PENGGUNAAN KATA DEK DALAM KABA KLASIK MINANGKABAU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial masyarakat. Noviatri dan Reniwati (2010:4) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat tutur bahasa Minangkabau dalam berinteraksi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Konjungsi adalah kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa

IMPLIKATUR PASAMBAHAN DALAM BATAGAK GALA DI KANAGARIAN PAUH V SKRIPSI

ANALISIS KLAUSA DALAM SURAT KABAR HARIAN MEDIA INDONESIA. Oleh: Rismalasari Dalimunthe ABSTRAK

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

Penguasaan Kelas Kata Bahasa Indonesia. Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 18 Padang. Sri Fajarini. Mahasiswa Universitas Andalas)

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

IMPLIKATUR PERCAKAPAN MAHASISWA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS. Tinjauan Pragmatik. Skripsi

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan

pada Fakultas Sastra Universitas Andalas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa tersebut mendapat tempat tersendiri di dalam khasanah kebudayaan Indonesia

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT AS-SAJDAH

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA BUKU TEKS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMK

Oleh: Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

ABSTRAK. Kata kunci : kesalahan kebahasaan, surat dinas, pemerintahan desa grugu.

BAB I PENDAHULUAN. Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk

VARIASI BAHASA PADA SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) DALAM SURAT KABAR PADANG EKSPRES: TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI

KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT KABAR HARIAN PAGI POSMETRO PADANG. Oleh Fatmi Amsir ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan adanya bahasa, manusia bisa berintekrasi dengan manusia lainnya

PENGGUNAAN DIKSI DALAM TEKS PIDATO PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO PADA HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA. Oleh : Mentari Ade Fitri

BAB I PENDAHULUAN. (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. satu masalah diantaranya: pertama; pandangan dari objek yang utama, kedua;

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

Oktorita Kissanti Rahayu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra lisan sebagai sastra tradisional telah lama ada, yaitu sebelum

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

SINGKATAN DAN AKRONIM DALAM SURAT KABAR: KAJIAN BENTUK DAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

Analisis Kesalahan Ortografi dalam Karangan Narasi Berbahasa Jawa Siswa Kelas XI di SMA N 6 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. sosial masyarakat yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Chaer (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik

JARGON YANG DIGUNAKAN KOMUNITAS BANCI SALON DI KOTA PADANG, SUMATERA BARAT (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

Oleh: Aji Dwi Prasetyo, pendidikan bahasa dan sastra Indonesia ABSTRAK

Glosarium audiens aktif alur bahasa efektif bagan diskusi drama grafik gagasan utama karakteristik karya ilmiah lisan lingkungan moderator

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER 2013

HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN Apa dan Mana Dalam Kalimat Deklaratif Sri Puji Astuti

BAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi secara tidak langsung yakni dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya

PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK

ANALISIS GEJALA BAHASA PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SAWIT

JURNAL KOHESI DAN KOHERENSI WACANA PEMBACA MENULIS DI JAWA POS COHESION AND COHERENCE OF DISCOURSE READERS WRITING IN JAWA POS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. terkemuka. Setiap media cetak mempunyai kolom-kolom khusus, seperti berita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa memungkinkan

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

BAB V PENUTUP. burung lawet ini adalah elips (pelesapan S,P,O,K) hal ini dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Kumairoh. Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Dipnegoro. Abstrak

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

NASKAH PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah DIAN TITISARI A

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH

KATA HABIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA Anisa Rofikoh Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Konjungsi yang Berasal dari Kata Berafiks dalam Bahasa Indonesia. Mujid F. Amin Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seperti pendapat Kridalaksana (1982: 17) bahwa bahasa (language)

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik, bahasa selalu muncul dalam

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Transkripsi:

PENGGUNAAN KATA DEK DALAM KABA KLASIK MINANGKABAU SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Budaya pada Jurusan Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Diajukan oleh: JASMALINDA 07 186 011 Jurusan Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang Oktober 2011

