN FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN UNTUK MENETAPKAN KONDISI-KONDISI BATAS UNTUK OPERASI YANG AMAN

PENGAWASAN PEMBUATAN DI PUSA T RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA

EVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010

ASPEK KESELAMATAN PADA PENGANGKUTAN BAHAN NUKLIR DENGAN KENDARAAN DARAT

KAJIAN KESELAMATAN RADIASI PADA PUSAT TEKNOLOGI BAHAN INDUSTRI NUKLIR BATAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR FORMULIR PERMOHONAN SURAT IZIN BEKERJA PETUGAS TERTENTU

EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009

PENYUSUNAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

PEMANTAUAN TERPUSAT KONTINYU PAPARAN RADIASI UDARA AMBIEN KAWASAN NUKLIR SERPONG

ANALISIS LIMBAH RESIN DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY TAHUN 2008

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO

LEMBAR PENGESAHAN. No. Dok : Tanggal : Revisi : Halaman 1 dari 24

CONTOH BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

PENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER

EVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN

[ PTRKN BATAN ] 2012 BATAN [ B.20] [DESAIN PERISAI DAN DOSIMETRI REAKTOR RISET INOVATIF. [ Amir Hamzah, Pudjijanto, Ardani, Rokhmadi, Sriawan ]

EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM

KAJIAN PERSYARATAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR KARTINI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

EVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN

KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1

KAJIAN KEGAGALAN PENGUKURAN KETINGGIAN AIR SISTEM PENAMPUNGAN LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH (KPK01 CL001) DI RSG-GAS

PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

OPTIMASI SHIELDING NEUTRON PADA THERMALIZING COLUMN REAKTOR KARTINI

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

MANAJEMEN OPERASI REAKTOR

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2012

ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI

PENGUKURAN DOSIMETER PERORANGAN PEKERJA RADIASI PUSAT REAKTOR SERBA GUNA TAHUN Yanni Andriani, Elfida Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 04-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN PELATIHAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR NUKLIR

PENGENDALIAN PERSONEL DI PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG TAHUN 2005

PERANCANGAN TELEMONITOR RADIASI GAMMA INTERIM STORAGE-1

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PENGELOLAAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT PAPARAN TINGGI TIDAK DAPAT BAKAR DI INSTALASI RADIOMETALURGI (IRM)

OPTIMASI PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI BALAI PERCOBAAN RSG-GAS.

DESAIN KONSEPTUAL PERISAI RADIASI REAKTOR RRI-50

LAPORAN STATUS KESELAMATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR TAHUN No. LT/SPI/IS/01/2012

KAJIAN DAMPAK PENERAPAN BSS-115 DI FASILITAS RADIOTERAPI DAN INDUSTRI DI INDONESIA

BERITA NEGARA. BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Laporan. Analisis Keselamatan Reaktor Nondaya. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PEMANTAUAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA SISI OPERASI DAN INTERVENSI HOTCELL INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

PENENTUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL PADA PEKERJA RADIASI DI RUANG PENYINARAN UNIT RADIOTERAPI RUMAH SAKIT DR.KARIADI SEMARANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

MANAJEMEN PENGENDALIAN KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI FASILITAS RSG GAS *)

CONTOH BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR (INNR)

PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009

Analisis Radiasi Hambur di Luar Ruangan Klinik Radiologi Medical Check Up (MCU)

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

FORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN KESELAMATAN BERKALA KONDISI TERKINI STRUKTUR, SISTEM, DAN KOMPONEN

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan para tenaga kerjanya (Siswanto, 2001). penting. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2003

EVALUASI PAPARAN RADIASI TERHADAP DOSIS EKSTERNA YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI DI IEBE TAHUN 2008

PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008.

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANG KERJA DI IRM TAHUN 2009

Transkripsi:

PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI Unggul Hartoyo 1), Nazly Kurniawan, Suhadi, Subiharto 1) PRSG Batan Serpong Indonesia unggul@batan.go.id Abstrak PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG-PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI. Untuk menjamin keselamatan radiasi dan lingkungan,dari adanya kegiatan operasi Reaktor Serba Guna GA. SIWABEESY (RSG-GAS) telah dilakukan program pengendalian daerah kerja dari paparan radiasi neutron. Berkas neutron RSG-GAS yang akan digunakan melalui beam tube S-5 yang menyalurkan berkas neutron ke gedung Neutron Guide Hall (PSTBM). Dari hasil pengukuran paparan radiasi neutron di kanal hubung PRSG-PSTBM sebesar 71,50 µsv/ jam, hasil pengukuran tersebut sangat tinggi dan perlu adaya tindaklanjut dalam penanganan paparan radiasi neutron di atas kanal hubung. Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) dan Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM) bekerjasama melakukan pengendalian dengan menambahkan penahan radiasi. Setelah dilakukan penambahan shielding yaitu berupa penambahan air serta dilapisi beton setebal 25 cm dan dilakukan pengukuran ulang paparan radiasi neutron menjadi sebesar 0,2 µsv/ jam, sehingga telah memenuhi persyaratan dari BAPETEN sebesar 0,3 µsv/ jam. Kata kunci: neutron, kanal hubung, reaktor Abstract NEUTRON RADIATION EXPOSURE CONTROL IN CHANNEL circuit-pstbm PRSG WHILE RSG- GAS REACTOR OPERATE. To ensure radiation safety and the environment, of their operations Multipurpose Reactor GA. SIWABEESY (RSG-GAS) has done the work area control program of neutron radiation exposure. RSG-GAS neutron beam to be used through a beam tube S-5 channel neutron beam to the building Neutron Guide Hall (PSTBM). From the results of measurements of neutron radiation exposure at a canal-circuited PRSG PSTBM at 71.50 μsv / h, the results of these measurements are very high and needs to be Adaiah follow up the handling of neutron radiation exposure over the canal circuited. Center Multipurpose Reactor (PRSG) and the Center for Advanced Materials Science and Technology (PSTBM) cooperate to control by adding a radiation shield. After the addition of shielding in the form of the addition of water and covered with 25 cm thick concrete and performed repeated measurements of neutron radiation exposure amounted to 0.2 μsv / h, so it has met the requirements of BAPETEN of 0.3 μsv / h. Keywords: neutron, trnsfer channel, reactor PENDAHULUAN Pada suatu instalasi nuklir seperti RSG- GAS, pengendalian daerah kerja terhadap paparan radiasi adalah suatu hal yang mutlak yang harus dilakukan, baik radiasi gamma, beta, alpha maupun neutron agar dosis yang diterima pekerja radiasi serendah mungkin dan tidak melebihi Nilai Batas Dosis (NBD) yang diijinkan, serta paparan radiasi yang ditimbulkan tidak merugikan dan membahayakan masyarakat dan lingkungan. Pada tulisan ini hanya akan dibahas mengenai pengendalian paparan radiasi neutron di Kanal hubung antara Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) dan Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM). Untuk menjamin keselamatan radiasi dari adanya kegiatan operasi reaktor, di RSG-GAS telah ada program pengendalian daerah kerja dari paparan radiasi neutron. 230

