BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

Disusun oleh : A TAHUN 20122

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Nurmalasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan suatu masa keemasan (golden Age) dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. yang sederajat) dan jalur pendidikan informal yang berbentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. I.I. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang aktif dan sangat imajinatif serta

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diharapkan. Sadar pentingnya ketrampilan proses sains pada anak akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB I PENDAHULUAN. dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1 6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

memenuhi tuntutan sosial, kultural, dam religius dalam lingkungan kehidupannya. Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan pada anak pun harus disusun secara bertingkat, dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN TABUNG PINTAR di TK NEGERI PEMBINA LUBUK BASUNG. Ramaini ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian PerSyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini ALIMATUL FADLIYAH

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terkait pada seluruh aspek kehidupan manusia. Pendidikan diarahkan pada perkembangan dan pertumbuhan manusia agar menjadi manusia yang memiliki identitas yang berbeda dengan makhluk lain sehingga pendidikan mempunyai peran yang sangat sentral dalam membentuk manusia seperti apa yang akan dihasilkan melalui pendidikan. Mengingat begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan, maka harus diprogram dengan menggunakan kurikulum yang didasarkan pada hasil pemikiran, penelitian serta melibatkan berbagai disiplin ilmu serta pengalaman yang komprehensif. Taman Kanak-kanak (TK) sebagai salah satu bentuk PAUD formal diarahkan pada upaya untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern diposisikan sebagai subjek belajar, menjadi salah satu sumber informasi utama untuk menentukan bahan ajar dan bagaimana upaya untuk membelajarkannya. Terkait dengan hakikat anak tersebut, maka perlu dipelajari kebutuhan dasar dan minat anak sebelum menentukan program kurikulum agar relevan dengan tuntutan dan perkembangan pendidikan anak pada saat ini. Begitu pula kondisi lingkungan yang secara khusus memiliki keunikan tertentu 1

2 menuntut guru untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian melalui upayaupaya pembaharuan pendidikan. Mendukung hal ini, Tilaar (1998: 359-360) menyatakan sebagai berikut : Dengan demikian inovasi pendidikan tetap merupakan suatu keharusan, apalagi di dalam suatu masyarakat yang sedang membangun. Di dalam masyarakat yang hidup di era globalisasi, transformasi masyarakat berjalan begitu cepat oleh sebab itu merupakan tantangan di dalam organisasi sekolah. Organisasi sekolah sebagai pusat pembelajaran manusia modern di era globalisasi hanya dapat survive karena inovasi pendidikan di dalamnya. Pendidikan anak usia dini bertujuan mengembangkan seluruh potensi anak agar anak kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh sesuai falsafah suatu bangsa (Suyanto, 2005:3). Untuk itu sangat diperlukan pendidikan guna memberikan rangsangan terhadap seluruh aspek perkembangan anak, yang mencakup bidang pengembangan perilaku melalui pembiasaan, yang meliputi : nilai-nilai agama dan moral, dan sosial emosional. Disamping itu dikembangkan pula beberapa lingkup perkembangan yang merukanan bidang pengembangan kemampuan dasar yang meliputi : kemampuan berbahasa, kognitif, fisik motorik kasar, dan fisik motorik halus. Dari uraian di atas diketahui bahwa kognitif merupakan salah satu aspek yang dikembangkan dalam kurikulum pendidikan ditk. Mengingat pentingnya kogntitif bagi anak, maka perlu dikembangkan kemampuan kognitif dalam pembelajaran. Perkembangan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak mengembangkan kemampuan logika matematika dan pengetahuan akan ruang dan waktu serta mempunyai kemampuan untuk

3 memilah-milah, mengelompokkan dan mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir secara logis. Kognitif sering diartikan sebagai kecerdasan atau cara berfikir (Patmodewo, dalam Gunarti, 2008: 1.37). Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai cara berfikir dan mengamati, jadi kognitif merupakan tingkah laku yang mengakibatkan seseorang memperoleh pengetahuan atau menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Kognitif merupakan salah satu aspek perkembangan yang harus distimulasi sejak dini. Perkembangan kognitif berkaitan erat dengan perkembangan intelektual dan pertumbuhan mental. Perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor keturunan, kematangan fisik, pembentukan, minat dan bakat kebebasan dan interaksi anak dengan orang-orang disekitarnya atau lingkungannya. Anak yang aspek kognitifnya berkembang baik akan dapat berpikir, merespon lingkungannya dan menuangkan pengalamannya. Sering dengan kematangan anak, akan terjadi strukturisasi yang progresif dalam proses kognitif anak. Dalam proses tersebut berpikir anak berkembang menjdi kompleks. Kemampuan kognitif diperlukan anak dalam rangka mengembangkan pengetahuannya tentang apa yang dilihat, didengar, dirasa, diraba, maupun dicium melalui panca indera yang dimilikinya. Dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak diperlukan proses pembelajaran yang efektif, menyenagkan, menarik dan bermakna bagi anak. Proses pembelajaran tersebut dipengaruhi oleh berbagai unsur, antara lain

