BAB II URAIAN TEORITIS. pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS. pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ilmu ekonomi pertanian adalah termasuk dalam kelompok ilmu-ilmu

Pengantar Ekonomi Mikro

Modul 5. Teori Perilaku Produsen

Pengantar Ekonomi Mikro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEORI PRODUKSI DAN ESTIMASI

Soal kasus 5.1 Jawaban soal kasus 5.1 Soal kasus 5.2 Jawaban soal kasus 5.2 Soal kasus 5.3 Jawaban soal kasus 5.3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI MARJINAL DAN PRODUK RATA RATA Hints :

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan teori merupakan penjabaran dari teori-teori yang terkait dengan

V. TEORI PERILAKU PRODUSEN

BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI

Kuliah IV-Analisis Perilaku Produsen: Konsep Produksi

EKONOMI MIKRO TEORI PRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi

ANALISIS PERILAKU PRODUKSI ANALISIS PERILAKU PRODUKSI. produksi.

Bahan Kuliah7:Ek_Manajerial

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Teori Produksi dan Biaya Produksi 1

Berikut merupakan contoh dari production possibilities Frontier

Add your company slogan. Biaya. Teori Produksi LOGO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dikerjakan oleh konsumen terdapat komoditi itu. Iswandono

Materi 4 Ekonomi Mikro

BAB I PENDAHULUAN. Standar hidup suatu bangsa dalam jangka panjang tergantung pada

EKONOMI MIKRO TEORI PRODUKSI

Teori Produksi. Abd. Jamal, S.E, M.Si

ekonomi Kelas X TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN KTSP & K-13 A. POLA PERILAKU KONSUMEN a. Konsep Dasar Konsumsi

Teori Produksi. Course: Pengantar Ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

Teori Produksi dan Biaya. Pertemuan 5

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perusahaan dan produksi

III KERANGKA PEMIKIRAN

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan membuat. Kegiatan

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Perusahaan merupakan organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan tenaga kerja, modal, tanah atau bahan mentah dengan tujuan memproduksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sampai era reformasi sekarang, tampaknya sektor pertanian masih dan akan

Prosiding Matematika ISSN:

PRINSIP EKONOMI DAN APLIKASINYA DALAM USAHATANI

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 5 FUNGSI PRODUKSI, ONGKOS PRODUKSI DAN PENERIMAAN

Pengantar Ekonomi Mikro

Kuliah V-Analisis Perilaku Produsen: Biaya Produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 6 PERILAKU PRODUSEN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Bab II. Teori Produksi Pertanian Neo Klasik

III KERANGKA PEMIKIRAN

Materi Minggu 4. Teori Perdagangan Internasional (Teori Modern)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dalam hal ini

Perusahaan, Produksi, dan Biaya

Konsep Biaya dan Penentuan Kurva Penawaran

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

TOTAL PRODUKSI DAN PRODUKSI MARGINAL DENGAN SATU VARIABEL BEBAS : TANAH TENAGA KERJA TOTAL PRODUKSI

Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi sebab biaya produksi merupakan masukan atau input dikalikan dengan harganya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang, produksi diartikan sebagai kegiatan-kegiatan di dalam pabrik-pabrik, atau

TEORI BIAYA PRODUKSI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Identifikasi Faktor Penentu Produksi di Sentra UKM (Usaha Kecil Menengah ) Rajut Binong Jati Kota Bandung Kecamatan Batununggal

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan,

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS Semester : 1 Dosen : Tim Jumlah TM : 16 x pertemuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA TEORITIS

DEFINISI TEORI BIAYA PRODUKSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

Gambar 1. Kurva Permintaan

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Bachtiar Rivai (1980) yang dikutip oleh Hernanto (1996),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Faktor Produksi, Fungsi Produksi dan Biaya Produksi. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

Teori produksi. Meet - 7 Hariyatno

Economics Development Analysis Journal

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not de KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not de DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR...

