DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

dokumen-dokumen yang mirip
JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN LOKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I

KEBUTUHAN FORMASI CPNS BNN TAHUN 2013

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017

: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan I

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

2017, Perubahan Kelima atas Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional mor 3 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasio

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LABORATORIUM NARKOBA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

2015, No Indonesia Tahun 2015 Nomor168); 3. Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan

PENGUMUMAN. Nomor : Peng/ 02 /VII/SU/KP.02.00/2017/BNN

KEPALA BADAN PENGAW ASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

NOMOR : 36 TAHUN 2015 TANGGAL z 9 SEPTEMBER2OlS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BNN. Orta. Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional

ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Loka Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Mengingat : 1. Undang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelolaan ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Le

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.679, 2012 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Balai Rehabilitasi. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 07 /PER/M.KOMINFO/03/2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

2017, No Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Mengingat : 1. Un

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR SEARCH AND RESCUE

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Balai Pelestarian Cagar Budaya. Organisasi. Tata Kerja.

2015, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 ten

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

2016, No Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.08 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR SEARCH AND RESCUE

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.16/Menhut-II/2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 087/O/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENGUMUMAN. Nomor : Peng/ 10 /VIII/SE/KP.00.04/2014/BNN TENTANG

DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI PADA MGMP PAI SMK KABUPATEN/KOTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 53/PMK.01/2011 TENTANG

2017, No tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigras

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK IND PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang K

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan kembali Organisasi dan Tata

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

NO. JUMLAH PENCA BERAT NO. JUMLAH PENCA BERAT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA POPULASI PENCA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA POPULASI PENCA

2016, No Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI ARKEOLOGI

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2017, No Penyesuaian dan Penetapan Kembali Pensiun Pokok Pensiunan Hakim dan Janda/Dudanya, serta Orang Tua dari Hakim yang Tewas dan Tidak Men

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

2 2. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 3. Peraturan Ke

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

UNDANGAN PEMASUKAN PENAWARAN Nomor : 005/PAN-PPBJ/KPAN/III/2011

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 4 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah, dengan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 4 Tahun 2013 perlu disesuaikan dengan beban kerja tugas dan fungsi organisasi; b. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 2.Undang...

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 246); 5. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 16 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2085); Memperhatikan : Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : B / 732 / M.PANRB / 02 /2015 tanggal 26 Pebruari 2015. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA. BAB I.

3 BAB I BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pasal 1 (1) Badan Narkotika Nasional Provinsi yang selanjutnya dalam Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional ini disebut BNNP adalah instansi vertikal Badan Narkotika Nasional yang melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang Badan Narkotika Nasional dalam wilayah Provinsi. (2) BNNP berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Narkotika Nasional. (3) BNNP dipimpin oleh Kepala. Pasal 2 BNNP mempunyai tugas melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang BNN dalam wilayah Provinsi. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BNNP menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan di bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor, dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang selanjutnya disebut P4GN dalam wilayah Provinsi; b. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pencegahan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi, dan pemberantasan dalam wilayah Provinsi; c.pelaksanaan.

4 c. pelaksanaan pembinaan teknis dan supervisi P4GN kepada BNNK/Kota dalam wilayah Provinsi; d. pelaksanaan layanan hukum dan kerja sama dalam wilayah Provinsi; e. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama P4GN dengan instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam wilayah Provinsi; f. pelayanan administrasi BNNP; dan g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan BNNP. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 4 BNNP terdiri atas: a. Kepala; b. Bagian Umum; c. Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat; d. Bidang Rehabilitasi; dan e. Bidang Pemberantasan. Pasal 5 Kepala BNNP mempunyai tugas : a. memimpin BNNP dalam pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang BNN dalam wilayah Provinsi; dan b. mewakili Kepala BNN dalam melaksanakan hubungan kerja sama P4GN dengan instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam wilayah Provinsi. Pasal 6.

