BAB I PENDAHULUAN. di negara-negara yang sedang berkembang adalah pariwisata 1. termasuk salah satu negara berkembang yang berprospek cerah dan patut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan kekayaan alam. Era globalisasi ini ada dua hal yang dianggap signifikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau dan merupakan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata kini telah menjadi sebuah industri yang mendunia. di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan daerah maupun bagi devisa negara, bahkan negara-negara maju

BAB I PENDAHULUAN. andalan bagi perekonomian Indonesia dan merupakan sektor paling strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi berkepanjangan pernah menimpa negara Indonesia dampak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Perbandingan Temuan dengan Proposisi

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Potensi Visual sebagai Dayatarik Wisata di Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. panorama alam, keberadaan seniman, kebudayaan, adat-istiadat dan sifat religius

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STUDI PROSPEK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA VULKANOLOGI KETEP DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENUNJANG INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. primer dan sekunder yang berbeda (R.M. Soedarsono, 2001: 170).

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dan ini merupakan

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rizky Ananda, 2014 PENGARUH EVENT MARKETING ATRAKSI WISATA DALAM MENCIPTAKAN REVISIT INTENTION WISATAWAN NUSANTARA KE KABUPATEN BELITUNG TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Molinda Hotmauly, 2014

BAB I PENDAHULUAN. ditengarai terdapat pergeseran orientasi, dari mass tourism menuju ke alternative

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul. Kebudayaan daerah merupakan aset yang cukup penting bagi pengembangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

Pemetaan Tapak Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara,misalnya dengan mengadakan pameran seni dan budaya, pertunjukkan

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan adat istiadatnya inilah yang menjadi kekayaan Bangsa Indonesia, dan suku Karo

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 17

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata sebagai sumber pendapatan tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut pakar analisis pariwisata terkenal, prospek paling cerah yang ada di negara-negara yang sedang berkembang adalah pariwisata 1 dan Indonesia termasuk salah satu negara berkembang yang berprospek cerah dan patut dikembangkan. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan, keindahan serta keanekaragaman budaya pada setiap daerahnya.hal ini merupakan keunikan yang membedakan Indonesia dengan negara lain dan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia. Di era globalisasi ini ada 2 hal yang dianggap secara signifikan akan mempengaruhi perkembangan dunia kepariwisataan pada waktu mendatang,yang pertama adalah kecenderungan adanya standarisasi dalam pengembangan produk dan pemasaran, yang kedua adalah kecenderungan demassifikasi atau fregmentasi pasar.. Pandangan ini menyiratkan adanya perubahan penting dalam dunia kepariwisataan yakni terjadinya pergantian orientasi produk wisata yang konvensional, ke orientasi produk wisata khusus yang menekankan unsure 1 Donald E. Lundberg, Ekonomi Pariwisata, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama: 1997), hlm 25 1

pengalaman, keunikan dan kualitas, atau yang lebih dikenal dengan istilah wisata minat khusus 2. Istilah minat khusus merupakan bentuk kegiatan dengan wisata individu, kelompok atau rombongan kecil yang bertujuan untuk belajardan berupaya mendapatkan pengalaman tentang suatu hal di daerah yang dikunjungi.wisata minat khusus itu sendiri dapat terfokus pada aspek budaya dan aspek alam.wisata minat khusus ini memiliki motivasi keingintahuan yang tinggi terhadap suatu hal mengenai kegiatan wisata minat khusus yang memiliki unsur rewarding yang tinggi terhadap objek yang dikunjungi. Gambar 1.2 Peta Kota Batam Sumber :http://www.batam-center.web.id/images/map_batamisland.jpg 2 Nuryanti, Pariwisata Dalam Masyarakat Tradisional, Makalah pada program pelatihan perencanaan dan pengembangan pariwisata, Jakarta 1992. 2