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Definisi Ekonomi Pertanian Ekonomi pertanian merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari dan membahas serta menganalisis pertanian secara ekonomi, atau ilmu ekonomi yang diterapkan pada pertanian (Daniel, 2002: 9) Dengan pengertian ekonomi pertanian yang demikian, ilmu pertanian bukan hanya mempelajari tentang bercocok tanam tetapi suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang pertanian, baik mengenai subsektor tanaman pangan dan hortikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, maupun subsektor perikanan (Daniel, 2002: 9). Ilmu ekonomi pertanian menjadi satu ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses pembangunan dan memacu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekonomi pertanian mencakup analisis ekonomi dari proses (teknis) produksi dan hubungan-hubungan sosial dalam produksi pertanian, hubungan antar faktor produksi, serta hubungan antara faktor produksi dan produksi itu sendiri. Dalam kebijakan pembangunan nasional, pembangunan pertanian merupakan langkah awal dan mendasar bagi pertumbuhan industri. Salah satu subsektor pertanian yang berkembang adalah subsektor perkebunan (Daniel, 2002: 9).

2.1.2 Fungsi Ekonomi Pertanian Ekonomi pertanian mempunyai fungsi yang tidak kalah pentingnya dari ilmu ekonomi maupun ilmu pertanian itu sendiri. Dia bisa berada di awal atau sebelum ilmu pertanian, bisa seiring dan bisa juga sesudah. Semua fungsinya amat menentukan akan kemajuan pertanian. Ekonomi pertanian bukan sekedar gabungan antara ilmu ekonomi dengan ilmu pertanian, tetapi mempunyai arti yang sangat penting bagi pertanian dan juga bagi ekonomi (Daniel, 2002: 9). 2.4 Aspek-Aspek Produksi 2.4.1 Pengertian Produksi Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output. Hubungan teknis antara input dan output tersebut dalam bentuk persamaan, tabel atau grafik merupakan fungsi produksi. Jadi, fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu (Salvatore,1994: 233). Dalam ilmu ekonomi istilah produksi mencakup jenis aktivitas yang jauh lebih luas dibanding pengertian sehari-hari. Menurut konteks ini produksi dapat diartikan sebagai hubungan fisik antar masukan (input) dan keluaran (output). Pengertian seperti ini sering disebut sebagai proses produksi (Murdin, 2005: 34).

Fungsi yang menggambarkan keadaan seperti itu dinamakan fungsi produksi. Unsur-unsur ekonomi yang berkaitan erat dengan masalah produksi ini diantaranya adalah pendapatan sekaligus berhubungan dengan laba/rugi, biaya produksi, efisiensi, produktivitas, dll(murdin, 2005: 34). 2.4.2 Prinsip Ekonomi Dalam Proses Produksi Beberapa prinsip ekonomi dalam proses produksi sebagai kebijakan perusahaan, yaitu (Nasution, S. H., 2007; 76) 1. Maksimalisasi Output Kebijaksanaan perusahaan untuk memaksimalisasi output dinyatakan berdasarkan kendala biaya, berarti perusahaan berupaya untuk mendapatkan output maksimum dengan mengeluarkan biaya tertentu. 2. Minimalisasi Biaya Kebijakan perusahaan yang berupaya untuk meminimalisasi biaya produksi untuk tingkat tertentu 3. Maksimalisasi Laba Pengusaha memiliki kebebasan dalam penggunaan input sebagai biaya produksi guna menciptakan produksi optimal dengan tujuan untuk mendapatkan laba maksimum. Besarnya laba maksimum perusahaan sebagai penjualan output adalah selisih diantara jumlah penerimaan (total revenue) dikurangi dengan jumlah biaya (total cost) 2.4.3 Konsep Produksi Konsep dasar teori produksi sangat diperlukan bagi berbagai pihak, terutama pihak produsen untuk menentukan bilamana output dapat memberikan

maksimum laba. Beberapa informasi yang perlu diketahui produsen anatara lain permintaan output maupun informasi ketersediaan berbagai input guna mendukung proses output. Demikian pula alternatif penggunaan input dan bahkan pengorbanan terhadap sesuatu output guna kepentingan output lainnya. Keterangan ini perlu mendapat perhatian para pelaku kegiatan produksi sebagai suatu kebijaksanaan sekaligus keputusan (Kadariah, 1994: 100). Secara umum, konsep produksi dapat dibedakan menjadi 3 bagian (Kadariah, 1994: 100), yaitu: 1. Produk Total (Total Product) Produk total adalah jumlah total produksi yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan selama kurun waktu tertentu dengan menggunakan sejumlah input yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian produk total ini merupakan fungsi dari input/faktorfaktor produksi yang tersedia, sehingga besarnya sangat dipengaruhi oleh kepemilikan terhadap input yang diperlukan. Dalam hal ini fungsi produksi total dapat dirumuskan sebagai berikut: TP = f (FP) Artinya bahwa produksi total merupakan variabel dependen terhadap faktor produksi (FP) yang dijadikan sebagai variabel independen, dimana: TP = Total Product (produk total) FP = Factor of Production (faktor produksi) 2. Produksi Rata-Rata (Average Product) Produksi rata-rata adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh setiap unit (satuan) faktor-faktor produksi. Konsep ini diperoleh dengan cara membagikan

