BAB V PEMBAHASAN. asap rokok serta ekstrak akuades biji sirsak (KP 1, KP 2 dan KP 3 ). KN yang tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PEBDAHULUAN. kalangan usia <18 tahun dan persentasenya sebesar 51,4%. Sementara itu, insiden

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas adalah salah satu masalah kesehatan utama dalam hidup, dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB V PEMBAHASAN. untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Etanol Pegagan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

PENGARUH EKSTRAK BIJI SIRSAK (Annona muricata L) DALAM MENGURANGI KERUSAKAN TESTIS MENCIT (Mus musculus) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dan injuri otot (Evans, 2000) serta menimbulkan respon yang berbeda pada jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) banyak digunakan oleh ibu rumah. tangga dan industri makanan sebagai penyedap rasa seperti halnya garam,

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi alkohol telah menjadi bagian dari peradaban manusia selama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Radikal Bebas dan Reactive Oxygen Species (ROS)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh hasil bahwa nilai F=96,7, sementara itu nilai F tabel = 3,68, maka nilai

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. karbon pewangi (P3), dan kontrol (K) masing-masing terdiri atas 7 tikus.

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol jika dikonsumsi mempunyai efek toksik pada tubuh baik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

I. PENDAHULUAN. makanan tersebut menghasilkan rasa yang lezat dan membuat orang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mana asam glutamat-d hanya dapat digunakan oleh organisme tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA RADIKAL BEBAS DAN REACTIVE OXYGEN SPECIES (ROS)

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahaya dari logam berat tersebut ditunjukan oleh sifat fisik dan kimia.

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam yang ada di bumi juga telah di jelaskan dalam. firman Allah SWT yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. datangnya tepat waktu. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik Cihateup

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

I. PENDAHULUAN. Angka pengguna telepon seluler (ponsel) atau handphone di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 menjadi 2,1 pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Hasil riset tersebut

BAB I PENDAHULUAN. akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani

BAB I PENDAHULUAN. internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. vulgaris disertai dengan suatu variasi pleomorfik dari lesi, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. kerja insulin, atau kedua-duanya (American Diabetes Association, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. berlebihnya asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan terhadap superoxide yang diubah menjadi hydrogen peroxide. Superoxide

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari.

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kasus diabetes mellitus yang terjadi di Indonesia semakin mengkhawatirkan,

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

ABSTRAK. Kata kunci: Rattus sp, asap rokok, ekstrak buah juwet, kualitas spermatozoa, ROS, antioksidan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. penyeduhan. Produk teh tidak hanya dihasilkan dari daun teh, namun dapat. dihasilkan dari daun lain seperti daun sirsak.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Umumnya prevalensi abortus sekitar % dari semua. prevalensi masih bervariasi dari yang terendah 2-3% sampai yang

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran DISUSUN OLEH : ALVIAN YUTA NUGRAHA J

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan konsumsi oksigen. Hal ini dikenal dengan konsumsi oksigen

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Tebal Epitel Tubulus Seminiferus Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil berupa terdapat perbedaan tebal epitel tubulus seminiferus yang bermakna antara kelompok yang tidak mendapat paparan asap rokok (KN), kelompok yang mendapat paparan asap rokok saja (KK(-)) dan kelompok yang mendapat paparan asap rokok serta ekstrak akuades biji sirsak (KP 1, KP 2 dan KP 3 ). KN yang tidak mendapat paparan asap rokok memiliki tebal epitel yang paling besar dibandingkan kelompok yang mendapat paparan asap rokok (KK(-), KP 1, KP 2 dan KP 3 ). Hal ini sejalan dengan penelitian Mohammed et al. (2011) dan Galam et al. (2013), yang menyatakan bahwa paparan asap rokok dan kandungan nikotin dapat mempengaruhi tebal epitel tubulus seminiferus. Paparan asap rokok dapat mempengaruhi tebal epitel tubulus seminiferus kemungkinan melalui mekanisme apoptosis sel germinal dan sel sertoli yang menyusun epitel tubulus seminiferus. Apoptosis sel germinal dan sel sertoli dipicu oleh kerusakan DNA akibat peningkatan stres oksidatif yang ditimbulkan oleh kandungan zat kimia pada asap rokok (Abdul-Ghani et al., 2014; La Maestra et al., 2015). 45

