PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI Unggul Hartoyo 1), Nazly Kurniawan, Suhadi, Subiharto 1) PRSG Batan Serpong Indonesia unggul@batan.go.id Abstrak PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG-PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI. Untuk menjamin keselamatan radiasi dan lingkungan,dari adanya kegiatan operasi Reaktor Serba Guna GA. SIWABEESY (RSG-GAS) telah dilakukan program pengendalian daerah kerja dari paparan radiasi neutron. Berkas neutron RSG-GAS yang akan digunakan melalui beam tube S-5 yang menyalurkan berkas neutron ke gedung Neutron Guide Hall (PSTBM). Dari hasil pengukuran paparan radiasi neutron di kanal hubung PRSG-PSTBM sebesar 71,50 µsv/ jam, hasil pengukuran tersebut sangat tinggi dan perlu adaya tindaklanjut dalam penanganan paparan radiasi neutron di atas kanal hubung. Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) dan Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM) bekerjasama melakukan pengendalian dengan menambahkan penahan radiasi. Setelah dilakukan penambahan shielding yaitu berupa penambahan air serta dilapisi beton setebal 25 cm dan dilakukan pengukuran ulang paparan radiasi neutron menjadi sebesar 0,2 µsv/ jam, sehingga telah memenuhi persyaratan dari BAPETEN sebesar 0,3 µsv/ jam. Kata kunci: neutron, kanal hubung, reaktor Abstract NEUTRON RADIATION EXPOSURE CONTROL IN CHANNEL circuit-pstbm PRSG WHILE RSG- GAS REACTOR OPERATE. To ensure radiation safety and the environment, of their operations Multipurpose Reactor GA. SIWABEESY (RSG-GAS) has done the work area control program of neutron radiation exposure. RSG-GAS neutron beam to be used through a beam tube S-5 channel neutron beam to the building Neutron Guide Hall (PSTBM). From the results of measurements of neutron radiation exposure at a canal-circuited PRSG PSTBM at 71.50 μsv / h, the results of these measurements are very high and needs to be Adaiah follow up the handling of neutron radiation exposure over the canal circuited. Center Multipurpose Reactor (PRSG) and the Center for Advanced Materials Science and Technology (PSTBM) cooperate to control by adding a radiation shield. After the addition of shielding in the form of the addition of water and covered with 25 cm thick concrete and performed repeated measurements of neutron radiation exposure amounted to 0.2 μsv / h, so it has met the requirements of BAPETEN of 0.3 μsv / h. Keywords: neutron, trnsfer channel, reactor PENDAHULUAN Pada suatu instalasi nuklir seperti RSG- GAS, pengendalian daerah kerja terhadap paparan radiasi adalah suatu hal yang mutlak yang harus dilakukan, baik radiasi gamma, beta, alpha maupun neutron agar dosis yang diterima pekerja radiasi serendah mungkin dan tidak melebihi Nilai Batas Dosis (NBD) yang diijinkan, serta paparan radiasi yang ditimbulkan tidak merugikan dan membahayakan masyarakat dan lingkungan. Pada tulisan ini hanya akan dibahas mengenai pengendalian paparan radiasi neutron di Kanal hubung antara Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) dan Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM). Untuk menjamin keselamatan radiasi dari adanya kegiatan operasi reaktor, di RSG-GAS telah ada program pengendalian daerah kerja dari paparan radiasi neutron. 230
Untuk meningkatkan sistem pengendalian daerah kerja dari paparan radiasi diperlukan suatu sistem proteksi dan petugas proteksi radiasi yang handal. Sistem atau peralatan proteksi radiasi harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian, khususnya sistem proteksi radiasi portable harus dalam kondisi terkalibrasi (mempunyai sertifikat kalibrasi) dari lembaga yang berkompetensi. Sedangkan untuk Petugas Proteksi Radiasi (PPR) diharuskan mempunyai SIB (Surat Ijin Bekerja) untuk instalasi nuklir yang dikeluarkan oleh Bapeten. Seorang PPR harus menguasai tugas dan kewajiban seorang