Gambar 2.1 Skema CDMA

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

Gambar 1. Blok SIC Detektor untuk Pengguna ke-1 [4]

ABSTRAK (1) Dimana : Gambar 1. Blok SIC Detektor untuk Pengguna ke-1 [4] Sinyal yang diterima berdasarkan gambar 1. dapat ditulis:

Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Successive Interference Cancellation Multiuser Detection CDMA Dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Successive Interference Cancellation Multiuser Detection CDMA Dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

ANALISIS KINERJA TEKNIK DIFFERENTIAL SPACE-TIME BLOCK CODED PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF

ANALISIS KINERJA OSTBC (Orthogonal Space Time Block Code) DENGAN RATE ½ DAN ¾ MENGGUNAKAN 4 DAN 3 ANTENA MODULASI M-PSK BERBASIS PERANGKAT LUNAK

Visualisasi dan Analisa Kinerja Kode Konvolusi Pada Sistem MC-CDMA Dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

KINERJA SISTEM MULTIUSER DETECTION SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION MULTICARRIER CDMA DENGAN MODULASI M-QAM

KINERJA TEKNIK SINKRONISASI FREKUENSI PADA SISTEM ALAMOUTI-OFDM

Ayu Rosyida Zain 1, Yoedy Moegiharto 2. Kampus ITS, Surabaya

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. 2. PERENCANAAN SISTEM DAN TEORI PENUNJANG Perencanaan sistem secara sederhana dalam tugas akhir ini dibuat berdasarkan blok diagram berikut:

Visualisasi dan Analisa Kinerja Kode Konvolusi Pada Sistem MC-CDMA Dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak

Kata kunci : Spread spectrum, MIMO, kode penebar. vii

PENGARUH ERROR SINKRONISASI TRANSMISI PADA KINERJA BER SISTEM MIMO KOOPERATIF

SAINTEKBU Jurnal Sains dan Teknologi Vol.1 No. 2 Desember RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM KOMUNIKASI SPREAD SPECTRUM (Perangkat Lunak)

ESTIMASI KANAL MIMO 2x2 DAN 2x3 MENGGUNAKAN FILTER ADAPTIF KALMAN

Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Successive Interference Cancellation Multiuser Detection CDMA dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak

Bit Error Rate pada Sistem MIMO MC-CDMA dengan Teknik Alamouti-STBC

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Multi Input Single Output Orthogonal Frequency Division Multiplexing (MISO OFDM) Menggunakan WARP

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA

ANALISA KINERJA ESTMASI KANAL DENGAN INVERS MATRIK PADA SISTEM MIMO. Kukuh Nugroho 1.

KINERJA SISTEM MUD-PIC MULTICARRIER CDMA DENGAN MODULASI QPSK

ANALISIS KINERJA SPHERE DECODING PADA SISTEM MULTIPLE INPUT MULTIPLE OUTPUT

ANALISIS KINERJA SISTEM KOOPERATIF BERBASIS MC-CDMA PADA KANAL RAYLEIGH MOBILE DENGAN DELAY DAN DOPPLER SPREAD

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Pemancar dan Penerima Sistem MC-CDMA [1].

ANALISIS KINERJA SISTEM MIMO-OFDM PADA KANAL RAYLEIGH DAN AWGN DENGAN MODULASI QPSK

Simulasi MIMO-OFDM Pada Sistem Wireless LAN. Warta Qudri /

Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital FSK, BPSK Dan QPSK Dengan Menggunakan Software

Simulasi Peningkatan Kemampuan Kode Quasi-Orthogonal melalui Rotasi Konstelasi Sinyal ABSTRAK

STUDI BIT ERROR RATE UNTUK SISTEM MC-CDMA PADA KANAL FADING NAKAGAMI-m MENGGUNAKAN EGC

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP

Analisis Kinerja Sistem MIMO-OFDM pada Kanal Rayleigh dan AWGN dengan Modulasi QPSK

Metode Interference Cancellation yang Efisien pada Jaringan Nirkabel Area Tubuh

PERHITUNGAN BIT ERROR RATE PADA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN GABUNGAN METODE MONTE CARLO DAN MOMENT GENERATING FUNCTION.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah


Analisis Kinerja Kombinasi Sistem CDMA-OFDM dengan MIMO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Analisa Kinerja Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) Berbasis Perangkat Lunak

