BAB I PENDAHULUAN. pendidikan saat ini adalah kualitas hasil pembelajaran di sekolah, dimana sekolah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), secara mendasar pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh peserta didik. Menurut pendapat Nurkencana (1986:92) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. produktif, berkualitas, dan berdaya guna. Karena pendidikan merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sehari-harinya. Perlu diketahui bahwa pendidikan adalah proses interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi serta impian di masa depan. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, beberapa diantaranya ialah melakukan perubahan kurikulum. Selain

BAB I PENDAHULUAN. dengan tantangan dan ancaman global yang semakin ketat. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan dan perilaku manusia agar menjadi manusia pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber Daya Manusia), terutama peningkatan dalam bidang pendidikan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wujud kebudayaan manusia, dimana

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam hal ini pada saat proses belajar mengajar guru memegang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. optimalnya nilai ulangan siswa di sekolah. Guru memberikan ulangan kepada. Permendiknas nomor 20 tahun 2007, menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berhubungan dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menuntut. meningkatkan minat belajar siswa yaitu SMK Bina Wisata Lembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan siswa perlu ditingkatkan. Dalam kamus umum

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Karena hal yang paling mendasar yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lembaga Pendidikan merupakan wadah untuk generasi muda agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia, pemerintah. pembangunan pendidikan, karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara berkembang seperti di indonesia. Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara kompetitif dalam mengembangkan pembangunan suatu negara. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu memperhatikan masalah pendidikan.isi pendidikan diharapkan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pada. prinsipnya yang memiliki tanggung jawab besar adalah penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan senantiasa menjadi topik pembicaraan yang menarik bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala tersebut disebabkan kurangnya kreatifitas guru-guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang menarik untuk dikaji dalam dunia pendidikan saat ini adalah kualitas hasil pembelajaran di sekolah, dimana sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk melaksanakan proses pendidikan sehingga menghasilkan lulusan-lulusan yang dapat menghadapi persaingan terutama di dunia kerja. Untuk mewujudkan hal tersebut, upaya yang dapat dilakukan adalah melalui peningkatan kualitas hasil pembelajaran di sekolah, karena kegiatan pembelajaran ini merupakan kegiatan utama dari seluruh kegiatan yang diselenggarakan di sekolah. Salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di Indonesia adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional (Isjoni, 2003). Seperti diketahui bahwa saat ini kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah, sehingga perlu dibenahi dan juga ditingkatkan agar pendidikan di Indonesia ini dapat berkualitas dan lulusannya siap memasuki dunia kerja serta mampu menghadapi persaingan global. Hal tersebut dapat terlihat dari daya saing sumber daya manusia yang masih rendah dibandingkan dengan negara lain. World Economic Forum (WEF) melaporkan tingkat daya saing negara-negara di

2 dunia dalam laporannya berjudul Global Competitiveness Report (GCR). Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisis ke 72 dari 102 negara (WEF, 2004:14), pada tahun 2008-2009 Indonesia tercatat menempati ranking ke 55 dari 131 negara (WEF, 2008:10). Selain itu jika dilihat dari keterserapan tenaga kerjanya secara kualitas tidak terserap dengan baik ke dalam pasar kerja yang dapat terlihat dari tingket pengangguran terbuka yang cenderung fluktuatif selama periode 1988-2008 (Badan Pusat Statistik, 2008). Adapun yang berkaitan dengan kualifikasi guru yang rendah menyebabkan kualitas hasil pembelajaran di sekolah pun tidak sesuai dengan harapan, dapat terlihat dari sedikitnya 54 % guru masih memiliki standar kualifikasi yang rendah (Bambang Irianto,2012). Soetinah Soewondo (1987:2) mengemukakan bahwa Rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh pemrosesan pendidikan yang kurang mendapat penanganan secara seksama. Mutu pendidikan itu hanya mungkin meningkat jika pemrosesan (proses pembelajaran) juga mendapat pembenahan yang seksama. Selain itu, Ahmad Barizi (2010:139-140) menyebutkan ada banyak kritik terutama yang berkaitan dengan kualitas pembelajaran di sekolah, yaitu : a. Pembelajaran lebih berkonsentrasi pada persoalan-persoalan teoritis yang bersifat kognitif. Pembelajaran kurang concern terhadap persoalan bagaimana mengubah pengetahuan menjadi makna dan nilai yang perlu diinternalisasikan pada siswa. b. Metodologi pembelajaran tidak kunjung berubah, ia berjalan secara konvensional, tradisional, dan menoton. c. Kegiatan pembelajaran kebanyakan bersifat menyendiri, kurang berinteraksi dengan yang lain. Kegiatan pembelajaran bersifat marjinal dan periferal. d. Pendekatan pembelajaran cenderung normatif, tanpa ilustrasi konteks sosial budaya yang melatarinya. e. Guru lebih bernuansa spiritual/moral dan kurang diimbangi dengan nuansa intelektual dan profesional.

