BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingginya tingkat pengangguran, mahalnya biaya hidup sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses peradilan yang sesuai dengan prosedur menjadi penentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara republik Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan membangun dalam rangka mengisi kemerdekaan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

I. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. berhak untuk mendapat perlakuan yang sama di hadapan hukum (equality before

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana sekarang ini telah menjadi suatu fenomena, dimana hampir setiap hari ada berita

BAB I PENDAHULUAN. berkelompok-kelompok dan sering mengadakan hubungan antar sesamanya.

BAB I PENDAHULUAN. dapat diungkap karena bantuan dari disiplin ilmu lain. bantu dalam penyelesaian proses beracara pidana sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

cenderung meningkat, juga cukup besar dibandingkan komponen pengeluaran APBN yang lain,

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara hukum, hal ini tertuang pada

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) menjelaskan dengan tegas bahwa Negara Indonesia

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

BAB I PENDAHULUAN. kenyamanan dalam rangka menuju masyarakat sejahtera, adil, dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Perkembangan globalisasi sangat berpengaruh terhadap pola dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa ketentuan badan-badan lain

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

I. PENDAHULUAN. terpuruknya sistem kesejahteraan material yang mengabaikan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

I. PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar keseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. telah berusia 17 tahun atau yang sudah menikah. Kartu ini berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan modus-modus kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum, hal ini telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang dan peraturan serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun yang benar-benar menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia serta

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas kekuasaan belaka, maka segala kekuasaan negara harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

I. PENDAHULUAN. aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam suatu sistem perundangundangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya tindak pidana yang terjadi di Indonesia tentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, sering terjadi tindak

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin

1. BAB I PENDAHULUAN. tentang kebebasan umat beragama dalam melaksanakan ibadahnya. Dasar hukum

BAB I PENDAHULUAN. aturan agar setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abortus provocatus di Indonesia lebih populer disebut sebagai aborsi

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakadilan yang dilakukan oleh hakim kepada pencari keadilan. Disparitas. hakim dalam menjatuhkan suatu putusan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap bangsa mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tidak ada masyarakat yang sepi dari kejahatan. Kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal baik fisik, mental maupun sosial, untuk. mewujudkannya diperlukan upaya perlindungan terhadap anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi saat ini semakin berkembang dan berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. hubungan seksual dengan korban. Untuk menentukan hal yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkenaan dengan pembangunan teknologi,dewasa ini seperti

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. lebih menciptakan rasa aman dalam masyarakat. bermotor dipengaruhi oleh faktor-faktor yang satu sama lain memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini kita sering mendegar dan melihat sejumlah berita di

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pidana (KUHAP) adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya,

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang dihadapi bangsa Indonesia pada saat ini. Kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam pergaulan di tengah kehidupan masyarakat dan demi kepentingan

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia. Kepolisian adalah hak-ihwal berkaitan dengan fungsi

PENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan genersi penerus bangsa di masa yang akan datang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

I. TINJAUAN PUSTAKA. suatu pengertian yuridis, lain halnya dengan istilah perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah : Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Manusia selalu ingin bergaul bersama manusia lainnya dalam. tersebut manusia dikenal sebagai makhluk sosial.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan senjata api,salah satu jenis kejahatan menggunakan senjata api yang sangat menonjol dalam setahun terakhir ini adalah perampokan di toko-toko emas dengan munculnya fenomena itu jelas akan sangat mengganggu kentretraman masyarakat yang merasakan keamanan dan keselamatan merupakan suatu yang sangat langkah di Negeri yang berdasarkan hukum ini Sebagaimana telah diketahui bahwa penggunaan senjata api pada dasarnya hanya diperuntukkan bagi aparat penegak hukum,namun dalam prakteknya masyarakat sipil dapat memiliki senjata api dengan persyaratan tertentu (izin). Fakta di lapangan menunjukkan banyak orang memiliki senjata api tidak ada ijin dan penggunaannya tidak sesuai peraturan yang ada. Adanya kenyataan tersebut di atas POLRI sebagai aparat penegak hukum yang oleh Undang-Undang diberi tugas menjaga ketertiban dan menegakan hukum masyarakat berkewajiban untuk menanggulangi dan menyelesaikan kepemilikan dan penggunaan senjata api yang ilegal. 1 Sehingga semakin maraknya kejahatan dan disertai kekerasan dengan senjata api dapat dicegah dan di tanggulangi sebagai suatu gambaran mengenai apa 1 Mochtar Lubis, Citra Polisi, Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1988, hlm.184. 1