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Perancangan Zero Forcing Equalizer dengan modulasi QAM berbasis perangkat lunak

KINERJA DETEKTOR ZERO (ZF) DAN MINIMUM MEAN-SQUARED ERROR (MMSE) PADA SISTEM MULTI USER MIMO DENGAN TEKNIK LINEAR PRECODING BLOCK DIAGONALIZATION (BD)

REDUKSI EFEK INTERFERENSI COCHANNEL PADA DOWNLINK MIMO-OFDM UNTUK SISTEM MOBILE WIMAX

BAB III MODEL SISTEM CLOSED-LOOP POWER CONTROL PADA CDMA

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Kata Kunci: ZF-VBLAST dan VBLAST-LLSE.

Perancangan MMSE Equalizer dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak

Analisis Performansi WCDMA-Diversitas Relay pada Kanal Fading

ANALISIS UNJUK KERJA CODED OFDM MENGGUNAKAN KODE CONVOLUTIONAL PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING

Analisis Throughput Pada Sistem MIMO dan SISO ABSTRAK

Analisis Kinerja SISO dan MIMO pada Mobile WiMAX e

UNJUK KERJA KODE-KODE PENEBAR DIRECT SEQUENCE CDMA PADA KANAL MULTIPATH FADING

Analisa Kinerja Sistem MIMO-OFDM Pada Estimasi Kanal LS Untuk Modulasi m-qam

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA GODARD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Introduction to spread spectrum (SS) Alfin Hikmaturokhman,MT

Gambar 1.1 Pertumbuhan global pelanggan mobile dan wireline [1].

ANALISIS KINERJA KOMBINASI SISTEM CDMA-OFDM DENGAN MIMO

Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital 8-QAM, 16-QAM, dan 64-QAM dengan Menggunakan Software

Analisis Unjuk Kerja Convolutional Code pada Sistem MIMO MC-DSSS Melalui Kanal Rayleigh Fading

Code Division multiple Access (CDMA)

ANALISA PERFORMA SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION DALAM CONVOLUTIONAL CODE PADA SISTEM MULTICARRIER DS CDMA. Disusun Oleh: Nama : Rendy Santosa

SISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, TE Tito Maulana, TE Ashif Aminulloh, TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

Analisis Kinerja Modulasi M-PSK Menggunakan Least Means Square (LMS) Adaptive Equalizer pada Kanal Flat Fading

BAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA LEAST MEAN FOURTH BASED POWER OF TWO QUANTIZER (LMF-PTQ)

Simulasi Dan Analisa Efek Doppler Terhadap OFDM Dan MC-CDMA

Analisis Estimasi Kanal Dengan Menggunakan Metode Invers Matrik Pada Sistem MIMO-OFDM

Unjuk Kerja Kode Hybrid Orthogonal Small Set

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1654

ANALISA UNJUK KERJA 16 QAM PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bab II Landasan teori

Analisis Kinerja Convolutional Coding dengan Viterbi Decoding pada Kanal Rayleigh Tipe Frequency Non-Selective Fading

Praktikum Sistem Komunikasi

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Seminar Nasional Informatika 2009 (semnasif 2009) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 23 Mei 2009

Analisis Penerapan Teknik AMC dan AMS untuk Peningkatan Kapasitas Kanal Sistem MIMO-SOFDMA

Analisis Kinerja dan Kapasitas Sistem Komunikasi MIMO pada Frekuensi 5 GHz di Lingkungan dalam Gedung

Realisasi Column Wise Complementary Codes Pada Sistem CDMA ABSTRAK

Presentasi Tugas Akhir

Simulasi Pengiriman Dan Penerimaan Informasi Menggunakan Teknologi Spread Spektrum

Perbandingan rate kode konvolusi dan aplikasinya pada cdma

Akhir kata, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya, Amin. Bandung, Januari 2007

Analisa Performansi Sistem Komunikasi Single- Input Multiple-Output pada Lingkungan Indoor Menggunakan WARP

ANALISIS UNJUK KERJA REED SOLOMON DAN CONVOLUTIONAL CODING PADA KOMBINASI SISTEM MULTIPLE INPUT MULTIPLE OUTPUT MULTI CARRIER SPREAD SPECTRUM