Untuk meningkatkan sistem pengendalian daerah kerja dari paparan radiasi diperlukan suatu sistem proteksi dan petugas proteksi radiasi yang handal. Sistem atau peralatan proteksi radiasi harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian, khususnya sistem proteksi radiasi portable harus dalam kondisi terkalibrasi (mempunyai sertifikat kalibrasi) dari lembaga yang berkompetensi. Sedangkan untuk Petugas Proteksi Radiasi (PPR) diharuskan mempunyai SIB (Surat Ijin Bekerja) untuk instalasi nuklir yang dikeluarkan oleh Bapeten. Seorang PPR harus menguasai tugas dan kewajiban seorang PPR, dengan demikian diharapkan pengendalian daerah kerja terhadap paparan radiasi neutron akan berlangsung dengan baik, jika sistem proteksi radiasi dan PPR dalam keadaan terkondisi. Dari penelitian sebelumnya [I] diketahui bahwa di RSG-GAS paparan radiasi neutron hanya terdapat di Balai Percobaan (lantai 0.00 m) pada saat reaktor beroperasi, dan besar kecilnya paparan radiasi neutron di Balai Percobaan ini dipengaruhi oleh beroperasi tidaknya (shutter terbuka atau tertutup) dari fasilitas-fasilitas pengguna neutron yang ada. Pada saat reaktor RSG-GAS beroperasi dan tabung berkas S-5 yang menyalurkan berkas neutron ke gedung Neutron Guide Hall (PSTBM) dalam posisi main shutter terbuka didapat paparan radiasi neutron di atas kanal hubung adanya kenaikan paparan radiasi neutron yang cukup besar melebihi batas background yang di syaratkan Bepeten yaitu 0,3 µsv/jam. Sehubungan kanal tersebut adalah akses bagi pekerja radiasi dan pekerja kebersihan untuk melakukan kegiatan, untuk itu perlu adanya pengendalian paparan radiasi neutron di atas kanal hubung yang menghubungkan gedung PRSG dan PSTBM. Tujuan pengendalian paparan radiasi di atas kanal hubung PRSG PSTBM dilakukan untuk menentukan bahwa tidak ada tingkat radiasi neutron yang tak normal telah terjadi di atas kanal tersebut sehingga pekerja radasi yang melalui kanal hubung tersebut aman sesuai dengan batasan yang dijinkan oleh BAPETEN. Metoda yang digunakan dalam Pengendalian paparan radiasi neutron di atas kanal hubung PRSG-PSTBM yaitu dengan melakukan pengukuran paparan radiasi neutron dengan kondisi reaktor RSG-GAS beroperasi dan semua fasilitas eksperimen pengguna neutron di Balai Percobaan dalam kondisi shutter terbuka. Dengan menggunakan surveimeter Dineutron buatan Nardeux dan Radiation Alert Inspector dilakukan pengukuran sebanyak 12 titik lokasi pengukuran seperti terlihat pada Gambar 1. Titik-titik pengukuran difokuskan pada daerah fasilitas neutron yang sedang beroperasi yang tujuannya untuk mencari pada titik mana yang mempunyai tingkat paparan radiasi neutron paling tinggi, sehingga dapat diketahui titik-titik mana yang perlu dikendalikan. TEORI Sumber radiasi neutron di Balai Eksperimen lantai 0.00 m RSG-GAS terdapat 6 (enam) buah fasilitas eksperimen (beam tube) dimana tabung berkas S-1 digunakan sebagai fasilitas Iodine Loop, tabung berkas S-2 digunakan untuk radiografi neutron, tabung berkas S-3 belum digunakan atau kosong, Tabung berkas S-4 digunakan untuk spektrometer neutron tiga sumbu. Tabung berkas S-5 dilengkapi dengan tabung berkas neutron untuk menyalurkan berkas neutron ke gedung Neutron Guide Hall (PSTBM)l, serta sebagian berkas neutron digunakan untuk difraktometer neutron empat lingkaran. dan tabung berkas S-6 digunakan sebagai difraktometer neutron untuk pengukuran tegangan sisa. Fasilitas-fasilitas tersebut pada saat reaktor beroperasi dan beam tube tersebut beroperasi (shutter dibuka) pada titik lokasi tertentu terdapat paparan radiasi neutron. Pengendalian daerah kerja yang dilakukan di RSG-RSG - GAS terdiri dari [2]: 1. Pemantauan rutin Pemantauan rutin yaitu pemantauan paparan radiasi yang dilaksanakan secara berkala setiap hari untuk mengukur tingkat paparan radiasi di daerah kerja. 2. Pemantauan operasional Pemantauan operasional yaitu pemantauan paparan radiasi yang dilaksanakan dalam waktu yang direncanakan pada pelaksanaan kegiatan operasi tertentu. 231

