III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Menururt Punch (1988), metode penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia ( Bank

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk pengumpulan data dan informasi bulan Januari 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Milik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya didasarkan pada analisis data numerik atau angka serta dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. buku-buku, internet serta laporan yang tercatat melalui website

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis mengadakan penelitian

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Juli Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan

BAB lll METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. misalnya berupa laporan-laporan, buku-buku, jurnal penelitian yang berkaitan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah pengaruh faktor-faktor internal bank tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampoerna, Tbk dengan data laporan keuangan selama 5 tahun terhitung

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah jadi dari tempat penelitian. Data jumlah deposito mudharabah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didapatkan secara langsung oleh peneliti tetapi diperoleh dari orang atau

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. website Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Perumnas Simalingkar Medan, Telp/Fax (061)

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

BAB III METODE PENELITIAN. waktu (time series) triwulanan periode tahun Data yang. data adalah 36 dan dianggap sudah resprentatif.

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang menganalisis datanya berbentuk. dikumpulkan telah selesai berlangsung (Nazir, 2005).

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. umum dari obyek penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengambil data waktu tiga

BAB IV METODE PENELITIAN. yang bertujuan sebagai ilmu terapan. Sedangkan menurut tingkat eksplanatorinya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. independent yaitu dana pihak ketiga, tingkat suku bunga SBI, tingkat Non

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia (

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. pertumbuhan sedangkan variabel dependentnya adalah sruktur modal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini, peneliti akan mengukur pengaruh hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian adalah dari bulan September 2015 Januari 2016 di Universitas Mercu

BAB III METODE PENELITIAN. Guna menyelesaikan penelitian ini terutama untuk memperoleh data-data dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini

Transkripsi:

62 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Menururt Punch (1988), metode penelitian kuantitatif merupakan penelitian empiris di mana data adalah dalam bentuk sesuatu yang dapat dihitung/angka. Penelitian kuantitatif memerhatikan pada pengumpulan dan analisis data dalam bentuk numerik. Metode penelitian kuantitatif memiliki ciri khas berhubungan dengan data numerik dan bersifat obyektif. Fakta atau fenomena yang diamati memiliki realitas obyektif yang bisa diukur. Variabel-variabel penelitian dapat diidentifikasi dan interkorelasi variabel dapat diukur. Peneliti kuantitatif menggunakan sisi pandangannya untuk mempelajari subyek yang di teliti.. B. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan data yang digunakan adalah data sekunder, analisis yang digunakan data sekunder merupakan data yang dapat diukur dan diestimasi dengan regresi berganda. Dan variabel data yang digunakan adalah data Pinjaman Luar Negeri (Y), Inflasi (X 1 ), PDB (X 2 ), Keseimbangan Fiskal (X 3 ), Neraca Berjalan (X 4 ).

63 C. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series dari masingmasing variable pinjaman luar negeri, inflasi, PDB, keseimbangan fiskal dan neraca berjalan masing-masing 14 tahun dari tahun 2000-2013 di Indonesia. Data yang akan diolah adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, dalam hal ini adalah melalui studi kepustakaan. D. Sumber Data Data sekunder yang digunakan sebagai variabel ini bersumber dari : 1. Nota Keuangan dan APBN yang diterbitkan oleh Departemen Keuangan 2. IMF (International Monetary Fund) 3. BPS (Badan Pusat Statistik) 4. Bloomberg 5. World Data Bank 6. Data Pokok APBN Kementerian Keuangan RI 7. Direktorat Jendral Pengelolaan Utang (DJPU) 8. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) 9. Direktorat Jendral Pajak (DJP) Oleh karena keterbatasan data,jumlah data yang diobservasi adalah sebanyak 14 pasang data (2000-2013) yang merupakan data tahunan. Untuk melengkapi hasil olahan data sekunder,informasi-informasi yang berkaitan juga dikumpulkan melalui

64 berbagai literatur serta surat kabar dan artikel yang diunduh melalui media internet. Data-data tersebut diantaranya : 1. Data pinjaman luar negeri pemerintah Indonesia dari tahun 2000 sampai dengan 2013. 2. Data inflasi Indonesia dari tahun 2000 sampai dengan 2013. 3. Data PDB Indonesia dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2013. 4. Data keseimbangan fiskal Indonesia dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2013. 5. Data neraca berjalan Indonesia dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2013. Tabel 6. Deskripsi Data Input Nama Data Selang periode Satuan Sumber data runtun waktu pengukuran Pinjaman luar negeri Tahunan Juta US$ Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Inflasi Tahunan Persentase Badan Pusat Statistik PDB Tahunan Milyar Rupiah Badan Pusat Statistik Keseimbangan fiscal (Selisih Pendapatan Pajak dan Pengeluaran Pemerintah) Tahunan Milyar Rupiah Badan Pusat Statistik dan Nota Keuangan Neraca berjalan (Selisih Ekspor dan Impor) Tahunan Juta US $ Dokumen Kepabeanan Ditjen Bea dan Cukai, PEB dan PIB

