TEGANGAN DAN ROTASI BATANG TEPI BAWAH JEMBATAN BOOMERANG BRIDGE AKIBAT VARIASI POSISI PEMBEBANAN

dokumen-dokumen yang mirip
DEFLEKSI BALOK MELINTANG DAN TEGANGAN BATANG DIAGONAL TEPI JEMBATAN BOOMERANG BRIDGE AKIBAT VARIASI POSISI PEMBEBANAN

PENGARUH PENGENCANGAN BAUT TERHADAP LENDUTAN PADA MODEL JEMBATAN RANGKA BAJA

PENGARUH KONFIGURASI RANGKA DAN OPTIMASI PROFIL TERHADAP KINERJA PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

DEFLEKSI PADA STRUKTUR RANGKA BATANG

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

SLOOF PRACETAK DARI BAMBU KOMPOSIT

OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

PERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM :

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

KAJIAN PENGARUH KEMIRINGAN RANGKA BATANG RASUK PARALEL TERHADAP LENDUTAN

Andreas Susanto Y. NRP : Pembimbing : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc. Ko Pembimbing : Anang Kristianto, ST., MT.

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

viii DAFTAR GAMBAR viii

ANALISIS VARIASI KONFIGURASI RANGKA PADA JEMBATAN BAJA (STUDI KASUS JEMBATAN "5" BRIDGE)

PENELITIAN PENGARUH PENAMBAHAN BEBAN PADA RANGKA ATAP TERHADAP LENDUTAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendekatan. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kekangan yang diberikan sengkang

MUHAMMAD SYAHID THONTHOWI NIM.

PENGARUH POSISI DAN BESAR BEBAN TERHADAP DEFLEKSI DAN REGANGAN PADA GELAGAR INDUK RANGKA JEMBATAN BETON TULANGAN BAMBU

PROSENTASE PENURUNAN LENDUTAN PADA MODEL JEMBATAN RANGKA BAJA AKIBAT PENAMBAHAN KABEL PRATEGANG EKSTERNAL TIPE TRAPESIUM

penulisan tugas akhir. Jalannya penelitian dapat dilihat dari bagan alir pada

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

KORELASI NILAI KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS BAJA DENGAN KEKERASAN PADA EQUOTIP PORTABLE ROCKWELL HARDNESS NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN REGANGAN LENTUR BALOK BAJA AKIBAT BEBAN TERPUSAT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

PENGARUH BESAR DAN POSISI BEBAN TERHADAP MOMEN, DEFLEKSI DAN REGANGAN PADA BALOK MELINTANG JEMBATAN KOMPOSIT BAMBU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERILAKU KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG TULANGAN GANDA ABSTRAK

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

PENGARUH DAN FUNGSI BATANG NOL TERHADAP DEFLEKSI TITIK BUHUL STRUKTUR RANGKA Iwan-Indra Gunawan PENDAHULUAN

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BAJA RINGAN PROFIL U TUGAS AKHIR. Disusun oleh : LOLIANDY

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROPOSAL TUGAS AKHIR DAFTAR ISI

PERENCANAAN GEDUNG SMA EMPAT LANTAI DENGAN SISTEM PERENCANAAN DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA

DETEKSI DINI POLA KERUNTUHAN STRUKTUR PORTAL GEDUNG H UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA AKIBAT GEMPA. Tugas Akhir

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

III. BATANG TARIK. A. Elemen Batang Tarik Batang tarik adalah elemen batang pada struktur yang menerima gaya aksial tarik murni.

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

ANALISIS KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG PADA BADAN BALOK

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

STUDI KEKUATAN RANGKA ATAP TRUSS MENGGUNAKAN PIPA BAJA DENGAN SAMBUNGAN LAS DENGAN PELAT SAMBUNG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Jenis-Jenis Material Baja Yang Ada di Pasaran. Jenis material baja yang ada di pasaran saat ini terdiri dari Hot Rolled Steel

Perencanaan Kolom Beton Bertulang terhadap Kombinasi Lentur dan Beban Aksial. Struktur Beton 1

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

PENGARUH LETAK BEBAN TERHADAP GAYA PRATEGANG TIPE SEGITIGA PADA MODEL JEMBATAN RANGKA BAJA

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

1.2 Tujuan Penelitian 2

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETEK DENGAN MENGGUNAKAN JEMBATAN RANGKA BAJA BOOMERANG BRIDGE SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI JEMBATAN GANTUNG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SWALAYAN RAMAI SEMARANG ( Structure Design of RAMAI Supermarket, Semarang )

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

STUDI EKSPERIMENTAL MOMEN BATAS PADA PELAT BERUSUK AKIBAT PEMBEBANAN MERATA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik

PENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

ANALISIS PERBANDINGAN KUDA KUDA BAJA RINGAN DENGAN BETON BERTULANG MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 V.18

Kuliah ke-6. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG

Bab II STUDI PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK OCBC NISP JALAN PEMUDA SEMARANG

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN KALI BAMBANG DI KAB. BLITAR KAB. MALANG MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA

BAB 1 PENDAHULUAN...1

BAB III KAJIAN EKSPERIMENTAL. Berikut ini akan diuraikan kajian dalam perencanaan program eksperimental yang dilaksanakan mencakup :

ANALISA TEGANGAN DAN REGANGAN DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK

RESPON SAMBUNGAN GROUTING PADA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU TERHADAP VARIASI BEBAN VERTIKAL SIMETRIS DAN HORIZONTAL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pesat yaitu selain awet dan kuat, berat yang lebih ringan Specific Strength yang

BAB I PENDAHULUAN. Metode evaluasi struktur bangunan gedung, jembatan dan kontruksi

PERENCANAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN LENGKUNG RANGKA BAJA KRUENG SAKUI KECAMATAN SUNGAI MAS KABUPATEN ACEH BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

Kuliah ke-2. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

STUDI EKSPERIMENTAL BALOK BETON BERTULANG BERSENGKANG TERTUTUP TEGAK DENGAN PENYAMBUNG KAIT DAN LAS

PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BETON BERTULANG DENGAN PENAMPANG PERSEGI. Oleh : Ratna Eviantika. : Winarni Hadipratomo, Ir.

PERILAKU BATANG TEKAN PROFIL BAJA SIKU TUNGGAL PADA STRUKTUR RANGKA BATANG

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF PENGGUNAAN HONEYCOMB DAN SISTEM RANGKA BATANG PADA STRUKTUR BAJA BENTANG PANJANG PROYEK WAREHOUSE

TUBAGUS KAMALUDIN DOSEN PEMBIMBING : Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D. Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, M.S.

PERENCANAAN GEDUNG PERHOTELAN EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI PACITAN DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 5 LANTAI DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

Transkripsi:

TEGANGAN DAN ROTASI BATANG TEPI BAWAH JEMBATAN BOOMERANG BRIDGE AKIBAT VARIASI POSISI PEMBEBANAN Erwin Widya A., Sri Murni Dewi, Christin Remayanti Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail : erwin.anggitantoro@gmail.com ABSTRAK Jembatan Boomerang Bridge merupakan Jembatan model rangka baja yang memperoleh penghargaan Juara I dalam Kompetisi Jembatan Indonesia ke-9 Tahun 2013. Terdapat perbedaan nilai lendutan antara perencanaan dengan kondisi lapangan, sehingga dilakukan penelitian juga pada variabel lain yaitu tegangan batang dan rotasi batang tepi bawah. Tahap pertama yaitu uji elastisitas baja dengan bahan yang sejenis dengan profil rangka. Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar 183.102,5 MPa. Tahap selanjutnya adalah perhitungan teoritis dan hasil pengujian untuk mendapatkan nilai regangan, gaya batang, tegangan, dan rotasi batang. Perbedaan antara perhitungan teoritis dengan pengujian dinyatakan dalam persentase perbandingan. Perbandingan nilai tegangan dari hasil perhitungan teoritis dan pengujian yaitu seperempat bentang dekat tumpuan sendi sebesar 8,922%, di tengah bentang sebesar 5,476%, dan seperempat bentang dekat tumpuan rol sebesar 7,522%. Perbandingan rotasi teoritis dengan pengujian didapatkan nilai persentase sebesar 22,365% dan sama di berbagai posisi pembebanan. Kata kunci : Boomerang bridge, regangan, gaya batang, tegangan, rotasi, perbandingan Pendahuluan Jembatan Boomerang Bridge merupakan salah satu jembatan model rangka baja dalam Kompetisi Jembatan Indonesia ke-9 Tahun 2013. Jembatan ini telah memperoleh penghargaan Juara I, dan berbagai juara kategori, sehingga Jembatan Boomerang Bridge sangat cocok digunakan untuk pengabdian kepada masyarakat dan diaplikasikan ke lapangan. Pada saat dilakukan pembebanan Kompetisi Jembatan Indonesia, terdapat perbedaan yang besar pada hasil lendutan antara perhitungan teoritis dan pengujian akibat beban 400 kg. Perbedaan ini diakibatkan oleh dimensi dan kualitas profil yang digunakan saat perencanaan tidak sesuai dengan kondisi lapangan. (Prayitno, Dalil, & Yanuar, 2013) menyebutkan bahwa kualitas baja dalam pasaran domestik masih belum memenuhi standar SNI 2002. Selain itu dalam kondisi kenyataan pada rangka model, sambungan baut yang tidak tepat di titik berat profil menyebabkan perbedaan hasil teoritis dan pengujian karena terjadi eksentrisitas. Dari pernyataan di atas, maka dilakukan penelitian terhadap tegangan dan rotasi batang. Karena selain terjadi perbedaan lendutan, diduga ada perbedaan nilai tegangan pada batang profil antara perhitungan teoritis dan