3 Berdasarkan pendapat di atas, hendaknya perlu dilakukan peningkatan kualitas hasil pembelajaran di sekolah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai lembaga pendidikan yang mempersiapkan para lulusannya untuk memasuki dunia kerja, dituntut untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajarannya. Maka dari itu, seorang guru pun dituntut lebih kreatif dalam mengajar agar suasana belajar lebih interaktif dan pembelajaran pun lebih efektif dan berkualitas. Kualitas hasil pembelajaran pada penelitian ini, dilihat dari hasil belajar siswa yang optimal atau mencapai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM), khususnya dalam mata diklat produktif yang mengutamakan keterampilan dan juga keahlian para siswanya untuk menghadapi dunia kerja. Namun pada implementasinya, kualitas hasil pembelajaran yang diraih oleh siswa banyak yang masih belum sesuai dengan harapan, dalam hal ini yaitu keberhasilan siswa dalam memenuhi KKM tidak mencapai 100%, atau masih terdapat beberapa siswa yang harus mengikuti remedial. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, pada penelitian ini kualitas hasil pembelajaran pada penelitian ini, dilihat dari hasil belajar yang diraih oleh siswa. Untuk mengetahui hasil belajar yang diraih oleh siswa, penulis mengambil hasil belajar mata diklat produktif administrasi perkantoran kelas X dan XI Administrasi Perkantoran yang diperoleh dari beberapa SMK Swasta di Kota Bandung, diantaranya SMK Pasundan 1 Kota Bandung, SMK Bina Warga Bandung, SMK Profita Bandung, SMK Muslimin 1 Bandung, dan SMK Pajajaran 2 Bandung. Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata diklat produktif

4 administrasi perkantoran kelas X dan XI ini telah ditetapkan oleh masing - masing SMK Swasta yang tersebar di Kota Bandung. Data hasil Ujian Akhir Semester (UAS) kelas X dan XI Administrasi Perkantoran semester ganjil untuk mata diklat produktif di beberapa SMK Swasta di Kota Bandung, dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini : Tabel 1. 1 Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil Kelas X dan XI AP di SMK Pasundan 1 Kota Bandung Tahun 2012/2013 MATA DIKLAT PRODUKTIF Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) Menerapkan Prinsip-Prinsip Kerjasama dengan Kolega dan Pelanggan SMK PASUNDAN 1 KKM Nilai Persentase LULUS (L) / REMEDIAL (R) Per Kelas L R Rata-Rata Nilai 70 77,65% 22,35% 76,24 70 92,94% 7,06% 82,58 Membuat dokumen /stenografi 72 39,53% 60,47% 67,12 Sistem Kearsipan 72 71,40% 28,60% 76,57 Menggunakan peralatan kantor 72 80,90% 19,10% 83,52 Mengaplikasikan perangkat lunak 75 95,24% 4,76% 79,07 Sumber : Wali Kelas di SMK Pasundan 1 Kota Bandung (Data Diolah) Tabel 1. 2 Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil Kelas X dan XI AP di SMK Bina Warga Bandung Tahun 2012/2013 MATA DIKLAT PRODUKTIF Menerapkan Prinsip-Prinsip Kerjasama dengan Kolega dan Pelanggan Mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) SMK BINA WARGA KKM Nilai Persentase LULUS (L) / REMEDIAL (R) Per Kelas L R Rata-Rata Nilai 75 86,00% 14,00% 81,36 75 62,00% 38,00% 76,30 70 100% 0% 86,82 Sistem Kearsipan 75 88,61% 11,39% 75,39 Membuat dokumen /stenografi 75 91,14% 8,86% 78,68