total produksi dengan jumlah faktor produksi (input) yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, konsep ini dapat dirumuskan sebagai berikut: AP = TP FP Dimana: AP TP FP = average product (produksi rata-rata) = total product (total produksi) = jumlah faktor produksi yang digunakan 3. Produksi Marginal (Marginal Product) Produk marjinal merupakan perubahan (pertambahan atau penurunan) produksi yang diperoleh seiring dengan dilakukannya penambahan input. Dengan demikian konsep ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Dimana: MP = ΔQ = Q a - Q a-1 MP Q a Q a-1 = produksi marjinal (marginal product) = total produksi setelah penambahan faktor produksi = total produksi sebelum penambahan faktor produksi

2.4.4 Tahapan produksi Tahapan produksi merupakan segala tahapan mulai dari tahap I-III dimana sangat mempengaruhi kelancaran tahapan produksi berikutnya. Y TP I II III AP L X MP L Gambar 2.1. Kurva Tahapan Produksi Sumber: Teori Ekonomi Mikro (Sumanjaya, 2008: 83) Berdasarkan data dan grafik pada gambar 2.1 dapat ditemukan tahapan (stage) produksi, apakah sebagai tahap I, II dan III. Tahap I ditunjukkan dari penggunaan 1 input tenaga kerja sampai pada perpotongan marginal product dengan average product. Tahap II dimulai dari MP = AP sampai pada maksimum total product dengan MP = 0. Tahap III dimulai total product mengalami penurunan dan diikuti oleh marginal product yang negatif. Tahap I penggunaan tenaga kerja relatif kecil sehingga total produksi masih memungkinkan untuk

ditingkatkan, tahapan ini merupakan irrational stage sebagaimana tahap III dimana penambahan jumlah input tenaga kerja justru menurunkan jumlah produksi. Tahap II merupakan rational stage dimana penambahan input tenaga kerja dapat meningkatkan jumlah produksi. Dengan demikian berdasarkan ketiga tahapan produksi di atas, terbaik terdapat pada tahap produksi II (Nasution, S. H., 2007; 59) 2.4.5 Production Possibility Curve Proses penciptaan output selalu dihadapkan kepada berbagai alternatif, apakah alternatif dimaksud berkaitan dengan penggunaan input atau penciptaan output. Beberapa proporsi maupun jenis input yang digunakan guna menghasilkan berbagai output dan bagaimana kombinasi penggunaan input sehingga proses produksi terkendali. Informasi pasar output dan kesediaan input sangat berperan sehingga proses produksi memberikan laba maksimum bagi perusahaan. Konsep production possibility curve atau disebut production frontier dapat mengungkapkan keterangan di atas. Dalam penerapannya pengertian ini mendukung makna berupa penggunaan berbagai sumber daya tersedia dalam kegiatan produksi secara keseluruhan dengan alternatif output. Apabila sumber daya yang tersedia tidak digunakan secara keseluruhan berarti proses produksi tidak efisien. Tepatnya pengertian production possibility curve sendiri merupakan alternatif pengorbanan yang diberikan sesuatu output guna peningkatan output lain. (Nasution, S. H., 2007: 55)

Berdasarkan uraian diatas produksi pada dasarnya merupakan proses penggunaan input (masukan) untuk menghasilkan output (keluaran). Secara umum fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut: Output = f (input) 2.4.6 Fungsi Produksi Menurut Salvatore (1994: 233), Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara input dan output dalam bentuk persamaan, tabel atau grafik. Jadi fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu. Fungsi produksi menetapkan bahwa suatu perusahaan tidak bisa mencapai suatu output yang lebih tinggi tanpa menggunakan input yang lebih banyak dan suatu perusahaan tidak bisa menggunakan lebih sedikit input tanpa mengurangi tingkat outputnya. Dalam pembahasan teori ekonomi produksi, maka telaahan yang banyak diminati dan dianggap penting adalah telaahan fungsi produksi ini. Hal tersebut disebabkan karena beberapa hal, antara lain: 1. Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) secara langsung dan hubungan tersebut dapat lebih mudah dimengerti. 2. Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara variabel yang dijelaskan (dependent variable), Y dan variabel yang menjelaskan (independent variable), X, serta sekaligus mengetahui

