JURNAL STUDI PERILAKU PENURUNAN TANAH KELEMPUNGAN DENGAN PERKUATAN KOLOM PASIR. Oleh : MUHAMMAD THARIK KEMAL D

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KAPASITAS DUKUNG PONDASI LANGSUNG DENGAN ALAS PASIR PADA TANAH KELEMPUNGAN YANG DIPERKUAT LAPISAN GEOTEKSTIL

STUDI PENURUNAN PONDASI TELAPAK DIPERKUAT KOLOM KAPUR DI ATAS PASIR

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PERILAKU PONDASI TELAPAK YANG DIPERKUAT KOLOM PASIR-KAPUR TERHADAP PEMBEBANAN

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH PERKUATAN KOLOM PASIR TERHADAP PENURUNAN PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

STUDI DAYA DUKUNG PONDASI TIANG TONGKAT BETON DENGAN TAPAK GRID

PENURUNAN PONDASI TELAPAK YANG DIPERKUAT KOLOM KAPUR

BAB III LANDASAN TEORI

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

MODUL 4,5. Klasifikasi Tanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN NILAI CBR DAN NILAI PENYUSUTAN TANAH TIMBUNAN (SHRINKAGE LIMIT) DAERAH BARITO KUALA

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

PENGARUH PERKUATAN KOLOM PASIR TERHADAP PENURUNAN PONDASI TELAPAK

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

Korelasi antara Kuat Tekan Bebas dengan Kuat Tekan Geser langsung pada Tanah Lanau Disubstitusi dengan Pasir

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pengujian tanah tanpa bahan tambah. limbah cair pabrik susu 35%

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

Pengaruh Subtitusi Pasir Pada Tanah Organik Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Geser. Rizky Dwi Putra 1) Iswan 2) Lusmeilia Afriani 2)

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

STUDI KUAT TEKAN TANAH PASIR BERLEMPUNG YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN ABU GUNUNG MERAPI. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Aditya Nugraha 2)

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM TERHADAP NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

Pengaruh Kandungan Material Plastis Terhadap Nilai CBR Lapis Pondasi Agregat Kelas S

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

PENDAHULUAN. mahasiswa S1, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan KM 10 Makassar, INDONESIA

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PENGARUH PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN TERHADAP KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT

BAB III METODE PENELITIAN

PERKUATAN TANAH LUNAK PADA PONDASI DANGKAL DI BANTUL DENGAN BAN BEKAS

Hubungan Nilai Konsolidasi dan Nilai Kuat Tekan Bebas pada Tanah Lempung yang Disubtitusi Material Pasir. Dedy Kurniawan 1) Iswan 2) Setyanto 3)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2.8.5 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Air Kerusakan Permukaan Tanah Sumber dan Macam Bahan Pencemar

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

STABILISASI TANAH DASAR ( SUBGRADE ) DENGAN MENGGUNAKAN PASIR UNTUK MENAIKKAN NILAI CBR DAN MENURUNKAN SWELLING

STUDI PENGARUH ASPAL CUT-BACK TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG

STUDI PENGARUH JUMLAH LAPISAN TANAH TERHADAP HASIL UJI KOMPAKSI STANDAR PROCTOR ABSTRAK

PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

BAB V RESUME HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

Agus Susanto 1), Puput Adi Putro 2) Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102,

PENGARUH KEDALAMAN ELEKTRODA METODE ELEKTROKINETIK TERHADAP PENGEMBANGAN TANAH LEMPUNG EKSPANSIF Rizla Sheila 1, Agus Setyo Muntohar 2

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KAPASITAS TARIK MODEL PONDASI TIANG BAJA UJUNG TERTUTUP PADA TANAH KOHESIF

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

Transkripsi:

JURNAL STUDI PERILAKU PENURUNAN TANAH KELEMPUNGAN DENGAN PERKUATAN KOLOM PASIR Oleh : MUHAMMAD THARIK KEMAL D111 08 275 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2013