3. Pemantauan khusus Pemantauan khusus yaitu pemantauan paparan radiasi yang dilakukan untuk memperoleh data yang digunakan untuk membuat laporan mengenai permasalahan yang ditimbulkan dari suatu keadaan tak normal, kejadian khusus atau kecelakaan. Di RSG-GAS terdapat sistem proteksi radiasi terpusat yaitu suatu sistem pemantauan paparan radiasi yang terpasang permanen di berbagai lokasi yang dipilih dan ditentukan letaknya di dalam gedung reaktor. Sistemsistem tersebut adalah sistem laju dosis gamma, sistem /3 aerosol, sistem a-/3 aerosol, sistem gas mulia, sistem monitor cerobong dan sistem gamma air. Fungsi dan kegunaan dari sistem proteksi radiasi ini yaitu untuk mengukur tingkat radiasi (µsv/jam atau Ci/m3) dan menampilkan besarnya radiasi di Ruang Kendali Utama (RKU) membangkitkan alarmalarm jika besar radiasi tertentu dilampui dengan maksud untuk memperingatkan para pekerja radiasi. Dari sistem proteksi radiasi yang ada, tidak terdapat sistem pemantau paparan radiasi neutron yang terpasang permanen di Balai Percobaan maupun di Kanal hubung PRSG (Gedung 30) PSTBM (Gedung 40). Pengendalian daerah kerja terhadap paparan radiasi neutron RSG-GAS dilakukan secara menual dengan melakukan pemantauan atau pengukuran paparan radiasi neutron menggunakan surveimeter portabel di titik-titik lokasi seperti terlihat pada Gambar 1. 1 6 4 5 2 3 8 9 7 1 11 12 0 Gambar 1. Titik Pengukuran Telah dijelaskan bahwa tingkat paparan radiasi neutron di Balai Percobaan ini dipengaruhi oleh beroperasi tidaknya dari fasilitas-fasilitas pengguna neutron yang ada, sedangkan hasil pemantauan atau pengukuran paparan radiasi neutron yang mengacu pada Pada kegiatan ini dilakukan pengukuran paparan radiasi neutron untuk mengetahui seberapa besar tingkat paparan radiasi neutron yang terukur di atas Kanal Hubung hamburan neutron PRSG PSTBM jika fasilitas-fasilitas pengguna neutron yang ada beroperasi secara bersamaan dan seberapa besar paparan radiasi neutron di luar gedung reaktor sepanjang jalur (kanal) yang terhubung dengan gedung PSTBM. Karena secara instituti pengoperasian fasilitasfasilitas pengguna neutron di Balai Percobaan berada di luar PRSG yaitu di PSTBM, sehingga perlu dikendalikan paparan radiasi neutron dengan bekerja sama dengan PSTBM. Pengendalian paparan radiasi di atas kanal hubung PRSG PSTBM dilakukan untuk menentukan bahwa tidak ada tingkat radiasi neutron yang tak normal telah terjadi di atas kanal tersebut sehingga pekerja radasi yang melalui kanal hubung tersebut aman sesuai dengan batasan yang dijinkan oleh BAPETEN. TATA KERJA Dalam Pengendalian paparan radiasi neutron di atas kanal hubung PRSG-PSTBM yaitu dengan melakukan pengukuran paparan radiasi neutron pada saat reaktor RSG-GAS beroperasi dan semua fasilitas eksperimen pengguna neutron di Balai Percobaan dalam kondisi shutter terbuka. Peralatan surveimeter yang akan digunakan di check terlebih dahulu untuk memastikan alat tersebut dalam kondisi baik (tidak rusak) serta mempersiapkan formulir untuk pencatatan data dari hasil pengukuran. Dengan menggunakan surveimeter Dineutron buatan Nardeux dan Radiation Alert Inspector. Pengukuran paparan radiasi dilakukan dengan melakukan pengukuran sesuai dengan titik-titik yang telah ditentukan sebanyak 12 titik pengukuran. Pengukuran paparan radiasi neutron dan gamma dilakukan pada saat reaktor RSG-GAS beroperasi, kemudian dievaluasi hasil dari pengukuran. HASIL DAN PEMBAHASAN 232