46 Sel germinal testis yang menyusun epitel tubulus seminiferus sangat rentan terhadap stres oksidatif karena tingkat metabolismenya yang tinggi. Selain itu, organ testis merupakan organ yang sangat rentan terhadap hipoksia karena tingkat kebutuhan metabolismenya yang tinggi namun tidak disertai dengan vaskularisasi yang cukup (Dai et al., 2015). Penurunan fungsi mitokondria sel germinal karena stres oksidatif serta asupan oksigen yang berkurang akibat paparan asap rokok dapat menyebabkan hipoksia yang berujung pada apoptosis sel germinal testis (Ahmadnia et al., 2007). Asap rokok selain menyebabkan kerusakan sel germinal juga dapat menyebabkan kerusakan sel leydig dan sel sertoli. Kerusakan sel leydig yang berperan dalam produksi testosteron dan sel sertoli yang merupakan sel penyokong secara tidak langsung berpengaruh terhadap gangguan proses spermatogenesis (Ahmadnia et al., 2007). Kelompok yang mendapat paparan asap rokok serta ekstrak akuades biji sirsak (KP 1, KP 2 dan KP 3 ) memiliki tebal epitel yang lebih besar bila dibandingkan kelompok yang hanya mendapat paparan asap rokok saja (KK(-)). Hal ini kemungkinan terjadi karena kandungan antioksidan dalam ekstrak biji sirsak mampu menetralisir oksidan dan mengurangi terjadinya stres oksidatif yang dapat merusak sel (Agbai et al., 2015; Vijayameena et al., 2013; Ukwubile, 2012; Gajalakshmi et al., 2012). Ekstrak akuades biji sirsak yang diambil dengan metode maserasi memiliki kandungan antioksidan yang paling tinggi dibandingkan dengan metode

47 soxhletasi dan lyophilisation atau freeze drying (Raybaudi-Massilia et al., 2015). Ekstrak akuades biji sirsak memiliki kandungan superoksida dismutase (SOD), katalase, vitamin C, vitamin E dan acetogenin yang dapat berperan sebagai antioksidan. SOD dan katalase adalah antioksidan enzimatik sedangkan acetogenin dapat menetralisir radikal hidroksil dan peroksil sehingga dapat berperan sebagai agen pemutus rantai oksidasi. Vitamin C dan vitamin E dapat menetralisir radikal bebas melalui transfer elektron (Vijayameena et al., 2013). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Mohammed et al. (2011) yang menyatakan bahwa kandungan katalase dan vitamin E mampu mengurangi penurunan tebal epitel tubulus seminiferus akibat paparan asap rokok. Pada kelompok yang mendapat paparan asap rokok dan ekstrak akuades biji sirsak dosis 14 mg/ 20 g BB, 21 mg/ 20 g BB dan 28 mg/ 20 g BB (KP 1, KP 2 dan KP 3 ), perbedaan dosis ekstrak akuades biji sirsak menunjukkan perbedaan tebal epitel tubulus seminiferus. KP 1 tidak menunjukkan perbedaan tebal epitel tubulus seminiferus yang signifikan dibandingkan dengan KP 2, meski begitu KP 1 dan KP 2 menunjukkan perbedaan tebal epitel tubulus seminiferus yang bermakna bila dibandingkan dengan KP 3. Rata-rata tebal epitel tubulus seminiferus pada KP 3 lebih besar dibandingkan dengan KP 1 dan KP 2. Hasil ini sejalan dengan penelitian Agbai et al. (2015) yang menyatakan bahwa semakin besar dosis ekstrak akuades biji sirsak yang diberikan semakin dapat mengurangi stres oksidatif yang terjadi dalam tubuh. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena terdapat lebih banyak