ABSTRAK Jasmalinda. 07 186 011. Penggunaan Kata dek dalam Kaba Klasik Minangkabau. Skripsi Sarjana Fakultas Ilmu Budaya, Jurusan Sastra Daerah, Universitas Andalas. Pembimbing I, Dra. Reniwati, M. Hum. dan pembimbing II, Dra. Noviatri, M. Hum. Penelitian ini berjudul Penggunaan Kata dek dalam Kaba Klasik Minangkabau. Dalam kaba, kata dek cukup banyak digunakan. Penggunaan kata dek dalam kaba berbeda dengan penggunaan kata dek dalam percakapan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan jenis-jenis kalimat yang menggunakan kata dek dalam kaba klasik Minangkabau, (2) mengklasifikasikan kategori kata yang disandang oleh kata dek, dan (3) menjelaskan posisi letak kata dek dalam kaba klasik Minangkabau. Penelitian ini terdiri atas beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap penyediaan data. Pada tahap ini penulis menggunakan metode simak dengan teknik dasarnya adalah teknik sadap. Adapun teknik lanjutannya, penulis menggunakan teknik simak bebas libat cakap (SBLC) dan teknik catat. Tahap kedua adalah tahap analisis data. Dalam tahap ini penulis menggunakan dua metode yaitu metode padan translasional dan metode agih. Teknik dasar dari metode padan translasional adalah teknik pilah unsur penentu dan teknik lanjutannya adalah teknik hubung banding membedakan. Teknik dasar yang digunakan dalam metode agih adalah teknik bagi unsur langsung dan teknik lanjutannya adalah teknik baca markah. Teknik selanjutnya adalah teknik lesap, teknik ganti, dan teknik balik. Adapun tahap terakhir dari penelitian ini adalah tahap penyajian hasil analisis data. Pada tahap ini, penulis menggunakan metode penyajian informal. Pada penelitian ini ditemukan beberapa jenis kalimat yang menggunakan kata dek dalam kaba klasik Minangkabau. Kalimat tersebut dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: (1) berdasarkan unsurnya, kata dek digunakan dalam kalimat berklausa, (2) berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kata dek digunakan dalam kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat suruh, (3) berdasarkan jumlahnya klausanya, kata dek digunakan dalam kalimat luas. Adapun kategori yang disandang oleh kata dek dalam kaba klasik Minangkabau terdapat tiga kategori yaitu preposisi, konjungsi, dan kategori fatis. Sebagai preposisi, kata dek hadir di tengah kalimat. Kata dek sebagai konjungsi hadir di awal dan di tengah kalimat. Adapun sebagai kategori fatis, kata dek hanya hadir di tengah kalimat. Kata kunci : Bahasa Minangkabau, kata dek, dan sintaksis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya. Lebih jelasnya, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 2008:24). Menurut sarananya, bahasa dibagi atas ragam lisan atau ujaran dan ragam tulisan. Karena tiap masyarakat bahasa memiliki ragam lisan, sedangkan ragam tulisan baru muncul kemudian, maka soal yang perlu ditelaah ialah bagaimana orang menuangkan ujarannya ke dalam bentuk tulisan (Alwi, 2003:7). Lebih lanjut, Alwi menjelaskan perbedaan antara ragam lisan dan ragam tulisan. Salah satu yang membedakannya adalah suasana peristiwanya. Dalam ragam tulisan, antara pembicara dan lawan bicara tidak berhadapan langsung. Adapun dalam ragam lisan, antara penutur dan lawan bicaranya saling berhadapan atau bersemuka. Bahasa Minangkabau juga memiliki ragam bahasa tulisan yaitu kaba. Kaba adalah cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun secara lisan. Meskipun awalnya kaba disampaikan secara lisan, sekarang ini banyak kaba yang ditulis dan dicetak. Hal ini terjadi setelah masyarakat mengenal pengetahuan tentang tulis baca. Bahasa yang digunakan dalam kaba berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam kehidupan seharihari. Hal ini sesuai dengan pendapat Navis (1984:231), yang mengemukakan bahwa bahasa percakapan berbeda dengan bahasa kesusastraan. Bahasa percakapan sehari-hari