hubungan antar variabel penjelas. Secara matetematis, hubungan ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Y = f (X 1,... ) Dengan fungsi produksi sepertti di maka hubungan Y dan X dapat diketahui dan sekaligus hubungan X 1,... lainnya juga dapat diketahui. a. Fungsi Produksi Satu Input Variabel Fungsi produksi dengan satu input dapat ditunjukkan melalui grafik dua dimensi. Untuk penyederhanaannya dapat diasumsikan bahwa salah satu input adalah konstan dalam jangka pendek (Suharti, T., 2003: 78). Apabila input tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi berarti pembahasan bertumpu pada kemampuan kerja dalam menciptakan jumlah produksi (total physical productivity of labor/tpp L atau acapkali disingkat (TP), produksi margin (MP), rata-rata produksi (AP) dan sampai kepada laba maksimum (Nasution, S. H., 2007: 57). Dalam analisis produksi dengan satu input variable diasumsikan bahwa semua faktor produksi selain tenaga kerja (ml) dianggap tetap. Sehingga fungsi produksi dengan satu input variabel: Q = f (L) Fungsi produksi dengan satu input variabel tunduk terhadap hukum the law of diminishing return yang menyatakan bahwa satu macam input (labor) penggunaannya terus ditambah sebanyak satu unit, sedangkan input-input yang lain konstan, pada mulanya produksi total semakin banyak pertambahannya. Tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan tersebut semakin menurun dan akhirnya mencapai nilai negatif. Keadaan ini akan

menyebabkan produksi total semakin lambat pertambahannya, akhirnya ia mencapai tingkat maksimum dan kemudian menurun. b. Fungsi Produksi Dengan Dua Input Variabel Apabila dua input yang digunakan dalam proses produksi menjadi variabel semua, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan isoquant dan isocost. a. Isoquant Isoquant adalah kurva yang menunjukkan kombinasi input yang dipakai dalam proses produksi, yang menghasilkan output tertentu dalam jumlah yang sama (Suharti, T., 2003: 83). Isoquant mempunyai ciri-ciri yang sama dengan indifference curve dalam analisis perilaku konsumennya, yaitu (Suharti, T., 2003: 83) : 1. Turun dari kiri atas ke kanan bawah 2. Cembung ke arah titik origin 3. Tidak saling berpotongan 4. Apabila jumlah output yang lebih banyak, artinya perubahan produksi digambarkan dengan pergeseran isoquant. Slope K = MRTS = L MP MP L K Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS) Adalah suatu pernyataan yang mengungkapkan penurunan/berkurangnya penggunaan sesuatu input (kapital) di satu sisi pada sumbu vertikal dan diganti dengan penambahan input lain (tenaga kerja) dengan tingkat produksi yang sama (Nasution, S. H., 2007; 65). Secara matematis dapat dituangkan sebagai berikut:

MRTS = MP MP L K K L b. Isocost Isocost adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi antara dua input yang berbeda yang dapat dibeli oleh produsen pada tingkat biaya yang sama. (Suharti, T., 2003; 87). Kurva Isocost menjelaskan bahwa semakin dekat dengan titik origin, berarti semakin kecil pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh produsen dan sebaliknya, semakin jauh dari titik origin maka semakin besar pengeluaran produsen. 2.4.7 Beberapa Bentuk Fungsi Produksi Fokus pengembangan fungsi produksi berakar dari penelitian-penelitian tentang bentuk isoquant (Wirasasmita, Y., 1991). Bentuk isoquant menggambarkan subtitusi faktor-faktor produksi. Terdapat dua bentuk isoquant yang ekstrim, yang dapat diungkapkan, yakni isoquant yang menggambarkan adanya subtitusi sempurna antar faktor produksi dan isoquant yang menggambarkan tidak adanya subtitusi sama sekali antar faktor produksi. Berangkat dari pemikiran inilah maka hanya dikemukan tiga bentuk fungsi produksi, yaitu (Suharti, T., 2003; 103), yaitu: 1. Fungsi produksi Leontief diperkenalkan oleh Wasilly Leontief 2. Fungsi produksi Cobb Douglas 3. Fungsi produksi CES