48 kandungan antioksidan pada dosis ekstrak yang lebih besar, sehingga lebih dapat mengurangi kerusakan epitel tubulus seminiferus akibat paparan asap rokok. B. Diameter Tubulus Seminiferus Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tampak bahwa terdapat penurunan diameter tubulus seminiferus yang signifikan secara statistik pada kelompok yang dipapar asap rokok dibandingkan dengan dengan kelompok yang tidak dipapar asap rokok. KN yang tidak dipapar asap rokok memiliki ukuran diameter tubulus seminiferus paling besar dibandingkan dengan KK(-) KP 1, KP 2 dan KP 3 yang dipapar asap rokok. Hal tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa paparan asap rokok dapat menimbulkan kerusakan pada tubulus seminiferus testis yang ditandai dengan penurunan diameter tubulus seminiferus (Ahmadnia et al., 2007; Mohammed, 2011; Cho Ping et al., 2014). Penuruan diameter tubulus seminiferus akibat paparan asap rokok kemungkinan terjadi karena zat kimia dalam asap rokok. Kandungan zat kimia dalam asap rokok dapat mempengaruhi morfologi tubulus seminiferus testis melalui mekanisme peningkatan stres oksidatif yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan penyusun tubulus seminiferus (La Maestra et al., 2015; Abdul-Ghani et al., 2014). KP 1, KP 2, dan KP 3 (kelompok perlakuan yang diberikan paparan asap rokok dan dosis esktrak akuades biji sirsak dosis 14 mg/ 20 g BB, 21 mg/ 20 g BB dan

49 28 mg/ 20 g BB) tidak menunjukkan perbedaan diameter tubulus seminiferus bila dibandingkan dengan KK(-) (kelompok yang hanya mendapat paparan asap rokok tanpa pemberian ekstrak akuades biji sirsak). Hasil tersebut kemungkinan terjadi karena kandungan antioksidan dalam ekstrak akuades biji sirsak belum mampu melakukan perlindungan maksimal terhadap kerusakan diameter tubulus seminiferus. Kandungan antioksidan yang paling tinggi dalam ekstrak akuades biji sirsak adalah Superoksida Dismutase (Vijayameena et al., 2014). Kandungan SOD yang tinggi saja kemungkinan tidak cukup untuk memberikan perlindungan maksimal terhadap stres oksidatif jika tidak disertai dengan kandungan katalase atau gluthatione peroxidase yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan SOD bekerja sama dengan katalase dan gluthatione peroxidase dalam menetralisir radikal bebas. SOD akan mengubah anion superoksida menjadi hidrogen peroksida dan oksigen. Hidrogen peroksida merupakan salah satu jenis ROS dan dapat menyebabkan stres oksidatif. Hidrogen peroksida selanjutnya diubah menjadi air dan oksigen oleh enzim katalase dan gluthatione peroxidase, sehingga tanpa enzim katalase dan gluthatione peroxidase, radikal bebas seperti superoksida tidak dapat dipecah menjadi oksigen dan air (Smith et al., 2005). Antioksidan yang bekerja pada testis harus dapat melindungi seluruh komponen penyusun tubulus seminiferus agar dapat menjaga diameter tubulus seminiferus tetap normal. Tubulus seminiferus disusun oleh epitel tubulus yang terdiri sel germinal dan sel sertoli, lamina basalis dan tunika jaringan ikat fibrosa

50 (Junqueira, 1998). Berdasarkan hal tersebut, terdapat kemungkinan bahwa jumlah antioksidan yang mampu melindungi epitel tubulus seminiferus pada penelitian ini belum tentu mampu melindungi diameter tubulus seminiferus. Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Santoso (2011) dan Noorhafiza (2013) yang mengatakan bahwa kandungan antioksidan dalam ekstral herbal mampu mengurangi kerusakan diameter tubulus seminiferus akibat paparan asap rokok. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena adanya perbedaan jumlah dan jenis antioksidan yang terdapat dalam ekstrak biji sirsak pada penelitian ini dengan antioksidan yang terdapat dalam ekstrak biji bunga matahari dan ekstrak madu yang digunakan dalam penelitian Santoso (2011) dan Noorhafiza (2013). Disamping itu, lama perlakuan hewan coba antara penelitian ini dengan penelitian Santoso (2011) dan Noorhafiza (2013) juga dapat mempengaruhi perbedaan hasil penelitian yang didapatkan.