pengujian. Sehingga dari penelitian ini diambil judul Tegangan Dan Rotasi Batang Tepi Bawah Jembatan Boomerang Bridge Akibat Variasi Posisi Pembebanan. Tujuan dilakukan penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan regangan, gaya batang, tegangan dan rotasi pada batang tepi bawah akibat posisi beban dari hasil perhitungan teoritis dengan hasil pengujian dan mengetahui pengaruh posisi beban terhadap tegangan dan rotasi batang tepi bawah. Penelitian tegangan dilakukan pada 1 batang tepi bawah dan untuk rotasi dilakukan penelitian pada batang di dekat tumpuan sendi dan rol. Metode Penelitian Penelitian awal yaitu dilakukan uji tarik baja untuk memperoleh nilai elastisitas baja. Bahan uji yang yang digunakan sejenis dengan profil pada rangka dan dibentuk spesimen uji sesuai SNI 07-0371-1998 dan digunakan 4 buah sampel. Dalam pengujian ini digunakan strain gauge untuk memperoleh nilai regangan. Nilai regangan dicatat setiap penambahan beban tarik dengan kelipatan 2 kn hingga mencapai titik leleh. Data-data tersebut diplotkan pada grafik hubungan tegangan-regangan dan dibuat regresi linear. Sehingga nilai elastisitas diperoleh dengan persamaan : dengan, E = elastisitas baja tegangan regangan Bagian kedua adalah perhitungan teoritis yang dilakukan dengan menggunakan software. Data-data yang diinputkan adalah data-data yang sesuai dengan kondisi lapangan yaitu beban 400 kg, dimensi profil dan nilai elastisitas uji. Pembebanan dilakukan pada titik 4, 6, dan 8 seperti pada gambar berikut. Gambar 1. Model pembebanan dan letak batang yang diuji tegangan dan rotasi. Gambar 2. Letak pembebanan, pada titik 4, 6, dan 8. Output dari analisis software adalah gaya batang dan displacement atau perpindahan titik buhul. Nilai gaya batang (P) ini selanjutnya digunakan untuk menghitung regangan dengan persamaan Dan nilai tegangan diperoleh dengan persamaan Dalam perhitungan teoritis juga dilakukan analisis garis pengaruh dengan tujuan untuk disesuaikan polanya dengan gaya batang hasil pengujian. Bagian terakhir dari teoritis yaitu perhitungan rotasi batang. Nilai rotasi diperoleh dengan menggunakan hasil displacement dari analisis software. Pada displacement diperoleh perpindahan titik buhul di dekat tumpuan setelah dibebani

sebesar 400 kg dan dihitung dengan menggunakan persamaan tangen. Gambar 3. Skema perhitungan rotasi batang dengan, X1= posisi titik buhul di tumpuan setelah dibebani X2 = posisi titik buhul di dekat tumpuan setelah dibebani Lo = panjang awal sebelum dibebani perubahan panjang horisontal perubahan vertikal Bagian Ketiga adalah pengujian langsung pada jembatan model. Pengujian tegangan dilakukan dengan menggunakan strain gauge yang dipasang pada tengah profil. Regangan yang muncul pada strain meter dicatat setiap kelipatan beban 50 kg hingga beban maksimal 400 kg. Pengujian ini dilakukan sebanyak 2 kali pengulangan. Hasil ini diplotkan pada grafik hubungan beban-regangan kemudian dihitung regresi linearnya untuk mendapatkan nilai regangan pada beban 400 kg. Hasil regangan ini digunakan untuk memperoleh nilai gaya batang dengan persamaan. Kemudian dihitung nilai tegangan yang terjadi dengan persamaan. Pada pengujian rotasi dilakukan dengan menggunakan inklinometer yang diletakkan pada batang di dekat tumpuan sendi dan rol. Bagian Terakhir adalah perhitungan persentase perbandingan antara perhitungan teoritis dengan hasil pengujian. Garis pengaruh yang diperoleh dari perhitungan teoritis disesuaikan polanya dengan hasil perhitungan gaya batang saat pengujian. Hasil dan Pembahasan Nilai elastisitas baja yang diperoleh dari 4 buah sampel yang dihitung dengan grafik regresi linear. Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 183.102,5 MPa. Hasil tersebut digunakan sebagai data pendukung untuk perhitungan teoritis dan pengujian. Pada perbandingan nilai perhitungan teoritis dengan pengujian diperoleh persentase perbandingan regangan seperti pada tabel 1. Tabel 1. Nilai regangan teoritis dan pengujian Beban Regangan di Titik Teoritis Pengujian 4 0,00009361 0,00010196 6 0,00006254 0,00006596 8 0,00003162 0,00003400 Nilai gaya batang dicantumkan pada tabel berikut. Tabel 2. Nilai gaya batang teoritis dan pengujian Beban di Titik Gaya Batang (kg) Teoritis Pengujian 4 404,501 440,591 6 270,230 285,028 8 136,643 146,921 Perubahan gaya batang dari hasil pengujian menunjukkan pola yang sama dengan garis pengaruh dari perhitungan