65 E. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah bahan yang memiliki variasi nilai.variabel penelitian merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian (Suharsimi, 2002). Menurut Sugiyono (2009), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Ada bermacam-macam variabel dalam penelitian, beberapa di antaranya yaitu: 1. Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi ataumenjadi sebab timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah inflasi, produk domestik bruto (PDB), keseimbangan fiskal dan neraca berjalan. 2. Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau variabel yang merupakan akibat dari variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah pinjaman luar negeri Indonesia. F. Definisi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel terikat atau dependent variabel yaitu pinjaman luar negeri serta variabel bebas atau independent variabel diantaranya inflasi, PDB, keseimbangan fiscal, dan neraca berjalan yang mencerminkan fundamental perekonomian Indonesia.

66 Definisi dari variabel terikat dan variabel bebas yaitu : 1. Pinjaman Luar Negeri Indonesia (PLN) Menurut SKB No. 185/KMK.03/1995 dan No KEP.031/KET/5/1995 antara menteri keuangan dan kepala Bappenas pinjaman luar negeri merupakan penerimaan negara baik dalam bentuk devisa mata uang asing dan atau devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan atau jasa yang diperoleh dari pemberian pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. Pinjaman luar negeri ini terdiri dari pinjaman luar negeri pemerintah dan pinjaman luar negeri swasta. Pinjaman luar negeri pemerintah adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan atau devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan atau dalam bentuk jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. Pinjaman luar negeri pemerintah terdiri dari : a. Pinjaman komersil yaitu pinjaman pemerintah yang diperoleh dari sektor swasta luar negeri dengan suku bunga pasar seperti surat berharga atau obligasi. b. Pinjaman bukan komersil dikelompokkan menjadi pinjaman ODA yaitu pinjaman dengan syarat lunak seperti pinjaman pemerintah kepada pemerintah atau lembaga-lembaga multilateral kepada pemerintah, dan pinjaman Non ODA atau setengah lunak yaitu pinjaman dalam bentuk fasilitas kredit ekspor atau leasing. Pinjaman luar negeri swasta adalah utang penduduk kepada bukan penduduk, dalam valuta asing dan atau rupiah, berdasarkan perjanjian kredit (loan agreement) atau

67 perjanjian lainnya, kecuali giro, tabungan dan deposito. Pinjaman luar negeri swasta terdiri dari lembaga keuangan (bank dan bukan bank) dan bukan lembaga keuangan. Dalam penelitian ini variabel pinjaman luar negeri menggunakan data tahunan dengan ukuran satuan juta US$. 2. Produk Domestik Bruto (PDB) Berdasarkan penelitian Rowland 2004, pertumbuhan ekonomi menunjukkan variable yang solvent. Tingkat produk domestik bruto yang tinggi secara normal menyebabkan kedudukan fiskal semakin kuat. Jika kedudukan fiskal semakin kuat maka risiko default atau gagal bayar akan turun. Dalam penelitian ini menggunakan Produk Domestik Bruto harga konstan dengan tahun dasar 2000 berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS), data secara tahunan dengan ukuran satuan milyar rupiah. 3. Inflasi (INF) Munfii (2011), inflasi adalah naiknya harga-harga komoditi secara umum yang disebabkan oleh tidak singkronnya antara program pengadaan komoditi (produksi, penentuan harga, pencetakan uang, dan sebagainya) dengan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat. Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sering terjadi pada perekonomian suatu negara. Gejala-gejala inflasi pada perekonomian ditandai dengan kenaikan harga-harga secara umum dan berlangsung secara terus menerus ini akan memengaruhi dan berdampak luas dalam berbagai bidang baik ekonomi, sosial maupun politik. Inflasi merupakan salah satu variabel likuiditas. Investor akan selalu memperhatikan dengan seksama perkembangan tingkat inflasi. Salah satu cara

