BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

Disebarluaskan melalui: website: Maret, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.8 Nabi Syu aib AS.

Pendukung dan Penghalang dari Taubat

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.4 Nabi Hud AS.


Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

Kitab (Al-qur an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, (sebagai) petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (Q.S. Al-Baqarah : 2) ABSTRAK


5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.6 Nabi Ibrahim AS., Nabi Ismail AS., Nabi Luth AS., dan Nabi Ishaq AS.

DOA WIRID YANG TERMUAT DALAM AL QUR AN

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

BANJIR NABI NUH (Bagian-1) Ust. Drs. M. Soleh, M.Pd

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

Motivasi Agar Istiqomah

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

Pendidikan Agama Islam

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

Ahli Ibadah dengan Pelacur yang Cantik Jelita Sebuku Roti Penebus Dosa

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim

Disebarluaskan melalui: Website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

Perintah Pertama di Dalam Alquran

Mengusir Asap? Allah Yang Meniupkan Angin dan Menurunkan Hujan

TATA URUTAN AMALAN. taklid buta yang hanya mengandalkan tradisi para leluhur tanpa diiringi

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

Doa Hari ke 1. Doa Hari ke 2

Hakikat Manusia Menurut Islam

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.3 Nabi Nuh AS.

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Diterjemahkan oleh : Abu Sa id Neno Triyono א א א.

SURAT 64. AT TAGHAABUN DITAMPAKKAN KESALAHAN KESALAHAN

Pendidikan Agama Islam

AYAT-AYAT AL-QUR AN Tentang ALAM SEMESTA

Renungan Pergantian Tahun

MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT. Muzdalifah M Rahman* 1

Hujan, Nikmat Yang Dikufuri

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

Sucikan Diri Benahi Hati

Pribadi Mandiri dan Kesalehan Sosial. Iwan Yahya Muhajirin, Ottawa, Ramadhan 1436 H 6 Juli 2015

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.5 Nabi Shalih AS.

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

*** Tunaikanlah Amanah

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

ILMU PERTANDA Oleh Nurcholish Madjid

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

Puisi Wajib TANAH AIR MATA Oleh: Sutardji Calzoum Bachri

Metode Bijak Memperbaiki Aib

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah

Kisah Kaum 'Aad. Khutbah Pertama:

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui:

Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah sajalah hati akan menjadi tenteram (QS Ar Ra d : 28).

dengan dunianya? Mereka saling menonjolkan

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

[ Indonesia Indonesian

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Sikap Yahudi di dalam Al-Qur an

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #3 oleh Chris McCann

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

DZIKIR PAGI (Dibaca dari shalat subuh hingga terbit matahari)

COBAAN HARTA DAN KELUARGA Ustadz Nazamuddin

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

Syiah meyakini adanya dua belas imam yang menjadi penerus. kenabian. Bagi syiah, masalah imamah sudah tidak bisa ditawar lagi,

PENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid

Lampiran 1 Lirik lagu

BAGI ORANG MUSLIM, SHOLAT SEBAGAI KEWAJIBAN ATAUKAH KEBUTUHAN?

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #12 oleh Chris McCann

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA

GPIB Immanuel Depok Minggu, 22 Januari 2017 ] TATA IBADAH HARI MINGGU III SESUDAH EPIFANIA

2. "Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. " Kolose 4:5.

TATA IBADAH HARI MINGGU PASKAH V

Minggu, 21 Januari 2018 ALLAH MENYESAL. Yunus 3:1-10 PERSIAPAN T A T A I B A D A H M I N G G U G K I K E B A Y O R A N B A R U 0

Pendidikan Agama Islam

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Disebarluaskan melalui: website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

DITEBUS OLEH PENGORBANAN BESAR

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Ramadhan Bulan Pembebasan dari Api Neraka

Hikmah dan Pelajaran dari Ibadah Haji

BAB IV PERILAK TERPUJI

BAB V PENUTUP. menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung nilai dakwah?