4 guru yang memahami secara utuh hakikat, sifat karakteristik anak, metode pembelajaran yang berpusat pada kegiatan anak, sarana kegiatan anak yang memadai, ketersediaannya berbagai sumber dan media belajar yang menarik dan mendorong anak untuk belajar. Guru juga harus memahami kebutuhan khusus atau kebutuhan individual anak. Secara khusus tersedianya media pembelajaran akan mendukung penciptaan kondisi belajar anak yang menarik. Masalah umum yang sering dihadapi guru ketika membantu siswa dalam pengembangan aspek kognitif anak di TK PGRI Pandeyan adalah kurangnya minat atau semangat anak untuk mengikuti proses pembelajaran. Hal ini menimbulkan masalah dalam pemahaman konsep yang akan diterima oleh anak, sehingga kemampuan kognitif anak belum maksimal. Permasalahan tersebut diatas dipengaruhi oleh beberapa faktor dintaranya kurang tersedianya alat peraga dan tidak dipenuhi atau tidak adanya sarana prasarana yang memadai yang disebabkan karena tingkat perekonomian masyarakat yang masih rendah, sehingga pembelajaran tidak dapat dilaksanakan secara optimal. Selain itu kurangnya variasi alat peraga penyampaian materi. Untuk itu guru atau pendidik harus berupaya memperoleh alat peraga yang efektif dan efisien dalam penyampaian materi agar dapat mengembangkan seluruh potensi anak. Satu-satunya media yang tidak memerlukan biaya mahal salah satunya yaitu dengan alat peraga kotak pintar.

5 Pengembangan kemampuan kognitif di Taman Kanak-kanak dapat dilakukan melalui berbagai macam metode dan media yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak usia TK. Metode yang paling sesuai digunakan dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak adalah metode bermain. Melalui kegiatan bermain anak dapat belajar dengan rasa senang. Dalam kehidupan anak, bermain mempunyai arti yang sangat penting. Dapat dikatakan bahwa setiap anak yang sehat selalu mempunyai dorongan untuk bermain. (B.E.F Montolalu, 2005:1.12). Berdasarkan pengamatan, pengalaman dan hasil penelitian para ahli, dapat dikatakan bahwa bermain mempunyai arti sebagai berikut : 1. Anak memperoleh kesempatan mengembangkan potensi-potensi yang ada padanya. 2. Anak akan menemukan dirinya, yaitu kekuatan dan kelemahannya, kemampuannya serta minat dan kebutuhannya. 3. Memberikan peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya, baik fisik, intelektual, bahasa dan perilaku (psikososial serta emosional). 4. Anak terbiasa menggunakan seluruh aspek panca indranya sehingga terlatih dengan baik. 5. Secara alamiah memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam lagi. Untuk merangsang minat anak dalam kegiatan bermain agar lebih bermakna dalam pembelajaran, diperlukan berbagai alat peraga yang yang dapat membantu anak untuk mengembangkan bakat mereka. Demikian pula pengembangan kemampuan kognitif dapat pula dilakukan dengan menggunakan media atau alat peraga untuk membantu pelaksanaan pembelajaran. Alat peraga merupakan sumber belajar atau bahan untuk memberikan informasi kepada anak didik maupun guru antara lain berupa buku referensi,

6 gambar-gambar, benda-benda atau hasil-hasil budaya. Alat peraga sebagai sumber belajar dalam dunia pendidikan merupakan salah satu alat pendidikan. Alat peraga yang digunakan di Taman Kanak-kanak biasanya alat-alat yang berwujud kebendaan atau benda-benda nyata yang diperlukan dalam proses pendidikan, misalnya : meja, kursi, buku-buku, gambar-gambar balok, puzzle dan sebagainya. Menurut Sudono (2000:98), bahwa pendidikan di TK merupakan pendidikan awal untuk mempersiapkan anak-anak ke Sekolah Dasar, maka alat peraga yang digunakan di TK disesuaikan dengan materi yang ada di SD. Untuk memperoleh hasil belajar yang baik, selain alat peraga atau media diperlukan pula minat anak dalam kegiatan pembelajaran. Slamet (2003:180) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa suka (senang) dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas.pernyataan di atas memiliki makna bahwa minat merupakan kemauan seseorang untuk melakukan sesuatu, rasa senang memegang peranan penting dalam perkembangan minat. Perasaan merupakan sesuatu yang muncul dari faktor psikis non intelektual, perasaan senang akan memunculkan suatu minat pada diri individu yang diperkuat oleh sikap yang positif sebab perasaan senang merupakan suatu keadaan jiwa akibat adanya peristiwa yang datang pada subyek yang bersangkutan. Minat akan menjadi motivasi seseorang dalam bertindak Apabila seseorang mempunyai minat terhadap suatu kegiatan atau pekerjaan, maka dia akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan seseorang yang mempunyai minat kurang pada kegiatan atau pekerjaan tersebut, karena

