BAB III PROSEDUR PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasi data menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian komparasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. dalam pengumpulan data (Arikunto, 1998 : 20). Penggunaan metode yang sesuai

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Pembelajaran model pembelajaran PQ4R adalah model rangkaian kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang

III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. design. Pre- Experimental Designs (non designs) belum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan tujuan penelitian ini yang mengabaikan variabel luar yang

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian memandu peneliti tentang urutan bagaimana penelitian itu dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

BAB III METODE PENELITIAN. Kandanghaur kabupaten Indramayu. Sampel pada penelitian ini adalah siswa

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2014 sampai dengan 7 Juli 2014

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

BAB III METODE PENELITIAN. Setyosari (2012:168) mengungkapkan bahwa: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni quasi

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

Transkripsi:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi, Subjek dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kartika XIX-1 yang berlokasi di Jl. Taman Pramuka No. 163 Bandung, pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Pemilihan lokasi penelitian di sekolah tersebut karena sekolah SMA Kartika XX-1 Bandung belum menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction. Menurut Ningrum (2010, hlm. 375) subjek penelitian adalah sumberdata atau informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Kartika XIX-1 Bandung tahun pelajaran 2014-2015 yang terdiri dari 4 kelas. Adapun karakteristik dari kelas tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Karakteristik Siswa Kelas XI IIS Kartika XIX-1 Bandung No Kelas Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata- Rata Siswa belum mencapai KKM 1 XI IIS 1 92 62 80 40% 2 XI IIS 2 80 35 72 75% 3 XI IIS 3 89 60 78 47% 4 XI IIS 4 82 40 74 74% Sumber : Dokumen Guru Geografi Berdasarkan tabel tersebut, maka yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IIS 2 sebagai kelas eksperimen dan XI IIS 4 sebagai kelas kontrol, yang diambil secara purposive sampling, merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang telah dibuat dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 124) Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. B. Metode Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2011, hlm. 3). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.

26 Metode penelitian kuasi eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh suatu treatment tertentu yang diberikan dalam kondisi yang dikendalikan. Penelitian kuasi eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif yang memiliki ciri khas yaitu adanya kelompok kontrol dari suatu yang diteliti (Sugiyono, 2008, hlm 72). Suatu penelitian kuasi eksperimen pada prinsipnya merupakan metode sistematis untuk membangun suatu hubungan sebab akibat. Penelitian kuasi eksperimen bertujuan untuk mengatur situasi dimana pengaruh variabel terhadap variabel terikat dapat diidentifikasi. Beberapa karakteristik dalam penelitian kuasi eksperimen, yaitu adanya tindakan perlakuan pada variabel yang dilakukan secara terencana oleh peneliti, adanya kelompok kontrol yang dilakukan oleh peneliti untuk mengontrol variabel pada kelompok eksperimen dan adanya tindakan observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses eksperimen berlangsung. Dalam bidang pendidikan, penelitian kuasi eksperimen cocok dilakukan karena metode pengajaran yang lebih tepat di setting secara alami dan dapat dibandingkan dalam keadaan yang tidak bias. Selain itu, penelitian penelitian dasar yang bertujuan untuk menurunkan prinsip teoritis kedalam ilmu terapan sesuai dengan permasalahan di sekolah (Sukardi, 2003, hlm. 180-182). Desain penelitian merupakan suatu semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Bentuk penelitian ini berupa adanya pretest dan posttest terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui pemahaman konsep siswa. Kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dan kelompok kontrol tidak menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction. sedangkan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Nonequivalent Control Group Design. Tabel 3.2 Desain Penelitian Kelompok Pretest Treatment Posttest Eksperimen O 1 X O 2 Kontrol O 3 - O 4