BAB III PEMODELAN SISTEM

Analisis Kinerja dan Kapasitas Sistem Komunikasi MIMO pada Frekuensi 60 GHz di Lingkungan dalam Gedung HIKMAH MILADIYAH

Transkripsi:

ANALISA SPACE TIME BLOCK CODING PADA SISTEM PARALLEL INTERFERENCE CANCELLATION MULTI PENGGUNA DETECTION CDMA DENGAN MENGGUNAKAN MODULASI BPSK BERBASIS PERANGKAT LUNAK Violetta Wailisahalong, Ir. Yoedy Moegiharto, MT. Jurusan Teknik Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus PENS-ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya. Telp : +62+031+5947280; Fax. +62+031+5946011 Email : violetta@student.eepis-its.edu Abstrak Proyek akhir ini dilakukan analisa kinerja Space Time Block Coding pada system Parallel Interference Cancellation Multi Pengguna Detection CDMA. Hasilnya berupa kurva nilai terhadap fungsi Signal Noise to Ratio. Dari hasil simulasi didapatkan kinerja STBC pada sistem PIC MUD CDMA untuk antena 2Tx-1Rx stage-2 memiliki kinerja sistem lebih baik 6 db daripada stage-1. Untuk antena 2Tx-2Rx stage-2 kinerja sistemnya lebih baik 4 db dibandingkan stage-1. Kinerja STBC pada sistem PIC MUD CDMA stage-2 dengan antena 2Tx-2Rx lebih baik 39 db dibandingkan dengan kinerja tanpa STBC, dan lebih baik 3 db dibandingkan dengan antena 2Tx-1Rx Untuk antena 2Tx-2Rx dengan 5 pengguna memiliki kinerja 5.3 db lebih baik dibandingkan 10 pengguna. Untuk antena 2Tx- 2Rx dengan pembangkitan gold code lebih baik 8 db dibandingkan dengan kasami code. Untuk antena 2Tx-2Rx dengan 63 chip memiliki kinerja 1 db lebih baik dibandingkan 31 chip. Kata kunci : CDMA, Multiple Access Interference, Parallel Interference Cancellation, Multipath Fading, Space Time Block Coding, Rayleigh, Gold Code. 1. PENDAHULUAN Skema CDMA merupakan sistem yang memanfaatkan frekuensi dan waktu yang sama secara bersamaan, dan digunakan kode-kode yang unik untuk dapat mengidentifikasi tiaptiap pengguna, kode-kode ini untuk dapat membedakan satu pengguna dengan pengguna yang lain yang disebut dengan pseudo random karena sifatnya yang acak. Namun karena CDMA yang bekerja pada frekuensi dan waktu yang sama, dengan bertambah banyaknya jumlah pengguna, maka antar pengguna akan timbul permasalahan interferensi yang disebut MAI (Multiple Acces Interference), permasalahan ini dapat diatasi dengan menggunakan PIC MUD (Parallel Interference Cancellation Multi User Detection). Oleh masalah lain yang ditimbulkan media transmisi komunikasi udara adalah sinyal yang diterima mengalami sinyal sinyal yang terpantul, sehingga sinyal yang diterima merupakan sinyal campuran yaitu penambahan dari beberapa sinyal yang akan saling menguatkan ataupun melemahkan yang disebut multipath fading. Gejala ini akan menurunkan sistem kerja pada komunikasi, dan penggunaan STBC (Space Time Block Coding) diharapkan dapat mengatasi permasalahan multipath fading. Dengan menggabungkan STBC dan PIC MUD diharapkan dapat meningkatkan sistem kinerja komunikasi CDMA menjadi lebih baik dari sebelumnya. 2. TEORI PENUNJANG 2.1 CDMA CDMA (Code Division Multiple Access) atau teknik kode akses jamak adalah sistem mobile komunikasi dimana semua pengguna dapat berkomunikasi dengan menggunakan kanal frekuensi yang sama dan waktu yang sama, dengan menerapkan pemberian kode yang berbeda untuk setiap pengguna. 1