STUDI PERILAKU PENURUNAN TANAH KELEMPUNGAN DENGAN PERKUATAN KOLOM PASIR L.Samang 1, A. Suprapti 2, M. Tharik 3 ABSTRACT: With the limited land for construction of facilities necessary for human development result cannot be avoided on soft clay. A delivery method of land cultivation (soil reinforcement) is a method that is being developed at this time. Awareness that need to perform soil reinforcement before building construction on it be an idea to use sand as sand column material in order to improve soil reinforcement. Taking into account the relatively high cost of retrofitting, it is necessary to try other cheaper alternatives such as the use of sand as soil reinforcement. Sand is one of many types of materials that are easy to obtain and the price is relatively cheap. Sand soil column reinforcement is an interesting thing to see investigated in terms of their mechanical characteristics of the sand has a fairly good compressive strength. Modeling of sand as the granular soil reinforcement column is intended to determine the extent of sand to reduce the decline ( settlement) that occurs in the soil due to axial ( loading test ). Observations were made by comparing the decline in soil with and without reinforcement on the strengthening of laboratory tests. Based on the results of the testing results found that retrofitting can reduce settlement granular column happens to soft clay. Keyword: Sand column, drop, soft clay. PENDAHULUAN Dalam setiap bangunan diperlukan pondasi sebagai dasar bangunan yang kuat dan kokoh. Hal ini disebabkan pondasi sebagai dasar bangunan harus dapat memikul seluruh beban bangunan dan beban lainnya, untuk diteruskan sampai ke lapisan tanah pada ke dalaman tertentu. Bangunan teknik sipil secara umum meliputi dua bagian utama, yaitu struktur bawah dan struktur atas. Dalam hal ini, struktur bawah sebagai pondasi yang berinteraksi dengan tanah menghasilkan daya dukung yang mampu memikul dan memberikan keamanan pada struktur bagian atas. Kerusakan bangunan teknik sipil tidak hanya disebabkan oleh struktur bangunan, tetapi juga kondisi tanah dimana struktur bangunan diletakkan. Penyebab kerusakan tersebut adalah besarnya penurunan yang terjadi dan rendahnya daya dukung tanah, seperti pada tanah kohesif khusunya yang mengandung kadar air cukup tinggi. Oleh karena itu harus diperhatikan dengan seksama mengenai daya dukung dari tanah kohesif tersebut, apakah perlu adanya usaha perbaikan atau setabilitas tanah untuk mendapatkan sifat sifat tanah yang diinginkan sehingga konstruksi dapat dicegah (Das, 1995). Metode pemberian perkuatan tanah merupakan metode yang sedang berkembang pada saat ini. pasir merupakan salah satu material yang yang banyak terdapat di Indonesia sehingga mudah dijumpai dan harganya pun relative murah. Pasir memiliki sifat yang baik untuk menjadi struktur bawah karena sifatnya yang kuat terhadap tekanan sehingga diperkirakan mampu memikul seluruh beban bangunan dan beban lainnya. Kesadaran bahwa perlunya melakukan peroses perbaikan tanah sebelum membangun sebuah konstruksi di atasnya menjadi ide untuk menggunakan pasir sebagai material kolom pasir dalam rangka perbaikan perkuatan tanah. kolom pasir perkuatan tanah adalah hal yang menarik untuk diselidiki melihat dari segi karakteristik mekanisnya pasir memiliki kuat tekan yang cukup baik. Permodelan pasir sebagai granular kolom perkuatan tanah dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pasir mereduksi penurunan (settlement) yang terjadi pada tanah akibat aksial (loading test). Dengan latar belakang ini, sangat menarik untuk dilakukan penelitian/studi tentang krakteristik pasir sebagai material perbaikan tanah kelempungan.