5 Pasal 6 Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan P4GN, evaluasi dan pelaporan BNNP, dan administrasi serta sarana prasarana BNNP. Pasal 7 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan penyusunan rencana program dan anggaran; b. penyiapan pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana, dan urusan rumah tangga BNNP; c. penyiapan pelaksanaan pengelolaan data informasi P4GN; d. penyiapan pelaksanaan layanan hukum dan kerja sama dalam wilayah Provinsi; e. penyiapan pelaksanaan urusan tata persuratan, kepegawaian, keuangan, kearsipan, dokumentasi, dan hubungan masyarakat; dan f. penyiapan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan BNNP. Pasal 8 Bagian Umum terdiri atas : a. Subbagian Perencanaan; b. Subbagian Sarana Prasarana; dan c. Subbagian Administrasi. Pasal 9.

6 Pasal 9 (1) Subbagian Perencanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana program dan anggaran, pengelolaan data informasi P4GN, dan penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan BNNP. (2) Subbagian Sarana Prasarana mempunyai tugas melakukan pengelolaan sarana prasarana, dan urusan rumah tangga BNNP. (3) Subbagian Administrasi mempunyai tugas melakukan urusan tata persuratan, kepegawaian, keuangan, kearsipan, layanan hukum, kerja sama, hubungan masyarakat, dan dokumentasi. Pasal 10 Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis P4GN di bidang pencegahan dan pemberdayaan masyarakat dalam wilayah Provinsi. Pasal 11 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis, dan rencana kerja tahunan P4GN di bidang pencegahan dan pemberdayaan masyarakat dalam wilayah Provinsi; b. penyiapan pelaksanaan diseminasi informasi dan advokasi P4GN di bidang pencegahan dalam wilayah Provinsi; c. penyiapan pelaksanaan peran serta masyarakat dan pemberdayaan alternatif P4GN di bidang pemberdayaan masyarakat dalam wilayah Provinsi; d.penyiapan.

7 d. penyiapan pelaksanaan pembinaan teknis dan supervisi P4GN di bidang pencegahan dan pemberdayaan masyarakat kepada BNNK/Kota dalam wilayah Provinsi; dan e. penyiapan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan P4GN di bidang pencegahan dan pemberdayaan masyarakat dalam wilayah Provinsi. Pasal 12 Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat terdiri atas: a. Seksi Pencegahan; dan b. Seksi Pemberdayaan Masyarakat. Pasal 13 (1) Seksi Pencegahan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan P4GN, diseminasi informasi dan advokasi P4GN, pembinaan teknis dan supervisi P4GN kepada BNNK/Kota, dan evaluasi dan pelaporan P4GN di bidang pencegahan dalam wilayah Provinsi. (2) Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan P4GN, peran serta masyarakat dan pemberdayaan alternatif P4GN, pembinaan teknis dan supervisi P4GN kepada BNNK/Kota, dan evaluasi dan pelaporan P4GN di bidang pemberdayaan masyarakat dalam wilayah Provinsi. Pasal 14.

8 Pasal 14 Bidang Rehabilitasi mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis P4GN di bidang rehabilitasi dalam wilayah Provinsi. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Bidang Rehabilitasi menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis, dan rencana kerja tahunan P4GN di bidang rehabilitasi dalam wilayah Provinsi; b. penyiapan pelaksanaan asesmen penyalah guna dan/atau pecandu narkotika dalam wilayah Provinsi; c. penyiapan pelaksanaan peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial penyalah guna dan/atau pecandu narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat dalam wilayah Provinsi; d. penyiapan pelaksanaan peningkatan kemampuan layanan pascarehabilitasi dan pendampingan bagi mantan penyalah guna dan/atau pecandu narkotika dalam wilayah Provinsi; e. penyiapan pelaksanaan penyatuan kembali ke dalam masyarakat dan perawatan lanjut bagi mantan penyalah guna dan/atau pecandu narkotika dalam wilayah Provinsi; dan f. penyiapan pelaksanaan pembinaan teknis dan supervisi P4GN di bidang rehabilitasi kepada BNNK/Kota dalam wilayah Provinsi; dan g. penyiapan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan P4GN di bidang rehabilitasi dalam wilayah Provinsi. Pasal 16.