7 minat akan menambah kegembiraan dalam melakukan setiap kegiatan yang ditekuni seseorang sehingga akan membawa individu pada berbagai pengalaman yang menyenangkan. Dari pengamatan yang peneliti lakukan di Kelompok A TK PGRI Pandeyan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012, ditemukan bahwa belum semua anak memmpuanyai kemampuan kognitif seperti apa yang diharapkan oleh guru. Sebagian besar dalam satu kelas tersebut kemampuan kognitif anak masih sangat rendah. Rendahnya kemampuan kognitif anak tersebut dapat dilihat dari hasil penilaian harian dan rangkuman penilaian anak yang menunjukkan bahwa hanya sekitar 30 persen anak mempunyai kemampuan di bidang pengembangan kognitif. Rendahnya kemampuan anak di bidang kognitif tersebut mungkin dikarenakan kurangnya minat anak dalam kegiatan belajar karena alat peraga yang digunakan oleh guru kurang menarik. Pada kondisi tersebut peneliti belum menggunakan metode maupun media/alat peraga yang sesuai dalam kegiatan pembelajaran, kurangnnya pemanfaatan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar anak, anak mungkin saja kurang tertarik terhadap kegiatan yang diberikan oleh guru sehingga hasil belajar belum sesuai dengan harapan guru. Melihat kondisi kemampuan kognitif anak yang masih rendah, maka peneliti merasa harus melakukan tindakan perbaikan, pemanfaatan atau penngunaan alat peraga yang ebih efektif dan efisien, penggunaan metode

8 yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dengan harapan dapat meningkatkan minat belajar dan kemampuan kognitif anak. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka penulis melakukan penelitian tentang Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Melalui Penggunaan Alat Peraga Kotak Pintar Bagi Anak Kelompok A TK PGRI Pandeyan Pada Semester II Tahun 2011/2012 B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Pembelajaran kognitif sering dianggap sulit oleh beberapa pihak. 2. Pembelajaran kognitif sering tidak menggunakan alat peraga yang inovatif (membosankan). 3. Pembelajaran kognitif tidak dikaitkan dengan lingkungan belajar atau kehidupan sehari-hari. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini peneliti diharapkan lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Kemampuan Kognitif Kemampuan kognitif anak yang ditingkatkan yaitu kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan dengan benda sebagaimana tercantum

9 dalam standar tingkat pencapaian perkembangn yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan nasional No. 58 Tahun 2009. 2. Alat Peraga Kotak Pintar Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada salah satu alat peraga yaitu kotak pintar. Alat peraga ini dapat dibuat dari berbagai bahan, misal kardus bekas, stiroform, atau kertas duplek yang dibentuk balok atau kubus dimna di dalamnya dapat diisi dengan berbagai benda misal gambar-gambar, kartu angka, kartu huruf dan sebagainya yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, da nidentifikasi masalah di atas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : Apakah penggunaan alat peraga kotak pintar dapat meningkatkan kemampuan kognitif bagi anak kelompok A TK PGRI Pandeyan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012?. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak.

10 2. Tujuan Khusus Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif melalui penggunaan alat peraga kotak pintar bagi anak kelompok A TK PGRI Pandeyan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis Untuk membuktikan analisis yang buat dan memberikan pengertian kepada guru tentang pentingnya menggunakan alat peraga dalam kegiatan pengembangan, khususnya penggunaan alat peraga kotak pintar untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak. 2. Manfaat secara praktis a. Bagi penulis Secara aktif dapat mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelola. b. Bagi siswa Manfaat bagi siswa didik yaitu meningkatkan kemampuan kognitif yaitu dalam mengenal lambang bilangan dengan benda c. Bagi Guru Hasil perbaikan bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar anak, memberikan motivasi terhadap anak agar tertarik untuk belajar melalui metode bermain sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya.

11 d. Bagi sekolah Memberikan sumbanagan positif terhadap kemampuan sekolah yang tercermin dalam profesionalisme guru dari peningkatan hasil belajar anak.