METODE PENELITIAN Sampel yang akan diuji dimasukkan ke dalam drum besi yang berdiameter 60 cm dan tinggi 45 cm. Sebelum dimasukkan ke dalam drum besi, tanah di beri air hingga kadar air rata-rata sebesar 40 %, tanah diaduk merata. Pemadatan yang dilakukan mengikuti standard pemadatan kompaksi yaitu mengalikan ᵞdry dengan volume drum yang akan digunakan. Dari hasil pengalian tersebut keluarlah volume tanah yang akan dipadatkan dalam wadah drum, penumbukan dilakukan pada masingmasing layer berjumlah 6 layer. Ketika tanah dipadatkan pada ketinggian tertentu, material pasir kemudian dimasukkan kedalam tanah yang telah dipadatkan dengan cara memasukkan pipa diameter 10 cm pada bagian tengah drum, kemudian mengeluarkan tanah dalam pipa tersebut dan menggatinya dengan material pasir. Setiap model diuji dengan metode plat bearing dimana pada permukaan tanah diletakkan plat bearing berdiameter 20 cm 10 cm untuk mentransfer beban ke permukaan tanah saat ditekan oleh jack hidrolik. Pada sampel uji digunakan 3 dial indikator pembacaan, dial pertama diletakkan diatas plat bearing, dial kedua pada tanah disamping plat bearing, dan dial ketiga diletakkan di atas tanah dekat keliling wadah drum. Gambar 1. Sketsa pemodelan pengujian Pengujian dilakukan dengan memberikan beban secara bertahap sambil menghitung penurunan yang terjadi pada tanah dengan dial gauge. Prosedur pengujian kemudian diulangi untuk tiap sampel. Langkah terakhir dari penelitian ini adalah membandingkan perilaku tanah yang terdeformasi antara hasil uji laboratorium dengan hasil analisa numerik. STANDARD PENELITIAN Perencanaan lapisan penutup akhir harus didasarkan atas perkembangan data hasil percobaan untuk setiap jenis tanah yang sesuai. Perencana pada umumnya lebih memilih pengujian di laboratorium dengan menggunakan metode pemadatan yang mendekati kondisi di lapangan agar diperoleh hasil kepadatan lapangan yang semirip mungkin. Metode pemadatan di laboratorium dapat menirukan metode yang ada di lapangan dengan simulasi, tetapi tidak sebanyak dengan usaha/energi yang dilaksanakan di lapangan sehingga hasilnya kurang tepat dan masih akan melahirkan kondisi yang bervariasi pada titiktitik tertentu. Menurut penelitian, sebuah tanah lempung yang dapat mencapai permeabilitas 1 x 10-7 cm/detik bila dipadatkan sampai 90-95 % densitas kering Proctor dapat digunakan sebagai lapisan linier. Tingkat pemadatan tanah diukur dari berat volume kering tanah yang dipadatkan. Air ditambahkan ke dalam tanah yang sedang dipadatkan sebagai pelumas agar partikelpartikel tanah lebih mudah bergerak dan bergeseran satu sama lain sehingga membentuk kedudukan yang lebih rapat. Prinsip-prinsip pemadatan tanah, saat dilakukan uji pemadatan dilaboratorium. Pada awal proses pemadatan, berat volume kering bertambah seiring dengan di tambahkannya kadar air. Pada kadar air nol (w = 0), berat volume tanah basah ( b ) sama dengan berat volume kering ( d ), atau b(w = 0) = d = 1. Ketika kadar air berangsurangsur ditambah (dengan usaha pemadatan yang sama), berat butiran tanah padat persatuan volume ( d ) juga berangsur ikut bertambah. Misalnya, pada w = w 1, maka berat volume basah dari tanah sama dengan: = 2... (1)

Berat volume kering dari tanah tersebut pada kadar air ini: d (w = w1) = d (w = 0) + d... (2) w w Kadar Air Gambar 2. Prinsip Pemadatan. (Braja M. Das, (w) Endah Noor, dan Mochtar, 1988) Tabel 1. Standar yang Digunakan dalam Pengujian tanah No. 1 Berat volume b(w = 0) = d = Jenis Metode Pengujian Analisa Saringan d No. Standart AASTHO ASTM SNI T-88 D-422-1968 - HASIL DAN PEMBAHASAN Klasifikasi Tanah Berdasarkan analisa persentase bagian tanah yang lolos saringan no. 200 diperoleh hasil tanah tersebut lebih dari 50 % (> 35 %) sehingga tanah diklasifikasikan dalam kelompok tanah berlanau atau berlempung (A- 4, A-5, A-6, A-7). Dari analisis saringan didapatkan tanah lolos saringan No. 200 lebih dari 50 % sehingga masuk ke dalam klasifikasi tanah berbutir halus. Batas cair (LL) = 45,97 % dan Indeks Plastisitas (PI) = 14,42 %, Dari bagan plastisitas, klasifikasi tanah masuk ke dalam range MH dan OH. MH yaitu lanau anorganik,tanah berpasir atau berlanau halus mengandung mika atau diatoma, lanau elastis. OH yaitu lempung organik dengan plastisitas sedang sampai tinggi. Tabel 2. Rekapitulasi hasil pemeriksaan karakteristik tanah asli 2 3 Batas-batas Atterberg Batas Plastis (PL) Batas Cair (LL) Berat Jenis Tanah T-90-74 T-89-74 D-424-74 D-423-66 T-265 D-162 4 Kadar Air T-265-79 D-2216 5 Hidrometer - 1966 - - 1967 - - 1964 - - 1965 - - 3423-1994 6 Triaxial - 2815-1992 Pelaksanaan pengujian pengujian propertis tanah mengacu pada standar-standar pengujian AASHTO, ASTM dan SNI yang dapat dilihat pada tabel 1 diatas.