9 Pasal 16 Bidang Rehabilitasi terdiri atas : a. Seksi Penguatan Lembaga Rehabilitasi; dan b. Seksi Pascarehabilitasi. Pasal 17 (1) Seksi Penguatan Lembaga Rehabilitasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan P4GN, asesmen bagi penyalah guna dan/atau pecandu narkotika, peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan sosial yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat, pembinaan teknis dan supervisi P4GN kepada BNNK/Kota, dan evaluasi dan pelaporan P4GN dalam wilayah Provinsi. (2) Seksi Pascarehabilitasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan P4GN, peningkatan kemampuan layanan pascarehabilitasi dan pendampingan, penyatuan kembali ke dalam masyarakat dan perawatan lanjut, pembinaan teknis dan supervisi P4GN kepada BNNK/Kota, dan evaluasi dan pelaporan P4GN dalam wilayah Provinsi. Pasal 18 Bidang Pemberantasan mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis P4GN di bidang pemberantasan dalam wilayah Provinsi. Pasal 19.

10 Pasal 19 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Bidang Pemberantasan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan P4GN di bidang pemberantasan dalam wilayah Provinsi; b. penyiapan pelaksanaan pemberantasan dan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi penyalahgunaan peredaran gelap narkotika dalam wilayah Provinsi; c. penyiapan pelaksanaan pembangunan dan pemanfaatan intelijen teknologi dan kegiatan intelijen taktis, operasional dan produk dalam rangka P4GN di bidang pemberantasan dalam wilayah Provinsi; d. penyiapan pelaksanaan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap tindak pidana narkotika, psikotropika, prekursor, dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol dalam wilayah Provinsi; e. penyiapan pelaksanaan administrasi penyidikan tindak pidana pencucian uang yang berasal dari tindak pidana narkotika dalam wilayah Provinsi; f. penyiapan pelaksanaan pengawasan distribusi prekursor sampai pada pengguna akhir dalam wilayah Provinsi; g. penyiapan pelaksanaan pengawasan tahanan dan barang bukti dalam wilayah Provinsi; h. penyiapan pelaksanaan pembinaan teknis dan supervisi P4GN di bidang pemberantasan kepada BNNK/Kota dalam wilayah Provinsi; dan i. penyiapan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan P4GN di bidang pemberantasan dalam wilayah Provinsi. Pasal 20.

11 Pasal 20 Bidang Pemberantasan terdiri atas: a. Seksi Intelijen; b. Seksi Penyidikan; dan c. Seksi Pengawasan Tahanan dan Barang Bukti. Pasal 21 (1) Seksi Intelijen mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan P4GN, pembangunan dan pemanfaatan intelijen teknologi dan kegiatan intelijen taktis, operasional dan produk dalam rangka P4GN, pembinaan teknis dan supervisi P4GN kepada BNNK/Kota, dan evaluasi dan pelaporan P4GN dalam wilayah Provinsi. (2) Seksi Penyidikan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan P4GN, administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap tindak pidana narkotika, penyidikan tindak pidana pencucian uang yang berasal dari tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika, pengawasan distribusi prekursor sampai pada pengguna akhir, pembinaan teknis dan supervisi P4GN kepada BNNK/Kota, dan evaluasi dan pelaporan P4GN dalam wilayah Provinsi. (3) Seksi Pengawasan Tahanan dan Barang Bukti mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan P4GN, pengawasan tahanan dan barang bukti, pembinaan teknis dan supervisi P4GN kepada BNNK/Kota, dan evaluasi dan pelaporan P4GN dalam wilayah Provinsi. BAB II.

