EKSTRAK DAUN SIRIH SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA MINYAK KELAPA

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMASI PENCAMPURAN CARBON ACTIVE

MAKALAH SEMINAR PENINGKATAN KUALITAS MINYAK GORENG BEKAS DARI KFC DENGAN MENGGUNAKAN ADSORBEN KARBON AKTIF

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

r = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan Penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah.

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

EKSTRAKSI ASPHALTENE DARI MINYAK BUMI

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

REDUKSI TINGKAT KETENGIKAN MINYAK KELAPA DENGAN PEMBERIAN. ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle Linn)

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

III. METODOLOGI F. ALAT DAN BAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

EKSTRAKSI GLUKOMANNAN DARI TANAMANN ILES-ILES (Amorphophallus oncophillus) DENGAN PELARUT PENJERNIH KARBON AKTIF

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet.

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB V METODOLOGI. 1.1 Alat dan bahan yang digunakan Alat yang digunakan. 1. Spektrofotometri Visible. 2. Magnetic Stirer. 3.

Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

Penurunan Bilangan Peroksida dengan kulit pisang kepok (Musa normalis L)

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

PENGAMBILAN ASAM PHOSPHAT DALAM LIMBAH SINTETIS SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR DENGAN SOLVENT CAMPURAN IPA DAN n-heksan

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif.

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Alat dan Bahan Alat-alat - Beaker glass 50 ml. - Cawan porselin. - Neraca analitis. - Pipet tetes.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

Bab III Metodologi Penelitian

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dihambat (Suhartono, 2002). Berdasarkan sumber. perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan

OPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L

PEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Penetapan Kadar Sari

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODOLOGI. Pengambilan sampel dilakukan pada pukul WIB. Analisis dilakukan pada tanggal 05 Januari s / d 10 Januari 2011

tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada

LAMPIRAN A ANALISA MINYAK

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

Laporan Tugas Akhir Inovasi Pembuatan Free Germs Hand sanitizer (Fertz) yang Praktis dan Ekonomis dari Ekstrak Daun Kersen BAB III METODOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

PENGOLAHAN LIMBAH KULIT PISANG MENJADI PEKTIN DENGAN METODE EKSTRAKSI

BAB V METODOLOGI. Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap :

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Transkripsi:

