PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapat Gelar Sarjana Fisioterapi. Disusun Oleh: Ditha Eka Putri J

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah. kesegaran jasmani, dan prestasi (Nala, 2011).

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KELINCAHAN PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SALATIGA TRAINING CENTRE

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu dari banyak cabang olahraga yang paling

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

SKRIPSI I NYOMAN KRISNA WIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. sampai maksimal tetapi pada kenyataannya bukan gerak maksimal yang ada tetapi

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

BAB I PENDAHULUAN. digemari di segala lapisan masyarakat Indonesia, dari anak-anak sampai

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang ada di dalam ruangan, dengan jumlah pemain yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, sehingga membuat manusia menjadi kurang bergerak (hypokinetic),

BAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sudah berkembang luas. Masing-masing individu dituntut untuk bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIG-ZAG RUN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat terutama kaum laki laki mulai dari anak-anak,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. Futsal mengasah teknik pemain 2. Futsal mengasah fisik pemain 3. Futsal mengasah pengetahuan taktis pemain 4. Futsal mengasah mental pemain

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KELINCAHAN PADA PEMAIN FUTSAL PRIA USIA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak adalah bermain. Bermain merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan

PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL TERHADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA RUKUN AGAWE SANTOSA (RAS) KLATEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. gastrocnemius merupakan otot tipe slow twitch (tipe 1). Otot gastrocnemius

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kegiatannya yaitu penggunaan remote control, komputer,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

PENGARUH PENAMBAHAN BEBAN LATIHAN DOUBLE LEG SPEED HOP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PEMAIN BOLA VOLI

PENGARUH PENAMBAHAN DYNAMIC STRETCHING PADA LOWER EXTREMITY MUSCLES SEBELUM SPRINT TRAINING TERHADAP KECEPATAN LARI SPRINT 100 METER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai barometer kemajuan dan alat ukur cita cita manusia. Juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI PANJANG TUNGKAI DAN LINGKAR PAHA TERHADAP AKURASI PASSING. Jurnal. Oleh CAHYO PRASETYO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KELINCAHAN DAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMUM PADA PEMAIN FUTSAL MUFC KARANGANYAR

TERHADAP HASIL SHOOTING PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

Basket merupakan salah satu cabang olahraga yang popular di seluruh dunia. Menurut International Basketball Federation (FIBA) pada tahun 2014, basket

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk melakukan olahraga. Waktu istirahat tidak lagi digunakan untuk aktifitas olahraga

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai tuntutan lingkungan hidup terhadap dirinya, untuk dapat. dimiliki antara lain kemampuan untuk melakukan gerak, aktivitas

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA SISWA DI SMA NEGERI 1 KARANGTENGAH KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk biopsikososial

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut manusia melakukan macam aktivitas. Aktivitas yang sangat

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia terdiri dari bio, psiko, sosio, dan spiritual, dikatakan unik karena

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk

PENAMBAHAN BALLISTIC STRETCHING

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DENGAN STRETCHING DAN TANPA STRETCHING TERHADAP TINGGI JUMPING SMASH PADA ATLIT BULUTANGKIS DI KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. agar tidak kemasukan bola dari regu lawan dengan aturan-aturan tertentu

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Pada even olahraga kompetisi, power merupakan salah satu unsur penting

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. (ruangan),yang jika digabung artinya menjadi sepak bola dalam ruangan.

HUBUNGAN KELENTUKAN TUBUH DAN KECEPATAN REAKSI DENGAN KETERAMPILAN MENGIRING BOLA PERMAINAN SEPAKBOLA JURNAL. Oleh JULIANDA TRI IMAM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia) dan Polri (Polisi Republik Indonesia) sebagai intinya (Sumarsono,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Arif Nur Setyawan A BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIGZAG RUN TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PADA PEMAIN SEPAK BOLA SEKOLAH SEPAK BOLA GUNTUR

BAB I PENDAHULUAN. menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS LATIHAN ZIG-ZAG RUN DENGAN CARIOCA EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN AGILITY PADA PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi.