12 BAB II BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pasal 22 (1) Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota yang selanjutnya dalam Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional ini disebut BNNK/Kota adalah instansi vertikal Badan Narkotika Nasional yang melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang Badan Narkotika Nasional dalam wilayah Kabupaten/Kota. (2) BNNK/Kota berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNNP. (3) BNNK/Kota dipimpin oleh Kepala. Pasal 23 BNNK/Kota mempunyai tugas melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang BNN dalam wilayah Kabupaten/Kota. Pasal 24 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, BNNK/Kota menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan di bidang P4GN dalam wilayah Kabupaten/Kota; b. pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pencegahan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi dan pemberantasan dalam wilayah Kabupaten/Kota; c. pelaksanaan layanan hukum dan kerja sama dalam wilayah Kabupaten/Kota; d. pelaksanaan koordinasi dan kerja sama P4GN dengan instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam wilayah Kabupaten/Kota; e.pelayanan.

13 e. pelayanan administrasi BNNK/Kota; dan f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan BNNK/Kota. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 25 BNNK/Kota terdiri atas: a. Kepala; b. Subbagian Umum; c. Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat; d. Seksi Rehabilitasi; dan e. Seksi Pemberantasan. Pasal 26 Kepala BNNK/Kota mempunyai tugas : a. memimpin BNNK/Kota dalam pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang BNN dalam wilayah Kabupaten/Kota; dan b. mewakili Kepala BNN dalam melaksanakan hubungan kerja sama P4GN dengan instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam wilayah Kabupaten/Kota. Pasal 27 Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana program dan anggaran, pengelolaan sarana prasarana dan urusan rumah tangga, pengelolaan data informasi P4GN, layanan hukum dan kerja sama, urusan tata persuratan, kepegawaian, keuangan, kearsipan, dokumentasi, hubungan masyarakat, dan penyusunan evaluasi dan pelaporan dalam wilayah BNNK/Kota. Pasal 28...

14 Pasal 28 Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan P4GN, kebijakan teknis P4GN, diseminasi informasi dan advokasi, pemberdayaan alternatif dan peran serta masyarakat, dan evaluasi dan pelaporan di bidang pencegahan dan pemberdayaan masyarakat dalam wilayah Kabupaten/Kota. Pasal 29 Seksi Rehabilitasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan, kebijakan teknis P4GN, asesmen penyalah guna dan/atau pecandu narkotika, peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial penyalah guna dan/atau pecandu narkotika baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat, peningkatan kemampuan layanan pascarehabilitasi dan pendampingan, penyatuan kembali ke dalam masyarakat, dan evaluasi dan pelaporan di bidang rehabilitasi dalam wilayah Kabupaten/Kota. Pasal 30 Seksi Pemberantasan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan, kebijakan teknis P4GN, administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap tindak pidana narkotika, pengawasan distribusi prekursor sampai pada pengguna akhir, dan evaluasi dan pelaporan di bidang pemberantasan dalam wilayah Kabupaten/Kota. BAB III...

15 BAB III KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 31 Di lingkungan BNNP dan BNNK/Kota dapat dibentuk kelompok jabatan fungsional tertentu sesuai dengan kebutuhan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 32 Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan disiplin ilmu dan keahlian pada jabatan fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 33 (1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, terdiri atas sejumlah tenaga jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok satuan sesuai dengan bidang keahlian dan keilmuannya. (2) Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh seorang pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh pimpinan satuan kerja masing-masing. (3) Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional bertanggung jawab kepada kepala satuan kerja. (4) Jumlah tenaga jabatan fungsional BNNP dan BNNK/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan analisis kebutuhan dan beban kerja. (5) Jenis dan jenjang jabatan fungsional BNNP dan BNNK/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV.