Kota Batam adalah salah satu kota yang berada di Kepulauan Riau dan merupakan kota terbesar di Kepulauan Riau. Batam terdiri dari tiga pulau, yaitu Batam, Rempang dan Galang yang dihubungkan oleh Jembatan Barelang. Batam merupakan sebuah kota dengan letak sangat strategis. Selain berada di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang cukup dekat dengan Singapura dan Malaysia. Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Kota batam memiliki keanekaragaman budaya, adat serta keanekaragaman objek wisata yang termasuk dalam wisata minat khusus. Salah satu objek wisata yang akan penulis bahas yaitu aspek budaya tentang peninggalan sejarah para pengungsian Vietnam yang berada di pulau galang. Kampung Vietnam juga dapat digolongkan menjadi objek ekowisata karena keterlibatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam yang bekerja sama dengan Badan Pengawasan Otorita Batam serta masyarakat sekitaran objek wisata kampung Vietnam dalam pengembangan dan melestarikan sejarah dari destinasi tersebut. Pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam yang bertanggunga jawab atas pengelolaan objek tersebut. Timbal balik pun terjadi dalam siklus ini, dengan adanya objek wisata ini maka dapat membuka lapangan kerja bagi warga yang kesulitan mencari pekerjaan. Peran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam tidak luput dari bantuan masyarakat sekitaran objek wisata. 3

Hal ini mendasari penulis untuk memilih judul "KAJIAN PERAN AKTIF MASYARAKAT LOKAL TERHADAP PENGELOLAAN OBJEK WISATA KAMPUNG VIETNAM" untuk penulis bahas di Tugas Akhir ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan permasalahannya, yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana besar peran masyarakat terhadap pengelolaan objek wisata kampung Vietnam? 2. Bentuk-bentuk kerjasama apa saja yang digunakan antara pihak masyarakat dan stakeholder? 3. Bagaimana pengelolaan objek wisata kampung Vietnam yang diberikan oleh masyarakat setempat? C. Tujuan Penelitian Sebuah hasil penelitian atau studi diharapkan mampu memberikan diversifikasi kajian kepada kalayak umum, disamping itu akan memberikan warna untuk referensi akademik dalam upaya pengembangan dan pengkayaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari hasil penelitian itu diharapkan ada sesuatu hal yang dapat dipetik, yaitu : 1. Mengetahui peran masyarakat terhadap pengelolaan objek wisata kampung Vietnam. 2. Mengetahui bentuk kerjasama antar pihak masyarakat dengan stakeholder. 4

3. Mengetahui strategi apa yang masyarakat berikan untuk turut serta dalam pengelolaan objek wisata kampung Vietnam. 4. Analisis SWOT dalam pemasaran objek wisata kampung Vietnam. D. Manfaat Manfaat dari penulisan tugas akhir ini terbagi menjadi dua bagian yaitu : a. Manfaat Praktis 1. Pemerintah Daerah diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap objek, memiliki strategi untuk melakukan pengelolaan dan memiliki pemetaan kegiatan pengembangan lebih lanjut. 2. Pemerintah Daerah memberikan perhatian khusus terhadap tenaga kerja lokal dan menumbuhkan kesadaran akan perlunya pelestarian terhadap potensi alam dareahnya. 3. Memberikan gambaran manfaat dari kotribusi yang telah diberikan oleh masyarakat kepada objek wisata tersebut, sehingga menimbulkan kebanggaan dan kepuasan karena kinerjanya dihargai dan mendorong keinginan untuk berkondribusi lebih. 4. Masyarakat maupun pengelola objek wisata dapat menentukan langkah selanjutnya yang akan dilakukan untuk pengembangan. b. Manfaat Teoritis 1. Menambah ilmu tentang peran serta masyarakat terhadap lingkungan objek wisata Kampung Vietnam. 5

2. Dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian lain yang berkaitan dengan peran masyarakat. E. Tinjauan Pustaka Dalam penulisan Tugas Akhir ini kajian pustaka dilakukan dengan mempelajari buku-buku yang dengan pembahasan tema yang dikemukakan. Masing-masing sumber mempunyai gagasan yang dapat dijadikan sebagai acuan.dengan demikian penulis mencoba membuat laporan akhir ini karena belum ada dalam buku manapun. Beberapa sumber acuan penulis antara lain : 1. Dalam buku yang ditulis oleh Robinson berjudul "A Geography of Tourism" menyebutkan, atraksi wisata dan fasilitas atau kenikmatan merupakan dasar utama dari pariwisata. Apabila hal tersebut tidak terpengaruhi maka wisatawan tidak akan mempunyai motivasi atau keinginan untuk mengunjungi objek wisata tersebut. 3 Robinson mengemukakan bahwa terdapat lima elemen utama pembentuka daya tarik wisata dalam pengembangan pariwisata, yaitu: 1.1 Cuaca merupakan ciri khusus pada pariwisata yang menyebabkan suatu lokasi menjadi potensial bagi pariwisata. 1.2 Pemandangan, atraksi berupa pemandangan menarik. 1.3 Fasilitas, terdiri dari dua jenis yaitu alam dan budaya. 1.4 Sejarah dan budaya, peninggalan sejarah serta seni budaya suatu daerah. 3 H. Robinson, A Geography of Tourism, (London : McDonald, 1976) hal 38. 6

1.5 Aksesibilitas, semakin mudah mencapai lokasi wisata maka semakin tinggi pula kemungkinan untuk dikunjungi. 2. Dalam buku yang ditulis oleh Salah Wahab berjudul "Manajemen Kepariwisataan" menyebutkan, Organisasi Kepariwisataan bertanggung jawab dalam pembangunan dan pembinaan kepariwisataan secara menyeluruh, di samping bertanggung jawab terhadap perumusan dan pelaksanaan kebijakan kepariwisataan dalam prioritas kepariwisataan nasional 4. 3. Dalam buku yang ditulis oleh I Made Sukarsa menjelaskan bahwa Organisasi Kepariwisataan Nasional Mempunyai fungsi : 3.1 sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap maju mundurnya usaha pariwisata di negaranya. 3.2 Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengembangan, pembinaan, dan promosi kepariwisataan baik dalam lingkungan lokal, nasional, maupun internasional. 3.3 Mengadakan penelitian, perbaikan produk yang ada, dan pengembangan produk baru sesuai permintaan pasar. 3.4 Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan departemen yang berkaitan dengan kepariwisataan. 3.5 Merupakan badan yang mewakili Negara dalam kegiatan dan percaturan kepariwisataan internasional. 4 Salah Wahab, Manajemen Kepariwisataan, (Jakarta : PT. Pradnya Paramitha, 1989) hlm 189 7

3.6 Badan yang bertanggung jawab dan berkewajiban menyebarluaskan pengertian pariwisata pada masyarakat luas, terutama manfaat ekonomi bagi pembangunan daerah dan bangsa 5. 4. Dalam buku yang ditulis oleh James J Spilane yang menjelaskan bahwa peranan pariwisata dalam pembangunan negara pada garis besarnya berintikan tiga segi, yakni segi ekonomi (sumber devisa dan pajak), segi social (penciptaan tenaga kerja), dan segi kebudayaan (memperkenalkan kebudayaan kepada wisatawan) 6. F. Landasan Teori Sumber daya pariwisata sangat menjanjikan daya tarik untuk dijual agar dapet diminati dan dinikmati wisatawan.namun semuanya itu tergantung dari segi pengelolaannya karena pengelolaan sumber daya wisata tidak hanya memanfaatkan tetapi perlu upaya keterpaduan dalam penataan terhadap lingkungan disekitarnya, pemeliharaan keberadan dan keindahannya, pengawasan, pengendalian dan pemulihan terhadap keindahan yang dimilikioleh sumber daya tersebut 7. 5 I Made Sukarsa, Pengantar Pariwisata (Ujungpandang : Badan kerjasama PTN Indonesia Timur, 199) hlm 106 6 James J. Spilane, Ekonomi Pariwisata :Sejarah dan Prospeknya, (Yogyakarta : Kanisius, 1987) hlm 54. hlm 49 7 Chafid Fandeli, Editor, Dasar-dasar Manajemen Kepariwisatan Alam (Jakarta : Liberty, 1995) 8

