I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya) November 2013

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar bidang studi bahasa Indonesia dibutuhkan adanya komunikasi antara guru dan

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Kualitas suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

I. PENDAHULUAN. pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki kemampuan berbahasa.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I. PENDAHULUAN. berlaku, baik secara lisan maupun tulis. (Depdiknas, 2008 : 16) Standar Isi Bahasa

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasa siswa baik lisan maupun tulisan. Pada semua jenjang pendidikan,

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. murid (Sagala, 2012:61). Pembelajaran juga merupakan sebuah upaya

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, bahasa merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Sadiman

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

K BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam bercakap sehari-hari tetapi bahasa juga merupakan media

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menulis Karya Ilmiah Remaja 1

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran Bahasa disampaikan kepada para siswa mulai dari jenjang pendidikan tingkat dasar, menengah sampai pendidikan tinggi bertujuan untuk meningkatkan nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa dan sebagai bahasa persatuan Indonesia. Selain itu adalah untuk mendidik dan melatih siswa agar memiliki keterampilan dan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, dalam konteks lisan maupun tulisan (Finoza, 2009: 14). Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan sesamanya. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, penggunaan bahasa dapat mencerminkan nasionalisme dan kecintaan kepada tanah air, menunjukkan identitas bangsa dan sebagai alat pemersatu bangsa. Oleh karena itu penggunaan bahasa, khususnya Bahasa Indonesia harus sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar, baik secara lisan maupun secara tertulis.

2 Penggunaan bahasa secara tertulis harus memperhatikan berbagai kaidah-kaidah bahasa yang berlaku, teratur dan jelas agar maksud yang akan disampaikan mudah dipahami pembaca. Oleh karena itu, pembelajaran mengenai bahasa tulisan disampaikan kepada para peserta didik agar mereka memiliki kemampuan dalam membuat karangan (ragam baku tulis) secara, hemat cermat dan tepat sehingga ide atau gagasan yang disampaikan dapat dipahami atau diterima dengan baik oleh pembaca. Dengan kata lain penggunaan bahasa baku tulis harus jelas dan logis dengan lebih memperhatikan kaidah yang berlaku agar ide, pesan atau informasi yang disampaikan mudah dimengerti oleh pembacanya (Finoza, 2009: 15). Menurut Atmazaki (2006: 28), narasi adalah cerita yang didasarkan atas urutan serangkaian kejadian atau peristiwa. Di dalam kejadian itu, ada satu atau beberapa tokoh dan tokoh tersebut mengalami satu atau serangkaian peristiwa. Mengarang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam menuangkan ide atau gagasannya ke dalam bentuk sebuah tulisan, yang berisi pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh dan teratur agar mudah dicerna dan dipahami isinya oleh pembacanya. Permasalahan yang melatar belakangi penelitian ini adalah kurangnya keterampilan dan kemampuan para siswa dalam membuat karangan (ragam baku tulis) secara baik dan benar sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan karena dalam kehidupan sehari-hari, para siswa lebih banyak menggunakan bahasa secara lisan, selain itu kecenderungan penggunaan bahasa secara lisan di kalangan para siswa adalah bahasa tidak baku (bahasa gaul), sehingga membuat para siswa semakin tidak terbiasa menggunakan Bahasa

3 Indonesia secara baik dan benar. Secara ideal siswa diharapkan terampil dan mampu menggunakan Bahasa Indonesia secara lisan dan tertulis, karena Bahasa Indonesia merupakan identitas bangsa Indonesia. Kurangnya keterampilan dan kemampuan siswa dalam menggunakan Bahasa Indonesia secara tertulis merupakan hal yang sangat disayangkan, karena Pelajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran wajib bagi siswa sejak Sekolah Dasar. Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab kurangnya keterampilan dan kemampuan tersebut secara umum terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti kurangnya minat dan motivasi untuk mempelajari Bahasa Indonesia secara baik dan benar, khususnya ragam bahasa tulis. Sementara itu, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, seperti lingkungan pergaulan siswa yang pada umumnya lebih banyak menggunakan bahasa tidak baku, media massa, khususnya televisi yang setiap hari menyajikan tontonan atau tayangan dengan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia secara baik dan benar, perkembangan teknologi seperti telepon genggam (handphone) dan facebook yang membuat siswa terbiasa berkomunikasi menggunakan bahasa gaul. Selain itu, tidak tepatnya metode dan model pembelajaran Bahasa Indonesia yang digunakan guru ketika menyampaikan materi Bahasa Indonesia juga dapat berpengaruh pada kurangnya keterampilan dan kemampuan siswa dalam menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar.

4 Secara teoritis menurut Atmazaki (2006: 14), kebiasaan membaca seseorang akan dapat mempengaruhi kemampuannya dalam menyusun atau menulis suatu karangan, karena dengan tingkat keseringan membaca yang tinggi maka seseorang akan semakin terbiasa dalam menelaah dan mencermati alur cerita dan pesanpesan yang disampaikan oleh penulis melalui sebuah karangan. Membaca dan menulis merupakan bagian dari empat aspek berbahasa yang disajikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah yang meliputi aspek menyimak, aspek berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan membaca adalah proses pemahaman yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Kemampuan menulis adalah suatu proses merangkai, menyusun, dan mencatat hasil pikiran individu dalam bahasa tulis. Semakin banyak siswa mendengar, melihat, dan membaca maka siswa akan lebih mudah untuk memaparkan dalam bahasa tulisan. Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian mengenai korelasi antara kebiasaan membaca dan kemampuan menulis narasi. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa Kelas IX SMP Tunas Harapan Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kebiasaan membaca pada siswa Kelas IX SMP Tunas Harapan Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?

5 2. Bagaimanakah kemampuan menulis narasi pada siswa Kelas IX SMP Tunas Harapan Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013? 3. Apakah ada korelasi kebiasaan membaca dan kemampuan menulis narasi pada siswa Kelas IX SMP Tunas Harapan Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013? 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah dalam penelitian meliputi kebiasaan membaca (X) dan kemampuan menulis narasi pada siswa Kelas IX SMP Tunas Harapan Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 (Y). 1.4 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Adakah hubungan kebiasaan membaca dan kemampuan menulis narasi pada siswa Kelas IX SMP Tunas Harapan Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Kebiasaan membaca pada siswa Kelas IX SMP Tunas Harapan Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 2. Kemampuan menulis narasi pada siswa Kelas IX SMP Tunas Harapan Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 3. Hubungan kebiasaan membaca dan kemampuan menulis narasi pada siswa Kelas IX SMP Tunas Harapan Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013

6 1.6 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan penjelasan secara ilmiah, terperinci dan sistematis mengenai korelasi kebiasaan membaca dan kemampuan menulis narasi pada siswa Kelas IX SMP Tunas Harapan Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Secara praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi siswa dalam menumbuhkan motivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam menulis karangan narasi. Selain itu bagi guru hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangan pemikiran bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Objek Penelitian Ruang lingkup objek penelitian ini adalah kebiasaan membaca dan kemampuan menulis narasi. 2. Subjek Penelitian Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa Kelas IX SMP Tunas Harapan Bandar Lampung

7 3. Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah pada SMP Tunas Harapan Bandar Lampung 4. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Tahun Pelajaran2012/2013.