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Hidayah Adalah Karunia Ilahi

DISIAPKAN MENJADI SAKSI

APOCRYPHA DARI ALKITAB KING JAMES DOA AZARYA & lagu Yahudi tiga. Doa Azarya dan nyanyian Yahudi tiga

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Menjauhi Dosa Sihir dan Cara Terleas dari Pengaruhnya

Bab I Apa Sih Kuncinya?

KEBEBASAN DARI KEKUATIRAN DAN KEGELISAHAN Bagian ke-2

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)

Transkripsi:

180 BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Setelah menganalisis puisi Dalam Doa: I, Sajak Desember, Perahu Kertas, Dalam Doaku, Hatiku Selembar Daun, dan Hitam Berkata karya Sapardi Djoko Damono, maka simpulan dari keenam puisi tersebut berkaitan dengan tiga hal pokok. Pertama, struktur puisi Dalam Doa: I, Sajak Desember, Perahu Kertas, Dalam Doaku, Hatiku Selembar Daun, dan Hitam Berkata karya Sapardi Djoko Damono. Kedua, nilai-nilai religius dalam puisi Dalam Doa: I, Sajak Desember, Perahu Kertas, Dalam Doaku, Hatiku Selembar Daun, dan Hitam Berkata karya Sapardi Djoko Damono. Ketiga, kesesuaian puisi Dalam Doa: I, Sajak Desember, Perahu Kertas, Dalam Doaku, Hatiku Selembar Daun, dan Hitam Berkata karya Sapardi Djoko Damono sebagai bahan pembelajaran sastra di MTs. Cikajang. Pertama, struktur puisi Dalam Doa: I, Sajak Desember, Perahu Kertas, Dalam Doaku, Hatiku Selembar Daun, dan Hitam Berkata karya Sapardi Djoko Damono. Dari analisis struktur dapat disimpulkan tentang aspek sintaksis, aspek semantik, dan aspek pragmatik. Dari analisis aspek sintaksis, yang meliputi hubungan antar tanda, dalam hal ini hubungan antara frasa, kata, kalusa, dan kalimat. Dapat disimpulkan bahwa puisi Dalam Doa: I dan Sajak Dersember diawali dengan kalimat pasif. Contoh pada puisi Dalam Doa: I, kupandang ke sana Isyarat-isyarat dalam cahaya. Contoh pada puisi Sajak Desember, kutanggalkan mantel serta topiku yang tua ketika daun penanggalan gugur: lewat tengah malam. Pada kedua puisi tersebut tidak hanya diawali kalimat pasif, melainkan didominasi dengan kalimat pasif. Pada puisi Perahu Kertas, Dalam Doaku, Hatiku Selembar Daun, dan Hitam Berkata diawali dengan kalimat aktif ataupun kalusa yang bersifat aktif. Contoh pada puisi Perahu Kertas, Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas. Contoh pada puisi Dalam Doaku, dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata. Contoh pada puisi Hatiku Selembar

