KOTA BATIK ATAWA KOTA LIMBAH?

dokumen-dokumen yang mirip
Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

Repository.Unimus.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat dan adanya hubungan timbal balik terhadap

PEMBUATAN PENGOLAH AIR KOTOR MENJADI AIR BERSIH PADA DAERAH BANJIR DI DUSUN KALIDENGEN II TEMON KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. dengan luas wilayah 225,6990 ha, jumlah sumur yang terdapat di Desa Wonorejo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sanitasi dan air untuk transportasi, baik disungai maupun di laut (Arya, 2004: 73).

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tadi tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik-pabrik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beberapa waktu yang lalu kita mendengar berita dari koran ataupun

PENENTUAN DAERAH PRIORITAS PELAYANAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

STUDI FENOMENA AIR HITAM DAN AIR PUTIH

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB VI RESPON MASYARAKAT LOKAL ATAS DAMPAK SOSIO-EKOLOGI HADIRNYA INDUSTRI PENGOLAHAN TAHU

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

I. PENDAHULUAN. dipisahkan dari lingkungannya. Manusia dan lingkungan hidup memiliki

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

I. PENDAHULUAN. sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. Industri sebagai tempat produksi yang mengolah bahan mentah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut pun akan sedikit terganggu. Dalam melakukan suatu pekerjaan tentunya. hidup tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat maupun hubungan manusia dengan lingkungannya. makan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menggunakan air untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

VI. PENGELOLAAN, PENCEMARAN DAN UPAYA PENINGKATAN PENGELOLAAN SAMPAH PASAR

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya air bersifat dinamis dalam kualitas dan kuantitas, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website :

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

KOTA BATIK ATAWA KOTA LIMBAH? Kota Batik, demikian identitas Kota Pekalongan. Berbagai industri batik baik skala besar, menengah maupun kecil menghampar di desa-desa di wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Islam ini. Tidak hanya pasar Jawa Tengah dan Nusantara saja, produk-produk yang dihasilkan industri batik Pekalongan bahkan sudah menembus pasar internasional. Pada tahun 2002, realisasi ekspor industri tekstil baik kain tenun maupun kain printing dan batik di Kabupaten Pekalongan tercatat ada 20.351.155,26 dolar AS. Produksi ini diekspor ke Nigeria, Saudi Arabia, Malaysia, Dubai, Amerika Serikat, Australia, dan Singapura (Muhammad Burhan, Industri Tekstil Batik Dibayang-bayangi Aksi Protes Masyarakat, dalam Harian Suara Merdeka, Minggu 29 Agustus 2004). Sementara itu, menurut data dinas Koperasi dan UKM Kota Pekalongan pada tahun 2003, terdapat 43.000 warga kota yang bekerja di sektor industri batik. Data-data tersebut menguatkan bahwa industri batik adalah sektor andalan Pekalongan yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan dapat mensejahterakan masyarakat Pekalongan yang berusaha di sektor ini. Namun demikian, berkah industri batik Pekalongan ternyata harus dibayar mahal oleh masyarakat, terutama dampak negatif pencemaran limbah industri yang dihasilkan. Pencemaran yang terjadi di Pekalongan akibat industri batik ini bisa dikatakan sudah sampai pada tahap memprihatinkan dengan zat kimia yang sudah berada di ambang batas kewajaran. Sebagai contoh, hasil uji laboratorium yang dilakukan masyarakat Desa Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan bekerjasama dengan Laboratorium Kesehatan Masyarakat Cito terhadap air di sungai tersier desa mereka menunjukkan: ZAT KIMIA SATUAN 1 / 8

BATAS MAX PP. 82/2001 HASIL UJI LAB 1 Nitrat (NO 3 ) 3,74 2 NH 3 -N 2 / 8

14,45 3 Besi 111,65 4 Mangan 3 / 8

2,65 5 Zeng 2 0,47 6 Klorida 4 / 8

248,15 7 Sulfat 808,60 8 Detergen 0,275 5 / 8

Amoniak (NH 3 ) adalah senyawa antara satu atom Nitrogen dan tiga atom Hidrogen. Jumlah Amoniak (NH 3) yang tinggi, yaitu 14,45, dalam air akan menyebabkan tanaman nampak subur tapi tidak baik bagi organisme lain, sebab amoniak yang banyak akan diubah menjadi nitrat oleh bakteri. Maka, tingginya nitrat yaitu 3,74, ada kaitannya dengan tingginya Amoniak. Akibat proses perubahan dari amoniak menjadi nitrat akan menghasilan nitrit dalam air. Nitrat yang masuk ke dalam perut ketika dikonsumsi akan berubah menjadi nitrit dalam perut sehingga menimbulkan keracunan dengan indikasi muka biru dan bisa menyebabkan kematian. Dengan tingginya Amoniak berarti jumlah Nitrogen dalam air tersebut juga tinggi. Kandungan Nitrogen dalam air sebaiknya di bawah 0,30 mg/l.zat besi (Fe) dan Mangan (Mn) sangat tinggi. Fe adalah salah satu jenis logam berat. Begitu pula Mn. Jika air mengandung zat besi dan mangan yang cukup tinggi, maka air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi. Clorida dan Sulfat adalah ion-ion yang menyebabkan kesadahan air yang bersifat tetap atau permanen. Kehadiran ion-ion ini biasanya disebabkan oleh keadaan geologi tanah di sekitarnya. Kesadahan tidak menguntungkan. Air yang dianggap bermutu tinggi adalah air yang tingkat kesadahannya rendah. Untuk air minum kesadahan di bawah 250 masih dapat diterima, di atas 500 akan merusak kesehatan. Sementara dari hasil uji laboratorium di atas nilai kesadahan yang disebabkan oleh sulfat (SO 4 ) mencapai 808,60. Dampak limbah batik terhadap kehidupan tidak saja menimbulkan penyakit bagi manusia, tetapi juga banyak hewan air yang mati. Kita semua tahu, warga Pekalongan yang biasa memanfaatkan Kali Banger dan Asem Binatur untuk keperluan mandi dan mencuci, mengeluh bahwa air sungai tersebut tidak dapat digunakan untuk keperluan tersebut. Pasalnya, setiap musim kemarau tiba, air sungai berbau menyengat tajam. Kali Banger dan Asem Binatur merupakan dua di antara sungai-sungai di Pekalongan yang biasa digunakan untuk membuang limbah industri batik. Warga di sekitar Kali Banger mengungkapkan bahwa Kali Banger yang biasanya berair relatif jernih, sejak awal musim kemarau berubah menjadi hitam seiring dengan debit air yang menyusut tajam. Di samping warna hitam yang terlihat, baunya juga sangat menyengat. Limbah dari industri batik banyak yang dibuang ke sungai dan tidak mengalir ke laut akibat tidak ada gelontoran air dari hulu. Kondisi ini semakin parah di saat tidak ada hujan yang mengguyur karena limbah industri batik yang ada mengendap. 6 / 8