16 BAB IV TATA KERJA Pasal 34 Semua unsur di lingkungan BNNP dan BNNK/Kota dalam melaksanakan tugas wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, transparan dan akuntabel termasuk dalam menjalin hubungan dengan instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pasal 35 Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 36 Setiap pimpinan satuan organisasi wajib melaksanakan sistem pengawasan dan pengendalian intern di lingkungan masingmasing yang memungkinkan terlaksananya mekanisme uji silang. Pasal 37 Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti, mematuhi petunjuk, dan bertanggung jawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan secara berkala tepat waktu. Pasal 38.

17 Pasal 38 (1) Fungsi koordinasi dalam bidang P4GN dilaksanakan melalui koordinasi dengan pimpinan lembaga pemerintah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, komponen masyarakat dan pihak lain yang dipandang perlu. (2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui : a. Forum koordinasi yang dilakukan secara berkala dan sewaktu-waktu jika diperlukan untuk penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang P4GN; b. Kerja sama sesuai dengan bidang tugas dan fungsi masing-masing dalam pelaksanaan kebijakan di bidang P4GN; dan c. Kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan. Pasal 39 (1) Dalam rangka P4GN, BNNP dan BNNK/Kota melakukan siaga informasi 24 (dua puluh empat) jam di bidang P4GN. (2) Berdasarkan hasil informasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), BNNP dan/atau BNNK/Kota segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan serta melaksanakan tindak awal untuk pemberantasan dan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang terjadi di wilayah setempat sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. (3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan secara terkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, instansi pemerintah, dan pihak lain terkait. Pasal 40...

18 Pasal 40 (1) BNNP dan/atau BNNK/Kota melaporkan langkah-langkah dan tindak awal yang diambil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 kepada Kepala BNN. (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam satu kesatuan komando oleh Kepala BNN. Pasal 41 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja diatur oleh Kepala BNN dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundangundangan. BAB V ESELONISASI Pasal 42 (1) Kepala BNNP adalah jabatan struktural eselon II.a. (2) Kepala Bagian, Kepala Bidang, dan Kepala BNNK/Kota adalah jabatan struktural eselon III.a. (3) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi adalah jabatan struktural eselon IV.a. BAB VI.

19 BAB VI JUMLAH DAN LOKASI Pasal 43 (1) Penetapan jumlah dan lokasi BNNP dan BNNK/Kota didasarkan pada kriteria dan analisis beban kerja. (2) Penetapan jumlah, lokasi dan pedoman kriteria BNNP dan BNNK/Kota ditetapkan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi. Pasal 44 (1) Pada saat berlakunya Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional ini, di lingkungan Badan Narkotika Nasional terdapat 33 (tiga puluh tiga) BNNP dan 100 (seratus) BNNK/Kota. (2) Lokasi BNNP dan BNNK/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional ini. BAB VII.

20 BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 45 (1) Perubahan atas organisasi dan tata kerja BNNP dan BNNK/Kota berdasarkan Peraturan Kepala BNN ini ditetapkan oleh Kepala BNN setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi. (2) Struktur organisasi, dan jumlah serta lokasi BNNP dan BNNK/Kota adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II dan Lampiran III dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional ini ini. Pasal 46 Pada saat Peraturan Kepala BNN ini mulai berlaku, Peraturan Kepala BNN Nomor 4 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Kepala BNN Nomor 4 Tahun 2013, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 47.

21 Pasal 47 Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di J a k a r t a Pada tanggal 20 Maret 2 0 1 5 KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL TTD ANANG ISKANDAR Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 1 April 2015 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, TTD YASONNA H. LAOLY BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 493 Paraf : 1. Kasubbag Organisasi :.. 2. Kabag Ortala :.. 3. Karo Kepeg & Org :.. 4. Direktur Hukum :... 5. Kabag TU :... 6. Karo Umum :... 7. Sestama :..

BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 3 TAHUN 2 0 1 5 TANGGAL 20 Maret 2 0 1 5 STRUKTUR ORGANISASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI KEPALA BAGIAN UMUM SUBBAGIAN PERENCANAAN SUBBAGIAN SARANA PRASARANA SUBBAGIAN ADMINISTRASI BIDANG PENCEGAHAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BIDANG REHABILITASI BIDANG PEMBERANTASAN Paraf : Kasubbag Organisasi :... Kabag Ortala :... Karo Kepeg & Org :... Direktur Hukum :... Kabag TU :... Karo Umum :... Sestama :... SEKSI PENCEGAHAN SEKSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKSI PENGUATAN LEMBAGA REHABILITASI SEKSI PASCAREHABILITASI SEKSI INTELIJEN SEKSI PENYIDIKAN SEKSI PENGAWASAN TAHANAN DAN BARANG BUKTI Ditetapkan di J a k a r t a Pada tanggal 20 Maret 2 0 1 5 KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL ttd ANANG ISKANDAR

BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 3 TAHUN 2 0 1 5 TANGGAL 20 Maret 2 0 1 5 NO. REKAPITULASI UNIT ORGANISASI DAN ESELON DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI UNIT ORGANISASI ESELON II.a III.a IV.A 1 2 3 4 1 KEPALA BNNP 1 - - 2 BAGIAN UMUM - 1 3 3 BIDANG PENCEGAHAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT - 1 2 4 BIDANG REHABILITASI - 1 2 5 BIDANG PEMBERANTASAN - 1 3 JUMLAH 1 4 10 Paraf : Kasubbag Organisasi :... Kabag Ortala :... Karo Kepeg & Org :... Direktur Hukum :... Kabag TU :... Karo Umum :... Sestama :... Ditetapkan di J a k a r t a Pada tanggal 20 Maret 2 0 1 5 KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL ttd ANANG ISKANDAR

BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 3 TAHUN 2 0 1 5 TANGGAL 20 Maret 2 0 1 5 STRUKTUR ORGANISASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA KEPALA SUBBAGIAN UMUM SEKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKSI REHABILITASI SEKSI PEMBERANTASAN Paraf : Kasubbag Organisasi :... Kabag Ortala :... Karo Kepeg & Org :... Direktur Hukum :... Kabag TU :... Karo Umum :... Sestama :... KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Ditetapkan di J a k a r t a Pada tanggal 20 Maret 2 0 1 5 KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL ttd ANANG ISKANDAR

BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 3 TAHUN 2 0 1 5 TANGGAL 20 Maret 2 0 1 5 NO. REKAPITULASI UNIT ORGANISASI DAN ESELON DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA UNIT ORGANISASI III.a ESELON 1 2 3 4 1 KEPALA BNNK/KOTA 1-2 SUBBAGIAN UMUM IV.A - 1 3 SEKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT - 1 4 SEKSI REHABILITASI - 1 5 SEKSI PEMBERANTASAN - 1 JUMLAH 1 4 Paraf : Kasubbag Organisasi :... Kabag Ortala :... Karo Kepeg & Org :... Direktur Hukum :... Kabag TU :... Karo Umum :... Sestama :... Ditetapkan di J a k a r t a Pada tanggal 20 Maret 2 0 1 5 KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL ttd ANANG ISKANDAR

BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 3 TAHUN 2015 TANGGAL 20 MARET 2015 JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA No BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA LOKASI 1 2 3 1. Badan Narkotika Nasional Provinsi Aceh Banda Aceh 1.1 Badan Narkotika Nasional Kota Langsa Langsa 1.2 Badan Narkotika Nasional Kota Lhokseumawe Lhokseumawe 1.3 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Bireun Bireun 1.4 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Aceh Selatan 1.5 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Pidie Jaya 1.6 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Gayo Lues Tapak Tuan Meureudu Blangkejeren 2. Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara Medan 2.1 Badan Narkotika Nasional Kota Pematang Siantar 2.2 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Deliserdang Pemantang Siantar Deliserdang 2.3 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Langkat Langkat 2.4 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Asahan Asahan 2.5 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Mandailing Natal 2.6 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tapanuli Selatan 2.7 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Serdang Bedagai Mandailing Natal Tapanuli Selatan Serdang Bedagai 2.8. Badan Narkotika...