Gambar 2.1 Skema CDMA 2.2 PIC (Parallel Interference Cancellation) Detektor PIC memperkirakan dan menjumlah semua interferensi / MAI (Multiple Acces Interference) untuk setiap pengguna. MAI akan dibangkitkan dengan cara estimasi dan dikurangkan pada sinyal dari tahap sebelumnya. PIC ini bisa terdiri dari beberapa stage, dan hasil keputusannya berasal dari stage sebelumnya, oleh karena itu keputusan dari stage sebelumnya sangat mempengaruhi. Untuk melakukan analisa untuk pengguna-1 maka yang dihitung adalah seluruh sinyal yang diterima dikurangkan dengan hasil substrak sinyal yang dibangkitkan (MAI) dari keseluruhan pengguna kecuali sinyal dari pengguna-1 itu sendiri dan kemudian menggunakan sinyal tersebut untuk mendeteksi pengguna-1, begitupula proses ini berlaku untuk seluruh pengguna di parallel. Kemudian untuk stage ke-2 menggunakan bit yang sudah diputuskan (hasil) pada stage-1 untuk membangkitkan kembali bentuk sinyal, namun untuk penambahan pada stage-3 tidak ditemukan hasil penambahan gain [3]. Gambar 2.2 Detector PIC (Parallel Interference Cancellation) Untuk analisa pada stage ke-1 : y 1 k r ( t Tb) K i 1 i k y...(2.1) Untuk stage 2 : y ( ) = r ( ) (ρ I)y ( ) Dimana : (n) y k : Analisa PIC stage ke-n y i : Sinyal MAI r (t-tb) : sinyal yang diterima ρ : perkalian PN code ki i..(2.2) 2.3 STBC (Space Time Block Coding) Space Time Block Coding merupakan skema yang digunakan dalam teknik transmit diversity, skema transmisinya adalah membuat sinyal yang akan ditransmisikan orthogonal satu dengan lainnya dan perancangannya tergantung pada jumlah antenna pemancar. Pada proses encoding sinyal yang dipancarkan dipengaruhi oleh fading, kemudian diterima oleh antenna penerima dimana sinyal yang diterima tersebut juga mengandung noise. Sinyal sinyal yang diterima pada antena penerima akan masuk combiner, dimana terdapat kanal estimasi, sinyal dari combiner akan masuk ke Maximum Likelihood Detector untuk melakukan keputusan, dimana diharapkan sinyal yang didapatkan adalah sama dengan sinyal input, yaitu s 0 dan s 1. Sehingga apabila sinyal yang didapat mendekati sinyal aslinya maka dianggap tidak terjadi kesalahan. Hal tersebut berarti apabila nilai s i (sinyal input) kurang dari atau sama dengan s k (sinyal yang diterima) maka dianggap tidak terjadi kesalahan sehingga sinyal yang dikeluarkan adalah s 0. Demikian juga untuk sinyal s 1, dengan memilih s i. 2