PPR, dengan demikian diharapkan pengendalian daerah kerja terhadap paparan radiasi neutron akan berlangsung dengan baik, jika sistem proteksi radiasi dan PPR dalam keadaan terkondisi. Dari penelitian sebelumnya [I] diketahui bahwa di RSG-GAS paparan radiasi neutron hanya terdapat di Balai Percobaan (lantai 0.00 m) pada saat reaktor beroperasi, dan besar kecilnya paparan radiasi neutron di Balai Percobaan ini dipengaruhi oleh beroperasi tidaknya (shutter terbuka atau tertutup) dari fasilitas-fasilitas pengguna neutron yang ada. Pada saat reaktor RSG-GAS beroperasi dan tabung berkas S-5 yang menyalurkan berkas neutron ke gedung Neutron Guide Hall (PSTBM) dalam posisi main shutter terbuka didapat paparan radiasi neutron di atas kanal hubung adanya kenaikan paparan radiasi neutron yang cukup besar melebihi batas background yang di syaratkan Bepeten yaitu 0,3 µsv/jam. Sehubungan kanal tersebut adalah akses bagi pekerja radiasi dan pekerja kebersihan untuk melakukan kegiatan, untuk itu perlu adanya pengendalian paparan radiasi neutron di atas kanal hubung yang menghubungkan gedung PRSG dan PSTBM. Tujuan pengendalian paparan radiasi di atas kanal hubung PRSG PSTBM dilakukan untuk menentukan bahwa tidak ada tingkat radiasi neutron yang tak normal telah terjadi di atas kanal tersebut sehingga pekerja radasi yang melalui kanal hubung tersebut aman sesuai dengan batasan yang dijinkan oleh BAPETEN. Metoda yang digunakan dalam Pengendalian paparan radiasi neutron di atas kanal hubung PRSG-PSTBM yaitu dengan melakukan pengukuran paparan radiasi neutron dengan kondisi reaktor RSG-GAS beroperasi dan semua fasilitas eksperimen pengguna neutron di Balai Percobaan dalam kondisi shutter terbuka. Dengan menggunakan surveimeter Dineutron buatan Nardeux dan Radiation Alert Inspector dilakukan pengukuran sebanyak 12 titik lokasi pengukuran seperti terlihat pada Gambar 1. Titik-titik pengukuran difokuskan pada daerah fasilitas neutron yang sedang beroperasi yang tujuannya untuk mencari pada titik mana yang mempunyai tingkat paparan radiasi neutron paling tinggi, sehingga dapat diketahui titik-titik mana yang perlu dikendalikan. TEORI Sumber radiasi neutron di Balai Eksperimen lantai 0.00 m RSG-GAS terdapat 6 (enam) buah fasilitas eksperimen (beam tube) dimana tabung berkas S-1 digunakan sebagai fasilitas Iodine Loop, tabung berkas S-2 digunakan untuk radiografi neutron, tabung berkas S-3 belum digunakan atau kosong, Tabung berkas S-4 digunakan untuk spektrometer neutron tiga sumbu. Tabung berkas S-5 dilengkapi dengan tabung berkas neutron untuk menyalurkan berkas neutron ke gedung Neutron Guide Hall (PSTBM)l, serta sebagian berkas neutron digunakan untuk difraktometer neutron empat lingkaran. dan tabung berkas S-6 digunakan sebagai difraktometer neutron untuk pengukuran tegangan sisa. Fasilitas-fasilitas tersebut pada saat reaktor beroperasi dan beam tube tersebut beroperasi (shutter dibuka) pada titik lokasi tertentu terdapat paparan radiasi neutron. Pengendalian daerah kerja yang dilakukan di RSG-RSG - GAS terdiri dari [2]: 1. Pemantauan rutin Pemantauan rutin yaitu pemantauan paparan radiasi yang dilaksanakan secara berkala setiap hari untuk mengukur tingkat paparan radiasi di daerah kerja. 2. Pemantauan operasional Pemantauan operasional yaitu pemantauan paparan radiasi yang dilaksanakan dalam waktu yang direncanakan pada pelaksanaan kegiatan operasi tertentu. 231