2 yang penulis uraikan di atas, tentang jumlah kasus dengan senjata api yang terungkap di tahun 2011 dan awal 2012 ini saja seperti; perampokan mas di tanggerang, semarang, pembunuhan wartawan di Jakarta,Pembunuhan satpam di kampus ITB dan masih banyak lagi kasus-kasus kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan senjata api. Sebagai alat untuk melakukan kejahatan,beberapa kasus di sini seperti baru baru ini yakni pembunuhan seorang wartawan senior TVRI yang bernama Djuli Elfano dimana di bunuh oleh sekelompok perampok yang menggunakan senjata api. Pada saat itu korban yang sedang berada di rumahnya dan hendak keluar tampah diketahui oleh korban pelaku yang berjumlah 5 orang, sedang melakukan aksi pencurian sepeda motor dan tampah sepengetahuan oleh pelaku korban sudah dipergoki dan tampah di sengaja pelaku langsung menembaki korban pada bagian dada korban dan bagian ketiak kanan korban hingga korban terjatuh dan berlumuran darah sempat dilarikan ke rumah sakit tapi korban meninggal pada saat perjalanan ke rumah sakit. 2 Polri melakukan pelacakan untuk menemukan para pelaku yang dimana sampai saat ini Polri baru menangkap 4 orang pelaku,dan satu pelaku masih dalam pengejaran pihak Kepolisian. Sesuai dengan perbuatan pelaku diancam dengan hukuman 15 tahun penjara atau seumur hidup karena melanggar KUHP Pasal 338, 339, Undang-Undang Darurat No.12 Tahun 1951 Tentang Senjata Api 3. 2 Http//www.Tempointeraktif.com.Diakses 21 Augustus 2012 3 Ibid.

3 Asas hukum pidana Indonesia mengatur sebuah ketentuan yang mengatakan bahwa suatu perbuatan tidak dapat dihukum selama perbuatan itu belum diatur dalam suatu perundang-undangan atau hukum tertulis. Asas ini dapat di lihat dalam pasal 1 ayat (1) KUHP yang disebut dengan asas legalitas yaitu asas mengenai berlakunya hukum.untuk itu dalam menjatuhkan atau menerapkan suatu pemidanaan terhadap seseorang pelaku kejahatan harus memperhatikan hukum yang berlaku. Dalam ketentuan pasal 1 ayat (1) KUHP, asas legalitas mengandung 3 (tiga) pengertian, yaitu: 4 a. Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana kalau hal itu terlebih dahulu belum dinyatakan dalam suatu aturan Undang-Undang. b. Untuk menentukan adanya tindak pidana tidak boleh digunakan analogi. c. Aturan-aturan hukum pidana tidak berlaku surut. Pengertian poin pertama menyebutkan harus ada aturan Undang- Undang dengan demikian harus ada aturan hokum yang tertulis terlebih dahulu terhadap suatu perbuatan sehingga dapat dijatuhi pidana terhadap pelaku yang melakukan perbuatan pidana. Banyaknya warga sipil yang memiliki senjata api illegal itu karena pada faktanya banyak didalam masyarakat beredar pasar gelap ( Black Market) tentang perdagangan senjata api kurangnya pengawasan terhadap pasar gelap senjata api inilah yang memicu dan mendorong banyak orang memiliki senjata api tampa mengindahkan ketentuan yang berlaku serta kesiapan mental sebagai pemilik senjata api sebagai akibatnya banyak senjata api yang tidak terdaftar dan memiliki ijin kepemilikan. 4 Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 25.

4 Konsekuensinya yang muncul adalah menyulitkan Polisi dalam melacak pemilik dan pemakai senjata api karena tidak ada nomor registrasi dan ijinnya. Atas dasar uraian di atas maka peneliti mencoba melakukan pengkajian penggunaan senjata api oleh orang sipil terutama yang dipergunakan untuk melakukan kejahatan dan upaya yang dilakukan Polri untuk menanggulanginya. Oleh karenanya dalam penelitiannya peneliti mengambil judul TINJAUAN TERHADAP UPAYA POLRI DALAM MENAGGULANGI KEPEMILIKAN SENJATA API SECARA MELAWAN HUKUM OLEH MASYARAKAT SIPIL. B. Rumusan Masalah a. Bagaimana langkah yang dilakukan dan ditempuh oleh polisi dalam menanggulangi kepemilikan senjata api secara melawan hukum oleh masyarakat sipil? b. Kendala apa yang dihadapi oleh polri dalam upaya menanggulangi kepemilikan senjata api secara melawan hukum oleh masyarakat sipil? C. Tujuan penelitian Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk memperoleh data-data yang hendak dicapai oleh penulis untuk dapat mengetahui langkah-langkah dan kendala yang dihadapi oleh polisi dalam upaya menanggulangi kepemilikan senjata api secara melawan hukum oleh masyarakat sipil. D. Manfaat Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang di ambil, maka manfaat dari penelitian ini adalah:

5 1. Bagi penulis Agar Penulis dapat mengetahui kinerja Polri sebagai aparat penegak hukum yang mempunyai tugas dan peranan dalam melindungi dan mengayom masyarakat sipil dengan berbagai macam tindak pidana kriminal yang dilakukan oleh masyarakat sipil. 2. Bagi ilmu pengetahuan Untuk membantu memberikan sumbangan pemikiran di bidang ilmu hukum terkait tugas,peranan Polri dalam mengungkap penggunaan senjata api secara melawan hukum oleh masyarakat sipil. E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai Tinjauan terhadap upaya Polri dalam menanggulangi penggunaan senjata api secara melawan hukum oleh masyarakat sipil ini merupakan karya asli dari penulis,penulisan hukum ini berbeda dengan penulisan yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa sebelumnya. Tindakan Polri dalam menangani kepemilikan dan penyalahgunaan senjata api di DIY. (Ary Anggawidita) NPM 02 05 07763. Pokok permasalahan Tindakan yang dilakukan oleh Polri sudah sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku tetapi Polri harus tegas dalam upaya penggunaan senjata api oleh masyarakat sipil yang dimana tidak sesuai dengan prosedur yang ada. Hasil penelitian Penegakan hukum mengenai kepemilikan dan penggunaan senjata api oleh masyarakat sipil maupun anggota kepolisian

6 sudah atau telah sesuai berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana yang diatur pada Undang-undang No 12 tahun 1951 tentang senjata api, bahan peledak dan KUHAP, yakni pada penjatuhan hukum pidana penjara dua puluh tahun atau seumur hidup tercantum dalam pasal 1 ayat (1) mengenai senjata api dan bahan peledak. Peranan dan tindakan kepolisian mengendalikan dan menanggulangi senjata api ilegal yang dilakukan oleh warga sipil. (Wahyu donri Tinambunan) NPM 06 05 09451. Pokok permasalahan Masyarakat sipil masih memiliki senjata api yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku sehingga Polri sebagai aparat penegak hukum dituntut tugas dan peranannya dalam menagani penggunaan senjata api secara ilegal tersebut. Hasil penelitian Penegakan hukum kepolisian dalam kasus menanggulangi senjata api ilegal yang dilakukan oleh warga sipil masih banyak yang harus dilakukan karena warga masyarakat sipil memiliki senjata api dengan tidak mempunyai ijin untuk melakukan berbagai tindakan pidana oleh karena itu polisi harus mengungkap kasus ini. F. Batasan Konsep 1. Penyalahgunaan adalah suatu tindakan yang tidak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi pihak lain atau orang lain. 2. Senjata api adalah senjata yang dapat digunakan untuk melepaskan satu atau lebih peluru yang dapat didorong dengan kecepatan yang sangat

7 tinggi oleh gas yang dapat dihasilkan oleh pembakaran suatu propelan. Dan menurut intruksi presiden No.9 Tahun 1976 senjata api adalah suatu alat untuk melaksanakan tugas pokok angkatan bersenjata dibidang pertahanan dan keamanan. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipergunakan adalah penelitian hukum normatif yaitu penelitian hukum dengan abstraksi melalui proses deduksi dari norma hukum positif yang berupa sistematisasi hukum dan sinkronisasi hukum secara vertikal dan horizontal dan kemudian dilakukan deskripsi, sistematisasi, analisis, interperetasi, dan menilai hukum positif. 5 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini menggunakan Data sekunder sebagai data utamanya yaitu : a. Data hukum primer Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang diperoleh dari hukum positif Indonesia yang berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku serta bahan-bahan hukum yang berhubungan dengan obyek penelitian yang sifatnya mengikat. b. Data hukum sekunder: Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan tentang bahan hukum perimer seperti 2003, hlm.4. 5 MG.Endang Sumiarni, Metode Penilitian Hukum. PT. Rineka Cipta, Jakarta, Tahun

8 buku-buku, surat kabar, jurnal, majalah, pendapat hukum, dan berita dari internet yang berkaitan dengan materi penelitian. 1) Bahan hukum primer meliputi : a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. b. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. c. UU Darurat No.12 Tahun 1951 Tentang Senjata Api. d. UU No.2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia 2) Bahan hukum sekunder meliputi: a. Http:// www.polri.go.id. b. Perundang-undangan senjata api dan bunga api. Penulis M. Karjadi, Penerbit Politeia, Tahun 1980) c. Http:// www.lbhmawarsaron.or.id. d. Surat Kabar Harian Kompas Tanggal 4/4/2012. 3) Metode pengumpulan data Cara pengumpulan data yang dilakukan adalah : a. Studi kepustakaan Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mempelajari, membaca dan memahami buku-buku, peraturan perundang-undangan, pendapat hukum, dan berita dari internet yang berkaitan erat dengan materi penelitian. b. Wawancara dengan Narasumber Mengadakan wawancara langsung dengan Narasumber untuk memperoleh data tersebut. 6 1996, hlm.3. 6 Sunggono Bambang, Metodologi Penilitian Hukum, PT. Raja Grafindo, Jakarta, Tahun

9 4) Metode analisa Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan maupun wawancara dengan narasumber dianalisis secara kualitatif, yaitu analisis yang dilakukan dengan memahami dan mengkaji data yang telah dikumpulkan secara sistematis sehingga diperoleh suatu gambaran mengenai masalah atau keadaan yang akan diteliti. Proses penalaran yang digunakan dalam menarik kesimpulan adalah metode berpikir deduktif yaitu suatu pola pikir yang didasarkan pada suatu ketentuan yang bersifat umum, kemudian ditarik kesimpulan pada suatu fakta yang bersifat khusus. 7 7 Ibid,.hlm.23.