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PEGAWAI ADMINISTRASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Transkripsi:

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KELINCAHAN PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SALATIGA TRAINING CENTER DAN PUSLAT SALATIGA FC KOTA SALATIGA PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapat Gelar Sarjana Fisioterapi Disusun Oleh: Ditha Eka Putri J120151097 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

i

ii

iii

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KELINCAHAN PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SALATIGA TRAINING CENTER DAN PUSLAT SALATIGA FC KOTA SALATIGA ABSTRAK Kelincahan adalah kemampuan tubuh untuk merubah arah dengan kecepatan pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan pada posisi tubuhnya. Komposisi tubuh sangat berpengaruh terhadap gerak seseorang. Kelincahan memainkan peranan yang khusus terhadap mobilitas fisik, kelincahan bukan merupakan komponen fisik tunggal, tetapi tersusun dari komponen koordinasi, kekuatan, kelenturan, waktu reaksi dan power. Beberapa faktor yang mempengaruhi kelincahan anatara lain antropometri, tipe tubuh, usia, jenis kelamin, dan berat badan. Tidak ada hubungan antara IMT dengan kelincahan di salatiga training center dengan dengan nilai r = - 0.113 dengan nilai signifikan 0.302 > 0.05. dan ada hubungan antara panjang tungkai dengan kelincahan dengan nilai r = -0.753 dengan nilai signifikan 0.000 < 0.05. Kemudian tidak ada hubungan antara IMT dengan kelincahan di purslat salatiga fc dengan nilai r = -0.822 dengan nilai signifikan 0.000 < 0.05. sedangkan ada hubungan antara panjang tungkai dengan kelincahan dengan nilai r = -0.822 dengan nilai signifikan 0.000 < 0.05 Kata Kunci: Kelincahan, panjang tungkai, IMT, pemain salatiga training center Kota Salatiga dan pemain Purslat Salatiga FC kota Salatiga. ABSTRACT Agility is the ability of the body to change direction with the speed at the time of the move without losing balance on the position of her body. Body composition is very influential towards the motion of a person. Agility plays a role that is especially against physical mobility, agility is not a single physical component, but is composed of component coordination, strength, flexibility, reaction time and power. Some of the factors that influence the agility description, the other Anthropometry, body type, age, gender, and weight. there is no relationship 1

between the IMT with agility in salatiga training center with a value of r = 0113 with significant value-0302 > 0.05. and there is a relationship between the length of limbs with agility with a value of r = 0753-significant value 0000 < 0.05. then there is no relationship between the IMT with agility in salatiga fc puslat with a value of r = 0822-with significant value 0000 < 0.05. While there is a relationship between the length of limbs with agility with a value of r = 0822-with significant value 0000 < 0.05 Key words: agility, long limbs, IMT, salatiga players training center Salatiga city and players Puslat Salatiga FC Salatiga city. 1. PENDAHULUAN Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya, sesuai dengan tujuuannya melakukan olahraga. Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup. Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodik artinya olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan, artinya harus selalu diulang dan diulang (Santoso dkk, 2012). Setiap cabang olahraga memiliki karakteristik masing-masing sesuai dengan prosedur pelaksanaanya. Tujuan berolahraga dapat dibagi atas kebutuhannya yaitu rekreasi, pendidikan, kesehatan, kesegaran jasmani, dan prestasi (Nala, 2011). Cabang olahraga yang banyak di gemari disemua lapisan masyarakat adalah sepak bola karna sepak bola merupakan salah satu permainan yang atraktif dan menarik untuk di tonton. Sepak bola merupakan suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak, yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan dengan mempertahankan gawang tersebut agar tidak kemasukan bola (Muhajir, 2007). Meningkatnya minat anak-anak terhadap olahraga sepak bola, sehingga kini semakin banyak didirikan sekolah sepak bola yang merupakan wadah untuk 2

menyalurkan minat dan bakat serta sekaligus sebagai tempat pembinaan dan pengembangan potensi anak-anak usia muda. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan melalui observasi di Salatiga Training Center di dapatkan usia rata-rata siswa yaitu 15-18 tahun dan berjumlah kurang lebih 50 orang dan Puslat Salatiga FC dengan jumlah 29 orang dengan postur yang berbeda-beda. Setiap orang mempunyai fisik atau jasmaniah yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain, sehingga tinggi badan berat badan panjang tungkai serta kelincahan setiap pemain pun berbeda-beda. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan dan jika ada hubungan maka seberapa besar hubungan antara indeks massa tubuh dan panjang tungkai dengan kelincahan di Salatiga Training Center dan Puslat Salatiga FC Kota Salatiga. 2. METODE PENELITIAN Metode atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa erat hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik tes dan pengukuran. (Arikunto, 2013). 3. HASIL PENELITIAN 3.1 Hubungan antara IMT dengan kelincahan Berdasarkan analisa data hasil korelasi didapatkan nilai variabel imt dengan kelincahan dengan nilai r = - 0.113 dengan nilai signifikan 0.302 > 0.05, maka ho diterima yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara IMT dengan kelincahan di Salatiga Training Center Kota Salatiga. Kemudian di Puslat Salatiga FC hasil variabel IMT dengan kelincahan dengan nilai r = 0.037 dengan nilai signifikan 0.425 > 0.05, maka ho diterima yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara IMT dengan kelincahan. Indeks massa tubuh adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan dan tinggi badan seseorang. Rumus 3