2.4.8 Fungsi Produksi Cobb Douglas Fungsi produksi ini menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Cobb, C. W. dan Douglas, P. H. Pada tahun 1928 melaui artikelnya yang berjudul A Theory of Production (Suharti, T., 2003; 104). Secara matematis fungsi produksi Cobb Douglas dapat ditulis dengan persamaan: Q = A K α L β Dimana: Q = Output K = Input modal L = Input tenaga kerja A = Parameter efisiensi/koefisien teknologi α = Elastisitas input modal β = Elastisitas input tenaga kerja Fungsi produksi Cobb Douglas dapat diperoleh dengan membuat linear persamaan sehingga menjadi: LnQ = LnA + αlnk + βlnl + ε Dengan meregres persamaan di atas maka secara mudah akan diperoleh parameter efisiensi (A) dan elastisitas inputnya. Salah satu kemudahan fungsi produksi Cobb Douglas adalah secara mudah dapat dibuat linear sehingga memudahkan untuk mendapatkannya. Dalam fungsi produksi Cobb Douglas ini, penjumlahan elastisitas subtitusi menggambarkan return of scale. Artinya apabila α + β = 1 berarti constan return to scale, bila α + β < 1 berarti decresing return to scale dan apabila α + β > 1 berarti

proses produksi berada dalam keadaan increasing return to scale. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut: Fungsi produksi Cobb Douglas: Q = A K α L β Apabila input dinaikkan dua kali lipat maka: Q 2 = A (2K 1 ) α. (2L 1 ) β = A2 α K α 1. 2 β β L 1 = 2 α+ β AK α β 1. L 1 = 2 α+ β Q 1 Jadi, bila α + β = 1, maka Q 2 = 2 Q 1, berlaku constant return to scale bila α + β > 1, maka Q 2 > 2 Q 1, berlaku increasing return to scale bila α + β < 1, maka Q 2 < 2 Q 1, berlaku decreasing return to scale Dalam fungsi produksi Cobb Douglas asli berlaku constant return to scale (Nicholson,1995 : 332), sehingga dapat mengilustrasikan secara mudah perubahan output sebagai akibat perubahan input. Apabila input (baik K maupun L) naik sebesar 2 (dua) kali maka output akan naik sebesar 2 (dua) kali pula. Karena dalam fungsi Cobb Douglas berlaku constant return to scale maka akan membawa konsekuensi bahwa subtitusi antar faktor-faktor produksinya adalah subtitusi sempurna, artinya satu input L (tenaga kerja) dapat digantikan dengan satu unit K (modal). Dengan demikian, fungsi produksi Cobb Douglas mempunyai bentuk isoquant linear.

2.5 Faktor-faktor Produksi 1. Tanah Tanah merupakan bagian lapisan kulit bumi terluar yang tersusun dari bahan mineral dan bahan-bahan organic. Dipengaruhi oleh bahan induk, iklim, bentuk wilayah dan mikro organism. Unsur pembentuk terdiri dari mineral (45%), udara (25%), air (25%) dan bahan organik (5%) (Indriani, 1993; 1) Tanah sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan pabrik hasilhasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan dari mana hasil produksi keluar. Dalam pertanian, terutama di Negara kita, faktor produksi tanah Mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan dengan faktor-faktor produksi lainnya (Mubyarto, 1984; 76). Tanah adalah faktor produksi yang tahan lama sehingga biasanya tidak diadakan depresiasi atau penyusutan. Bahkan dengan perkembangan penduduk nilai tanah selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Tetapi dalam pertanian tanah yang dikerjakan terus-menerus akan berkurang pula tingkat kesuburannya. Untuk mempertahankan kesuburan tanah petani harus mengadakan rotasi tanaman dan usaha-usaha konservasi tanah lainnya (Mubyarto, 1984; 88). Menurut Mubyarto (1984: 88), Unsur-unsur sosial ekonomi yang melekat pada tanah dan memiliki peranan dalam pengelolaan usaha tani cukup beragam, diantaranya adalah: 1. Kekuatan dan kemampuan potensil dan aktual dari tanah 2. Kapasitas ekonomis, efisiensi ekonomis dan keunggulan bersaing dari tanah