Pada pengukuran hamburan neutron di Kanal Hubung PRSG-PSTBM dilakukan 12 titik pengukuran. Hasil pengukuran penyisiran paparan radiasi neutron di Kanal Hubung PRSG - PSTBM selama reaktor beroperasi 15 MW dapat dilihat pada Tabel 1, kemudian dibuat grafik antara besarnya tingkat paparan radiasi fungsi titik lokasi pengukuran yang dapat dilihat pada Gambar 2. Dari Gambar 2 dapat diketahui bahwa pada titik lokasi pengukuran nomor 5 terukur paparan radiasi neutron yang cukup tinggi. yaitu rata-rata sebesar 71,50 (µsv/ jam), baik pada kondisi fasilitas S5 beroperasi operasi (shutter dibuka). Paparan sebesar 71,50 (µsv/ jam) jauh diatas batas paparan radiasi yang diijinkan untuk pekerja radiasi sebesar 71,50 (µsv/ jam)) dan paparan sebesar 71,50 (µsv/ jam) dianggap tidak normal jika dibandingkan dengan paparan radiasi neutron pada titik-titik lokasi yang lainnya yang rata-rata di bawah 71,50 (µsv/ jam). Paparan radiasi neutron di titik lokasi nomar 5 ini perlu perhatian khusus dan menjadikan bahan pemikiran apakah paparan radiasi neutron yang selama ini terukur mendapat sumbangan paparan dari sumber radiasi di titik lokasi nomor 5 atau tidak. Sehubungan dengan ditemukan paparan radiasi sebesar 71,50 (µsv/ jam) di Kanal Hubung PRSG-PSTBM dan dianggap tidak normal ini kemudian dilakukan pengendalian daerah kerja dengan memberi pagar kuning dan tanda radiasi atau melakukan pengendalian yang lainnya dengan memberi penahan radiasi atau memperbaiki sistem penahan yang telah terpasang. Untuk daerah kerja yang berada di wilayah PRSG yang melakukan pengendalian daerah kerja adalah petugas proteksi radiasi dari PRSG dan untuk daerah kerja yang berada di wilayah PSTBM yang melakukan pengendalian daerah kerja adalah petugas proteksi radiasi dari PSTBM. Setelah dilakukan koordinasi antara PRSG dan PSTBM serta mengevaluasi hasil pengukuran paparan radiasi neutron di atas Kanal maka di disepakti untuk melakukan penambahan shielding di atas kanal tersebut. Penambahan sheilding diatas kanal hubung dilakukan dengan cara membuat membuat sekat-sekat seperti kolam yang kemudian di tutup dengan beton setebel 20cm dan sekat-sekat diberi air setinggi 20 cm. Pengukuran dilakukan kembali setelah penambahan shielding, dimana pengukuran yang dilakukan tidak hanya paparan radiasi neutron akan tetapi paparan radiasi gamma juga dipantau. Hasil Pengukuran Paparan radiasi Neutron dapat dilihat pada Tabel 1. Dan grafik paparan radiasi neutron dapat dilihat pada Grafik 1. Untuk paparan radiasi Gamma dapat dilihat pada Tabel 2. Serta grafik paparan radiasi gamma dapat di lihat pada Grafik 2. Tabel 1. Pengukuran Paparan Radiasi Neutron Laju Dosis Neutron Rata Titik Rata (µsv/ jam) Pengukuran Sebelum Ditutup Setelah Ditutup 1 57,50 2,30 2 56,50 0,20 3 48,00 0,10 4 47,50 0,20 5 71,50 0,20 6 39,00 0,20 7 5,25 0,10 8 2,10 0,10 9 19,00 0,10 10 2,35 0,10 11 12,65 0,10 12 11,90 0,10 Gambar 1. Grafik Laju Dosis Neutron Titik Pengukuran Tabel 2. Laju Dosis Gamma Laju Dosis Gamma Rata Rata (µsv/ jam) Sebelum Setelah Ditutup Ditutup 1 8,34 2,45 2 9,24 2,34 3 7,06 1,54 4 10,48 2,52 5 11,56 2,69 6 7,70 1,57 7 0,89 0,47 8 1,22 0,47 9 0,85 0,48 233

10 1,25 0,43 11 3,73 0,56 12 2,76 0,50 3. Perka BAPETEN No. 04. Tahun 2013, tentang proteksi dan keselamatan radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir. 4. Pedoman Keselamatan dan Proteksi Radiasi Kawasan Nuklir Serpong, Revisi 1 Tahun 2011 TANYA JAWAB Pertanyaan Gambar 2. Grafik Laju Dosis Gamma Dari table dan grafik terlihat setelah dilakukan penambahan shielding perubahan pengukuran paparan radiasi neutron sangat mencolok, pada titik lokasi pengkuran nomor 5 sebesar yang semula 71,50 (µsv/ jam) setelah adanya penambahan shielding pengukuran di titik 5 sebesar 0,2 (µsv/ jam). Kejadian temuan Bapeten tersebut terjadi karena penuaan usia atau karena dari awalnya sudah demikian? (Achmad Santoso) Jawaban Kejadian tersebut sudah lama tetapi belum diselesaikan akan tetapi setelah mengadakan koordinasi dengan satker yang terkait, pengendalian telah dilakukan dan hasilnya pengukuran sudah dalam batas aman. KESIMPULAN 1. Pengendalian paparan radiasi neutron di atas Kanal Hubung RSG-PSTBM telah dilakukan, semula paparan radiasi pada titik no.5 semula sebesar 71,50 (µsv/ jam). Hasil pengukuran paparan radiasi setelah ditambah shielding sebesar 0,20 (µsv/ jam). 2. Dari hasil pengendalian paparan radiasi neutron di atas kanal hubung hamburan neutron PRSG-PSTBM yang telah dilakuan para pekerja radiasi dapat bekerja dengan aman. DAFTAR PUSTAKA 1. YULIUS SUMARNO, 2003, "Pengendalian Daerah Kerja Radiasi Neutron", Proseding, Hasil Penelitian Pusat Teknologi Reaktor Riset. 2. NUGRAHA LUHUR, Kumpulan Laporan Rutin Evaluasi Paparan Radiasi Neutron RSG-GAS. 5 234