Klasifikasi Pasir Pengujian karakteristik fisik material pasir dilakukan untuk mengklasifikasi jenis material yang digunakan pada penelitian. Hasil pemeriksaan karakteristik pasir ditampilkan pada tabel berikut ini : Tabel 3. Rekapitulasi hasil pemeriksaan karakteristik tanah asli Penurunan Tanah Kelempungan Dengan perkuatan Kolom Pasir Pengujian dilakukan terhadap 3 sampel, yaitu sampel 1 tanah kelempungan tanpa perkuatan kolom pasir dan ditekan dengan plate bearing berdiameter 20 cm, sampel 2 tanah kelempungan dengan perkuatan kolom pasir dan ditekan dengan plate bearing berdiameter 10 cm, sampel 3 tanah kelempungan dengan perkuatan kolom pasir dan ditekan dengan plate bearing berdiameter 20 cm. Hasil pengujian di laboratorium kemudian menghasilkan hubungan Loadstlement yang dapat di lihat pada gambar 3, 4 dan 5. Hasil pengujian menghasilkan grafik yang menunjukan adanya perbedaan penurunan pada tanah kelempungan dari tiap sampel 1,2, dan 3. Pada tanah kelempungan yang tidak diperkuat kolom pasir dan ditekan dengan plate bearing 20 cm, besarnya penurunan tanah pada beban akhir sebesar 25,3 mm pada dial pengukur diatas plat. Pada tanah kelempungan yang diperkuat dengan dengan kolom pasir dan ditekan dengan plate bearing 10 cm, besarnya penurunan tanah mengalami reduksi jika dibandingkan dengan tanah tanpa perkuatan. Penurunan yang terjadi diakhir pembebanan tercatat sebesar 21,72 mm. Pada tanah kelempungan yang diperkuat dengan dengan kolom pasir dan ditekan dengan plate bearing 20 cm, besarnya penurunan tanah mengalami reduksi jika dibandingkan dengan tanah tanpa perkuatan. Penurunan yang terjadi diakhir pembebanan tercatat sebesar 14,3mm. Gambar 3. Grafik Hubungan Load-Settlement Tanah Uji Laboratorium Tanpa Perkuatan dan Ditekan Dengan Plate Bearing berdiameter 20 cm Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa tanah kelempungan telah mengalami keruntuhan pada tekanan 1,5 kg atau tegangan 0,001 kg/cm², diamana terjadi penurunan pada dial 1 sebesar 3,65 mm, dan kenaikan pada dial 2 sebesar 1 mm, dan kenaikan tanah pada dial 3 sebesar 1 mm.

Pengaruh Perkuatan Kolom Pasir Terhadap Pola Penurunan Gambar 4. Grafik Hubungan Load-Settlement Tanah Uji Laboratorium Dengan Perkuatan dan Ditekan Dengan Plate bearing 10 cm. Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa tanah kelempungan mengalami keruntuhan pada tekanan 2,5 kg atau pada tegangan 0,007 kg/cm², dimana terjadi penurunan pada dial 1 sebesar 4,13 mm, kenaikan tanah 0,002 mm pada dial 2 dan 0,00 mm pada dial 3 (tidak terjadi penurunan dan kenaikan). Gambar 5. Grafik Hubungan Load-Settlement Tanah Uji Laboratorium Dengan Perkuatan dan Ditekan Dengan Plate bearing 20 cm. Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa tanah kelempungan mengalami keruntuhan pada tegangan 0,004 kg/cm² atau pada tekanan 5,5 kg, dimana pada dial 1 mengalami penurunan sebesar 6,8 mm dan kenaikan pada dial 2 sebesar 0,05 mm dan kenaikan pada dial 3 sebesar 0,02 mm. Gambar 6. Gambar hasil penurunan dan kenaikan tanah pada hasil pengujian modeling kolom pasir Pasir dan Tanpa Kolom Pasir Hasil pengujian menghasilkan grafik yang menunjukkan adanya perbedaan keruntuhan pada tanah lempung. Pada tanah yang tidak diperkuat dengan kolom pasir dan ditekan dengan plate bearing berdiameter 20 cm, besarnya penurunan tanah pada tekanan 0,006 kg/cm² menghasilkan penurunan sebesar 25,3 mm pada dial 1, kenaikan sebesar 5,5 mm pada dial 2, dan penurunan -0,21 mm pada dial 3. Pada tanah yang diperkuat dengan kolom pasir dan ditekan dengan plate bearing berdiameter 10 cm, besarnya penurunan tanah pada tekanan 0,006 kg/cm² menghasilkan penurunan sebesar 3,125 mm pada dial 1, kenaikan sebesar 0,002 mm pada dial 2, dan kenaikan 0,00 mm pada dial 3. Pada tanah diperkuat dengan kolom pasir dan ditekan dengan plate bearing berdiameter 20 cm, besarnya penurunan tanah pada tekanan 0,006 kg/cm² menghasilkan penurunan sebesar 14,3 mm pada dial 1, penurunan sebesar 0,21 mm pada dial 2, dan kenaikan 0,02 mm pada dial 3. Dari grafik hasil penelitian pengujian sampel di laboratorium dapat disimpulkan bahwa adanya Granular Coloum pada tanah