1 2 3 2.8 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Karo Kabanjahe 2 2.9 Badan Narkotika Nasional Kota Tanjung Balai Tanjung Balai 2.10 Badan Narkotika Nasional Kota Binjai Binjai Kota 3. Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Barat Padang 3.1 Badan Narkotika Nasional Kota Payakumbuh Payakumbuh 4. Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Selatan Palembang 4.1 Badan Narkotika Nasional Kota Pagar Alam Pagar Alam 4.2 Badan Narkotika Nasional Kota Lubuk Linggau Lubuk Linggau 4.3 Badan Narkotika Nasional Kota Prabumulih Prabumulih 4.4 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Empat Lawang 5. Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi Jambi 5.1 Badan Narkotika Nasional Kota Jambi Jambi 5.2 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Batanghari Empat Lawang Batanghari 6. Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau Pekanbaru 6.1 Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru Pekanbaru 6.2 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Teluk Kuantan Kuantan Singingi 7. Badan Narkotika Nasional Provinsi Bengkulu Bengkulu 8. Badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung Bandar Lampung 8.1 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Lampung Selatan 9. Badan Narkotika Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 9.1 Badan Narkotika Nasional Kota Pangkalpinang 9.2 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Belitung LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 3 TAHUN 2015 TANGGAL 20 MARET 2015 Lampung Selatan Pangkalpinang Pangkalpinang Belitung 10. Badan Narkotika...

3 LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 3 TAHUN 2015 TANGGAL 20 MARET 2015 1 2 3 10. Badan Narkotika Nasional Provinsi Kepulauan Riau Batam 10.1 Badan Narkotika Nasional Kota Tanjungpinang Tanjungpinang 10.2 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tanjung Balai Karimun Karimun 10.3 Badan Narkotika Nasional Kota Batam Kota Batam 11. Badan Narkotika Nasional Provinsi Banten Banten 11.1 Badan Narkotika Nasional Kota Tangerang Selatan Ciputat 12. Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta DKI Jakarta 12.1 Badan Narkotika Nasional Kota Jakarta Jakarta Selatan Selatan 12.2 Badan Narkotika Nasional Kota Jakarta Timur Jakarta Timur 13. Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Barat Bandung 13.1 Badan Narkotika Nasional Kota Depok Depok 13.2 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Garut Garut 13.3 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Kuningan Kuningan 13.4 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Ciamis Ciamis 13.5 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Karawang Karawang 13.6 Badan Narkotika Nasional Kota Cirebon Cirebon 13.7 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Bogor Cibinong 13.8 Badan Narkotika Nasional Kota Cimahi Cimahi 13.9 Badan Narkotika Nasional Kota Bandung Bandung 13.10 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Cianjur Cianjur 14. Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah Semarang 14.1 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Cilacap Cilacap 14.2 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Kendal Kendal 14.3. Badan Narkotika...

4 LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 3 TAHUN 2015 TANGGAL 20 MARET 2015 1 2 3 14.3 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Batang Batang 14.4 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Purbalingga 14.5 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Temanggung 15. Badan Narkotika Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Purbalingga Temanggung Daerah Istimewa Yogyakarta 15.1 Badan Narkotika Nasional Kota Yogyakarta Yogyakarta 15.2 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Sleman Sleman 16. Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Timur Surabaya 16.1 Badan Narkotika Nasional Kota Batu Batu 16.2 Badan Narkotika Nasional Kota Malang Malang 16.3 Badan Narkotika Nasional Kota Surabaya Surabaya 16.4 Badan Narkotika Nasional Kota Kediri Kediri 16.5 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Nganjuk Nganjuk 16.6 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tulungagung Tulungagung 16.7 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Malang Malang 16.8 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Gresik Gresik 16.9 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Trenggalek 16.10 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Lumajang Trenggalek Lumajang 16.11 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Blitar Blitar 16.12 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Kediri Kediri 16.13 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Sidoarjo Sidoarjo 17. Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Barat Pontianak 17.1 Badan Narkotika Nasional Kota Singkawang Singkawang 17.2 Badan Narkotika Nasional Kota Pontianak Pontianak 17.3 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Sanggau Sanggau 17.4 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Pontianak 17.5 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Bengkayang Pontianak Bengkayang 18. Badan Narkotika...

