BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. 1 Tanah dalam

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan manusia dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai dimana-mana. Sejarah membuktikan bahwa hampir tiap Negara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. mengenai segala jenis usaha dan bentuk usaha. Rumusan pengertian

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengenai tanah yaitu karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa. tanah itu dalam batas-batas menurut peraturan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa. Tanah merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat absolute dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBATALAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dikarenakan bahwa negara Indonesia merupakan negara agraris, terdapat simbol status sosial yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan merupakan salah. budaya dan lingkungan dimana masyarakat itu berada.

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan: Bumi air dan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. harta warisan, kekayaan, tanah, negara, 2) Perebutan tahta, termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan dan tata cara. aturan perundang-undangan dalam HIR atau RBG.

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak diundangkannya UUPA maka pengertian jual-beli tanah

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan tanah bahkan bukan hanya dalam. merupakan salah satu modal pembangunan yang mempunyai nilai strategis

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Suatu individu ataupun masyarakat tidak akan tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas dan faktor produksi yang dicari oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

BAB 1 PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, perkawinan tidak hanya mengandung unsur hubungan manusia. harus memenuhi syarat maupun rukun perkawinan, bahwa perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yaitu mewujudkan pembangunan adil dan makmur, berdasarkan. Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dan saling berinteraksi. Manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa. adanya atau dengan membentuk sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dengan saat ini ada beberapa peraturan perundang-undangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. harus terjadi perselisihan atau sengketa dalam proses pembagian harta warisan

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. segala aspeknya melainkan hanya mengatur salah satu aspeknya, yaitu tanah

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, dan kehidupan. bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan akta pemberian hak tanggungan atas tanah. 3 Dalam pengelolaan bidang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan segala aktifitasnya berada diatas tanah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jual-Beli dalam perkara perdata diatur di Buku ke III Kitab Undangundang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Universitas. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masih bercorak agraris. Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. berdimensi dua dengan ukuran panjang dan lebar. Hukum tanah disini bukan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan aktivitas di atas tanah, sehingga setiap saat manusia

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat tergantung kepada tanah

BAB I PENDAHULUAN. individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial di mana manusia hidup

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hal 1.

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai lahan untuk memperoleh pangan. untuk pertanian, maupun perkebunan untuk memperoleh penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. bisa digunakan manusia untuk dipakai sebagai usaha. Sedangkan hak atas

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan setiap kelahiran anak yang dilakukan oleh pemerintah berasas non

BAB I PENDAHULUAN. umumnya memperlihatkan Metalofon, Gambang, Gendeng dan Gong yang

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang amat penting untuk membangun masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang satu ke orang lain.tanah sebagai benda yang bersifat permanen tetap, banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pertanahan Nasional juga mengacu kepada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Tanah. tanah, sehingga setiap manusia berhubungan dengan tanah.

BAB I PENDAHULUAN. penting dan sangat komplek dalam proses litigasi. Keadaan kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. perzinaan dengan orang lain diluar perkawinan mereka. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai sarana utama dalam proses pembangunan. 1 Pembangunan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang

BAB II KEDUDUKAN PARA PIHAK DALAM PENGALIHAN HAK ATAS BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh konstitusi Negara Indonesia yaitu UUD Tahun 1945 dalam. dengan membayar upah sesuai dengan perjanjian kerja.

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu yang sama menuntut kewajiban ditunaikan. Hubungan hak dan

BAB I PENDAHULUAN. atau kekuatan yang besar sebagai modal dasar pembangunan. Hal ini tidak

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. asasi tenaga kerja dalam Undang-Undang yang tegas memberikan. bahkan sampai akhirnya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

BAB I PENDAHULUAN. di atas selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ruang lingkup agraria, tanah merupakan bagian dari bumi, yang disebut permukaan bumi. 1 Tanah sebagai sumber utama bagi kehidupan manusia yang telah dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Agar tanah tersebut digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat maka hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Hak atas tanah ialah hak yang memberikan wewenang untuk mempergunakan permukaan bumi atau tanah yang bersangkutan dengan tubuh bumi dan air serta ruang angkasa yang ada di atasnya, yang langsung berhubungan dengan penggunaan tanah, dalam batas-batas menurut UU dan peraturan hukum lain yang lebih tinggi. 2 Hak milik atas tanah adalah hak kebendaan atas tanah yang bersifat turun temurun, terkuat dan terpenuh dibandingkan dengan hak-hak lainnya, yang dapat dimiliki oleh warga Indonesia dan badan-badan hukum Indonesia yang ditetapkan secara khusus oleh pemerintah, dengan mengingat fungsi sosial terhadap hak atas tanah, temasuk terhadap hak milik atas tanah. 3 Menurut ketentuan Pasal 20 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria menyebutkan bahwa: 1 Urip Santoso, 2012, Hukum Agraria Kajian Komperhensif, Surabaya: Kencana, hal.9. 2 Samun Ismaya, 2011, Pengantar Hukum Agraria, Yogyakarta, Graha Ilmu, hal. 61. 3 Munir Fuady, 2014, Konsep Hukum Perdata, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, hal.37. 1