2 Pemancar 1 Penerima Sistem ini data mengirimkan 2 simbol yang berbeda dalam satu waktu. Diasumsikan bahwa s 0 dan s 1 adalah simbol yang telah dimodulasi oleh PSK modulator. Pada waktu pertama (t) antena ke-1 mengirimkan sinyal berupa simbol s 0 dan antena ke-2 mengirimkan sinyal berupa simbol s 1. Kemudian pada waktu kedua (t+t) simbol dari masing-masing antenna pemancar tersebut di konjuget sehingga mejadi symbol - s 1 * pada antena ke-1 dan symbol s 0 * pada antena ke-2. s 0 * : simbol waktu (t+t) pada antena pemancar 2 n 0 dan n 1 : simbol dari noise dan interferensi. 2 Pemancar 2 Penerima Skema transmisi yang sama dapat dilihat pada gambar 2.4. Gambar 2.5 Skema transmisi 2 Transmitter 2 Receiver Gambar 2.3 Skema Transmisi 2 Transmitter 1 Receiver Persamaan sinyal yang diterima pada rx 0 adalah : r 0 = h 0 s 0 +h 1 s 1 +n 0 r 1 = -h 0 s 1 * +h 1 s 0 * + n 1...(2.11) Pada antena r x1 persamaan sinyalnya adalah : r 2 = h 2 s 0 + h 3 s 1 + n 2 r 3 = -h 2 s 1 * + h 3 s 0 * + n 3...(2.12) Gambar 2.4 Skema Transmisi Orthogonal STBC Kanal pada time t terbentuk oleh h 0 (t) pada antena pemancar 1 dan h 1 (t) pada antena pemancar 2. Diumpamakan 2 simbol tersebut memiliki fading (pelemahan daya sinyal yang diterima) yang konstan Sinyal pada antena penerima : r 0 = r(t) = h 0 s 0 + h 1 s 1 +n 0 r 1 = r(t + T) = -h 0 s 1 +h 1 s 0 *+n 1...(2.4) Dimana : h : kanal s 0 : simbol waktu (t) pada antena pemancar 1 -s 1 * : simbol waktu (t+t) pada antena pemancar 1 s 1 : simbol waktu (t) pada antena pemancar 2 2.4 BPSK (Binary Phase Shift Keying) BPSK merupakan teknik modulasi digital linear dimana fase dari sinyal carier di ubahubah diantara 2 nilai yang sesuai dengan mewakili biner 0 dan 1 dengan beda fase 180 o diantara keduanya. Konversi sinyal digital 0 atau 1 menjadi suatu simbol berupa sinyal kontinyu yang memiliki 2 fase yang berbeda Tabel 2-1 Tabel kebenaran Modulasi BPSK Binary Input Output Phase Logic 0 180 o Logic 1 0 o 3. PERANCANGAN SISTEM Pada tahap ini yang dilakukan adalah membuat perancangan program simulasi. berdasarkan blok diagram keseluruhan proses yang dilakukan pada Proyek Akhir ini. Blok diagram sistem keseluruhan adalah seperti gambar dibawah ini. 3

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Flowchart Sistem Gambar 3.2 Flowchart Sistem Pada pemancar sinyal informasi dibangkitkan secara random dan di modulasi dengan menggunakan modulasi BPSK, kemudian sinyal di spreading yaitu dikalikan dengan PN code dengan menggunakan gold code, kemudian dilakukan proses coding dengan menggunakan skema Alamouti STBC, setelah itu sinyal ditransmisikan melalui pemancar, sinyal informasi dilewatkan melalui kanal Rayleigh yang juga dipengaruhi oleh adanya noise AWGN dan interferensi dari masing masing pengguna. Pada penerima sinyal informasi yang diterima merupakan hasil jumlah dari hasil encoding dan noise, dilanjutkan prosesnya pada combiner yaitu dengan menjumlahkan sinyal yang diterima dengan koefisien koresponden kanal transmisi (Rayleigh fading) untuk melakukan keputusan, dimana diharapkan sinyal yang didapatkan adalah sama dengan sinyal input, apabila mendekati sinyal aslinya maka dianggap tidak terjadi kesalahan, kemudian sinyal di despreading dengan memisahkan dari chipchip PN Code dan kemudian dilakukan respreading kembali untuk proses PIC yaitu dihilangkan sinyal yang terkena MAI, setelah diperoleh sinyal kemudian dilakukan kembali proses despreading sinyal dikalikan dengan PN code yang sama dengan PN code yang dikirim, sehingga pseudonoise code dipisahkan dari bit dan hanya didapatkan bit informasi. 4. PENGUJIAN SISTEM Pengujian dari hasil program yang dibuat dan dari hasil sistem STBC PIC MUD CDMA dengan modulasi BPSK, kemudian dilakukan suatu analisa sistem sehingga tujuan akhir terpenuhi, yaitu simulasi ini dapat mengetahui kinerja sistem berdasarkan nilai BER () terhadap SNR (Signal Noise to Ratio). 4.1 Pengujian dan Analisa Hasil Kinerja 1Rx Stage 1,2 dan 3 Melalui Kanal Rayleigh Fading antena 2Tx-1Rx melalui kanal Rayleigh dengan bit sebanyak 20000, pengguna aktif 8. 4