181 Daun, hatiku selambar daun. Contoh pada puisi Hitam Berkata, hitam berkata kepada putih, Aku luntur, kau tahu, dan kau kena hitamku. Selain ada kalimat pasif dan kalimat aktif, juga terdapat kalimat majemuk. Baik kalimat majemuk setara maupun kalimat majemuk bertingkat. Dari analisis aspek semantik, keenam puisi karya Sapardi Djoko Damono memiliki makna denotasi dan makna konotasi. Selain mengandung makna denotasi dan konotasi, juga mengandung majas. Majas yang paling mendominasi yaitu majas personifikasi. Majas personifikasi selalu ada pada keenam puisi karya Sapardi Djoko Damono. Majas personifikasi pada puisi-puisi tersebut bukan hanya memperkuat imaji kehidupan dan alam, tetapi mampu menjadikan puisi ini lebih bermakna. Selain majas personifikasi, juga majas hiperbola dan majas metafora cukup banyak pada puisi-puisi tersebut. Puisi Dalam Doa: I memiliki 6 isotopi, yaitu isotopi alam, isotopi ketuhanan, isotopi manusia, isotopi gerak, isotopi waktu, dan isotopi ruang. Dari isotopi-isotopi tersebut membentuk tema aktivitas manusia dalam meyakini Tuhan melalui kebesaran-nya dan mensyukuri nikmat Tuhan. Puisi Sajak Desember memiliki 6 isotopi, yauitu isotopi alam, isotopi ketuhanan, isotopi manusia, isotopi gerak, isotopi waktu, dan isotopi ruang. Isotopi-isotopi tersebut membentuk tema aktivitas manusia atau renungan dalam bentuk dialog dengan Tuhannya. Pada puisi Perahu Kertas memiliki isotopi 6, yaitu isotopi manusia, isotopi gerak, isotopi perasaan, isotopi alam, isotopi ruang, dan isotopi waktu. Isotopi-isotopi tersebut membentuk tema pengabdian manusia kepada Tuhannya. Pada puisi Dalam Doaku terdapat 6 isotopi, yaitu isotopi manusia, isotopi gerak, isotopi perasaan, isotopi ruang, isotopi waktu, dan isotopi alam. Isotopi-isotopi tersebut membentuk tema pentingnya waktu untuk melaksanakan ibadah atau sholat lima waktu sebagai bentuk pengabdian manusia kepada Tuhannya. Pada puisi Hatiku Selembar Daun terdapat 5 isotopi, yaitu isotopi manusia, isotopi gerak, isotopi waktu, isotopi alam, dan isotopi ruang. Isotopi-isotopi tersebut membentuk tema manusia jangan lupa akan kewajiban untuk beribadah kepada Allah Swt. Pada puisi Hitam Berkata terdapat 5 isotopi, yaitu isotopi manusia,

182 isotopi gerak, isotopi ruang, isotopi alam, dan isotopi ketuhanan. Isotopi-isotopi tersebut membentuk tema manusia harus memiliki keimanan yang kuat agar perbuatan yang dilakukan sesuai dengan perintah Allah Swt. Dari keenam puisi tersebut isotopi yang paling mendominasi dan selalu hadir dalam setiap puisi, yaitu isotopi alam, isotopi manusia, isotopi gerak, isotopi waktu, dan isotopi ruang. Dari aspek pragmatik yanag difokuskan pada hadirnya aku lirik (pembicara ) dan pendengar, pada puisi Dalam Doa: I terdapat penggunaan pronomina persona ku, Engkau, dan Kita. Pronomina ku menunjukkan aku lirik, pronomina Engkau menunjukkan pada Tuhan karena penulisan huruf e dengan huruf kapital, dan pronomina Kita menunjukkan kominikasi antara aku lirik dengan Tuhannya. Pada puisi Sajak Desember terdapat penggunaan pronomina persona ku dan Mu. Pronomina ku menunjukkan aku lirik dan pronomina Mu menunjukkan pada Tuhan karema penulisan huruf m menggunakan huruf kapital. Pada puisi Perahu Kertas terdapat penggunaan persona kau, ia, dan mu. Penggunaan pronomina kau, ia, dan mu, menunjukkan kau lirik. Pada puisi Dalam Doaku terdapat pengggunaan pronomina persona ku dan kau. Penggunaan pronomina ku menunjukkan aku lirik dan pronomina kau menunjukkan pada alam yang diciptakan allah sebagai bukti kebesaran-nya. Pada puisi Hatiku Selembar Daun terdapat penggunaan pronomina persona ku, kau, dan mu. Penggunaan pronomina ku menunjukkan aku lirik, pronomina kau dan mu menunjukkan pada perbuatan yang sudah dilakukan oleh aku lirik. Pada puisi Hitam Berkata terdapat penggunaan pronomina persona aku dan kau. Penggunaan pronomina aku mengacu pada hitam yang bermakna dosa, kesalahan, ataupun bisikan setan, sedangkan pronomina kau mengacu pada putih yang bermakna suci, bersih, ataupun manusia. Dengan demikan, penggunaan pronomina persona aku atau ku yang paling dominan dan selalu hadir dalam keenam puisi Sapardi Djoko Damono yang mengacu pada aku lirik.