2 (1) Hak Milik adalah hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat fungsi sosial; (2) Hak Milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain. Hukum agraria Indonesia menganut asas kebangsaan dimana hak milik atas tanah hanya dapat dimiliki oleh warga negara Indonesia saja dan badan hukum negara Indonesia yang telah ditetapkan khusus oleh pemerintah. Jadi, warga negara asing ataupun badan hukum asing tidak mungkin mendapatkan hak milik atas tanah. 4 Hak milik atas tanah dapat beralih dari orang yang satu ke orang yang lain melalui proses jual beli, tukar menukar, dan hibah. Peralihan hak milik atas tanah, dan penyerahan hak milik atas tanah dari orang yang satu kepada orang yang lain harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana diatur dalam Pasal 37 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang menyatakan bahwa: Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan harta ke perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pendaftaran tanah bertujuan memberikan jaminan kepastian hukum. Jaminan kepastian hukum yang hendak diwujudkan dalam pendaftaran tanah, meliputi kepastian status hak yang didaftar, kepastian subjek hak, dan kepastian objek hak. Pendaftaran ini menghasilkan sertipikat sebagai tanda bukti haknya. 5 Berdasarkan ketentuan Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 yang menyatakan bahwa : 4 Ibid. 5 Urip Santoso, Op.Cit., hal.278.

3 Pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan asas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka Transaksi jual beli adalah salah satu cara untuk memperoleh dan memiliki hak milik atas tanah. Berdasarkan Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan bahwa: Jual-beli adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Dalam melakukan proses transaksi jual beli hak milik atas tanah maka para pihak dalam hal ini hendaknya membuat suatu perjanjian jual beli hak milik atas tanah dihadapan Notaris, agar para pihak mendapatkan suatu kepastian hukum dan perlindungan hukum. Transaksi jual beli tanah menganut asas-asas yang berlaku dalam perjanjian pada umumnya. Berdasarkan pada Pasal 1320 KUHPerdata, terdapat 4 (empat) syarat-syarat sahnya dalam melakukan perjanjian, yaitu: (1) Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya (2) Cakap untuk membuat suatu perjanjian (3) Mengenai suatu hal tertentu (4) Suatu sebab yang halal Dalam hal hubungan dengan jual beli tanah sering kali menimbulkan potensi sengketa yang berkepanjangan, walaupun dalam jual beli tanah tersebut sudah dilaksanakan secara benar dan dilakukan dihadapan pejabat Notaris yang berwenang. Sengketa tanah merupakan persoalan klasik yang selalu ada di muka bumi. Oleh karena itu, sengketa yang berhubungan dengan tanah senantiasa

4 berlangsung secara terus-menerus, karena setiap orang memiliki kepentingan yang berkaitan dengan tanah. 6 Sengketa jual beli hak atas tanah yang dimiliki lebih dari satu orang sering menimbulkan perselihan. Timbulnya sengketa tanah dapat terjadi karena adanya suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh salah satu pihak yang telah merugikan pihak lain atau orang lain. Menurut Pasal 1365 KUH Perdata, maka yang dimaksud dengan perbuatan melanggar hukum adalah perbuatan melawan hukum perdata yang dilakukan oleh seseorang karena kesalahannya telah menimbulkan kerugian bagi orang lain, yang mengharuskan orang yang karena kesalahannya telah menimbulkan kerugian tersebut untuk mengganti kerugian. 7 Dalam kenyataan yang terjadi di masyarakat sekarang ini, sering sekali terjadi atau timbul permasalahan dan perselisihan menyangkut proses jual beli tanah yang dimiliki lebih dari satu orang. Permasalahan tersebut muncul karena hampir sebagian besar masyarakat awam tidak tahu atau belum memahami prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku terkait dengan jual beli hak atas tanah. Selain itu permasalahan muncul juga bisa di karenakan terdapat salah satu pihak yang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum atau beritikad tidak baik melakukan pelanggaran terhadap prosedur jual beli hak atas tanah. Misalnya suatu sertifikat tanah yang dimiliki oleh dua orang dimana satu pihak ingin menjual tanah tersebut, untuk menjual tanah tersebut sertifikat dibagi terlebih dahulu menjadi dua. Dalam hal pemecahan sertifikat tanah salah satu pihak beritikad tidak baik yaitu tidak mau menyerahkan sertifikat tanah kepada 6 Sarjita, 2005, Teknik dan Strategi Penyelesaian Sengketa Konflik, Cetakan kedua, Tugujogja Pustaka, Yogyakarta, hlm. 1. 7 Munir Fuady, Op.Cit., hal.248.