menggunakan kalimat yang pendek- pendek dan menggunakan potongan kata secara beruntun, sedangkan bahasa kesusastraan memakai kata-kata yang utuh, kalimatnya panjang-panjang dan menggunakan banyak anak kalimat yang masing-masing terdiri atas empat buah kata tidak ubahnya seperti pantun dengan irama dan tekanan suara yang teratur. Navis (1984:243) menyebutkan, jika dilihat dari isi ceritanya kaba dibagi atas dua kategori yaitu kaba klasik dan kaba baru. Kaba yang dikategorikan klasik adalah kaba yang diangkat dari hikayat, sedangkan kaba baru diangkat dari peristiwa sensasional kehidupan masyarakat Minangkabau. Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti penggunaan kata dek dalam kaba klasik. Salah satu kata yang menarik diteliti dalam kaba klasik adalah kata dek. Sejauh pengamatan penulis, dalam kaba klasik kata dek cukup banyak digunakan. Jika dilihat dari kategorisasi kata, kata dek juga mempunyai kategori yang beragam dalam kaba. Selain itu posisi letak kata dek dalam kaba juga beragam. Dalam kaba klasik kata dek juga digunakan dalam berbagai jenis kalimat. Bahasa yang digunakan dalam kaba cenderung panjang-panjang. Kaba juga menggunakan bahasa yang berirama dan mempunyai susunan yang tetap. Dalam satu kalimat terdiri atas beberapa baris dan seperti membentuk sebuah paragraf. Hal ini dapat dilihat dari kutipan data yang menggunakan kata dek dalam kaba klasik berikut ini: (1) Dek lamo kalamoan, habih hari babilang pakan, habih pakan babilang bulan, habih bulan babilang tahun, cukuik katigo tahun papek, takana dek inyo kababaliak, nak kumbali ka kampuangnyo, iyo ka ranah Kampuang Tibarau, mamintak izin inyo ka gurunyo, iyo bajalan hanyo lai. Karena lama kelamaan, habis hari berbilang pekan, habis pekan berbilang bulan, habis bulan berbilang tahun, cukup tahun ketiga tahun habis, teringat oleh

dia akan kembali, ingin kembali ke kampungnya, yaitu ke Kampung Tibarau, memintak izin dia kepada gurunya, lalu ia berjalan. Karena terlalu lama, telah lewat beberapa minggu, bulan, dan tahun. Pada tahun ke tiga ia teringat untuk kembali ke kampugnya yaitu Kampung Tibarau. Ia memintak izin kepada gurunya untuk kembali pulang. (KSUM, 2006:17) (2) Sasudah minum jo makan, bakato Siti Jamilah, Aciak den Siti Rawiyah, dangakan malah dek acik elok-elok, usah Aciak salah tarimo, dek karano denai di dalam bababan barek, nyawo di dalam tangan Allah, kok lai untuang ka elok, salamaik denai basalin, sarato basuruah sapanjang syarak, manuruik adat pun damikian, kok talonsong suruik, kok talangkahan kumbali. Sesudah makan dan minum, berkata Siti Jamilah, bibiku Siti Rawiyah, dengarkanlah oleh bibi baik-baik, jangan bibi salah terima, oleh karena saya sedang mempunyai beban berat, nyawa di dalam tangan Allah, jika nasib baik, selamat saya melahirkan, serta bersuruh sepanjang agama, menurut adatpun demikian, jika terlonsong surut, jika terlangkah kembali. Setelah makan dan minum, Siti Jamilah berkata, bibiku Siti Rawiyah, dengarkanlah oleh bibi baik-baik, jangan bibi salah paham, karena saya sedang mengandung, jika saya bernasib baik maka saya akan selamat dalam melahirkan. (KTLS, 2006:39) Data (1 dan 2) di atas merupakan kutipan data yang menggunakan beberapa kata dek yang terdapat dalam kaba klasik. Data (1) menceritakan suatu masa yang berlaku dan berjangka tahunan. Data (2) merupakan keadaan ketika akan memulai sebuah percakapan. Dari data tersebut terlihat bahwa selain menggunakan kata dek, kalimat yang digunakan dalam kaba juga panjang-panjang. Penggunaan bahasa dalam kaba yang tidak biasa, seperti penggunaan kalimat yang panjang-panjang dan susunan kalimat yang berpola, membuat penulis tertarik meneliti salah satu kata dalam kaba klasik Minangkabau yaitu kata dek. Pada kutipan data (1) di atas terlihat penggunaan dua buah kata dek. Masingmasing memiliki posisi letak yang berbeda dalam kalimat. Kata dek yang pertama