68 pemerintah dalam menanggulangi inflasi adalah dengan melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga. Kebijakan peningkatan tingkat suku bunga ini diharapkan dapat memperkuat nilai tukar dan mengendalikan tingkat inflasi. Penggunaan tingkat inflasi sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi adalah untuk mencerminkan tingkat PDB dan PNB (Produk Nasional Bruto) kedalam nilai sebenarnya. Nilai PDB dan PNB merupakan indikator yang sangat penting bagi investor dalam membandingkan peluang dan risiko investasinya di luar negeri. Dalam penelitian ini variabel tingkat inflasi menggunakan ukuran dengan satuan persentase dan data tahunan dan data berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS). 4. Keseimbangan fiskal (FB) Menurut Rowland 2004, variable ini menunjukkan variable yang solvent. Karena hanya terdapat data tahunan, maka diasumsikan setiap bulannya nilai sama dalam satu tahun. Besarnya defisit fiskal (keseimbangan fiskal semakin negatif) menunjukkan pemerintah kurang mampu meningkatkan pajak untuk melindungi biaya-biaya termasuk pelayanan utang. Kedudukan fiskal yang lemah juga menyebabkan semakin tingginya kemungkinan terjadinya gangguan eksternal yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya gagal bayar. Nilai keseimbangan fiskal di peroleh dari selisih antara pendapatan pajak dengan pengeluaran pemerintah. Data keseimbangan fiskal dalam penelitian ini menggunakan ukuran dengan satuan milyar rupiah berasal dari Badan Pusat Statistik dan Nota Keuangan.

69 5. Neraca Berjalan (CA) Rowland 2004, neraca berjalan merupakan salah satu indikator yang mengukur arah dan besarnya pinjaman internasional. Besarnya defisit neraca berjalan menunjukkan perekonomian sangat bergantung pada dana dari luar negeri. Defisitnya neraca berjalan yang tetap (persisten) menyebabkan suatu pertumbuhan dalam utang luar negeri, hal ini akan menyebabkan ketidakmantapan perekonomian dalam jangka panjang. Selain itu juga menyebabkan semakin besarnya risiko gagal bayar yang terjadi. Oleh karena itu neraca berjalan merupakan salah satu variabel yang solvent. Nilai neraca berjalan diperoleh dari selisih antara ekspor dan impor Indonesia, dengan ukuran satuan yaitu juta US$. Data ini di dapat dari Dokumen Kepabeanan Ditjen Bea dan Cukai, PEB dan PIB. G. Metode Analisis 1. Uji Stasionaritas Data Hal yang akan dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan uji stasioneritas data. Stasioneritas suatu data sangatlah penting dalam penggunaan analisis data yang berbentuk time series. Suatu variabel dikatakan stasioner jika nilai rata-rata dan variansnya konstan sepanjang waktu dan nilai kovarian antara dua periode waktu hanya tergantung pada selisih atau selang antara dua periode waktu tersebut bukan waktu sebenarnya ketika kovarian tersebut dihitung (Gujarati, 2003).

70 Kondisi ini biasanya diikuti oleh nilai residualnya yang terdistribusi normal dengan rata-rata di titik nol dan standar deviasi tertentu (white noise). Stasioneritas dari sebuah variabel menjadi penting karena pengaruhnya pada hasil estimasi regresi. Regresi antara variabel-variabel yang tidak stasioner akan menghasilkan fenomena regresi palsu (spurious regression). Spurious regression memiliki R 2 yang tinggi dan t-statistik yang signifikan, akan tetapi hasilnya tidak berarti secara teori. Uji stasioneritas yang populer digunakan adalah Unit Root Test. Berbagai uji dapat dilakukan untuk memastikan adakah unit root dalam data. Dalam penelitian ini, uji unit root dilakukan dengan menggunakan uji Phillips- Pheron (PP). Uji PP ini merupakan pengembangan prosedur Dickey-Fuller dengan memperbolehkan asumsi adanya distribusi error. Dalam Uji Dickey - Fuller digunakan asumsi adanya error yang homogen dan independen. Sebaliknya, uji PP ini dapat mengakomodasikan adanya error yang dependen dan terdistribusi secara heterogen (heteroskedastisitas). Dalam Uji ADF, lag harus ditentukan sebelumnya sehingga kesalahan dalam penggunaan lag akan mempengaruhi hasil pengujian. Sementara itu, dalam Uji PP kesalahan tersebut dapat dihindari karena besarnya lag telah ditentukan berdasarkan kisaran data. Selain itu, hasil dari uji ADF dapat memberikan hasil yang bias akibat tidak menolaknya adanya unit root.hal tersebut dapat saja terjadi oleh karena adanya perubahan data akibat adanya goncangan (shock), dimana goncangan tersebut dapat mengubah data secara permanen. Dalam kasus ini, Uji PP memiliki tingkat pengujian