5 pihak lain. Maka pihak yang ingin menjual tanah mengajukan tuntutan ke Pengadilan Negeri agar terpenuhinya hak-hak atas tanah. Berdasarkan uraian di atas untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam menentukan pembuktian dan pertimbangan hakim dalam menentukan putusan perkara jual beli hak atas tanah yang dimiliki lebih dari satu orang maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul: PROSES PENYELESAIAN PERKARA JUAL BELI HAK ATAS TANAH YANG DIMILIKI LEBIH DARI SATU ORANG (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta). B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana status kepemilikan hak atas tanah tersebut yang dimiliki lebih dari satu orang dan bagaimana proses jual beli hak atas tanah? 2. Bagaimana pertimbangan hakim dalam menentukan pembuktian pada perkara jual beli hak atas tanah yang dimiliki lebih dari satu orang? 3. Bagaimana pertimbangan hakim dalam menentukan putusan perkara jual beli hak atas tanah yang dimiliki lebih dari satu orang yang telah terbukti? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui status kepemilikan hak atas tanah tersebut yang dimiliki lebih dari satu orang dan untuk mengetahui proses jual beli hak atas tanah

6 2. Untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam menentukan pembuktian pada perkara jual beli hak atas tanah yang dimiliki lebih dari satu orang 3. Untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam menentukan putusan perkara jual beli hak atas tanah yang dimiliki lebih dari satu orang yang telah terbukti D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Untuk menambah wawasan dalam memperluas pemahaman akan arti pentingnya ilmu hukum dalam teori dan praktek, khususnya dalam hukum acara perdata. 2. Bagi Masyarakat Dari hasil skripsi ini, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan pembaca atau masyarakat serta dapat membantu memecahkan masalah yang mungkin sedang dihadapi oleh pihakpihak terutama yang menyangkut penyelesaian perkara perdata, khususnya yang menyangkut jual beli hak atas tanah yang dimiliki lebih dari satu orang. 3. Bagi Ilmu Pengetahuan Dengan penulisan skripsi ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan yang berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan hukum khususnya hukum acara perdata mengenai jual beli hak atas tanah yang dimiliki lebih dari satu orang.

7 E. Metode Penelitian Metode Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya. 8 Oleh karena itu sebelum penulis melakukan penelitian, penulis menentukan terlebih dahulu mengenai metode yang hendak dipakai. Adapun metode yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah penelitian hukum normatif disebut juga penelitian hukum doktrinal. Pada penelitian hukum jenis ini, acap kali hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law in books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas. 9 Dalam penelitian ini penulis akan mencari dan menganalisis kaidahkaidah hukum, asas-asas hukum, dan semua aspek hukum yang terkandung dalam peraturan perundang-undangan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses penyelesaian perkara jual beli hak atas tanah yang dimiliki lebih dari satu orang. 2. Jenis Penelitian 8 Khudzaifah Dimyati dan Kelik Wardiono, 2004, Metode Penelitian Hukum, Surakarta: Fakultas Hukum UMS, hal 1. 9 Amiruddin dan Zainal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Hal 118.