27 (Sugiyono, 2008, hlm. 79) O 1 : pretest pada kemlompok eksperimen O 2 : posttest pada kemlompok eksperimen O 3 : pretest pada kelompok kontrol O 4 : posttest pada kelompokm kontrol X : perlakuan terhadap kelompok eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction C. Definisi Operasional Dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan, agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam penelitian ini. a. Problem Based Instruction merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan konsep-konsep dan informasi yang dijabarkan dari disiplindisiplin akademik (Suprijono, 2009, hlm. 71). Adapun langkah-langkah penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction terdiri dari beberapa tahap, yaitu : 1. Orientasi siswa kepada masalah 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar 3. Membimbing penyelidikan kelompok 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. b. Kelompok eksperimen adalah suatu kelompok yang dikenakan perlakuan berupa model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). Kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS 2 dengan jumlah 35 Orang, di SMA Kartika XIX 1 Bandung c. Kelompok control adalah suatu kelompok yang tidak menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) d. Pemahaman konsep adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan kedalam bentuk yang lebih difahami, mampu memberikan interpretasi, dan mampu mengaplikasikannya. Bloom (dalam Novianti 2013, hlm. 25). Pemahaman konsep tersebut dijabarkan menjadi tiga aspek pemahaman, yaitu kemampuan translasi, interpretasi dan ekstrapolasi konsep-konsep pada materi pokok Lingkungan Hidup.

28 D. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2011, hlm. 61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelejari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat, sedangkan variabel terikat yaitu variabel yang menjadi akibat dari variabel bebas. Tabel 3.3 Variabel Penelitian Variabel bebas (X) Model Problem Based Instruction 1. Orientasi siswa kepada masalah 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar 3. Membimbing penyelidikan kelompok 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Variabel terikat (Y) Pemahaman konsep 1. Translasi 2. Interpretasi 3. Ekstrapolasi Sumber : Sugiyono (2011, hlm. 61) E. Instrumen Penelitian 1. Tes Tes ini dilakuka untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep peserta didik yang digunakan untk mengukur pengetahuan awal dan ketercapaian hasil belajar setelah dilakukan treatment, tes disusun berdasarkan pada indikator standar kompetensi dan kompetensi inti yang hendak dicapai juga berdasar pada indikator pemahaman konsep Taksonomi Bloom. Aspek pemahaman terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pemahaman translasi, interpretasi dan ekstrapolasi. Tes pemahaman konsep ini dilaksanakan sebanayak dua kali, yaitu sebelum melakukan treatment (pre test) dan setelah melakukan treatment (post-test). Tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 10 soal dengan lima pilihan jawaban (A,B,C,D dan E) yang sebelumnya telah diuji cobakan terlebih dahulu agar diperoleh soal yang layak untuk digunakan.

29 Adapun pengujian soal ini dilakukan di kelas XI IIS 3. Instrument ini mencakup ranah kognitif pada aspek aspek translasi, aspek interpretasi. Sedangkan tugas digunakan untuk aspek ekstrapolasi. Soal-soal yang digunakan pada pre test dan post test merupakan soal yang sama, hal ini dimaksudkan agar tidak ada pengaruh perbedaan kualitas instrument terhadap perubahan pengetahuan dan pemahaman yang terjadi. 2. Tugas Tugas merupakan salah satu instrument yang digunakan untuk mengukur pemahaman konsep pada aspek ekstrapolasi, yang berupa tugas membuat poster tentang pencemaran lingkungan hidup. 3. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan pada saat mengamati bagaimana proses pembelajaran di kelas, terdapat daftar ceklis keterlaksanaan proses pembelajaran selama pembelajaran dengan model pembelajaran ini berlangsung sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya. Observer memberikan tanda ceklis pada kolom ya atau tidak jika kriteria yang dimaksud dalam daftar cek dilakukan oleh guru. Lembar observasi yang telah disusun tidak diuji cobakan, tetapi dikoordinasikan kepada observer agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap isi dari lembar observasi tersebut. F. Validasi Instrumen 1. Uji Validitas Validitas merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah instrumen. Validitas item dari suatu tes adalah, ketetapan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengkur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut (Sudijono, 2012, hlm. 182). Validitas soal di uji dengan menggunakan rumus korelasi Point Biserial, diperleh dengan menggunakan rumus : M p M t r pbi = SD t

30 Keterangan R pbi = Koefesien korelasi point biserial yang melambangkan kekuatan korelasi antara variabel I dengan Variable II, yang dalam hal ini dianggap sebagai Koefisien Validitas Item M p = Skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, yang untuk butuir item yang bersangkutan telah dijawab betul M t = Skor rata-rata dari skor total SD t = Deviasi standar dari skor total p = Proposi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya q = Proposi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji validitasmya. (Sudijono, 2012, hlm. 185) Untuk menentukan valid atau tidaknya suatu soal, r pbi harus dibandingkan dengan r tabel. Apabila hasil rpbi < rtabel, maka soal tersebut tidak valid. Sedangkan jika rpbi > rtabel, maka soal tersebut dinyatakan valid. Interpretasi nilai r pbi digunakan db sebesar (N-nr), yaitu 20-2=18. Derajat kebebasan itu lalu dikonsultasikan kepada nilai r product moment, pada taraf signifikansi 5% dan taraf signifikansi 1%. Hasilnya sebagai berikut : rtabel atau rt pada taraf 5% = 0,444 dan rtabel atau rt pada taraf 1% = 0,561. (Sudijono, 2012, hlm. 190). 2. Daya pembeda Daya pembeda suatu butir soal adalah kemampuan butir soal tersebut untuk membedakan peserta didik yang mempunyai kemampuan tinggi dengan peserta didik yang mempunyai kemampuan rendah. Daya pembeda ditentukan oleh angka indeks diskriminasi (D). Persamaan untuk mengetahui besar daya pembeda adalah D= B A J A B B D B A J A B B J B = Discriminatory power (angka indeks dieskriminasi item) = Banyaknya testee kelompok atas (the higher group) yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan = Jumlah testee yang termasuk dalam kelompok atas = Banyaknya testee kelompok bawah (the lower group) yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan = Jumlah testee yang termasuk dalam kelompok kelompok bawah

31 (Sudijono, 2012, hlm. 390) Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Keterangan Keterangan 0,20 Jelek Butir item memiliki daya pembeda lemah 0,20-0,40 Sedang/Cukup Butir item memiliki daya pembeda cukup 0,40-0,70 Baik Butir item memiliki daya pembeda yang baik 0,70-1,00 Baik Sekali Butir item memiliki daya pembeda sangat baik Negatif Jelek Butir item memiliki daya pembeda jelek sekali Sumber : Sudijono (2012, hlm. 389) 3. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran butir soal dapat dinyatakan sebagai butir item yang baik apabila butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah atau dengan kata lain tingkat kesukaran soal tersebut sedang atau cukup (Sudijono, 2012, hlm. 370). Rumus untuk menentukan besar tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut: P = N P = Propotion = proposi = proposa = difficulty index = angka indeks kesukaran item = Banyaknaya testee yang dapat menjawan dengan betul terhadap butir item yang bersangkutan N = Jumlah testee yang mengikuti tes Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran (Sudijono, 2012, hlm. 372) Indeks Kesukaran Keterangan

32 0,30 Sukar 0,30 0,70 Sedang 0,70 Mudah Sumber: Sudijono (2012, hlm. 372) 4. Reliabilitas Realiabilitas adalah suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Tes dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila di teskan berkali kali. Indeks reliabilitas soal diperoleh dengan menggunakan rumus product moment, yaitu : r xy = N XY -( X) ( Y) { N X 2 - X ) 2 {N Y 2 - Y ) 2 N = Jumlah subyek (sample/testee) X = Skor-skor tes pada separoh belahan pertama (Gasal) Y = Skor-skor hasil tes pada separoh belahan kedua (Genap) x y = Product of the moment = jumlah dari hasil perkalian silang antara frekuensi sel pada peta korelasi, dengan x dan y (Sudijono, 2012, hlm. 216) Jika data telah diperoleh, koefisien reliabilitas butir soal dicari dengan rumus Spearman-Brown, yaitu : r 11 = 2 r 11 22 1 + r 11 22 r 11 = Kofesien realibilitas tes secara keseluruhan = Koefesien korelasi product moment antara separoh (1/2) tes (belahan I) dengan separoh (1/2) tes (bilangan II) dari tes tersebut 1 & 2 = Bilangan Konstan (Sudijono, 2012, hlm. 217) Tabel 3. 6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Keterangan 0,000 0,200 Sangat Rendah 0,200 0,400 Rendah

33 G. Hasil Uji Coba Instrumen Tes 0,400 0,600 Cukup 0,600 0,800 Tinggi 0,800 1,000 Sangat Tinggi Sumber : Sudijono (2012, hlm. 224) Adapun hasil uji validitas soal, tingkat kesukaran soal, daya pembeda soal dan reliabilitas soal disajikan dalam tabel berikut : Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Instrumen Tes No. Soal Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Status Soal Reliabilitas Nilai Ket Nilai Ket Nilai Ket Diterima Nilai Ket 1 6.08 Valid 0,54 Sedang 0,36 Sedang Diterima 2 7.89 Valid 0,77 Mudah 0,23 Sedang Diterima 3 1.44 Valid 0,37 Sedang 0,28 Sedang Diterima 4 3.91 Valid 0,51 Sedang 0,28 Sedang Diterima 5 3.98 Valid 0,45 Sedang 0,6 Baik Diterima 0,34 Rendah 6 7.17 Valid 0,71 Mudah 0,2 Sedang Diterima 7 7.31 Valid 0,68 Mudah 0,43 Baik Diterima 8 6.01 Valid 0,68 Mudah 0,43 Baik Diterima 9 5.94 Valid 0,6 Sedang 0,35 Sedang Diterima 10 7.02 Valid 0,71 Mudah 0,26 Sedang Diterima Sumber : Hasil Penelitian 2015 1). Hasil Uji Validitas Soal Berdasarkan hasil uji coba, dari 10 soal yang diuji cobakan, semua butir soal dinyatakan valid yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 sehingga layak digunakan sebagai instrument test. 2). Hasil Tingkat Kesukaran Soal Berdasarkan hasil uji indeks kesukaran soal, dari 10 soal yang yang diuji cobakan termasuk kedalam kategori soal sedang, dan mudah. Terdapat lima soal dengan indeks sedang yaitu terdapat pada nomor 1,3,4,5 dan 9. Sedangkan sisanya yaitu lima soal dengan indeks mudah yaitu terdapat pada nomor 2,6,7,8 dan 10. 3). Hasil Daya Pembeda Soal Berdasarkan hasil uji indeks daya pembeda, dari 10 soal yang diuji cobakan terdapat tiga soal yang termasuk kedalam kategori daya pembeda yang baik,

34 yaitu nomor 5, 7 dan 8. Sedangkan sisanya, tujuh soal termasuk kedalam kategori daya pembeda sedang, yaitu terdapat pada nomor 1,2,3,4,6,9, dan 10. 4). Hasil Uji Reliabilitas Berdasarkan hasil item soal benar dengan belah Genap-Gasal maka diperoleh hasilnya sebagai berikut : N XY -( X) ( Y) r xy = { N X 2 - X ) 2 {N Y 2 - Y ) 2 r xy = 35 (380) - (113). (115) { 35 39-113) 2 {35 446-115) 2 r xy = 13300-12995 {13650-12759 {15610-13225 r xy = 3 5 881 2384 r xy = 305 21 1185 r xy = 305 1449,54 r xy = 0,21 Hasil korelasi skor belahan gasal genap (rxy) menggunakan korelasi product moment menunjukan koefisien 0.21 Koefisien korelasi tersebut merupakan realibilitas sebagian tes, untuk mengetahui realibilitas seluruh tes maka dihitung dengan rumus Spearman-Brown : r 11 = 2 11 22 1 + r 11 22 r 11 = 2 21 1 + 21 r 11 = 42 1 21

35 r 11 = 34 Dengan menggunakan rumus Spearman-Brown untuk mengubah koefisien realibilitas setengah menjadi realibilitas penuh diperoleh angka menunjukan realibilitas dengan katagori rendah. H. Analisis Data Hasil Tes 1. Penskoran Penskoran untuk bentuk test pilihan ganda adalah dengan menggunakan metode rights only, yaitu jawaban yang benar diberi skor satu dan jawaban salah atau soal tidak dijawab diberi skor nol. Skor tiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang bnear dengan menggunakan rumus : S = skor yang diperoleh R = jawaban siswa yang benar S = R (Arikunto, 2009, hlm. 172) 2. Uji X 2 (Chi Square) Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui hasil pengukuran yang berupa skor kemampuan yang diperoleh dari pre test dan post test akan berdistribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas, penulis menggunakan rumus X 2 (Chi Square). X 2 digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan frekuensi yang di observasi Oi (frekuensi yang diperoleh berdasarkan data) dengan frekuensi yang diharapkan Ei. Analisis frekuensi digunakan untuk melihat perbedaan dua variabel atau lebih dan pengaruh variabel yang satu terhadap variabel yang lainnya. Langkah langkah pengukuran dengan menggunakan X 2 (Chi Square) adalah sebagai berikut : 1. Menentukan rentang skor, yaitu skor terbesar dikurangi skor terkecil, dihitung dengan persamaan dasarnya ditujukan pada rumus : R = skor tertinggi skor terendah

36 (Sudjana, 1986, hlm. 89) 2. Menentukan banyanknya kelas interval, dihitung dengan persamaan dasarnya : K = 1 + 3 3log n K = banyaknya kelas interval 1 = bilangan tetap 3,3 = bilangan tetap Log = logaritma n = jumlah siswa uji coba (Sudjana, 1986, hlm. 46) 3. Menentukan panjang kelas interval, dapat dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukkan pada rumus : P = r k P = panjang kelas r = rentang skor k = banyaknya kelas (Sudjana, 1986, hlm. 46) 4. Memasukkan data skor ke dalam tabel distribusi frekuensi, seperti pada contoh berikut : No Interval Fi Xi xi 2 fi.xi fi.xi 2 fi = frekuensi skor yang sesuai untuk tanda xi xi =frekuensi skor yang diperoleh siswa uji coba (Sudjana, 1986, hlm. 94) 5. Menghitung rata-rata skor, dengan persamaannya : X = data pengamatan (nilai tes) X = fi xi fi

37 fi = total frekuensi skor yang sesuai untuk tanda xi Xi = skor yang diperoleh siswa uji coba (Sudjana, 1986, hlm. 66) 6. Menghitung standar deviasi, dengan persamaan : n = jumlah siswa uji coba n fi xi2 S2 = n n 1 fi xi 2 S 2 = standar deviasi sampel fi = total frekuensi skor yang sesuai untuk tanda xi xi = skor yang diperoleh siswa uji coba 1 = bilangan tetap (Sudjana, 1986, hlm. 93) 7. Membuat daftar distribusi frekuensi observasi dan frekuensi yang diharapkan, seperti pada contoh tabel berikut : Skor Batas Kelas Z F [z] Luas kelas Interval Ei Oi Oi ei (Oi-Ei) 2 X 2 Bk = batas kelas Z = transformasi normal standar dari batas kelas I = luas tiap kelas interval x 2 = chi square O i = frekuensi yang diobservasi E i = frekuensi yang diharapkan 8. Menghitung X 2, dapat dihitung dengan menggunakan rumus : X 2 = f 0 f h 2 f h x 2 = Chi square f 0 = frekuensi yang diobservasi f h = frekuensi yang diharapkan