5 Mengelola Pertemuan / Rapat 79 86,08% 13,92% 80,76 Melakukan Prosedur Administrasi 73 94% 6,00% 82,82 Pelayanan Kepada Pelanggan 75 46,84% 53,16% 73,84 Sumber : Wali Kelas di SMK Bina Warga Bandung (Data Diolah) Tabel 1. 3 Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil Kelas X dan XI AP di SMK Profita Bandung Tahun 2012/2013 MATA DIKLAT PRODUKTIF SMK PROFITA KKM Nilai Persentase LULUS (L) / REMEDIAL (R) Per Kelas Rata-Rata L R Nilai Mengaplikasikan keterampilan dasar komunikasi 79 14,29% 85,71% 64,03 Sistem Kearsipan 80 27,38% 72,62% 75,08 Pelayanan kepada Pelanggan 78 58,33% 41,67% 77,32 Menangani penggadaan dokumen 79 34,52% 65,48% 74,38 Menggunakan peralatan kantor 79 87,62% 2,38% 82,10 Mengaplikasikan AP di tempat kerja 78 34,52% 65,48% 72,42 Mengelola Pertemuan / Rapat 80 5,95% 94,05% 60,43 Menangani Surat/Dokumen Kantor 80 30,95% 69,05% 64,01 Sumber : Wali Kelas di SMK Profita Bandung (Data Diolah) Tabel 1. 4 Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil Kelas X dan XI AP di SMK Muslimin 1 Bandung Tahun 2012/2013 MATA DIKLAT PRODUKTIF Membuat dokumen /stenografi Menangani Surat/Dokumen Kantor SMK MUSLIMIN 1 KKM 75 Nilai Persentase LULUS (L) / REMEDIAL (R) Per Kelas L R Rata- Rata Nilai 82,33% 16,67% 78,05 22,22% 77,78% 70,41 Menangani penggadaan dokumen 22,22% 77,78% 70,22 Sumber : Wali Kelas di SMK Muslimin 1 Bandung (Data Diolah)

6 Tabel 1. 5 Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil Kelas X dan XI AP di SMK Pajajaran 2 Bandung Tahun 2012/2013 SMK PAJAJARAN 2 MATA DIKLAT PRODUKTIF KKM Membuat dokumen /stenografi Menggunakan peralatan kantor Nilai Persentase LULUS (L) / REMEDIAL (R) Per Kelas L R Rata-Rata Nilai 65% 35% 75,28 40% 60% 70,25 Menangani penggandaan dokumen 75 45% 55% 73,20 Sistem Kearsipan 30% 70% 71,80 Pelayanan kepada Pelanggan 55% 45% 70,40 Sumber : Wali Kelas di SMK Pajajaran 2 Bandung (Data Diolah) Berdasarkan data pada tabel tabel sebelumnya, dapat terlihat bahwa terdapat beberapa nilai mata diklat produktif program keahlian administrasi perkantoran kelas X dan XI yang diwakili oleh beberapa SMK swasta tersebut belum mencapai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM). Belum optimalnya nilai mata diklat produktif siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, penulis menduga bahwa salah satu faktor penyebabnya adalah karena belum optimalnya penguasaan kompetensi guru dalam proses pembelajaran, maka hal tersebut akan berdampak pada kualitas hasil pembelajaran yang kurang optimal pula. Seperti diketahui, bahwa guru adalah seorang pendidik yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran, untuk itu seorang guru perlu meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses pembelajaran dan hasil belajar yang dicapai siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan penguasaan kompetensi guru, dimana guru memiliki peran yang sangat penting