8 Dalam penelitian ini bersifat deskriptif, karena bermaksud untuk menggambarkan dan menjelaskan tentang hal-hal yang terkait dengan objek yang diteliti, yaitu mengenai proses penyelesaian perkara jual beli hak atas tanah yang dimiliki lebih dari satu orang. 3. Sumber Data Sumber-sumber hukum penelitian ini dapat dibedakan berupa data sekunder dan data primer. Adapun data sekunder dan data primer yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data Sekunder Data sekunder tersebut dengan menggunakan bahan-bahan hukum sebagai berikut: 1) Bahan Hukum Primer Yaitu bahan-bahan hukum yang berhubungan erat dengan permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi bahan hukum primernya adalah: a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 b) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata c) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria d) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah e) Jurisprudensi (Keputusan Pengadilan berkekuatan hukum tetap) 2) Bahan Hukum Sekunder

9 Yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti buku-buku hukum pertanahan, buku tentang jual beli, buku tentang penyelesaian sengketa pertanahan, hasil-hasil penelitian, hasil karya ilmiah para sarjana, atau pendapat para pakar hukum yang relevan dengan penelitian ini. 3) Bahan Hukum Tersier Yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum. b. Data Primer Adapun yang dimaksud dengan data primer adalah data-data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama, yaitu dengan melakukan penelitian langsung dilapangan. 1) Lokasi Penelitian Dalam hal ini penulis memilih lokasi penelitian di Pengadilan Negeri Surakarta. Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan Pengadilan Negeri yang berwenang untuk memeriksa dan memutus perkara mengenai proses penyelesaian perkara jual beli hak atas tanah yang dimiliki lebih dari satu orang dan pemilihan wilayah di Kota Surakarta itu sendiri supaya mudah dijangkau oleh peneliti, karena peneliti berdomisilli di wilayah Surakarta. Sehingga dapat mempermudah dan memperlancar dalam penyusunan dan penulisan penelitian ini. 2) Subjek Penelitian

10 Dalam penelitian ini penulis menetapkan subyek yang diteliti yaitu dengan informan atau responden yang berkompeten dalam proses penyelesaian perkara jual beli hak atas tanah yang dimiliki lebih dari satu orang yaitu Hakim Pengadilan Negeri Surakarta. 4. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang diperlukan oleh penulis berupa: a. Studi Kepustakaan Metode studi kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari, mencatat, menginventarisasi, menganalisis serta mempelajari data-data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. b. Studi Lapangan Studi Lapangan diperoleh dengan melakukan penelitian secara langsung dengan cara sebagai berikut: 1) Daftar Pertanyaan (Questionnaire) Daftar pertanyaan adalah suatu yang berisikan rangkaian pertanyaan tentang suatu hal atau suatu bidang. 10 Daftar pertanyaan ini disusun guna mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan dapat lebih terarah, tersusun secara urut dan sistematis. 2) Wawancara (Interview) 10 Ibid, Hal.89.

11 Wawancara (interview) adalah cara memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan dengan pihak responden yang dipandang memahami objek yang diteliti. Dalam hal ini yang menjadi responden atau narasumbernya adalah Hakim Pengadilan Negeri Surakarta. 5. Metode Analisis Data Di dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis data secara Kualitatif dengan menganalisis data yang meliputi putusan pengadilan, peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen, buku-buku kepustakaan, jurisprudensi dan literatur lainnya yang berkaitan dengan perkara jual beli hak atas tanah yang dimiliki lebih dari satu orang, yang kemudian akan dihubungkan dengan data-data yang diperoleh penulis dari studi lapangan yang berupa hasil wawancara dengan responden, kemudian dilakukan pengumpulan dan penyusunan data secara sistematis serta menguraikannya dengan kalimat yang teratur sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. F. Sistematika Penulisan Penulisan ini terdiri dari empat bab yang disusun secara sistematis. Untuk mempermudah dalam melakukan analisis, pembahasan serta penjabaran dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka penulis menyusun sistematika penelitian sebagai berikut: Bab Pertama terdiri dari pendahuluan, yang memuat Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penelitian.

12 Bab Kedua adalah tinjauan pustaka, yang meliputi tinjauan umum tentang hak milik atas tanah, tinjauan umum tentang penyelesaian sengketa jual beli tanah, dan tinjauan umum tentang pemeriksaan perkara di pengadilan negeri Bab Ketiga adalah Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang memuat status kepemilikan hak atas tanah tersebut yang dimiliki lebih dari satu orang dan bagaimana proses jual beli hak atas tanah, pertimbangan hakim dalam menentukan pembuktian perkara jual beli hak atas tanah yang dimiliki lebih dari satu orang, dan pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap perkara jual beli hak atas tanah yang dimiliki lebih dari satu orang. Adapun bab yang keempat adalah Penutup, yang berisi Kesimpulan dan Saran.