EKSTRAK DAUN SIRIH SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA MINYAK KELAPA Anie Komayaharti dan Dwi Paryanti Jurusan Teknik Kimia, Fak. Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, 239, Telp/Fax: (024)7460058 Abstrak Ekstrak daun sirih mengandung suatu senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan antioksidan. Pemanfaatan daun sirih sebagai antioksidan diharapkan dapat menaikan nilai tambah dan pemanfaatan dari daun sirih. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antioksidan dari ekstrak daun sirih dengan menggunakan variabel operasi yaitu volume solvent -1 ml, waktu ekstraksi antara - menit, kecepatan pengaduk -1 rpm. Proses ekstraksi dilakukan dengan cara tepung daun sirih ditambah dengan pelarut etanol kemudian dimasukkan kedalam labu leher tiga dan diaduk dengan magnetic stirrer. Ekstrak yang didapat kemudian ditambahkan pada minyak kelapa untuk selanjutnya dianalisa bilangan peroksidanya. Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa variable yang paling berpengaruh adalah volume solvent. Dimana pada volume solvent 1 ml dihasilkan bilangan peroksida yang kecil, yaitu sebesar 10.626 Kata kunci : Antioksidan Volume solvent Ekstrak Bilangan peroksida Abstract The chavicabetle/piper betle exstract is use as an antioxidant for coconut oil due to it contain thing that could inhibit oxidation. This benefit hoped raissing extra value from that piper betle useness. These research is done to find out the piper betle extract antioxidant by using operation variable that consist of solvent volume -1 m, - minuttes of time extraction and stirring rate about -1 rpm. Extraction processs is done by piper betle flour and etanol after to enter in extractor and by using magnetic stirrer for mixured. Result of extract to add coconut oil to after analysed pheroxide number. Upon on this analysis results know that the most influences variable thing is solvent volume. That using 1 ml which showed by small pheroxide number is 10.626 Key Word : Antioxidatn Solvent Volume Extract pheroxide number Pendahuluan Antioksidan adalah senyawa yang secara alami terdapat dalam hampir semua bahan makanan, karena bahan makanan dapat mengalami degradasi baik secara fisik maupun kimia sehingga fungsinya berkurang, untuk itu perlu ditambahkan antioksidan dari luar untuk melindungi bahan makanan dari reaksi oksidasi. Antioksidan diperlukan untuk mengawetkan makanan yang mengandung minyak atau lemak dengan nilia gizi dari makanan itu tidak berkurang. Antioksidan di golongkan menjadi dua jenis yaitu antioksidan alami dan sintetis, penggunaan anitoksidan sintetis seperti BHA (Butil Hidroksi Anisol) dan BHT (Butil Hidroksi Toulene) sangat efektif untuk menghambat minyak atau lemak agar tidak terjadi oksidasi. Tetapi penggunaan BHA dan BHT banyak menimbulkan kekhawatiran akan efek sampingnya. Hasil uji yang telah dilakukan tehadap penggunaan BHT didapatkan bahwa BHT dapat menyebabkan pembengkakan organ hati dan mempengaruhi aktifitas enzim didalam hati. Selain itu juga menyebabkan pendarahan yang fatal pada rongga plernal peritonial dan pankreas. Kekhawatiran akan efek samping antioksidan sintetis mendorong para ahli kimia untuk mencari antioksidan alami yang lebih aman. Antioksidan yang saat ini banyak digunakan diambil dari bahan rempah rempah karena di rempah - rempah amat berbau dan berasa sehingga mempengaruhi aroma dan rasa sehingga perlu dicari antioksidan yang aman tetapi tidak banyak berpengaruh terhadap aroma dan rasa makanan. Tanaman sirih banyak terdapat di Indonesia dan tanaman ini tidak memerlukan penanganan khusus dalam pembudidayaannya. Akan tetapi sampai saat ini pemanfaatan daun sirih masih belum optimal. Salah satu manfaat daun sirih adalah sebagai antioksidan pada makanan, terutama pada makan yang mengandung minyak dan lemak.

Indonesia sebagai negara tropis, memiliki banyak daerah yang menghasilkan tanaman kelapa. Produksi dan pemanfaatan kelapa sebagian besar untuk pembuatan minyak kelapa, pada pembuatan minyak kelapa dari industri rakyat, pada umumnya masih beberapa senyawa yang menyebabkan mutu minyak kelapa kurang baik. Beberapa senyawa yang terkandung dalam minyak meyebabkan bau tengik dalam penyimpanan. Senyawa tersebut antara lain asam lemak bebas, monogleserida, digleserida, zat warna, phospatida, karbohidrat getah dan kotoran lain. Untuk meningkatkan mutu minyak kelapa maka perlu zat aditif. Salah satunya yaitu antioksidan untuk mencegah ketengikan minyak kelapa. Dalam hal ini daun sirih dimanfaatkan sebagai antioksidan alami untuk mencegah ketengikan minyak kelapa. Perumusan masalah dari penelitian ini untuk mengetahui keefektifan ekstrak daun sirih sebagai antioksidan dalam proses oksidasi pada minyak kelapa, dengan tujuan untuk mencegah proses oksidasi minyak kelapa dengan pengukuran bilangan peroksida. Bahan dan Metode Penelitian Pada penelitian ini digunakan variabel tetap yaitu berat tepung daun sirih 5 gr dan temperatur ekstraksi 60 ºC. Sedangkan variabel berubah yang digunakan adalah waktu ekstraksi ( menit dan menit), volume solvent ( ml dan 1 ml) dan kecepatan pengadukan ( rpm dan 1 rpm). Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun sirih, etanol 96 %, minyak kelapa, asam asetat glacial, kloroform, KI, amylum, KIO 3, Na 2 S 2 O 3 0.01 N dan aquadest. Sedangkan alat yang digunakan adalah heater, magnetic stearer, buret dan statif, thermometer, beaker glass, labu takar, Erlenmeyer, corong, gelas ukur, pipet tetes, timbangan digital, cawan porselen dan pengaduk. Uji pendahuluan dilakukan dengan menggunakan metode factorial design yaitu dengan menghubungkan efek interaksi masing masing variabel dengan persen probabilitas sehingga diperoleh variabel yang paling berpengaruh. Setelah diketahui variabel yang berpengaruh kemudian dicari kondisi optimumnya, dengan memvariasi variabel yang berpengaruh. Percobaan dilakukan dengan memasukkan tepung daun sirih (5 gr) ke dalam labu leher tiga, ditambahkan pelarut etanol dengan variasi ( ml dan 1 ml) dan memvariasi kecepatan pengadukan ( rpm dan 1 rpm) dengan variasi waktu ekstraksi ( menit dan menit) pada suhu 60 ºC. Ekstrak daun sirih dipisahkan dengan cara filtrasi dan filtrat diambil kemudian di oven pada suhu 40 ºC hingga didapat ekstrak pekat. Analisa hasil percobaan yaitu menganalisa pengaruh aktivitas antioksidan ekstrak daun sirih dengan analisa bilangan peroksida pada minyak kelapa. Keterangan: 1. Labu leher tiga 2. Termometer 3. Water bath 4. Magnetik Stirer 5. Pendingin balik 6. Klem 7. Statif 8. Tombol pengatur putaran 9. Tombol pengatur suhu Gambar 1. Rangkaian Alat Percobaan untuk ekstraksi daun sirih dengan solven etanol