BER STBC PIC MUD CDMA, ANTENA 2x1, Pada Kanal Rayleigh Fading STBC PIC stage-1 STBC PIC stage-2 STBC PIC stage-3 10-1 BER STBC PIC MUD CDMA, Stage-2, Pada Kanal Rayleigh Fading Tanpa STBC STBC PIC antena 2x1 STBC PIC antena 2x2 10-6 Gambar 4.1 BER STBC PIC MUD Perbandingan Stage Pada Antena 2Tx-1Rx Untuk stage-1 mencapai nilai BER saat SNR 8 db, untuk stage-2 mencapai nilai BER saat SNR 2 db dan untuk stage-3 mencapai nilai BER saat SNR 4 db, stage-2 kinerjanya lebih baik 6 db dibandingkan PIC stage 1. 4.2 Pengujian dan Analisa Hasil Kinerja 2Rx Stage 1,2 dan 3 Melalui Kanal Rayleigh Fading antena 2Tx-2Rx melalui kanal Rayleigh dengan bit sebanyak 20000, pengguna aktif 8. BER STBC PIC MUD CDMA, ANTENA 2x2, Pada Kanal Rayleigh Fading STBC PIC stage-1 STBC PIC stage-2 STBC PIC stage-3 10-6 Gambar 4.2 BER STBC PIC MUD Perbandingan Stage Pada Antena 2Tx-2Rx Untuk stage-1 mencapai nilai BER saat SNR 12 db, untuk stage-2 mencapai nilai BER saat SNR 8 db dan untuk stage-3 mencapai nilai BER saat SNR 10 db, stage-2 kinerjanya lebih baik 4 db dibandingkan PIC stage 1. 4.3 Pengujian dan Analisa Hasil Kinerja STBC PIC MUD Stage ke-2 Pada Kanal Rayleigh Fading stage-2 melalui kanal Rayleigh dengan bit sebanyak 20000, pengguna aktif 4. 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Gambar 4.3 BER STBC PIC MUD Perbandingan Antena Pada Stage-2 Kinerja detector PIC mencapai nilai BER saat SNR 40 db, sedangkan untuk STBC pada sistem PIC MUD antena 2Tx-1Rx mencapai nilai BER saat SNR 4 db, dan untuk antena 2Tx-2Rx mencapai nilai BER saat SNR 1 db, kinerja antenna 2Tx-2Rx lebih baik 3 db dibandingkan antenna 2Tx-1Rx dan lebih baik 39 db dibandingkan dengan kinerja detector PIC tanpa STBC. 4.4 Pengujian dan Analisa Hasil Kinerja 1Rx Stage-2 Beda Pengguna Melalui Kanal Rayleigh Fading antena 2Tx-1Rx stage-2 melalui kanal Rayleigh dengan bit sebanyak 20000. BER STBC PIC MUD CDMA, Stage-2, ANTENA 2x1, Pada Kanal Rayleigh Fading 5 user 10 user 15 user Gambar 4.4 BER STBC PIC MUD Perbandingan Pengguna Pada Antena 2Tx-1Rx Untuk 5 pengguna aktif mencapai nilai BER saat SNR 3 db, untuk 10 pengguna aktif mencapai nilai BER saat SNR 4 db dan untuk 15 pengguna aktif mencapai nilai BER saat SNR 10 db, 5 pengguna aktif kinerjanya lebih baik 1 db dibandingkan 10 pengguna aktif dan lebih baik 7dB dibandingkan 15 pengguna aktif. 5