71 yang lebih tepat. Untuk memastikan apakah data stasioner atau tidak dengan menggunakan uji PP tidak berbeda dengan uji ADF. Hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut. H0 : δ = 0, (ada unit root time series tidak stasioner) Ha : δ < 0, (tidak ada unit root time series stasioner) Nilai PP test statistic dibandingkan dengan nilai kritisnya, baik 1%, 5% atau 10%. Jika t statistik > t kritis, maka H 0 yang menyatakan terdapat unit root atau time series tidak stasioner, dapat ditolak. Berarti time series tersebut stasioner. Selain itu, H 0 juga ditolak jika ρ-value kurang dari α = 1%, α = 5%, atau α =10%. 2. Analisis Linier Berganda Pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan metode regresi berganda.dalam penelitian ini akan digunakan alat bantu berupa software statistik yaitu Eviews 7. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh dengan menggunakan variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas). Variabel idependen dari penelitian ini adalah inflasi, produk domestik bruto (PDB), keseimbangan fiskal dan neraca berjalan. Sedangkan variabel dependennya adalah pinjaman luar negeri Indonesia. s Dilihat dari penelitian sebelumnya dengan menggunakan pinjaman luar negeri dari beberapa variable makroekonomi maka menggunakan variable yang solvent dan liquid. Dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) variable solvent ini berhubungan dengan kemampuan suatu negara untuk membayar hutangnya dalam

72 jangka pendek maupun jangka panjang selanjutnya untuk variabel liquid hanya dilibatkan dalam pembiayaan hutang jangka pendek saja. Secara implisit model matematika dapat ditulis sebagai berikut : PLN = f (INF, PDB, FB, CA) Bentuk spesifikasi model ekonometrikanya sebagai berikut : PLN t = α + β1 INF t + β2 PDB t + β3 FB t + β4 CA t + e t Bentuk spesifikasi dengan logaritma penuh : Ln PLN t = Ln α + β 1 INF t + β 2 Ln PDB t + β 3 Ln FB t + β 4 Ln CA t + e t Ln e Dimana : PLN : Pinjaman Luar Negeri Indonesia (Juta US$) INF : Tingkat Inflasi (%) PDB : Produk Domestik Bruto (Milyar Rupiah) FB : Keseimbangan Fiskal (Milyar Rupiah) CA : Neraca Berjalan (Juta US$) Β 1, Β 2, Β 3, Β 4, : Parameter t : Data Time Series (Tahunan) e t : Error Term Ln : Logaritma Natural Uji hipotesis yang digunakan antara lain; uji pengaruh simultan (F-test), uji parsial (T-test) dan uji koefisien determinasi (R²).

73 3. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik harus dilakukan dalam penelitian ini, untuk menguji apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias, mengingat tidak pada semua data dapat diterapkan dalam metode regresi. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji Normalitas, uji Multikolonieritas, dan Uji Heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalammodel regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji normalitas ini ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2007). Alat uji yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan analisis grafik histogram dan grafik normal probability plot. Dasar pengambilan keputusan dengan analisis grafik normal probability plot adalah (Ghozali, 2007): Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

74 b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2007). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas, dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. c. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi data pada masamasa sebelumnya. Meskipun demikian tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai pada data antar objek. Uji Durbin-Watson merupakan salah satu uji yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, hal ini untuk menghitung nilai d.nilai d berada dikisaran angka 0 sampai 4. Apabila nilai d berada di antara 1,758

75 dan 2,242 maka tidak ada autokorelasi. Dan bila nilai d di luar itu dipastikan ada autokorelasi (Winarno, 2009). Kriteria uji Durbin-Watson ini, sebagai berikut: Tabel 7. Kriteria Durbin Watson H 0 Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl d Tidak ada korelasi negative Tolak 4 dl < d < 4 Tidak ada korelasi negative No decision 4 - d 4 - dl Tidak ada autokorelasi positif atau negative Tidak tolak < d <(4 - Sumber : Imam Ghozali, 2009 d. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2009). Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas pada penelitian ini diuji dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residualnya (SRESID).

76 Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2009) : Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokdastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. 4. Uji Hipotesis a. Uji Pengaruh Simultan (F-test) Uji pengaruh simultan (F-test) digunakan untuk mengetahui kecocokan model regresi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%), dimana H 0 = model regresi tidak cocok, H 1 = model regresi cocok. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut (Ghozali, 2009): Bila nilai signifikansi f < 0.05, maka H 0 ditolak atau H 1 diterima yang berarti koefisien regresi signifikan, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi f > 0.05, maka H 0 diterima atau H 1 ditolak yang berarti koefisien regersi tidak signifikan. Hal ini artinya kelima variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

77 b. Uji Parsial (T-test) Uji parsial (T-test) digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel indepeden yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel dependen secara parsial. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%), dimana H 0 = koefisien tidak signifikan, H 1 = koefisien signifikan. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut (Ghozali, 2009): Bila nilai signifikansi t < 0.05, maka H 0 ditolak atau H 1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka H 0 diterima atau H 1 ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. c. Uji Koefisien Determinasi (R²) Koefisien determinasi digunakan untuk menguji besarnya persentase variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Nilai R Square (koefisien deteminasi) adalah antara nol dan satu, nilai yang besar berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin kuat. Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel dependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen (Ghozali, 2009).