Selain sungai, pembuangan limbah cair industri batik ada pula yang disalurkan lewat selokan yang berujung ke saluran sanitasi pemukiman yang lebih besar (prasarana sanitasi pengumpulan limbah pemukiman). Karena itu, pada gilirannya, limbah cair tersebut akan tercampur dengan limbah cair rumah tangga dan akan mengumpul di tempat itu. Kekhawatiran bahwa limbah cair akan merembes ke tanah di sekitar pemukiman dapat merusak air sumur. Menghadapi problem pencemaran ini, Pemerintah Kota/Kab Pekalongan belum mampu berbuat banyak. Menurut Abdurrahman Nuh (Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan), APBD 2005 Kabupaten Pekalongan untuk sektor lingkungan hidup hanya sebesar 1,6% dari total APBD Kabupaten Pekalongan sejumlah 456 milyar. Jumlah sekecil itu, lebih banyak dialokasikan untuk biaya administrasi, gaji pegawai dan kegiatan-kegiatan lain yang tidak berhubungan langsung dengan penanganan pencemaran limbah batik. Di dalam APBD tersebut, hanya sekitar 500.000.000 saja yang langsung berhubungan dengan penanganan pencemaran limbah batik. Jumlah tersebut jelas tidak memadai untuk bisa menyelesaikan persoalan limbah batik yang mayoritas diderita oleh warga di banyak desa di Pekalongan. Untuk membangun satu buah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) saja dibutuhkan tidak kurang lebih dana sebanyak 1 milyar. IPAL bersama pernah dibangun Pemda Kodya Pekalongan pada tahun 1996/1997 yang berlokasi di Kelurahan Jenggot Kecamatan Pekalongan Barat. Namun, IPAL bersama ini tidak lagi berfungsi, karena sejumlah peralatannya hilang dicuri orang. Di sisi yang lain, para pengrajin batik baik yang berskala rumah tangga (kecil) maupun yang berskala menengah dan besar, pada umumnya masih belum/tidak mau melengkapi dengan instalasi pemprosesan limbah buangan kimia cair tersebut. Alasan yang diajukan oleh industriawan batik ini adalah karena untuk membangun, mengoperasikan dan memelihara instalasi penanganan limbah ini diperlukan biaya yang sangat mahal yang tidak akan mungkin dapat dibiayai dan diatasi oleh perusahaan sendiri. Pernah muncul gagasan pentingnya membangun fasilitas penang anan limbah yang dapat diman faatkan secara bersama-sama (secara kolektif) oleh para industriawan batik. Tetapi, problemnya adalah, untuk bisa melakukan itu mereka perlu merelokasi usaha batiknya ke lokasi yang dekat dengan bangunan yang dimaksud. Ternyata para pembatik enggan untuk memindahkan usahanya, dengan alasan bahwa kepindahan lokasi ini berimplikasi terhadap pindahnya operasi industri ke lokasi yang jauh dari domisili mereka maupun asal tenaga kerja yang mereka perlukan. Lebih ironis lagi, Pemerintah Kota/Kab Pekalongan tidak melakukan kontrol ketat terhadap keberadaan industri-insdustri di Pekalongan. Data menunjukkan, sebanyak 90% perusahaan pencucian jeans dan rumah industri batik tradisional di Pekalongan tidak memiliki izin. Limbah yang dihasilkan rumah industri itu pun tergolong paling mendominasi jika dibanding jenis industri lainnya. Setiap hari, sebagian dari 50 perusahaan pencucian jeans da n ratusan rumah industri batik di Pekalongan melakukan pencucian dan membuang limbah ke 7 / 8

sungai-sungai, terutama di daerah kota dan selatan Pekalongan. Akibatnya, aroma tidak sedap dari sungai menyengat dan air yang mengalir juga berwarna-warni. Padahal, jika Pekalongan telah mengambil Kota Batik sebagai identitas, maka pemerintah Pekalongan seharusnya membuat berbagai kebijakan yang menyangkut berbagai dampak industri batik, baik positif, lebih-lebih negatif. Enak di slogan, tidak enak menangani limbahnya. [Ditulis kembali oleh MB dan AZ dari berbagai sumber dan obrolan warga Desa Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan ] 8 / 8