7 terutama dalam pemilihan materi, penyampaian materi beserta metode pembelajarannya, serta evaluasi hasil belajar para siswanya. Oemar Hamalik (2009:36) mengemukakan bahwa Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Selain itu, Nurfuadi (2012 :133) mengemukakan bahwa...memang pada akhirnya hasil yang dicapai oleh siswa dari belajarnya bergantung pada usahanya sendiri, tetapi bagaimana usaha itu terkondisikan banyak dipengaruhi oleh faktor pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dari itu dibutuhkan guru yang kompeten, Hamzah (2009:62) mengemukakan Kompetensi adalah kemampuan dan kecakapan. Seseorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan. Adapun kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru, menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) meliputi: Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Namun, dalam hal ini penulis mengkaji salah satu kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, karena kompetensi ini merupakan

8 kompetensi yang harus dikuasai oleh guru agar dapat mengelola pembelajaran dengan baik. Depdiknas (2004:9) mengistilahkan kompetensi pedagogik ini disamakan dengan kompetensi pengelolaan pembelajaran. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian. Berdasarkan keseluruhan penjelasan fenomena dan data di atas, jelaslah bahwa guru dituntut untuk menguasai kompetensi pedagogik ini agar guru dapat mengelola pembelajaran dengan baik sehingga guru dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dalam hal ini pencapaian hasil belajar yang diraih oleh peserta didik. Untuk itu, hal tersebut menarik penulis untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh penguasaan kompetensi pedagogik terhadap kualitas hasil pembelajaran, yang dituangkan dalam judul: Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Kualitas Hasil Pembelajaran Pada Mata Diklat Produktif Administrasi Perkantoran di SMK Swasta Kota Bandung. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Inti permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai tingkat kualitas hasil pembelajaran peserta didik pada mata diklat produktif administrasi perkantoran. Kualitas hasil pembelajaran merupakan bagian penting dalam proses pendidikan di sekolah karena kualitas hasil belajar yang diraih oleh siswa merupakan salah satu indikator bahwa tujuan pembelajaran di kelas itu tercapai.

9 Seperti diketahui, bahwa guru merupakan pemegang peranan utama dalam pembelajaran, sebagai pemegang peranan utama dalam pembelajaran seorang guru dituntut untuk mengelola pembelajaran dengan baik, sehingga kualitas hasil pembelajaran pun dapat tercapai Untuk itu, seorang guru dituntut menguasai kompetensinya agar dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Dalam penelitian ini kualitas hasil pembelajaran akan dikaji dalam perspektif kompetensi pedagogik. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran tingkat penguasaan kompetensi pedagogik guru produktif administrasi perkantoran di SMK Swasta Kota Bandung? 2. Bagaimana gambaran tingkat kualitas hasil pembelajaran pada mata diklat produktif administrasi perkantoran di SMK Swasta Kota Bandung? 3. Adakah pengaruh tingkat penguasaan kompetensi pedagogik guru terhadap tingkat kualitas hasil pembelajaran pada mata diklat produktif administrasi perkantoran di SMK Swasta Kota Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui gambaran tingkat penguasaan kompetensi pedagogik guru produktif administrasi perkantoran di SMK Swasta Kota Bandung.

10 2. Untuk mengetahui gambaran tingkat kualitas hasil pembelajaran pada mata diklat produktif administrasi perkantoran di SMK Swasta Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh tingkat penguasaan kompetensi pedagogik guru terhadap tingkat kualitas hasil pembelajaran pada mata diklat produktif administrasi perkantoran di SMK Swasta Kota Bandung. 1.4 Manfaat penelitian Adapun manfaat yang akan didapat dari penelitian ini, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan teori yang ada di dalamnya yakni dalam bidang pendidikan juga sebagai referensi bagi para penulis lainnya yang akan mengkaji atau mengembangkan teori tersebut lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan pengetahuan bagi sekolah, khususnya bagi guru untuk senantiasa meningkatkan kemampuan dan kualitasnya sebagai seorang guru dalam mengajar, sehingga kualitas hasil pembelajaran yang diraih oleh siswa pun dapat tercapai dengan optimal.