183 Kedua, analisis nilai-nilai religius yang terdapat pada puisi Dalam Doa: I, Sajak Desember, Perahu Kertas, Dalam Doaku, Hatiku Selembar Daun, dan Hitam Berkata karya Sapardi Djoko Damono, mengacu pada nilai-nilai religius Islami adalah sebagai berikut. 1) Nilai Keimanan (tauhid), kriteria nilainya: iman kepada Allah (perasaan batin yang ada hubungannya dengan Tuhan dan mengakui kebesaran Tuhan), takwa kepada-nya (perasaan takut), dan tobat (perasaan berdosa). 2) Norma Kehidupan (fikih), kriteria nilainya: halal (dibolehkan), haram (dilarang), makruh (dibenci), mubah (dikerjakan tidak berpahala, ditinggalkan tidak berdosa), dan sunat (dilaksanakan mendapat pahala, ditinggalkan tidak berdosa). 3) Norma Perilaku (akhlak), kriteria nilainya: sabar (kehidupan yang penuh kemuliaan), rendah hati, tawakal (penyerahan diri tunduk dan taat kepada Yang Maha Pencipta), jujur, ikhlas, dan disiplin. Nilai-nilai religius yang terdapat pada puisi Dalam Doa:I, yaitu keimanan (tauhid) mengandung nilai iman kepada Allah dan sikap perilaku (akhlak) mengandung nilai sabar. Hal tersebut tergambar dalam larik pertama sampai keempat, kupandang ke sana: Isyarat-isyarat dalam cahaya kupandang semesta ketika Engkau seketika memijar dalam Kata terbantun menjelma gema. Kata Isyarat-isyarat menunjukkan petunjuk. Kata cahaya menunjukkan firman-firman Allah. Jadi Isyarat-isyarat dalam cahaya mengandung arti petunjuk dari Allah melalui firman-firman-nya. Kemudian Kata terbantun menjelma gema, Kata mengandung arti Al-Quran. Allah memancarkan cahaya melalui firman-firman- Nya yang terdapat dalam Al-Quran. Seperti yang diungkapkan dalam Al-Quran yang artinya Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Quran) dengan perintah kami. Sebelimnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al-Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di atara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus (QS. Asy-Syuura, 42:52). Dialah yang menurunkan kepada hamba-nya ayat-ayat yang terang (Al-Quran) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah

184 benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu (QS. Al- Hadiid, 57: 9). Mengandung nilai sabar, hal tersebut tergambar dalam larik kelima, yaitu kemudian daun bertahan pada tangkainya ketika hujan tiba. Selain sikap sabar juga sikap tawakal, yaitu penyerahan diri dan taat kepada Allah. Hal tersebut digambarkan dalam larik keenam, Kudengar bumi sediakala tiada apa pun di antara Kita: dingin semakin membara sewaktu berhembus angin. Pada puisi Sajak Desember terdapat nilai religius, keimanan (tauhid) mengandung nilai takwa kepada Allah dan sikap perilaku (akhlak) mengandung nilai rendah hati. Hal tersebut tergambar dalam larik ketiga, Kemudaian kuhitung hutang-hutangku pada-mu. Kata hutang-hutangku menunjukkan kewajibankewajiban yang diperintahkan Allah. Pada larik keenam, di luar hujan pun masih kudengar dari celah-celah jendela. Kata hujan mengandung arti rahmat dari Allah Swt. Seperti yang diungkapkan dalam Al-Quran yang artinya Dan Dialah yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha terpuji (QS. Asy-Syuura, 41: 28). Selain mengandung nilai takwa kepada Allah, juga nilai tobat. Hal tersebut tergambar dalam larik kesembilan, masih patutkah kuhitung segala milikku selembar celana dan selembar baju ketika kusebut berulang nama-mu: taratemaram bayang bianglala itu. Frasa kusebut berulang nama-mu menunjukkan mengingat Allah sebagai bentuk perenungan atas segala yang telah diperbuat oleh aku lirik. Puisi Sajak Desember mengandung nilai rendah hati. Hal tersebut tergambar pada larik pertama sampai ketiga, kutanggalkan mantel serta topiku yang tua ketika daun penanggalan gugur: lewat tengah malam. Kata kutanggalkan berarti melepaskan segala yang dimilikinya. Kemudian pada larik tersebut terdapat frasa betapa miskinnya diriku. Hal tersebut menunjukkan seolaholah aku lirik tidak memiliki apa pun atau belum banyak amalan atau kewajiban yang telah diperbuatnya. Pada larik ketujuh sampai dua belas, Ada yang terbaring di kursi, letih sekali masih patutkah kuhitung segala milikku selembar celana dan selembar baju ketika kusebut berulang nama-mu; taram-temaram bayang bianglala itu. Hal tersebut menunjukkan dialog aku lirik dengan Tuhan-nya