menghitung IMT adalah, IMT = Berat Badan (kg) / [Tinggi Badan (m)]² (Arga, 2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat kegemukan memiliki pengaruh yang besar terhadap performa atletik. Kegemukan tubuh berhubungan dengan keburukan 16 performa atlet pada tes-tes speed (kecepatan), endurance (daya tahan), balance (kesimbangan) agility (kelincahan) serta power (daya ledak) (Arga, 2008). Berat badan yang berlebihan secara langsung akan mengurangi kelincahan, dimana berat badan yang berlebihan cenderung mengakibatkan muscle imbalance di bagian trunk juga adanya friksi jaringan lemak pada serabut otot sehingga kontraksi otot menjadi berkurang. Otot dalam berkontraksi dan menghasilkan tegangan memerlukan suatu tenaga atau kekuatan. Kekuatan mengarah kepada output tenaga dari kontraksi otot dan secara langsung berhubungan dengan sejumlah tension yang dihasilkan oleh kontraksi otot, sehingga meningkatkan kekuatan otot berupa level tension, hipertropi, dan recruitment serabut otot. Karena kekuatan merupakan salah satu komponen dari kecepatan, maka makin besar kekuatan dari suatu gerakan, semakin besar pula tenaga eksplosif yang terjadi sehigga akan mampu meningkatkan kelincahan (Kisner dan colby, 2007). Berat badan merupakan parameter gambaran massa tubuh dan parameter antropometri yang labil (Rudiyanto, 2012). Pada kondisi obesitas atau overweight akan terjadi peningkatan beban abdominal yang mengakibatkan bergesernya center of gravity (COG) kedepan, hal ini mengakibatkan tubuh bergeser ke arah posterior peningkatan kurva lumbal, peningkatan kurva kifosis thorakal, dan untuk menjaga keseimbangan, tubuh melakukan kompensasi dengan memposisikan hip semifleksi. Posisi hip yang terkompensasi inilah yang berakibat pada menurunya fleksibilitas otot penggerak utama hip yaitu m.illiopsoas. Fleksibilitas dan keseimbangan merupakan salah satu unsur dari kelincahan maka jika fleksibilitas dan keseimbanganya menurun akan mengurangi kelincahan (Rahma, 2009). Dari hasil penelitian diatas terdapat beberapa siswa yang memiliki IMT normal namun kelincahannya rendah hal tersebut dipicu karena ada beberapa 4

siswa yang baru saja sembuh dari sakit sehingga sebelum dilakukan tes kelincahan tidak mengikuti latihan secara intens. Untuk kegiatan sehari-hari tidak ada perbedaan antara siswa yang satu dengan yang lain karena aktivitas serta tempat tinggal yang sama, pada pagi hingga siang hari sekolah dan pada sore hari nya latihan. 3.2 Hubungan antara Panjang Tungkai dengan Kelincahan Berdasarkan analisa data hasil korelasi didapatkan nilai korelasi antar variabel kelincahan dengan panjang tungkai r = -0.753 dengan nilai signifikan 0.000 < 0.05, maka Ho ditolak, yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan panjang tungkai. dan di puslat salatiga fc korelasi antar variabel kelincahan dengan panjang tungkai r = -0.822 dengan nilai signifikan 0.000 < 0.05, maka Ho ditolak, yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan panjang tungkai. Usia remaja merupakan usia pertumbuhan baik secara psikis maupun fisik. Masa transisi dari masa kanak-kanak ke dewasa. Pada masa ini remaja memiliki ciri-ciri fisik atau psikis yang berbeda-beda. Perubahan fisik yang terjadi diantaranya adalah pertambahan panjang tulang dan perubahan serabut otot. Pertambahan panjang tulang yang di maksud termasuk pertambanhan panjang tungkai. Sebagai anggota gerak bawah, panjang tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas serta penentu gerakan baik berjalan, berlari, melompat maupun menendang (Christian, 2010). Tungkai berkaitan dengan kelincahan karena tungkai sebagai awalan berpindah tempat, berlari dan merubah arah dengan cepat menggunakan gerakan atau dari kekuatan otot yang maksimal (Retief, 2004). Komponen yang dibutuhkan membantu jangkauan langkah yang panjang diantaranya adalah kemampuan biomotor, teknik, koordinasi, serta proporsi fisik yang bagus didalamnya. Sehingga semakin panjang tungkai akan dapat diikuti dengan jangkauan langkah yang semakin panjang sehingga waktu yang diperlukan untuk menempuh suatu jarak tertentu akan semakin pendek, dengan kata lain waktu tempuhnya menjadi lebih cepat dan energi yang dikeluarkan akan semakin sedikit. 5