mampu mereduksi settlement sebesar 14,5 % pada tanah ketika dibebani sedangkan dengan memperbesar plate bearing dapat mereduksi penurunan sebesar 34,16%. KESIMPULAN Berdasarkan studi ekperimental dan pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Sampel tanah berdasarkan klasifikasi menurut USCS masuk ke dalam klasifikasi MH & OH, yaitu: lempung anorganik dengan plastisitas sedang sampai tinggi & lanau anorganik atau pasir halus diatomae, sementara berdasarkan klasifikasi menurut AASHTO maka tanah tersebut masuk dalam kelompok A-7-5. Tanah yang masuk kategori A-7-5 termasuk dalam klasifikasi tanah berlempung dimana indeks plastisitasnya > 11. 2. Pada pengujian laboratorium diperoleh kadar air sebesar 37,42 %, berat jenis (Gs) sebesar 2,74, batas cair (LL) 45,97%, batas plastis (PL) 31,54%, batas susut (SL) 16,47%, dan indeks pastisitas (PI) 14,42%. 3. Pada pengujian sifat index dan teknis material pasir telah menunjukkan bahwa sampel yang digunakan telah memenuhi spesifikasi. Hasil pengujian menunjukkan nilai berat jenis 2.654, kadar air optimum sebesar 11.25% dan berat isi kering maksimum 1.775gr/cm 3. Hasil pengujian analisa saringan juga menunjukkan bahwa sampel yang diuji terdiri dari pasir medium-halus. 4. Berdasarkan hasil pengujian loading test pada tanah lempung menggunakan perkuatan granular column, disimpulkan bahwa adanya Granular Coloum pada tanah mampu mereduksi settlement pada tanah ketika dibebani. 5. Berdasarkan hasil pengujian loading test pada tanah lempung menggunakan perkuatan granular column, disimpulkan bahwa adanya memperbesar model pondasi pada tanah mampu mereduksi settlement pada tanah ketika dibebani. SARAN Studi yang dilakukan terhadap perkuatan granular column pada tanah lempung ini sangat terbatas karena hanya dilakukan dalam permodelan yang sederhana dengan satu ruas granular colums untuk tiap pengujian sampel. Beberapa saran dapat dilakukan untuk penyempurnaan tersebut, antara lain : 1. Sebelum mengadakan penelitian sebaiknya alat-alat yang akan digunakan dicek atau dicoba terlebih dahulu apakah alat tersebut dapat bekerja secara optimal atau tidak optimal. Hal ini sangat disarankan mengingat banyaknya kesalahan yang disebabkan oleh karena pengaturan alat uji yang digunakan 2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut perkuatan granular column terhadap jenis material tanah lainnya serta dilakukan dalam skala yang lebih besar dan lebih kompleks. 3. Diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap variasi kedalaman kolom pasir dan variasi lebar plate bearing. 4. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan softwere geoteknik (Plaxis) DAFTAR PUSTAKA Das, Braja M,.Endah, Noor. Dan Mochtar, Indrasurya B.1988, Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknik)-Jilid I, Erlangga Jakarta. Das, Braja M,.Endah, Noor. Dan Mochtar, Indrasurya B.1988, Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknik)-Jilid II, Erlangga Jakarta Hardiyatmo, Hary Christady. 2006.Mekanika Tanah 1, Gajah Mada University Press, Jogjakarta. Sunggono,V.1995. Buku Teknik Sipil, Nova.Bandung Modul Praktikum Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanauddin.