PRAKTEK MEDIASI OLEH MEDIATOR NON HAKIM DI PENGADILAN AGAMA BLITAR DALAM PERKARA PERCERAIAN TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. tidak memandang dari aspek hukum saja namun pada penelitian ini. melihat interaksi antara masyarakat dengan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. lain sebagainya. Dari pengertian diatas jika kita melihat di lapangan maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada intinya memiliki keterkaitan dengan penelitian, yang selanjutnya akan

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS. data register laporan perbulan yang di dapat dari Wakil Panitra Pengadilan

BAB IV MEDIASI DALAM PERKARA CERAI GUGAT DIPENGADILAN AGAMA SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. membuat manusia mampu menjalani kehidupannya. Contoh kecil yaitu manusia tidak bisa

BAB II PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia sebagai makhluk sosial tidak

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

Oleh Helios Tri Buana

BAB I PENDAHULUAN. paling baik untuk memperjuangkan kepentingan para pihak. Pengadilan

BAB V PENUTUP. melalui mediasi dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : penyelesaian sengketa di pengadilan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pengadilan Agama Kabupaten Kepanjen. untuk perkara perceraian di Pengadilan Agama Kabupaten Malang.

ABSTRAK HENDRY RAUF, NIM KONSEP HUKUM MEDIASI DAN PENERAPAN HAKIM TERHADAP PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI GORONTALO.

BAB V PENUTUP. 1. Prosedur mediasi di Pengadilan Agama Rantau sudah dilakukan sesuai

BAB V PENUTUP. Dari uraian bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat memberikan. 1. Tata cara di Pengadilan Agama Purwodadi dalam melaksanakan mediasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode secara etimologi diartikan sebagai jalan atau caramelakukan atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu sendiri. Namun, adanya konflik tersebut bukan untuk dihindari tapi harus

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 2/Feb/2016. TAHAPAN DAN PROSES MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA DI PENGADILAN 1 Oleh: Agung Akbar Lamsu 2

EKSISTENSI DAN KEKUATAN MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA DI PENGADILAN 1 Oleh : Wiska W. R Rahantoknam 2

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian ini dapat diambil dua kesimpulan yaitu. 1. Pelaksanaan peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 tentang

PENERAPAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NO. 01 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN NEGERI MAKASSAR

BAB III TINJAUAN TENTANG KEDUDUKAN DAN TUGAS LEMBAGA JURU DAMAI DALAM PENYELESAIAN PERKARA SYIQAQ

BAB I PENDAHULUAN. keperdataan. Dalam hubungan keperdataan antara pihak yang sedang berperkara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN SYSTEM COURT CONNECTED MEDIATION DI INDONESIA. memfasilitasi, berusaha dengan sungguh-sungguh membantu para pihak

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat diselesaikan secara musyawarah mufakat. Peradilan sebagai

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

BAB I PENDAHULUAN. mediasi dalam berbagai literatur ilmiah melalui riset dan studi akademik.

KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN

PENERAPAN AZAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA MELALUI MEDIASI BERDASARKAN PERMA NO

BAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan musyawarah dengan para shahabatnya. pikiran, gagasan ataupun ide, termasuk saran-saran yang diajukan dalam

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MEDIASI DAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG RI NOMOR 1 TAHUN 2016

PENTINGNYA KREASI HAKIM DALAM MENGOPTIMALKAN UPAYA PERDAMAIAN BERDASARKAN PERMA NO. 1 TAHUN 2002 TENTANG ACARA GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG 6 M E D I A S I A.

ULJ 3 (1) (2014) UNNES LAW JOURNAL.

FUNGSI MEDIASI DALAM PERKARA PERCERAIAN

BAB I PENDAHULUAN. keadaan yang menunjukan hal yang luar biasa. 1 Apabila sebagai contoh

BAB I PENDAHULUAN. zoon politicon, yakni sebagai makhluk yang pada dasarnya. selalu mempunyai keinginan untuk berkumpul dengan manusia-manusia lainnya

Dalam melaksanakan tugasnya, Kelompok Kerja telah melakukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan proses penyusunan revisi PERMA tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perselisihan antar warga cara penyelesaiannya melalui perdamaian lewat

BAB III METODE PENELITIAN. tidaknya suatu penelitian, yang merupakan cara-cara dalam melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR KEPUSTAKAAN Buku :

BAB I PENDAHULUAN. diri manusia itu sendiri sehingga menyebabkan terjadinya benturan-benturan

PENYELESAIAN SENGKETA PERCERAIAN MELALUI MEDIASI OLEH PENGADILAN DI PENGADILAN AGAMA PEKANBARU

Ditulis oleh Administrator Jumat, 05 Oktober :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 05 Oktober :47

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Contoh kecil yaitu manusia tidak bisa membuat nasi sendiri, memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. oleh hakim Pengadilan Agama Blitar meliputi 3 (tiga) tahapan, yaitu tahap

PENTINGNYA PENCANTUMAN KETIDAKBERHASILAN UPAYA PERDAMAIAN (DADING) DALAM BERITA ACARA SIDANG DAN PUTUSAN

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Website :

BAB II KONSEP MEDIASI DAN MEDIATOR SERTA PENJELASAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG RI NOMOR 1 TAHUN 2008 DAN 2016

BAB IV PEMBAHASAN. A. Tinjauan Hukum Islam terhadap Cerai Gugat Suami Masuk Penjara

DAFTAR PUSTAKA. Al Barry, Zakariya Ahmad. Hukum Anak-anak Dalam Islam. Penerjemah. Chadijah Nasution. Jakarta: Bulan Bintang, 1977.

1 Abdu`rrahman, Aspek-Aspek Bantuan Hukum di Indonesia,(Jakarta: Cendana Press, 1983), h. 1

BAB III TAHAPAN DAN PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA PANDEGLANG

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam proposal adalah sebagai berikut:

PERAN MEDIATOR DALAM MEMINIMALISIR CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA KOTA MEDAN PADA TAHUN

STUDI TENTANG PROSES PELAKSANAAN MEDIASI DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN NEGERI KARANGANYAR

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. research) yaitu memaparkan dan menggambarkan keadaan serta fenomena yang

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN PERDAMAIAN DALAM PENYELESAIAN PERKARA PERDATA NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

oleh I Nyoman Triambara Saputra Desak Dewi Kasih Bagian Hukum Bisnis Fakultas HukumUniversitas Udayana

EFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PENYELESAIAN PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA JAMBI. Dian Mustika

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan dan analisa mengenai penerapan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. mencapai taraf kesejahteraan dan kebahagiaan yang selalu didambakan setiap

PANDANGAN HAKIM TENTANG PUTUSAN DAMAI ATAS UPAYA HUKUM VERZET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum merupakan bagian dari pergaulan hidup manusia, yang terwujud

BAB III METODE PENELITIAN. menuju proposisi-proposisi akhir dalam bidang pengetahuan tertentu pedoman dalam penelitian ialah, sebagai berikut;

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIIK INDONESIA,

NASKAH PUBLIKASI MEDIASI DAN SENGKETA TANAH (STUDI TENTANG KEKUATAN PENYELESAIAN SENGKETA JUAL BELI TANAH DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL KUDUS)

DAFTAR PUSTAKA. Anggriani, Jum. Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Daftar Pustaka. Abdul Kadir Muhammad, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Citra., Hukum Perusahaan Indonesia, PT Citra Aditya Bakti,

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. oleh hukum adatnya masing-masing. Negara telah mengakui hak-hak adat

BAB III METODE PENELITIAN. karena itu penentuan jenis penelitian didasarkan pada pilihan yang tepat karena

A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi

Pengertian Mediasi. Latar Belakang Mediasi. Dasar hukum pelaksanaan Mediasi di Pengadilan adalah Peraturan Mahkamah Agung RI No.

KENDALA YANG DIHADAPI HAKIM DALAM PELAKSANAAN MEDIASI PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SRAGEN. Ari Prastyo, Moh. Adnan dan Agus Rianto

BAB I PENDAHULUAN. kekal yang di jalankan berdasarkan tuntutan agama. 1. berbeda. Pernikahan juga menuntut adanya penyesuaian antara dua keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, manusia hidup berpasang-pasangan yang membentuk

EFEKTIFITAS MEDIASI PADA KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SINJAI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahrizal Abbas, Mediasi dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana, 2011), h.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan, manusia tidak pernah luput dari kegiatan sosial

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan kerjasama, tolong menolong, bantu-membantu untuk

PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI MEDIASI OLEH PARA PIHAK DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR DALAM PERKARA PERDATA. oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum empiris, yaitu berdasarkan

CARA MENGAJUKAN GUGATAN DAN PERUBAHAN GUGATAN DALAM PRAKTEK PERADILAN HUKUM ACARA PERDATA

BAB III METODE PENELITIAN. dan analisis data yang diperlukan guna menjawab masalah yang dihadapi. 1

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi metode penelitian berguna untuk mendapatkan informasi yang objektif

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama (Jakarta: Al Hikmah, 2006)

BAB IV. A. Analisa terhadap Prosedur Mediasi di Pengadilan Agama Bangkalan. cepat dan murah dibandingkan dengan proses litigasi, bila didasarkan pada

Transkripsi:

PRAKTEK MEDIASI OLEH MEDIATOR NON HAKIM DI PENGADILAN AGAMA BLITAR DALAM PERKARA PERCERAIAN TAHUN 2014 Faiz Abdillah Fakultas syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Email : abdillahfaiz566@gmail.com ABSTRACT This research was conducted in the local religious court, with a focus only on non-judge mediator in divorce cases in 2014, researchers use research method is empirical research, using qualitative approaches and the two sources of data: 1 primary data, 2. secondary data. The result of the study shows that Factors influencing the failure of mediation are 1. The divorcing spouses insist to get divorce, 2. The problems discussed in mediation is not matched with posita, 3. The mediator is lack of prudence to do the mediation, and 4. The divorcing spouses is lack of education. Factors influencing the success of mediation are 1. One of the marriage couple insists to keep the marriage relationship, 2. The mediator has a high performance in doing their tasks Penelitian ini dilakukan di Pengadilan Agama Blitar dengan fokus penelitian hanya pada mediator non hakim dalam perkara perceraian pada tahun 2014, Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian empiris, dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan dua sumber data: 1. data primer, 2. data sekunder, hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: faktor kegagalan mediasi: 1. Niatan kuat para pihak, 2. Mediator yang kurang teliti dalam mencari data, 3. Masalah yang dijabarkan tidak sama dengan yang ada di dalam posita. 4. Pendidikan rendah menjadi faktor pendukung kegagalan, faktor keberhasilan ada dua: 1. Para pihak menginginkan damai, 2. Keahlian mediator dalam melaksanakan mediasi. Keywords : Mediation, Non-judge Mediator.

I. PENDAHULUAN penelitian ini dilakukan di Blitar karena adanya berbagai faktor yang melatar belakangi diataranya banyaknya angka perceraian yang ada di Pengadilan Agama Blitar, terutama banyaknya angka kegagalan dari pada keberhasilan pada praktek mediasi di Pengadilan Tersebut. Keterangan diatas dapat dilihat dengan adanya daftar laporan mediasi yang ada di Pengadilan Agama Blitar, sedangkan penjabaran laporan mediasi tersebut sebagai berikut: Laporan mediasi oleh mediator non hakim pada tahun 2014 terbagi atas empat bulan terakhir yaitu bulan September sampai Desember. Kegagalan dalam praktek mediasi di Pengadilan Agama Blitar tersebut diperkuat dengan adanya angka keberhasilan mediasi sampai bulan Desember 2014 yang hanya mencapai 6 perkara, dan 169 dinyatakan gagal oleh mediator non hakim. 1 Selain tentang banyaknya angka kegagalan dalam mediasi maka yang membuat peneliti untuk mengangkat penelitian adalah adanya jumlah perkara yang banyak dan tidak sebanding dengan jumlah mediator yaitu dua orang dan dibantu oleh sekretaris, Sedangkan hari aktif di Pengadilan Agama Blitar hanyalah empat hari, hari senin sampai hari kamis dan pelaksanaan mediasi sesuai jadwal yang ditentukan. sehingga hal ini membuat peneliti mengalami kegelisahan akademik tentang Praktek Mediasi oleh Mediator Non Hakim di Pengadilan Agama Blitar dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Blitar Tahun 2014. Kerangka Teori. A. Prosedur dan Tahapan Mediasi. 2 Tahap pendahuluan dibutuhkan suatu proses pemahaman yang cukup sebelum melakukan proses mediasi, b. Sambutan mediator kemudian meyakinkan para pihak yang masih ragu, selain itu mediator menjelaskan para pihaklah yang berhak mengambil keputusan, c. Presentasi para pihak dengan maksud Para pihak berhak dan diberi kesempatan untuk menjelaskan rututan kejadian secara 1 Lihat pada laporan mediasi bulan September-Desember 2014 di lampiran. 2 Abbas Syahrizal, mediasi dalam hukum syariah, hukum adat, dan hukum nasional, (Jakarta: Kencana, 2011) cet 2 h 26

bergantian, tujuan presentasi ini adalah memberi kesempatan setiap pihak mendengarkan permasalahan dari pihak lain secara langsung, d. Identifikasi hal yang disepakati yaitu mengidentifikasi masalah yang sudah disepakati, e. mendefinisikan dan mengurutkan masalah f. negosiasi dan Pembuatan Keputusan. Pada tahapan negosiasi dan identifikasi sering ditinggalkan dengan maksud sudah ada diluar kepala. g. Pertemuan terpisah hal ini dilakukan jika kedua belah pihak yang sedang berperkara terjadi pertikaian di dalam mediasi, h. Pembuatan keputusan akhir, i. Mencatat keputusan putusan dicatat oleh mediator namun yang berhak memutuskan adalah para pihak, j. kata penutup dilakukan oleh mediator untuk menutup proses mediasi dengan bahasa formal Mediator. Sedangkan ediasi dikatakan berhasil bilamana : 1) aspek perkara yang tidak layak dimediasi karena ketidak samaan permasalahan yang di bahas dengan apa yang ada di dalam posita. 2) karena aspek mediator yang kurang jeli dalam mencari jalan keluar dalam perkara tersebut. 3) Spek para pihak yang sudah sepakat untuk melakukan perceraian. 4) aspek tempat mediasi yang kurang memadai. Gary Goodpaster, 3 mengatakan Mediasi akan berhasil bila mana: a). Para pihak memiliki kekuatan tawar-menawar yang sebanding. b) Para pihak menaruh perhatian terhadap hubungan dimasa depan. c). Terdapat persoalan yang memungkinkan terjadi sebuah pertukaran. Para pihak tidak memiliki permusuhan yang berlangsung lama dan mendalam. METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN. Penelitian ini dapat digolongkan ke penelitian Empiris, penelitian empiris adalah penelitian yang berkaitan dengan masalah yang ada dilapangan. 4 Penelitian ini juga bersifat diskriptif yakni menggambarkan sifat individu, keadaan, gejala atau untuk menentukan ada tidaknya sebuah hubungan antara gejala satu dengan 3 Gary goodpaster, tinjauan terhadap penyelesaian sengketa, dalam seri dasar-dasar hukum ekonomi 2: arbitase di Indonesia, ghalia indonesia, Jakarta, 1995, h 17 4 Fakultas Syariah Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Malang, Fakultas Syariah)2012, h. 25.

gejala lain di dalam masyarakat. 5 Sedangkan sumber data yang dapat digunakan adalah primer dan sekunder 6, data primer adalah data yang di dapat dari sumber pertama saat wawancara. Data sekunder adalah: data pendukung dari penelitian ini seperti literature buku tentang mediasi. penelitian ini dilakukan secara observasi yaitu melakukan pengamatan dengan jarak dekat, serta dokumentasi yang merupakan data laporan masa lalu. 7 Analisa Data. 1. Analisis Praktek Mediasi di Pengadilan Agama Blitar. a. Administrasi dan prosedur dalam mediasi. Jika kita melihat kejadian di lapangan maka administrasi mediasi di Pengadilan Agama data tentang pembayaran mediasi dilapangan dikenakan kepada mereka adalah Rp. 60,000,00 dan pada tahun 2015 mengalami perubahan menjadi Rp.100,000,00. b. Praktek mediasi di Pengadilan Agama Blitar. praktek mediasi di Pengadilan Agama Blitar pada dasarnya hanya menjalankan sebagian prosedur dan tahapan mediasi sebagaimana terdapat dalam Bab II, pada tahap pertama 8 mediator diharapkan mediator memberikan pemahaman kepada para pihak sebelum melakukan proses mediasi, pada tahap kedua mediator tentang sambutan mediator yang berisi tentang urutan kejadian yang nantinya dilakukan oleh para pihak dalam tahapan negosiasi, serta memberi tahu para pihak bahwa merekalah yang berhak untuk mengambil keputusan dari mediasi ini. Tahap ketiga mediator memberikan kesempatan para pihak untuk melakukan presentasi (mengklarifikasi) kejadian perkara secara bergantian, agar mediator mendapatkan informasi secara maksimal. 9 5 Amirudin, Zainal Asikin, pengantar metode penelitian hokum, (Jakarta : rajawali pres, 2006), h.25 6 Soerjono soekanto, pengentar penelitian hukum, (Jakarta: UI press, 1986) h 12` 7 Andi Prastowo, metode Penelitian kualitatif dalam prespektif rancangan penelitian, (Yogyakarta, A-Ruz Media, 2011) h. 227 8 Abbas Syahrizal, mediasi dalam hukum syariah, hukum adat, dan hukum nasional, (Jakarta: Kencana, 2011) cet 2 h 26 9 Nanang, wawancara (Blitar, 11 februari 2015)

maka selanjutnya mediator menuju identifikasi masalah dan membuat skema permasalahan yang sedang berkembang saat ini. Kedua teori ini jarang sekali dipakai oleh seorang mediator baik non hakim maupun mediator hakim dalam perkara perceraian, hal ini dikarenakan bagi para mediator dalam perkara perceraian dianggap hal yang sudah biasa dan umum, skema permasalahan sudah ada diluar kepala, 10 selanjutnya langkah yang diambil mediator adalah kaukus bila mana terjadi percekcokan dimediasi, namun kenyataan ini tidak berjalan semestinya mediator lebih banyak menunda dari pada melakukan kaukus, meskipun dimungkinkan di dalam permasalahan para pihak terdapat celah untuk damai. Apabila kaukus diperlukan dan telah dilakukan selanjutnya perkara tersebut di tunda dan kembali pada minggu berikutnya, setelah mereka kembali maka para pihak memberikan perkembangan apakan damai atau lanjut pada persidangan, gagal ataupun berhasil dalam mediasi maka langkah yang diambil selanjutnya adalah pengambilan putusan, pada tahap ini yang berhak mengambil putusan adalah para pihak, apabila putusan telah ditetapkan maka selanjutnya mediator menutup mediasi tersebut dengan bahasa formal. 2. Analisis Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Mediasi. Faktor mediasi dapat dikatakan gagal dalam mediasi di Pengadilan Agama menurut mediator sebagai berikut: a. Faktor mediasi dikatakan gagal dalam mediasi 1) Adanya keinginan kuat para pihak untuk melakukan perceraian. 2) Permasalahan yang para pihak bahas tidak sama dengan permasalahan yang ada di posita. 3) Kurangnya kejelian seorang mediator dalam melaksanakan mediasi di Pengadilan Agama Blitar, yang mana mediator lebih cenderung menunda daripada melakukan kaukus untuk melakukan penggalian informasi. 4) Pendidikan juga menjadi penghambat dalam upaya perdamaian. 10 Nanang, wawancara (Blitar, 11 februari 2015)

b. Faktor mediasi dikatakan berhasil. 1) Di dalam praktek mediasi faktor mediasi berhasil menurut Bapak Mahali adanya kesadaran para pihak yang sama-sama mengalah dan memiliki kekuatan tawar-menawar yang kuat, para pihak yang memiliki kesadaran tentang dampak negatif bagi anak jika mereka melakukan perceraian dan terkadang 2) Selain hal itu maka faktor mediasi bisa dikatakan berhasil yakni adanya kepiawean seorang mediator dalam mediasi,di dalam praktek mediasi kepiawean mediator menjadi salah satu keberhasilan dalam mediasi, kebanyakan mediator selalu mengaitkan dengan anak dengan masalah permasalahan mereka, sehingga bisa di mungkinkan mediasi berhasil. A. KESIMPULAN 1. Praktek mediasi di pengadilan Agama Blitar. Hasil penelitian praktek mediasi di Pengadilan Agama Blitar dapat dikatakan belum sempurna pelaksanaanya dengan kata lain tidak mengikuti setiap tahapan-tahapan mediasi sebagaimana yang terdapat pada Bab II tentang prosedur dan tahapan mediasi, salah satunya kaukus. 2. Faktor mediasi dikatakan gagal. Faktor mediasi dikatakan gagal dalam mediasi diantaranya 1. dipengaruhi oleh Para pihak tetap ingin bercerai, 2. dikarenakan permasalahan mereka tidak sama dengan apa yang ada dalam posita, 3. Mediator kurang teliti dalam menggali data selama pelaksanakan mediasi. 4. Karena pendidikan, para pihak yang berperkara banyak yang berpendidikan rendah. Mediasi dikatakan berhasil dalam mediasi jika telah memenuhi dua poin dibawah ini yaitu: 1. Adanya keinginan para pihak untuk berdamai, 2. Adanya kepiawean seorang mediator yang jeli dalam melaksanakan mediasi, untuk mencari celah dari permasalahan yang dihadapi. B. SARAN 1. Diharapkan kepada mediator non hakim di Pengadilan Agama, untuk memenuhi segala aturan mediasi yang terdapat dalam PERMA No. 1 Tahun 2008 sehingga fungsi mediasi dapat kembali sebagai mana mestinya.

2. Diharapkan kepada mahasiswa fakultas syariah untuk menjadikan penelitian ini sebagi bahan rujukan dalam penelitian kemudian, dan melanjutkan penelitian ini dalam hal mediasi yang dikaitkan dengan perbedaan mediasi oleh mediator non hakim dalam perkara perdata di Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri.

DAFTAR PUSTAKA. Abdul, Kadir Muhammad. hukum acara perdata Indonesia, cet 3 (Bandung: Alumni 1996). Abbas, Syahrizal. mediasi dalam hukum syariah, hukum adat, dan hukum nasional, (Jakarta: Kencana, 2011) Al-qur an Imushaf syarif, al-quran dan terjemahanya, an-nisa ayat 35 Amriani nurnaningsih, mediasi alternative penyelesaian sengketa perdata di pengadilan.(jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2012) Amirudin, Zainal Asikin, pengantar metode penelitian hokum, (Jakarta : rajawali pres, 2006) Andi, Prawesto, metode penelitian prespektif rancangan penelitian,(jogyakarta, Ar-Ruz Media, 2011) Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) Christoper W More, mediasi lingkungan, (Jakarta: Indonesian center and CDRA,1995) Fakultas Syariah, Pedoman Penulisan Karya ilmiah, (Malang, Fakultas Syariah,), 2012 Gary goodpaster, tinjauan terhadap penyelesaian sengketa, dalam seri dasardasar hukum ekonomi 2: arbitase di Indonesia, ghalia indonesia, Jakarta, 1995 Khaeril, Prosedur mediasi di Pengadilan Agama, power point, disajikan dalam pelatihan mediasi, tanggal 15-17 mei, (Hotel Purnama, Batu, Malang, 2013)

Lexy J. Molenong, metode penelitian kualitatif, (bandung: remaja rosadakarya, 2001). Mahkamah Agung, mediasi dan perdamaian,(jakarta, 2005) Nana sutjana dan ahwal kusumah proposal penelitian diperguruan tinggi, (Bandung: sinar baru algasindo, 2000) PERMA No.1 Tahun 2008, pasal 13 ayat 6 Rachmadi usman, pilihan penyelesaian sengketa di luar pengadilan,(bandung,: PT.Citra Additia Bakti, 2003) Saifullah, metode penelitian, (malang: fakultas syari ah, 2006). Saifullah Muhammad,mediasi dalam injauan hukum islam dan hukum positif di Indonesia,(Semarang: Walisongo Press, 2009). Soejono dan Abdurrahman, metode penelitian suatu pemikiran dan penerapan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), Soemitro romy, metode penelitian hukum dan jurimetri (Jakarta: Ghalia Indonesia,1990) Subekti-Tjitro Sudibyo, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta: Pratnya Paramita, 1992) Sunadi suryabrata, metode penelitian, (Jakarta: PT. rajawali grafindo persada, 2005) Takdir Rahmadi, Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010)