3. Pemantauan khusus Pemantauan khusus yaitu pemantauan paparan radiasi yang dilakukan untuk memperoleh data yang digunakan untuk membuat laporan mengenai permasalahan yang ditimbulkan dari suatu keadaan tak normal, kejadian khusus atau kecelakaan. Di RSG-GAS terdapat sistem proteksi radiasi terpusat yaitu suatu sistem pemantauan paparan radiasi yang terpasang permanen di berbagai lokasi yang dipilih dan ditentukan letaknya di dalam gedung reaktor. Sistemsistem tersebut adalah sistem laju dosis gamma, sistem /3 aerosol, sistem a-/3 aerosol, sistem gas mulia, sistem monitor cerobong dan sistem gamma air. Fungsi dan kegunaan dari sistem proteksi radiasi ini yaitu untuk mengukur tingkat radiasi (µsv/jam atau Ci/m3) dan menampilkan besarnya radiasi di Ruang Kendali Utama (RKU) membangkitkan alarmalarm jika besar radiasi tertentu dilampui dengan maksud untuk memperingatkan para pekerja radiasi. Dari sistem proteksi radiasi yang ada, tidak terdapat sistem pemantau paparan radiasi neutron yang terpasang permanen di Balai Percobaan maupun di Kanal hubung PRSG (Gedung 30) PSTBM (Gedung 40). Pengendalian daerah kerja terhadap paparan radiasi neutron RSG-GAS dilakukan secara menual dengan melakukan pemantauan atau pengukuran paparan radiasi neutron menggunakan surveimeter portabel di titik-titik lokasi seperti terlihat pada Gambar 1. 1 6 4 5 2 3 8 9 7 1 11 12 0 Gambar 1. Titik Pengukuran Telah dijelaskan bahwa tingkat paparan radiasi neutron di Balai Percobaan ini dipengaruhi oleh beroperasi tidaknya dari fasilitas-fasilitas pengguna neutron yang ada, sedangkan hasil pemantauan atau pengukuran paparan radiasi neutron yang mengacu pada Pada kegiatan ini dilakukan pengukuran paparan radiasi neutron untuk mengetahui seberapa besar tingkat paparan radiasi neutron yang terukur di atas Kanal Hubung hamburan neutron PRSG PSTBM jika fasilitas-fasilitas pengguna neutron yang ada beroperasi secara bersamaan dan seberapa besar paparan radiasi neutron di luar gedung reaktor sepanjang jalur (kanal) yang terhubung dengan gedung PSTBM. Karena secara instituti pengoperasian fasilitasfasilitas pengguna neutron di Balai Percobaan berada di luar PRSG yaitu di PSTBM, sehingga perlu dikendalikan paparan radiasi neutron dengan bekerja sama dengan PSTBM. Pengendalian paparan radiasi di atas kanal hubung PRSG PSTBM dilakukan untuk menentukan bahwa tidak ada tingkat radiasi neutron yang tak normal telah terjadi di atas kanal tersebut sehingga pekerja radasi yang melalui kanal hubung tersebut aman sesuai dengan batasan yang dijinkan oleh BAPETEN. TATA KERJA Dalam Pengendalian paparan radiasi neutron di atas kanal hubung PRSG-PSTBM yaitu dengan melakukan pengukuran paparan radiasi neutron pada saat reaktor RSG-GAS beroperasi dan semua fasilitas eksperimen pengguna neutron di Balai Percobaan dalam kondisi shutter terbuka. Peralatan surveimeter yang akan digunakan di check terlebih dahulu untuk memastikan alat tersebut dalam kondisi baik (tidak rusak) serta mempersiapkan formulir untuk pencatatan data dari hasil pengukuran. Dengan menggunakan surveimeter Dineutron buatan Nardeux dan Radiation Alert Inspector. Pengukuran paparan radiasi dilakukan dengan melakukan pengukuran sesuai dengan titik-titik yang telah ditentukan sebanyak 12 titik pengukuran. Pengukuran paparan radiasi neutron dan gamma dilakukan pada saat reaktor RSG-GAS beroperasi, kemudian dievaluasi hasil dari pengukuran. HASIL DAN PEMBAHASAN 232
Pada pengukuran hamburan neutron di Kanal Hubung PRSG-PSTBM dilakukan 12 titik pengukuran. Hasil pengukuran penyisiran paparan radiasi neutron di Kanal Hubung PRSG - PSTBM selama reaktor beroperasi 15 MW dapat dilihat pada Tabel 1, kemudian dibuat grafik antara besarnya tingkat paparan radiasi fungsi titik lokasi pengukuran yang dapat dilihat pada Gambar 2. Dari Gambar 2 dapat diketahui bahwa pada titik lokasi pengukuran nomor 5 terukur paparan radiasi neutron yang cukup tinggi. yaitu rata-rata sebesar 71,50 (µsv/ jam), baik pada kondisi fasilitas S5 beroperasi operasi (shutter dibuka). Paparan sebesar 71,50 (µsv/ jam) jauh diatas batas paparan radiasi yang diijinkan untuk pekerja radiasi sebesar 71,50 (µsv/ jam)) dan paparan sebesar 71,50 (µsv/ jam) dianggap tidak normal jika dibandingkan dengan paparan radiasi neutron pada titik-titik lokasi yang lainnya yang