Panjang tungkai merupakan faktor genetika akan tetapi dapat diciptakan melalui latihan, dengan diberikan pelatihan otot-otot akan menjadi lebih elastis dan ruang gerak sendi akan semakin baik sehingga persendian akan menjadi sangat lentur sehingga menyebabkan ayunan tungkai dalam melakukan langkah-langkah menjadi sangat lebar. Dengan otot yang elastis, tidak akan menghambat gerakangerakan otot tungkai sehingga langkah kaki dapat dilakukan dengan cepat dan panjang. Dengan meningkatnya komponen tersebut maka kelincahan akan mengalami peningkatan (Pratama, 2014). Daerah tungkai memiliki beberapa grup otot besar yang memberikan kontribusi terhadap kelincahan. Beberapa grup otot tersebut adalah group otot ekstensor knee dan flexor hip (Quadriceps femoris) otot ini mempunyai fungsi dominan ekstensi pada knee. Otot quadriceps terdiri dari empat otot yaitu otot rectus femoris, otot vastus lateralis, otot vastus medial, otot vastus intermedialis. Kemudian grup otot fleksor knee dan ekstensor hip (hamstring), hamstring merupakan otot paha bagian belakang yang berfungsi sebagai fleksor knee dan ekstensor hip, secara umum hamstring bertipe otot serabut otot tipe II. Otot hamstring terdiri dari tiga otot yaitu : otot bicep femoris, otot semimembranosus, otot semitendinosus. Ketiga ada grup otot plantar fleksor ankle yaitu terdapat otot gastrocnemius, dan otot soleus. Keempat terdapat grup otot dorsi fleksor ankle yaitu terdapat otot tibialis anterior, extensor digitorum longus, dan extensor hallucis longus. Selain otot tungkai otot yang berperan dalam gerakan kelincahan adalah otot gluteus maximus, gliteus medius, dan minimus. Otot ini berperan sebagai pembentuk bokong (Watson, 2002). 4. PENUTUP Berdasarkan dari analisis hasil statistik, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Tidak ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan kelincahan di Salatiga Training Center Dan Puslat Salatiga FC di Kota Salatiga. 2. Ada hubungan antara panjang tungkai dengan kelincahan di Salatiga Training Center dan Puslat Salatiga FC di Kota Salatiga. 6

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2013. Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Ayu Rahma Aisyah 2009. Skripsi efek penambahan contract relax stretching m. Iliopsoas pada intervensi core stability exercises terhadap perbaikan postur hiperlordosis pada individu overweight. Jakarta: Esa unggul. Christian, Jimmy, Fransiska. Hubungan panjang tungkai dengan kecepatan berjalan pada siswi sekolah menengah atas negeri 6 manado. Fakultas kedokteran universitas sam ratulangi. Kisner & Colby LA. 2007. Theraputic Exercise Foundation and Tecnique Third Edition. T.A. Davis Company: Philadelphia. Muhajir, M. 2007. Pendidikan Jasmani & Kesehatan. Jakarta: Galian Indonesia Printing. Nala, 2011. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Tesis. Denpasar: Udayana. Universitas Roger Watson. 2002. Anatomi Fisiologi untuk perawat. Jakarta: ECG. Rudiyanto. 2012. Hubungan Berat Badan Tinggi Badan dan Panjang Tungkai dengan Kelincahan. Journal of Sport Sciences and Fitness Semarang: Universitas Negeri Semarang. Santosa Giriwijoyo. 2012. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. 7