4.5 Pengujian dan Analisa Hasil Kinerja 2Rx Stage-2 Beda Pengguna Melalui Kanal Rayleigh Fading antena 2Tx-2Rx stage-2 melalui kanal Rayleigh dengan bit sebanyak 20000. Gambar 4.5 BER STBC PIC MUD Perbandingan Pengguna Pada Antena 2Tx-2Rx Untuk 5 pengguna aktif mencapai nilai BER saat SNR 10.5 db, untuk 10 pengguna aktif mencapai nilai BER saat SNR 15.8 db dan untuk 15 pengguna aktif tidak mencapai nilai BER hingga saat SNR 20 db namun untuk nilai BER didapat saat SNR 4 db. 5 pengguna aktif kinerjanya lebih baik 5.3 db dibandingkan 10 pengguna aktif. 4.6 Pengujian dan Analisa Hasil Kinerja 1Rx Stage-2 Beda Shift Register Melalui Kanal Rayleigh Fading antena 2Tx-1Rx stage-2 melalui kanal Rayleigh dengan bit sebanyak 20000, pengguna aktif 4, PN Code gold code. BER STBC PIC MUD CDMA, Stage-2, ANTENA 2x2, Pada Kanal Rayleigh Fading 5 user 10 user 15 user BER STBC PIC MUD CDMA, ANTENA 2x1, Stage-2, Pada Kanal Rayleigh Fading shiftregister5 shiftregister6 panjang deret generator 6 (shift register 6) yaitu dengan jumlah chip 63, mencapai nilai BER saat SNR 2 db, performansi chip dengan jumlah 63 (shift register 6) lebih baik 2 db dibandingkan jumlah chip 31 (shift register 5). 4.7 Pengujian dan Analisa Hasil Kinerja 2Rx Stage-2 Beda Shift Register Melalui Kanal Rayleigh Fading antena 2Tx-2Rx stage-2 melalui kanal Rayleigh dengan bit sebanyak 20000, pengguna aktif 4, PN Code gold code. BER STBC PIC MUD CDMA, ANTENA 2x2, Stage-2, Pada Kanal Rayleigh Fading shiftregister5 shiftregister6 10-6 Gambar 4.7 BER STBC PIC MUD Perbandingan Shift Register Pada Antena 2Tx- 2Rx Untuk panjang deret generator 5 (shift register 5) yaitu dengan jumlah chip 31, mencapai nilai BER saat SNR 10 db, sedangkan untuk panjang deret generator 6 (shift register 6) yaitu dengan jumlah chip 63, mencapai nilai BER saat SNR 9 db, performansi 63 chip (shift register 6) lebih baik 1 db dibandingkan 31 chip (shift register 5). 4.8 Pengujian dan Analisa Hasil Kinerja 1Rx Stage-2 Beda PN Code Melalui Kanal Rayleigh Fading antena 2Tx-1Rx stage-2 melalui kanal Rayleigh dengan bit sebanyak 20000, pengguna aktif 4, 63 chip. 10-6 Gambar 4.6 BER STBC PIC MUD Perbandingan Shift Register Pada Antena 2Tx-1Rx Untuk panjang deret generator 5 (shift register 5) yaitu dengan jumlah chip 31, mencapai nilai BER saat SNR 4 db, sedangkan untuk 6