Keterlibatan masyarakat lokal (community based approach) diangap sebagai prasarat tercapainya pembangunan pariwisata berkelanjutan. Hal ini didasarkan pada hipotesis bahwa masyarakat setempat sudah mempunyai pengetahuan di dalam mengelola sumber daya alam yang ada di daerahnya atas pengalaman yang diturunkan dari generasi ke generasi.atas pengetahuan dan pengalaman tersebut masyarakat setempat umumnya sudah mempunai kesadaran penuh untuk mengembangkan berbagai hal yang ramah lingkungan, serta dapat diterima secara sosial, budaya dan religius 8. Sesuai dengan pasal 30 ayat 1 Bab V UU RI nomer 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan bawah : Masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan kepariwisataan. Dalam hal ini kegiatan objek wisata harus melibatkan masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pembangunan dan pengoprasiannya. Masyarakat menjadi subjek sekaligus objek dari kegiatan ini sehingga diharapkan memberikan keuntungan ekonomis yang dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup mereka. Dengan desa wista diharapkan akan tumbuh rasa memiliki dan memelihara sumber daya alam, budaya dan lingkungan yang menjadi objek kegiatan tempat wisata. 8 I made Sukarsa, Pengantar Pariwisata, (t.k: Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Indonesia Timur,1999), hlm 57-58 9

G. Metode Penelitian 1. Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian melakukan penelitian dengan mengambil lokasi di Kampung Vietnam, Pulau Galang, Kepulauan Riau. Penelitian dilakukan tanggal 20 Februari 2012. 2. Metode Penelitian Dalam penelitian penulis menggunakan metode diskirptif analitis, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung keadaan objek penelitian kemudian menganalisi data-data yang telah diperoleh. 3. Sumber data Jenis data-data yang dipergunakan dalam laporan akhir ini yaitu, sebagai berikut : a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh dengan metode riset lapangan, yaitu penelitian langsung pada objek yang diteliti untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan. Dalam hal ini penulis melakukan observasi kelapangan dan melakukan wawancara langsung dengan Kasi Sarana Objek Wisata Dinas Pariwisata Kota Batam. b. Data Skunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan riset kepustakaan yaitu dengan membacs, mencatat dan mempelajari bukubuku diktat dan literature yang mendukung penelitian. Riset kepustakaan 10

digunakan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menyimpulkan permasalahan yang dibahas serta pengambilan keputusan yang tepat agar dapat dipertanggung jawabkan. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data melalui pustaka serta leteratur yang berkaitan dengan tema penulisan laporan, dan hasil penelitian yang berkait dengan studi yang pernah dilakukan di Kampung Vietnam. 4. Teknik pengumpul data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan cara, yaitu : a. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara pengumpulan data langsung terhadap fakta yang ada di objek penelitian serta kegiatankegiatan yang terkait. b. Interview, yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada petugas yang berada di sekitaran Kampung Vietnam. c. Studi pustaka, yaitu pengumpulan data atau informasi dengan cara mencari buku, brosur, leaflet atau sumber tercetak lainnya sebagai pendukung yang berkaitan dengan pokok permasalahan dalam penelitian. d. Analisis data, yaitu data-data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis dengan metode analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengolah data-data yang bersifat angka-angka. Sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk mengolah data yan berupa kalimat atau kata. Kedua jenis analisa ini sangat penting sehingga harus 11

dilakukan secara bersamaan, kemudian hasil keduanya digabungkan yang nantinya akan diperoleh suatu bentuk tulisan yang bervariasi yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. H. Sistematika Penulisan Dalam penulisan laporan ini penulis menyajikan dalam sistematika yang memuat empat bab, yaitu sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang b. Rumusan Masalah c. Tujuan Penelitian d. Manfaat Penelitian e. Tinjauan Pustaka f. Landasan Teori g. Metode Penelitian h. Sistematika Laporan BAB II GAMBARAN UMUM a. Gambaran umum kota batam b. Profil objek wisata kampung vietnam BAB III PEMBAHASAN MASALAH a. Peran masyarakat terhadap pengelolaan objek wisata b. Bentuk-bentuk kerjasama antara pihak masyarakat dan stakeholder 12

c. Strategi yang dilakukan masyarakat dalam pengelolaan objek wisata kampung Vietnam d. Analisis SWOT BAB IV PENUTUP a. Kesimpulan b. Saran 13