Hasil dan Pembahasan Dalam penelitian ini dilakukan analisa produk untuk mengetahui variabel yang berpengaruh,dapat dilihat pada table 1. Tabel 1. Analisa Produk RUN 1 2 3 4 5 6 7 8 Volume solvent(ml) 1 1 1 1 Kec.Pengadukan (rpm) 1 1 1 1 Waktu (menit) Berat ekstrak 0.85 1.64 1.11 1.65 1.34 1.66 1.45 1.68 Volume Na 2 S 2 O 3 0.01 N 9.8 9.6 9.2 8.5 8.2 8.9 8.1 7.6 Bilangan Peroksida 13.524 13.248 12.696 11.73 11.316 12.282 11.178 10.488 Dari hasil analisa produk tersebut dibuat tabel normal probability, diperoleh dari perhitungan efek interaksi dan efek utama. Tabel 2. Harga efek dan % Probabilitas No Order 1 2 3 4 5 6 7 Efek (I) Idensitas efek Probabilitas (P) -1.4835 I.3 7.14-1.0695 I.2 21.43-0.5865 I.12 35.71-0.2415 I.1-0.2415 I.123 64.29 0.1035 I.23 78.57 0.3795 I.13 92.86 Dari tabel harga efek dan probabilitas dibuat grafik hubungan antara P (%) vs (I) dengan P (%) sebagai sumbu y (ordinat) dan I sebagai sumbu x (absis). 160 140 120 % probabilitas(p) 100 80 60 40 20 I Linear (I) 0-2 -1 0 1 2 efek (I) Grafik 1. Hubungan antara Efek (I) dengan % Probabilitas (P) Dari grafik 1. memperlihatkan bahwa I 1 terletak paling jauh dari garis pendekatan, sehingga dapat disimpulkan bahwa volume solvent yang paling berpengaruh dalam percobaan ini.

Percobaan Variabel tetap yang digunakan adalah berat tepung daun sirih 5 gr dan pada temperature 60 º C. Sedangkan variabel berubahnya adalah waktu ekstraksi ( - menit), kecepatan pengadukan (-1 rpm) dan memvariasi volume solvent (-1 ml). Tabel 3. Hubungan volume solvent, berat ekstrak dengan bilangan peroksida Volume solvent Berat ekstrak Volume Na 2 S 2 O 3 0.01 N Bilangan peroksida 70 110 1 1 0.85 1.2 1.6 2.05 2.25 2.4 8.5 8.4 7.9 7.8 7.7 7.7 11,73 11,592 10,2 10,764 10,626 10,626 Bilangan Peroksida 11,8 11,6 11,4 11,2 11 10,8 10,6 Bilangan Peroksida Kecepatan pengadukan -1 rpm Waktu - menit 10,4 0 100 1 Volume solvent Grafik 2. Hubungan antara volume solvent dengan bilangan peroksida Pada grafik hubungan antara volume solvent dengan bilangan peroksida terlihat bahwa mula-mula penurunan bilangan peroksida cukup besar, kemudian penurunan bilangan peroksida kecil dan pada volume solvent 1 ml bilangan peroksida mulai konstan. Hal ini disebabkan dengan semakin banyaknya volume solvent, maka semakin besar larutan yang di ekstrak. Dengan demikian maka semakin banyak senyawa yang dapat keluar dari dinding sel yang diekstrak. Akan tetapi suatu pelarut memiliki kemampuan terbatas dalam menarik senyawa senyawa dari suatu bahan, sehingga setelah dicapai kondisi optimum maka solvent tidak mampu lagi meyerap senyawa dari bahan yang di ekstrak, sehingga ekstraksi diteruskan maka hasilnya akan konstan. Tabel 4. Hubungan waktu ekstraksi dengan bilangan peroksida waktu ekstraksi Berat ekstrak Volume Na 2 S 2 O 3 0.01 N Bilangan peroksida 40 60 70 80 0.85 1.3 1.52 1.67 1.8 1.97 2.05 8.5 8.4 8.3 8.1 7.9 7.8 7.8 11,73 11,592 11,454 11,178 10,2 10,764 10,764

Bilangan Peroksida 11,8 11,6 11,4 11,2 11 bilangan peroksida Volume Solvent -1 ml Kecepatan Pengadukan -1 rpm 10,8 10,6 0 10 20 40 60 70 80 100 Waktu Grafik 3. Hubungan antara waktu ekstraksi dengan bilangan peroksida Pada grafik hubungan antara waktu ekstaksi dengan bilangan peroksida menunjukan bahwa semakin lama waktu ekstraksi, bilangan peroksida yang dihasilkan semakin menurun. Hal ini disebabkan karena semakin lama kontak antar molekul,. Dengan demikian maka semakin banyak senyawa yang keluar dari dinding sel yang diekstrak. Tabel 5. Hubungan kecepatan pengaduk dengan bilangan peroksida kecepatan pengaduk Berat ekstrak Volume Na 2 S 2 O 3 0.01 N Bilangan peroksida 400 600 800 1000 1 0.7 0.89 1.2 1.42 1.6 1.75 9.9 9.7 9.6 9.5 9.4 9.4 13,662 13,386 13,11 12,972 12,834 12,834 Bilangan Peroksida 13,8 13,6 13,4 13,2 13 12,8 12,6 0 400 600 800 1000 1 1400 Kecepatan Pengaduk (rpm) Grafik 4. Hubungan antara kecepatan pengadukan dengan bilangan peroksida bilangan peroksida Volume Solvent -1 ml Waktu - menit

Pada grafik hubungan antara kecepatan pengadukan dengan bilangan peroksida menunjukan bahwa semakin cepat pengadukan, maka bilangan peroksida yang dihasilkan semakin menurun. Hal ini disebabkan karena kontak antara solvent dengan solute lebih sering terjadi, sehingga menyebabkan campuran homogen. Dari ketiga grafik diatas dapat dilihat bahwa variable yang paling berpengaruh untuk menghasilkan bilangan peroksida yang paling kecil adalah volume solvent, karena dengan banyaknya volume solvent maka senyawa yang terekstrak semakin banyak, sehingga aktivitas ekstrak daun sirih sebagai antioksidan semakin kuat yang ditunjukan dengan semakin kecilnya bilangan peroksida. Kesimpulan Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan pada uji pendahuluan didapatkan bahwa variabel yang paling berpengaruh adalah volume solvent. Dimana pada volume solvent 1 ml dihasilkan bilangan peroksida yang kecil, yaitu sebesar 10.626. Banyaknya volume solvent yang digunakan sehingga senyawa yang terekstrak semakin banyak maka jumlah antioksidan yang didapat semakin banyak. Ucapan Terima Kasih Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Ir. Diyono Ikhsan, SU selaku dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. DAFTAR PUSTAKA Andarwulan, (1996), Aktivitas Antioksidan dari Daun Sirih, Teknologi dan Industri Pangan, volume VII No. I, Bogor. Fakultas Teknologi Pertanian,IPB. Kertosapoetro, (1992), Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat, Rineke Cipta : Jakarta. Ketaren, S, (1986), Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak, Jakarta : UI Pres. Robinson, T, (1991), Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Penerjemah Kosasih Padmawinata, Bandung : Penerbit ITB. Sudarmaji, S, (1984), Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian, Liberty, Yogyakarta.