BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara formal pendidikan yang diselenggarakan disekolah biasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan fisikomotor.

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari kegiatan belajar mengajar, bertujuan untuk menghasilkan perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati kedudukan yang sangat penting. Guru sebagai subjek pendidik. sangat menentukan keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan memiliki keahlian menurut bidangnya masing-masing. menuju pendewasaan dan kematangan dalam berfikir dan bertindak.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan suatu alat untuk menilai efektifitas metode mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB II KAJIAN TEORI. atau sistem, dapat juga diartikan sebagai kebiasaan melakukan. 12

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. individu. Semakin maju pendidikan di suatu bangsa maka akan semakin berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. berbudaya dengan ilmu yang dimiliki. Kemampuan mengembangkan diri ini

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang. pentingnya pendidikan seperti pada ayat berikut ini:

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bangsa yang berada dalam tahap pembangunan dan perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran adalah sebagai aktivitas, dalam mengajar guru harus

DAFTAR PUSTAKA. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Penerbit PT.BPK Gunung

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an, karena Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam. Oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu peristiwa yang memiliki aspek

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Secara ideal seorang guru semestinya memiliki kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm tentang Guru dan Dosen, UU Guru dan Dosen, (Bandung : Nuansa Indah, 2006), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kepada bagaimana peroses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya orang yang meyakini dan menganut ajaran Islam memiliki kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2006,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. Barnawi M Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013, hlm. 45.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 21. hlm. 245.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam adalah pembentukan pribadi muslim. Isi pribadi muslim itu adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Minat Belajar. a. Pengertian Minat Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

BAB I PENDAHULUAN. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru, Surabaya, 1997, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa penyeragaman nama dari ilmu yang dikembangkan di. menggunakan nama Publistik, sedangkan di Universitas Indonesia

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. ilmu baru ataupun untuk memperoleh pengalaman baru. Menurut Slameto,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pendidikan Islam itu adalah implikasi dari karakteristik (ciri-ciri) manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kisbiyanto, Ilmu Pendidikan, Nora Media Enterprise : Kudus, Cet. 1, 2010, hal. 35.

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga sulit dipelajari dengan tuntas. Oleh sebab itu masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan masalah yang sangat dominan bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara formal pendidikan yang diselenggarakan disekolah biasa dikenal dengan sebutan pengajaran. Di mana akan terjadi proses belajar mengajar yang melibatkan banyak faktor, baik pendidik (guru), siswa, materi (bahan), fasilitas maupun lingkungan. Pendidkan adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk mendewasakan anak, baik secara fisik maupun mental, dan secara umum tujuan pendidikan adalah tercapainya kedewasaan anak didk. Bloom pernah menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran (pendidikan) ada tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tujuan itu melibatkan tiga aspek yaitu: aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Ketiga aspek ini lebih lanjut dijelaskan oleh Oemar Hamalik dengan menyatakan: Aspek kognitif menitikberatkan pada proses intelektual. Aspek afektif menitikberatkan pada sikap, perasaan, emosi, karakteristik moral yang merupakan aspek-aspek penting perkembangan siswa. Dan aspek psikomotor menitikberatkan pada gerakan-gerakan jasmaniah dan control jasmaniah. 1 Di samping itu, kegiatan interaksi juga perlu dibina yakni interaksi antara dua unsur manusiawi.pertama manusia sebagai pihak yang belajar dan kedua guru sebagai pihak yang mengajar dengan siswa sebagai subyek 1 Oemar Hamalik,2005, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta,Bumi Aksara, h. 79.