185 dengan mempertanyakan masih pantaskah menghitung segala yang dimilikinya atau segala yang telah dikerjakannya. Pada puisi Perahu Kertas terdapat nilai religius keimanan (tauhid) mengandung nilai iman dan takwa kepada Allah dan sikap perilaku (akhlak) mengandung nilai tawakal dan ikhlas. Puisi Perahu Kertas mengandung nilai iman kepada Allah, yaitu percaya adanya Allah. Selain mengandung nilai iman kepada Allah, juga mengandung nilai takwa kepada Allah. Takwa artinya menjauhi larangan-nya dan melaksanakan segala perintah-nya. Seperti yang diungkapkan dalam Al-Quran yang artinya... janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu, bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat, dan tunaikanlah zakat (Q.S. Al-Baqarah: 83). Hal itu tergambar pada larik pertama sampai ketiga, Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas dan kaulayarkan di tepi kali; alirnya sangat tenang, dan perahumu bergoyang menuju lautan. Perahu kertas melambangkan pengabdian manusia kepada Tuhannya. Manusia melakukan sesuatu yang diperintahkan Tuhan dan menjauhi segala larangan-nya. Segala yang dilakukan bergantung pada niat. Ibarat sebuah perahu yang berlayar di lautan lepas, angin dan gelombang sangat menentukan sampai tidaknya perahu itu ke tujuan. Ketakwaan itu tergambar dari kisah Nabi Nuh yang taat saat Allah memerintahkan Nuh untuk membuat kapal guna menyelamatkan diri dan kaumnya yang beriman dari banjir besar. Seperti yang diungkapkan dalam Al-Quran yang artinya "Mulailah dia (Nuh) membuat kapal. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, 'Jika kalian mengejek kami, maka kami (pun) akan mengejek kalian sebagaimana kalian mengejek (kami). Maka kelak kalian akan mengetahui siapa yang akan ditimpa adzhab yang menghinakan dan (siapa) yang akan ditimpa adzhab yang kekal. 'Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, Kami berfirman, 'Muatkanlah ke dalamnya (kapal itu) dari masing-masing (hewan) sepasang (jantan dan betina), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah terkena ketetapan

186 terdahulu dan (muatkan pula) orang yang beriman. 'Ternyata orang-orang beriman yang bersama Nuh hanya sedikit. Dan dia berkata, 'Naiklah kalian semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gununggunung. Dan Nuh memanggil anaknya, ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, 'Wahai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir. 'Dia (anaknya) menjawab, 'Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah! '(Nuh) berkata, 'Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah Yang Maha Penyayang.' Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan. Dan difirmankan, 'Wahai bumi, telanlah airmu dan wahai langit (hujan) berhentilah,' Dan air pun disurutkan, dan perintah pun diselesaikan, dan kapal itu pun berlabuh di atas gunung Judi, dan dikatakan, 'Binasalah orang-orang zhalim" (QS. Hud, 11: 38-44). Mengandung nilai tawakal dan ikhlas. Hal tersebut tergambar dalam larik pertama sampai ketiga, Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas dan kaulayarkan di tepi kali; alirnya sangat tenang, dan perahumu bergoyang menuju lautan. Kata kanak-kanak mengandung arti sikap seorang anak selalu polos, ikhlas, dan suci. Kata perahu kertas melambangkan pengabdian manusia kepada Tuhannya. Jadi, pengabdian yang dilakukan manusia keda Tuhannya harus dilandasi oleh niat yang suci, tulus, dan penuh dengan keikhlasan. Pada puisi Dalam Doaku terdapat nilai keimanan (tauhid) mengandung nilai iman kepada Allah dan sikap perilaku (akhlak) mengandung nilai disiplin dan sabar. Hal tersebut tergambar pada larik pertama sampai keempat, langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara. Pada larik keenam sampai kedelapan, pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau

187 entah dari mana. Yang dimaksud orang-orang beriman dalam agama Islam diantaranya adalah orang-orang yang khusyuk dalam sholatnya seperti yang termaktub dalam Q.S. Al-Mu minun, 23: 1-6. Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam sholatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, dan orang yang menunaikan zakat, dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Mengandung nilai disiplin dan sabar. Hal tersebut tergambar dalam larik pertama, dalam doaku subuh ini. Larik kelima, ketika matahari mengambang tenang di atas kepala. Pada larik kesembilan, dalam doaku sore ini. Pada larik keempat belas, magrib ini dalam doaku. Pada larik ke Sembilan belas, dalam doa malamku. Kata-kata tersebut menggambarkan aku lirik yang tepat waktu dalam melaksanakan sholat lima waktunya. Puisi ini mengingatkan akan pentingnya waktu. Waktu yang tidak kita gunakan sebaikbaiknya untuk kegitan yang berguna atau beribadah kepada-nya akan menjadi siasia dan tidak menghasilkan apapun. Selain itu juga, kita akan menjadi orang yang merugi. Dalam Islam waktu beribadah yang wajib sudah ditentukan yaitu sholat. Di luar itu umat Islam bisa menggunakannya untuk ibadah yang lain dan amalan sholeh lainnya. Seperti yang tercantum dalam Al-Quran surat Al Ashr, 103: 1-3. Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kebenaran. Puisi ini mengandung nilai sabar. Sabar artinya tidak mudah putus asa, tidak gampang marah, dan penurut. Hal tersebut tergambar pada larik kesembilan belas sampai dua puluh dua, dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupan. Pada larik tersebut, aku lirik menggambarkan waktu sholat isya dan menggambarkan kedekatan aku lirik dengan Tuhannya.

188 Pada puisi Hatiku Selembar Daun terdapat nilai religius keimanan (tauhid) mengandung nilai tobat dan sikap perilaku (akhlak) mengandung nilai rendah hati. Hal tersebut tergambar dalam larik kedua sampai ketiga, nanti dulu, biarkan aku sejenak terbarin di sini; ada yang masih ingin kupandang, yang selama ini senantiasa luput. Dalam hal ini aku lirik mengingat dan menyesali perbuatnya karena menyia-nyiakan waktunya dengan berbuat dosa dan lupa akan kewajibannya untuk beribadah kepada Allah. Mengandung nilai rendah hati. Hal tersebut tergambar pada larik pertama, hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput. Dalam hal ini aku lirik merasakan bahwa begitu kecilnya manusia di mata Allah Swt. Pada puisi Hitam Berkata terdapat nilai keimanan (tauhid) yang mengandung nilai tobat dan norma kehidupan (fikih) yang mengandung nilai haram. Hal tersebut tergambar dalam larik pertama sampai kedua, Hitam berkata kepada putih, Aku luntur, kau tahu, dan kau kena hitamku. Dalam hal ini aku lirik mengingatkan bahwa begitu mudahnya setan menghasut manusia untuk melakukan kesalahan dan dosa. Begitu juga padalarik ketiga sampai keempat, Hitam tenggelam ke dalam putih dan putih, ya Allah, menjelma hitam --membatu! Pada larik tersebut tergambar rasa penyesalan dan mengakui akan segala dosa yang telah diperbuat aku lirik. Mengandung nilai haram. Hal tersebut tergambar dalamlarik ketiga sampai keempat, Hitam tenggelam ke dalam putih dan putih, ya Allah, menjelma hitam --membatu! Pada larik tersebut menggambarkan bahwa ketika manusia telah terjerumus melakukan yang diharamkan oleh Allah maka dosa yang telah dilakukan itu akan mendapat hukuman baik di dunia maupun di akhirat kelak, kecuali manusia itu bertobat. Dari keenam puisi tersebut nilai religius yang paling dominan yaitu nilai keimanan (tauhid) dan sikap perilaku (akhlak). Ketiga, pemanfaatan kajian puisi Dalam Doa: I, Sajak Desember, Perahu Kertas, Dalam Doaku, Hatiku Selembar Daun, dan Hitam Berkata karya Sapardi Djoko Damono sebagai bahan ajar mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP/MTs sesuai dengan kurikulum 2013. Berdasarkan hasil penelitian terhadap puisi Dalam