terletak pada bagian awal. Berdasarkan kategorisasi kata, kata dek ini berkategori sebagai konjungsi. Adapun kata dek yang kedua, posisi letaknya di tengah. Berdasarkan kategorisasi kata, kata dek ini berkategori sebagai preposisi. Pada kutipan data (2) di atas, juga terlihat penggunaan kata dek. Pada data (2) juga terdapat dua buah kata dek dengan posisi letak di tengah kalimat. Kata dek yang pertama posisi letaknya di tengah. Jika dilihat kategorisasi kata, kata dek ini berkategori sebagai preposisi. Adapun kata dek yang kedua juga terletak di tengah kalimat. Kata dek ini berkategori sebagai konjungsi. Jadi ada dua posisi letak kata dek dalam kaba. Walaupun posisi letaknya dalam kaba sama, namun belum tentu kategori katanya juga sama. Berdasarkan contoh di atas, tampak beberapa penggunaan kata dek dalam kaba. Penggunaan kata dek dalam kaba terlihat terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut terlihat dari posisi letak dan kategorisasinya. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk meneliti kata dek dalam kaba klasik Minangkabau ini. 1.2 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini rumusan masalah yang akan diteliti adalah a. dalam kalimat apa sajakah kata dek digunakan dalam kaba klasik Minangkabau? b. apa sajakah kategori kata yang disandang oleh kata dek dan bagaimana posisi letaknya dalam kaba?

1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: a. mendeskripsikan jenis kalimat yang menggunakan kata dek dalam kaba klasik Minangkabau. b. mengklasifikasikan kategori kata yang disandang oleh kata dek dan menjelaskan posisi letak kata dek dalam kaba klasik Minangkabau.

BAB IV PENUTUP 4.I Kesimpulan Analisis terhadap kata dek dilakukan untuk menjelaskan jenis kalimat yang menggunakan kata dek dalam kaba klasik, mendeskripsikan kategori kata yang disandang oleh kata dek, dan menjelaskan posisi letak kata dek dalam kaba klasik Minangkabau. Setelah melakukan analisis data, penulis menemukan beberapa kesimpulan yaitu: 1. Ada beberapa jenis kalimat yang menggunakan kata dek dalam kaba klasik Minangkabau yaitu (1) berdasarkan unsurnya, kata dek terdapat dalam kalimat berklausa. (2) Berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kata dek terdapat dalam kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat suruh. (3) Berdasarkan jumlah klausanya, kata dek terdapat dalam kalimat luas. Kehadiran kata dek dalam kalimat ada yang bersifat wajib dan ada yang bersifat opsional. 2. Berdasarkan kategorisasinya, kata dek menyandang tiga kategori yaitu: a. preposisi, b. konjungsi, dan c. kategori fatis. 3. Berdasarkan posisi letaknya, posisi letak kata dek dalam kaba klasik sebagai berikut: a. sebagai preposisi kata dek berposisi di tengah kalimat, b. sebagai konjungsi, kata dek berposisi di awal dan di tengah kalimat, c. sebagai kategori fatis, kata dek hanya berposisi di tengah kalimat.

4.2 Saran Dari hasil penelitian ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangankekurangan. Masih banyak hal yang perlu dikaji dan ditelaah lebih dalam karena penelitian ini hanya sebatas deskripsi jenis kalimat yang digunakan oleh kata dek, kategori kata dan posisi letak kata dek dalam kaba klasik Minangkabau. Mudah-mudahan penelitian ini dapat bermamfaat bagi para pembacanya.

DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Ayub, Asni, dkk. 1993. Tata Bahasa Minangkabau. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. ---------------------------. 1994. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Lusidawati. 1995. Struktur Konjungsi Bahasa Minangkabau Dialek Lima Puluh Kota (skripsi). Padang: Universitas Andalas. Moussay, Gerard. 1981. Tata Bahasa Minangkabau. Jakarta: Kepustakaan Popular Indonesia. Navis. A.A. 1984. Alam Takambang Jadi Guru. Jakarta: Grafitipers. Ramlan, Prof. Drs. M. 1987. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono. ----------------------------. 1987. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono. Srimadona. 2006. Negasi dalam Kaba Klasik Minangkabau (skripsi). Padang: Universitas Andalas. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Tarigan, Henry, Guntur. 1986. Prinsip-prinsip Dasar Sintaksis. Bandung: Angkasa.