2 pokok. 2 Agar usaha guna mencapai tujuan pendidikan berjalan dengan baik dan sistematis. Pendidikan berjalan dengan baik serta memperoleh hasil yang memuaskan apabila siswa betul-betul berminat pada yang disajikan atau yang disampaikan oleh guru, didalam proses belajar mengajar, minat sangat penting dan merupakan prasyarat yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Karena minat siswa menjadi faktor utama dalam penentuan bahan dan urutannya di sekolah yang child centered. Untuk mengetahui berminat atau tidaknya siswa berminat terhadap apa yang dipelajari dapat dilihat dari gejala-gejala seperti tingkah laku dan sikapnya, karena minat merupakan gejala kejiwaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat. 3 Dalam minat menghafal Al-Qur an, perlu dijelaskan bahwa Al- Qur an dan Hadis adalah dua sumber hukum syariat Islam yang sudah tetap keberadaannya.orang Islam sendiri takkan mungkin memahami syariat Islam secara mendalam dan lengkap tanpa kembali kepada kedua sumber tersebut. 4 Oleh karenanya Al-Qur an dan Hadis adalah sebagai pedoman 2 Sardiman A.M,2010, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, Rajawali Pers, h. 14. 3 Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta, h. 180. 4 Munzir Suparta,, 2013, Ilmu Hadis, Jakarta, Grafindo Persada,. 49.

3 hidup yang keberadaannya tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi saw: تركت فیكم امرین لن تضلواابدا ما ان تمسكتم بھما كتاب الله وسنة نبیھ (رواه مالك) Artinya: aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, kamu tidakkan tersesat selagi kamu berpegang teguh pada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnah rasulnya. (HR. Malik) 5 Allah perintahkan rasul untuk menjelaskan ajarannya melalui al-qur an karena al-qur an berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, serta sebagai pembeda antara yang hak dengan yang batil. Sedangkan hadis dalam islam merupakan sumber hukum kedua kedudukannya setingkat lebih rendah dari pada al-qur an. Al-Qur an merupakan wahyu Allah, kedatangannya merupakan suatu hal yang dirindukan oleh Nabi. Oleh karena itu, Ketika wahyu datang, Nabi langsung menghafal dan memahaminya.dengan demikian Nabi adalah orang yang pertama kali menghafal al-qur an dan tindakan Nabi ini sekaligus menjadi suri tauladan bagi pengikut-pengikutnya. 6 Begitu juga para sahabat dalam menerima Hadis dari Nabi saw. Mereka berpegang pada kekuatan hafalannya. Sebab kebanyakan sahabat menerima 5 Ibid, h 49 6 Rosihon Anwar, 2010,Ulumul Qur an, Bandung,Pustaka Setia, h. 37.

4 Hadis melalui mendengar dengan hati-hati apa yang disabdakan oleh Nabi. Dari sinilah hafalan itu melekat dihati para sahabat dan mereka juga melakukan hal yang sama kepada orang lain dalam bentuk hafalan. Selain tujuan diatas, Nabi selalu menganjurkan supaya al-qur an itu selalu dihafal, selalu dibaca dan diwajibkan membacanya dalam sembahyang. 7 Bahkan para sahabat pada masa-masa tertentu dilatih membaca dan menghafal al-qur an sedangkan Nabi mendengarkan dan mengoreksi jika ada kesalahan. 8 Dalam mengembangkan minat menghafal ayat al-qur an dan hadis pada dasarnya adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat (dan bermotivasi) untuk mempelajarinya. 9 Perlu penulis jelaskan bahwa minat siswa menghafal ayat Al-Qur an dan Hadis yang penulis maksud adalah dalam mata pelajaran Qur an Hadis. Karena 7 Mahfud Shalahuddin, dkk, 1987, Metodologi Pendidikan Agama, Surabaya, PT Bina Ilmu, h. 91 8 Ibid, h. 102. 9 Slameto, op.cit, h. 180.