rata-rata di bawah 71,50 (µsv/ jam). Paparan radiasi neutron di titik lokasi nomar 5 ini perlu perhatian khusus dan menjadikan bahan pemikiran apakah paparan radiasi neutron yang selama ini terukur mendapat sumbangan paparan dari sumber radiasi di titik lokasi nomor 5 atau tidak. Sehubungan dengan ditemukan paparan radiasi sebesar 71,50 (µsv/ jam) di Kanal Hubung PRSG-PSTBM dan dianggap tidak normal ini kemudian dilakukan pengendalian daerah kerja dengan memberi pagar kuning dan tanda radiasi atau melakukan pengendalian yang lainnya dengan memberi penahan radiasi atau memperbaiki sistem penahan yang telah terpasang. Untuk daerah kerja yang berada di wilayah PRSG yang melakukan pengendalian daerah kerja adalah petugas proteksi radiasi dari PRSG dan untuk daerah kerja yang berada di wilayah PSTBM yang melakukan pengendalian daerah kerja adalah petugas proteksi radiasi dari PSTBM. Setelah dilakukan koordinasi antara PRSG dan PSTBM serta mengevaluasi hasil pengukuran paparan radiasi neutron di atas Kanal maka di disepakti untuk melakukan penambahan shielding di atas kanal tersebut. Penambahan sheilding diatas kanal hubung dilakukan dengan cara membuat membuat sekat-sekat seperti kolam yang kemudian di tutup dengan beton setebel 20cm dan sekat-sekat diberi air setinggi 20 cm. Pengukuran dilakukan kembali setelah penambahan shielding, dimana pengukuran yang dilakukan tidak hanya paparan radiasi neutron akan tetapi paparan radiasi gamma juga dipantau. Hasil Pengukuran Paparan radiasi Neutron dapat dilihat pada Tabel 1. Dan grafik paparan radiasi neutron dapat dilihat pada Grafik 1. Untuk paparan radiasi Gamma dapat dilihat pada Tabel 2. Serta grafik paparan radiasi gamma dapat di lihat pada Grafik 2. Tabel 1. Pengukuran Paparan Radiasi Neutron Laju Dosis Neutron Rata Titik Rata (µsv/ jam) Pengukuran Sebelum Ditutup Setelah Ditutup 1 57,50 2,30 2 56,50 0,20 3 48,00 0,10 4 47,50 0,20 5 71,50 0,20 6 39,00 0,20 7 5,25 0,10 8 2,10 0,10 9 19,00 0,10 10 2,35 0,10 11 12,65 0,10 12 11,90 0,10 Gambar 1. Grafik Laju Dosis Neutron Titik Pengukuran Tabel 2. Laju Dosis Gamma Laju Dosis Gamma Rata Rata (µsv/ jam) Sebelum Setelah Ditutup Ditutup 1 8,34 2,45 2 9,24 2,34 3 7,06 1,54 4 10,48 2,52 5 11,56 2,69 6 7,70 1,57 7 0,89 0,47 8 1,22 0,47 9 0,85 0,48 233
10 1,25 0,43 11 3,73 0,56 12 2,76 0,50 3. Perka BAPETEN No. 04. Tahun 2013, tentang proteksi dan keselamatan radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir. 4. Pedoman Keselamatan dan Proteksi Radiasi Kawasan Nuklir Serpong, Revisi 1 Tahun 2011 TANYA JAWAB Pertanyaan Gambar 2. Grafik Laju Dosis Gamma Dari table dan grafik terlihat setelah dilakukan penambahan shielding perubahan pengukuran paparan radiasi neutron sangat mencolok, pada titik lokasi pengkuran nomor 5 sebesar yang semula 71,50 (µsv/ jam) setelah adanya penambahan shielding pengukuran di titik 5 sebesar 0,2 (µsv/ jam). Kejadian temuan Bapeten tersebut terjadi karena penuaan usia atau karena dari awalnya sudah demikian? (Achmad Santoso) Jawaban Kejadian tersebut sudah lama tetapi belum diselesaikan akan tetapi setelah mengadakan koordinasi dengan satker yang terkait, pengendalian telah dilakukan dan hasilnya pengukuran sudah dalam batas aman. KESIMPULAN 1. Pengendalian paparan radiasi neutron di atas Kanal Hubung RSG-PSTBM telah dilakukan, semula paparan radiasi pada titik no.5 semula sebesar 71,50 (µsv/ jam). Hasil pengukuran paparan radiasi setelah ditambah shielding sebesar 0,20 (µsv/ jam). 2. Dari hasil pengendalian paparan radiasi neutron di atas kanal hubung hamburan neutron PRSG-PSTBM yang telah dilakuan para pekerja radiasi dapat bekerja dengan aman. DAFTAR PUSTAKA 1. YULIUS SUMARNO, 2003, "Pengendalian Daerah Kerja Radiasi Neutron", Proseding, Hasil Penelitian Pusat Teknologi Reaktor Riset. 2. NUGRAHA LUHUR, Kumpulan Laporan Rutin Evaluasi Paparan Radiasi Neutron RSG-GAS. 5 234