189 Doa: I, Sajak Desember, Perahu Kertas, Dalam Doaku, Hatiku Selembar Daun, dan Hitam Berkata Karya Sapardi Djoko Damono yang dijadikan data penelitian dalam penelitian ini dan merujuk kepada temuan-temuan hasil penelitian, maka keenam puisi karya Sapardi Djoko Damono dengan kesesuaian kurikulum yang diberlakukan di SMP/MTs yakni Kurikulum 2013 layak untuk dijadikan sebagai bahan ajar mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP/MTs. Alasan yang paling mendasar dari keenam puisi karya Sapardi Djoko Damono dapat dijadikan sebagai bahan ajar mata pelajaran bahasa Indonesia di MTs. Puisi-puisi tersebut memiliki struktur puisi (struktur fisik dan struktur batin) serta memiliki pesan moral berupa nilai religius yang islami. Hal ini sangat sesuai untuk pembentukan nilai-nilai keimanan dan karakter siswa terutama di lingkungan Madrasah Tsanawiyah (MTs) tempat penelitian ini berlangsung. Juga sesuai dengan kurikulum 2013 yang mengutamakan sikap daripada keterampilan dan pengetahuan. Dengan demikian, religius termasuk pada sikap. Keenam puisi karya Sapardi Djoko Damono ini akan dijadikan bahan ajar berupa Modul Kesusastraan yang penerapannya mengacu kepada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 untuk SMP/MTs. 6.2 Saran Menganalisis terhadap karya sastra (puisi) dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Salah satunya dengan menggunakan pendekatan semiotik. Menganalisis dengan pendekatan semiotik terhadap puisi dapat dikembangkan dalam pembelajaran sastra (puisi) karena pendekatan semiotik cukup mendasar dalam memaknai puisi. Oleh karena itu, guru bahasa dan sastra Indonesia hendaknya dapat mengembangkan dalam menganalisis puisi dengan menggunakan pendekatan semiotik sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajaran. Guru bahasa dan sastra Indonesia hendaknya dapat menggunakan hasil analisis yang dapat memperkaya pengembangan bahan pembelajaran di sekolah. Hasi analisis dengan menggunakan pendekatan semiotik terhadap puisi dapat

190 dijadikan bahan pembelajaran. Hal ini harus dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai ujung tombak keberhasilan pembelajaran. Minimnya bahan pembelajaran sastra banyak dikeluhkan oleh guru bahasa dan sastra Indonesia di MTs. Untuk meminimalkan hal tersebut modul kesusastraan yang memuat puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono dapat dimanfaatkan untuk bahan pembelajaran sastra (puisi) di MTs. Untuk penelitian selanjutnya, perlu diadakan penelitian yang lebih mendalam lagi tentang puisi karya penyair-penyair Indonesia lainnya yang belum di teliti. Dengan tema puisi yang beraneka ragam, tidak hanya tema religius saja. Dengan demikian, disarankan untuk penelitian selanjutnya, semua puisi-puisi karya penyair Indonesia dapat diteliti, sehingga dapat diketahui tema dan makna yang terkandung dalam puisi.