5 pada mata pelajaran Qur an dan Hadis inilah yang ditetapkan metode hafalan tersebut secara substansial memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid)dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Pondok Pesantren Al-Hikmah Bangkinang Seberang merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang menetapkan mata pelajaran Qur an Hadis sebagai mata pelajaran yang harus diikuti oleh setiap siswa dan tujuan mata pelajaran Qur an Hadis disekolah ini sama halnya dengan tujuan mata pelajaran dipondok Pesantren lainnya, yakni agar siswa mampu membaca Al- Qur an dan Hadis dengan baik dan benar, mempelajari, memahami, dan mengamalkan isi kandungannya. Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan, penulis menemukan gejala-gejala sebagai berikut: 1. Masih ada siswa yang kesulitan menghafal Al-Qur an dan Hadis. 2. Masih ada siswa yang dihukum karena tidak hafal 3. Sebagian siswa ada yang bermain-main ketika praktek menghafal dimulai. 4. Hafalan siswa tidak bertahan lama. Dari gejala diatas, timbul pertanyaan apa sebenarnya yang terjadi pada diri siswa dalam menghafal ayat Al-Qur an dan Hadis? Apakah karena siswa kurang berminat ataukah karena kemampuan guru yang kurang dalam mengajar.

6 Untuk itulah berdasarkan gejala-gejala diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Minat Menghafal Al-Qur an Dan Hadis Siswa Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Hikmah Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar. B. Alasan Memilih Judul 1. Masalah-masalah yang dikaji dalam judul penelitian diatas, penulis merasa mampu untuk menelitinya. 2. Masalah ini dapat terjangkau oleh penulis baik segi waktu, dana, dan lokasi penelitian. C. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah. Adapun istilah tersebut adalah: 1. Minat Menghafal Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. 10 Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal di dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat) kembali secara harf iah, sesuai dengan materi yang asli. 11 Sedangkan yang penulis maksud dengan minat menghafal didalam tulisan ini adalah rasa suka dan rasa ketertarikan siswa untuk menghafal al- Qur an dan Hadis yang menjadi materi pembelajaran mereka. 2. Al-Qur an dan Hadist 10 H. Djaali, 2009,Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT Bumi Aksara, h. 121. 11 Syaiful Bahri Djamarah,2011, Psikologi Belajar, Jakarta, Rineka Cipta, h 29

7 Al-Qur an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dan membacanya memperoleh pahala. 12 Hadis adalah menurut ahli hadis, hadis adalah seluruh perkataan, perbuatan, dan hal ihwal tentang Nabi Muhammad Saw.sedangkan menurut ahli ushul, hadis adalah semua perkataan, perbuatan, taqrir Nabi Muhammad Saw. yangberkaitan dengan hukum syara dan ketetapannya. 13 Sedangkan yang penulis maksud dengan Al-Qur an dan Hadist di dalam tulisan ini adalah sebagai materi pelajaran Qur an Hadist Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Hikmah Bangkinang Seberang. D. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Dari latar masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: a. Minat Menghafal Al-Qur an dan Hadis Siswa Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Hikmah. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat menghafal Al-Qur an dan Hadis Siswa Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Hikmah. c. Usaha siswa menghafal ayat al-qur an dan hadis. 2. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya persoalan-persoalan, seperti yang telah dikemukakan pada identifikasi masalah di atas, maka penulis memfokuskan penelitian pada: 12 Rosihon Anwar, op.cit, h. 33 13 Mudasir, 2008,Ilmu Hadis, Bandung, Pustaka Setia, h. 15.

8 a. Minat menghafal Al-Qur an dan Hadispada mata pelajaran Qur an Hadis di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Hikmah. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minatmenghafal Al-Qur an dan Hadis pada mata pelajaran Qur an Hadis di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Hikmah. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, dapatlah disusun rumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana minat menghafal Al-Qur an dan Hadis siswa Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Hikmah? b. Apa faktor yang mempengaruhi minatmenghafal Al-Qur an dan Hadis siswa Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Hikmah? E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui minat menghafal Al-Qur an dan Hadis pada pelajaran qur an hadis di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Hikmah Bangkinang Seberang. b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat menghafal Al-Qur an dan Hadis siswa Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al- Hikmah Bangkinang Seberang.

9 2. Kegunaan penelitian a. Bagi guru, dengan adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan sejauh mana minat menghafal al-qur an dan Hadis siswa Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Hikmah Bangkinang Seberang. b. Sebagai masukan bagi siswa agar meningkatkan kualitasnya dalam menghafal Al-Qur an dan Hadis di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Hikmah Bangkinang Seberang.