5 LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 3 TAHUN 2015 TANGGAL 20 MARET 2015 1 2 3 18. Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Selatan Banjarmasin 18.1 Badan Narkotika Nasional Kota Banjarmasin Banjarmasin 18.2 Badan Narkotika Nasional Kota Banjar Baru Banjar Baru 18.3 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Balangan Balangan 19. Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Tengah Palangkaraya 19.1 Badan Narkotika Nasional Kota Palangkaraya Palangkaraya 20. Badan Narkotika Nasional Provinsi Kalimantan Timur Balikpapan 20.1 Badan Narkotika Nasional Kota Samarinda Samarinda 20.2 Badan Narkotika Nasional Kota Balikpapan Balikpapan 20.3 Badan Narkotika Nasional Kota Tarakan Tarakan 21. Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Barat Mamuju 22. Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan Makasar 22.1 Badan Narkotika Nasional Kota Palopo Palopo 22.2 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tana Toraja Makale 23. Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Tengah Palu 23.1 Badan Narkotika Nasional Kota Palu Palu 23.2 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Morowali Morowali 23.3 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Donggala Donggala 23.4 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Poso Poso 23.5 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tojo Una-Una Tojo Una-Una 24. Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara Kendari 24.1 Badan Narkotika Nasional Kota Kendari Kendari 24.2 Badan Narkotika Nasional Kota Kolaka Kolaka 25. Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Utara Manado 25.1 Badan Narkotika Nasional Kota Manado Manado 25.2 Badan Narkotika Nasional Kota Bitung Bitung 26. Badan Narkotika...

6 LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 3 TAHUN 2015 TANGGAL 20 MARET 2015 1 2 3 26. Badan Narkotika Nasional Provinsi Gorontalo Gorontalo 26.1 Badan Narkotika Nasional Kota Gorontalo Gorontalo 26.2 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Bone Bolango Bone Bolango 27. Badan Narkotika Nasional Provinsi Bali Denpasar 27.1 Badan Narkotika Nasional Kota Denpasar Denpasar 27.2 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Badung Badung 27.3 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Gianyar Gianyar 28. Badan Narkotika Nasional Provinsi Nusa Tenggara Barat Mataram 28.1 Badan Narkotika Nasional Kota Mataram Mataram 28.2 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Sumbawa Barat 29. Badan Narkotika Nasional Provinsi Nusa Tenggara Timur Sumbawa Barat Kupang 29.1 Badan Narkotika Nasional Kota Kupang Kupang 29.2 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Rote Ndao Rote Ndao 30. Badan Narkotika Nasional Provinsi Maluku Ambon 30.1 Badan Narkotika Nasional Kota Tual Tual 31. Badan Narkotika Nasional Provinsi Maluku Utara Ternate 31.1 Badan Narkotika Nasional Kota Tidore Kepulauan 31.2 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Halmahera Utara Halmahera Tengah Halmahera Utara 32. Badan Narkotika Nasional Provinsi Papua Jaya Pura 32.1 Badan Narkotika Nasional Kabupaten Jaya Pura Jaya Pura 33. Badan Narkotika Nasional Provinsi Papua Barat Manokwari Paraf : 1. Kasubbag Organisasi :.. 2. Kabag Ortala :.. 3. Karo Kepeg & Org :.. 4. Direktur Hukum :... 5. Kabag TU :... 6. Karo Umum :... 7. Sestama :.. KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL TTD ANANG ISKANDAR