teoritis. Diagram gaya batang dan garis pengaruh disajikan pada gambar berikut. Bagian yang terakhir adalah perbandingan rotasi batang. Nilai rotasi yang dari perhitungan teoritis dan pengujian yang diperoleh dicantumkan pada tabel berikut. Tabel 4. Rotasi batang di dekat tumpuan sendi Beban Rotasi Dekat Sendi (rad) % di Teoritis Pengujian Perbandingan 4 0,000677 0,000872 22,366 6 0,000677 0,000872 22,366 8 0,000677 0,000872 22,365 Gambar 4. Gaya batang hasil pengujian Gambar 5. Garis pengaruh perhitungan teoritis Nilai tegangan dicantumkan pada tabel berikut. Tabel 3. Perbandingan tegangan batang teoritis dan pengujian Titik Tegangan (kg/cm 2 ) % Teoritis Pengujian Perbandingan 4 71,399 186,691 8,922 6 14,504 120,774 5,476 8 7,900 62,255 7,522 Perbandingan tegangan yang terjadi disebabkan karena karena penerapan sambungan pada rangka model berbeda dari perhitungan teoritis. Salah satunya yaitu letak baut yang menyalurkan garis kerja gaya tidak tepat pada titik berat profil batang. Dalam buku (Indrawahyuni, Dewi, & Prastumi, 2010) dijelaskan bahwa regangan normal di seluruh volume batang terjadi apabila beban bekerja melalui pusat berat penampang dan bahannya homogen. Tabel 5. Perbandingan rotasi batang dekat rol akibat beban Beban Rotasi Dekat Rol (rad) % di Teoritis Pengujian Perbandingan 4 0,0006772 0,0008722 22,365 6 0,0006771 0,0008722 22,366 8 0,0006771 0,0008722 22,366 Persentase perbandingan yang diperoleh cukup besar, yaitu 22,366%. Perbandingan yang besar disebabkan karena inklinometer yang digunakan hanya memiliki ketelitian 0,05 o, dan dengan beban bertambah hingga mencapai 400 kg, rotasi yang terbaca tetap 0,05 o atau 0,0008722 rad. Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Persentase perbandingan saat posisi beban di titik 4 sebesar 8,922%, di titik 6 sebesar 5,476%, dan di titik 8 sebesar 7,522%. Perbedaan nilai hasil teoritis dan pengujian disebabkan karena beban bekerja melalui baut

tidak tepat pada titik berat penampang profil siku. 2. Semakin dekat posisi beban terhadap batang yang diuji, maka semakin besar pula tegangan batang yang terjadi. Dan sebaliknya, semakin jauh posisi beban terhadap batang yang diuji, maka semakin kecil tegangan batang yang terjadi 3. Tidak terjadi perubahan rotasi yang besar saat perubahan posisi beban dari titik 4, 6, dan 8. 4. Perbandingan rotasi teoritis dan pengujian mempunyai persentase perbandingan yang besar. Hal ini disebabkan karena inklinometer yang digunakan hanya memiliki ketelitian 0,05 o dan dengan beban bertambah hingga mencapai 400 kg, rotasi yang terbaca tetap 0,05 o atau 0,0008722 rad. Daftar Pustaka SNI 07-0371-1998. Batang Uji Tarik Untuk Bahan Logam Indrawahyuni, H., Dewi, S. M., & Prastumi. 2010. Mekanika Bahan Untuk Teknik Sipil. Malang: Bargie Media. Prayitno, A., Dalil, M., & Yanuar. 2013. Evaluasi Mutu Produk dari Produk-produk Baja Tulangan Domestik Berdasarkan Konsistensi Kekuatannya. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.