3. Produktivitas tanah, yang dimaksud dengan produktivitas tanah adalah jumlah hasil total yang diperoleh dari satu kesatuan bidang tanah (satu hektar) selama satu tahun dihitung dengan uang 4. Nilai sosial ekonomis dari tanah, bagi sebuah perusahaan lahan atau tanah memiliki peranan penting terutama sebagai tempat pendirian perusahaan dan pabrik-pabrik yang dibutuhkan dalam proses produksi. Selain itu bagi perusahaan tertentu tanah dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku, misalnya melalui pemberdayaan lahan yang dapat mendukung penyediaan bahan baku yang dibutuhkan sekaligus akan mengurangi biaya produksi. 2. Tenaga Kerja Tenaga kerja sering disebut tenaga manusia muthlak dibutuhkan jika ingin menghasilkan sebuah produk. Tenaga kerja yang tersedia biasanya digunakan untuk mengoperasikan serta mengendalikan mesin/peralatan yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk kasus tenaga kerja ini terutama tidak dipandang dari kuantitas (jumlah), tetapi juga mutu (kualitas) yang sangat mempengaruhi kenerja perusahaan yang bersangkutan (Mubyarto, 1984:104). Dengan adanya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih maka dipastikan kesalahan-kesalahan fatal yang merugikan dan membahayakan akan dapat dicegah. Dalam hal ini perusahaan sangat mengharapkan tenaga kerja yang benarbenar berpengalaman serta memiliki keahlian yang tinggi sehingga dapat memberikan kontribusi besar terutama terhadap peningkatan produksi perusahaan. Selain keahlian dan kejujuran, kedisplinan juga hal yang sangat dibutuhkan dari seorang tenaga kerja (Mubyarto, 1984:104).

Tenaga kerja dalam pertnian di Indonesia dibedakan ke dalam persoalan tenaga kerja dalam usaha tani kecil-kecilan (usaha tani rakyat) dan persoalan tenaga kerja dalam perusahaan pertanian yang besar-besaran yaitu perkebunan, kehutanan, peternakan dan sebagainya. Petani yang memiliki lahan yang tidak luas tidak membutuhkan tenaga kerja dari luar dan sebaliknya (Mubyarto, 1984:104). 3. Modal Pengertian modal adalah barang dan jasa yang bersama-sama dengan faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru. Barang-barang pertanian yang termasuk barang modal modal dapat berupa uang, ternak, pupuk, bibit, cangkul, investasi dalam mesin dan lain-lain. Biasanya semakin besar dan semakin baik kualitas modal yang dimiliki maka akan sangat mendukung terhadap peningkatan poduksi yang dihasilkan (Mubyarto, 1984: 91). 4. Manajemen (Skill) Menurut Mubyarto (1984: 92), Manajemen berarti proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota serta penggunaan sumber daya dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan. Dari uraian di atas maka faktor produksi ini tidak kalah penting disbanding faktor produksi lain. Perlu diketahui ada 3 alasan manajemen ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan, yakni: 1. Untuk mencapai tujuan perusahaan 2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan 3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas

2.6 Biaya Produksi Keputusan manajemen dalam kaitan dengan penggunaan input produksi sangat penting dan perlu menjadi perhatian yang serius. Untuk menciptakan sesuatu output tentunya berbagai input yang digunakan seperti: tenaga kerja, barang-barang modal, teknologi, dan lainnya. Keseluruhan input ini pada hakikatnya berupa biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi (Sumanjaya, 2008; 106) 2.6.1. Fungsi Biaya Total Fungsi biaya total ini merinci biaya total yang dikenakan oleh perusahaan untuk memproduksi suatu output tertentu selama kurun waktu tertentu. Para ahli ekonomi mendefinisikan biaya ditinjau dari biaya alternatif atau opportunity cost. Doktrin biaya alternatif menetapkan bahwa biaya dari suatu faktor produksi merupakan nilai maksimum yang diproduksi oleh faktor ini dalam suatu penggunaan alternatif (Suhartati, 2003: 123). Menurut Suhartati (2003: 123), Biaya dapat dikelompokkan berdasarkan realitas dan sifatnya. Berdasarkan realitas, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Biaya Eksplisit ialah pengeluaran yang nyata dari suatu perusahaan untuk membeli atau menyewa input atau faktor produksi yang diperlukan di dalam proes produksi 2. Biaya Implisit ialah nilai dari suatu input milik sendiri atau keluarga yang digunakan oleh perusahaan itu sendiri di dalam proses produksi.

Berdasarkan sifatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Biaya Tetap Merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh suatu perusahaan per satuan waktu tertentu, untuk keperluan pembayaran semua input tetap dan besarnya tidak bergantung dari jumlah produk yang dihasilkan. 2. Biaya Variabel Merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh suatu perusahaan pada waktu tertentu, untuk pembayaran semua input variable yang digunakan dalam proses produksi.