Gambar 4.8 BER STBC PIC MUD Perbandingan PN Code Pada Antena 2Tx-1Rx Untuk pembangkitan gold code mencapai nilai BER saat SNR 0.8 db, sedangkan pembangkitan kasami code mencapai nilai BER saat SNR 8 db, yang menunjukkan performansi dari gold code lebih baik 7.2 db dibandingkan dengan kasami code. 4.9 Pengujian dan Analisa Hasil Kinerja 2Rx Stage-2 Beda PN Code Melalui Kanal Rayleigh Fading antena 2Tx-2Rx stage-2 melalui kanal Rayleigh dengan bit sebanyak 20000, pengguna aktif 4, 63 chip. BER STBC PIC MUD CDMA, ANTENA 2x1, Stage-2, Pada Kanal Rayleigh Fading goldcode kasami BER STBC PIC MUD CDMA, ANTENA 2x2, Stage-2, Pada Kanal Rayleigh Fading goldcode kasami Gambar 4.9 BER STBC PIC MUD Perbandingan PN Code Pada Antena 2Tx-2Rx Untuk pembangkitan gold code mencapai nilai BER saat SNR 8 db, sedangkan pembangkitan kasami code mencapai nilai BER saat SNR 16 db, yang menunjukkan performansi dari gold code lebih baik 8 db dibandingkan dengan kasami code. 5. KESIMPULAN Dari hasil Proyek Akhir untuk analisa kinerja STBC pada sitem PIC MUD CDMA dengan menggunakan modulasi BPSK ini dapat disimpulkan : 1. Kinerja STBC pada sistem PIC MUD CDMA pada kanal Rayleigh untuk antena 2Tx-1Rx stage 2 memiliki kinerja sistem lebih baik 6 db daripada stage 1 dan untuk antena 2Tx-2Rx stage 2 kinerja sistemnya lebih baik 4 db dibandingkan stage 1, sehingga kinerja sistem untuk antena 2Tx- 2Rx lebih baik daripada antena 2Tx-1Rx. 2. Kinerja STBC pada sistem PIC MUD melalui kanal Rayleigh akan memberikan performa yang baik, performa yang paling baik adalah dengan penggunaan STBC PIC MUD dengan antena 2Tx-2Rx, lebih baik 3 db dibandingkan dengan antena 2Tx-1Rx dan lebih baik 39 db dibandingkan kinerja sistem PIC MUD tanpa STBC. 3. Kinerja STBC pada sistem PIC MUD melalui kanal Rayleigh stage-2 untuk antena 2Tx-1Rx, 5 pengguna aktif kinerjanya lebih baik 1 db dibandingkan 10 pengguna aktif dan lebih baik 7dB dibandingkan 15 pengguna aktif, sedangkan untuk antena 2Tx-2Rx, 5 pengguna aktif kinerjanya lebih baik 5.3 db dibandingkan 10 pengguna aktif. Untuk kapasitas pengguna yang semakin besar maka nilai SNR-nya harus lebih besar untuk memperoleh nilai BER, sesuai standart sistem komunikasi suara [1]. 4. Kinerja STBC pada sistem PIC MUD melalui kanal Rayleigh stage-2 untuk antena 2Tx-1Rx, 6 shift register (63 chip) kinerjanya lebih baik 2 db dibandingkan kinerja 5 shift register (31 chip), sedangkan untuk antena 2Tx-2Rx, 6 shift register (63 chip) kinerjanya lebih baik 1 db dibandingkan kinerja 5 shift register (31 chip) 5. Kinerja STBC pada sistem PIC MUD melalui kanal Rayleigh stage-2 untuk antena 2Tx-1Rx, dengan pembangkitan gold code 63 chip kinerjanya lebih baik 7.2 db dibandingkan kinerja kasami code 63 chip, sedangkan untuk antena 2Tx-2Rx, pembangkitan gold code 63 chip kinerjanya lebih baik 8 db dibandingkan kinerja kasami code 63 chip. 6. DAFTAR PUSTAKA [1] K. S. Gilhousen, et al, On the Capacity of a Cellular CDMA Sistem, IEEE Transactions on Vehicular Technology, vol. 40, no. 2, May 1991. [2] Dingankar, Aasif. Digital Communication Multipengguna Detection For Synchronous CDMA, ECPE 5654. [3] Orbita, Maria. Pembuatan Program Simulasi Teknik Power Control dan 7

Multi Pengguna Detection Pada Sistem Komunikasi Bergerak, PENS-ITS, 2007. [4] Wilman, Candra. Simulasi dan Pemodelan Kanal Multipath Rayleigh Fading, PENS-ITS, 2009. [5] Riati, Rina. Analisa Kinerja Kode Konvolusi Pada Sistem Succesive Interference Cancellation Multi Pengguna Detection CDMA Berbasis Perangkat Lunak, PENS-ITS 2010. [6] Ghotbi, Mohsen. Multipengguna Detection of DS-CDMA Signals Using Parallel Interference Cancellation in Wireless Communications, Concordia University Montreal Quebec Canada, December 2001. [7] Alamouti, Siavash.M. A Simple Transmit Diversity Technique for Wireless Communications, IEEE JOURNAL ON SELECT AREAS COMMUNICATION VOL 16 NO 8, October 1998. [8] Cho, Yong Soo. MIMO OFDM Wireless Communications With Matlab, Wiley, John & sons. Pte Ltd, 2 Clementi Loop. #02-01. Singapore 129809, 2010. [9] Al-sulaifanie, Bayez.K.Complexity Reduction and Performance Improvement of Multistage Detector with Parallel Interference Cancellation for DS-CDMA Sistem, College of Electronics Engineering Computer & Information Engineering Department Mosul-Iraq VOL 16 NO 4, October2007. [10] O.P.S. Wisnu. Simulasi Transmisi Sinyal Digital Pada Kanal AWGN dan Rayleigh Fading. [11] Small Scale Fading : Multipath, Sistem Komunikasi Seluler Teknik Elektro S1 ITT, 2008. [12] Jalil, Amir Minayi. A New Criterion For Determining The Efficiency of CDMA Codes, XLIM/C2S2 University of Limoges, Glasglow, Scotland, August 24-28 2009. [13] Dinan, Esmael.H. Spreading Codes for Direct Sequence CDMA and Wideband CDMA Cellular Networks, IEEE Communications Magazine, September 1998. 8