38 (Sudjana, 1986, hlm. 272) 9. Menentukan derajat kebebasan (dk), dapat dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukkan dengan rumus : Dk = K-3 K = banyakny kelas interval 3 = bilangan tetap (Sudjana, 1986, hlm. 270) 10. Menentukan nilai X 2 tabel dari chi square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) 11. Memebandingkan harga X 2 hitung dengan X 2 tabel Untuk menentukan kriteria uji normalitas (X 2 ) menggunakan ketentuan sebagai berikut 1) Jika X 2 hitung < X 2 tabel, maka data tersebut berdistribusi normal 2) Jika X 2 hitung > X 2 tabel, maka data tersebut tidak berdistribusi normal 3. Uji F Setelah mengetahui bahwa kedua sampel berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai homogentiasnya. Untuk mencari nilai homogenitas pada kedua sampel, penulis menggunakan uji F, dengan langkahlangkah sebagai berikut : 4. Menghitung harga varian pada kelompok eksperimen dan kelompok control 5. Menghitung varian terbesar (S 2 b) dan varian terkecil (S 2 k) 6. Mensubsidikan S 2 b dan S 2 k pada persamaan : F hitung = nilai yang dicari S 2 b = varian terbesar S 2 k = varian terkecil F hitung = S2b S2k (Sudjana, 1986, hlm. 66) 7. Menentukan derajat kebebasan dengan persamaan, dk = N-1 8. Menentukan nilai F tabel pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05)

39 9. Membandingkan harga F hitung dengan F tabel Untuk menentukan kriteria uji homogenitas (F) menggunakan ketentuan sebagai berikut a. Jika F hitung < F tabel, maka data tersebut homogen b. Jika F hitung > F tabel, maka data tersebut tidak homogen 4. Uji t Setelah semua data penelitian terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis untuk menjawab hipotesis. Setelah data berdistribusi normal dan homogeny, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan uji t yang dikemukakan oleh Gosset. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut : 1. Melihat harga mean pada kedua kelompok 2. Melihat harga varian pada kedua kelompok 3. Menghitung jumlah subyek pada kedua kelompok 4. Menghitung F hitung, dapat dihitung dengan persamaan dasarnya sebagai berikut: t = x1 x2 s ² n s ² n x1 = rata-rata skor kelas eksperimen x2 = rata-rata skor kelas kontrol s1 2 = varians kelompok eksperimen s2 2 = varians kelompok kontrol n1 2 = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen n2 2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol. (Sudjana, 1986, hlm. 233) 5. Menentukan derajat kebebasan dengan persamaan, dk = N 1 +N 2-2 6. Menentukan nilai t dari tabel sebagai t tabel pada (α = 0,05) 7. Membandingkan harga t hitung dengan t tabel Untuk menentukan kriteria uji hipotesis (t) menggunakan ketentuan sebagai berikut: a. Jika Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan H 1 ditolak b. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan H 1 diterima

40 5. Perhitungan Gain Apabila telah diperoleh skor pre-test dan post-test, maka harus dihitung selisih antara skor pre-test dan post-test untuk mengetahui nilai gain. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain adalah : Ketarangan : G = gain T 1 = skor pre-test T 2 = skor post-test G = T2 T1 Setelah nilai gain diperoleh, maka dilakukan perhitungan skor gain ternormalisasi yaitu perbandingan antara skor gain yang diperoleh peserta didik dengan skor gain maksimal yang diperoleh. Rumus yang digunakan untuk menghitung skor gain ternormalisasi adalah : <g> = gain normal T 1 = skor pre-test T 2 = skor post-test Is = skor ideal < g > = T2 T1 Is T1 Setelah memperoleh nilai gain ternormalisasi untuk masing-masing data peserta didik, maka dihitung nilai rata-rata gain ternormalisasi. Berikut tabel interpretasi dari nilai gain ternormalisasi : Tabel 3.8 Interpretrasi Skor Rata-Rata Gain Ternormalisasi Nilai Kriteria 0,71-1,00 Tinggi 0,31-0, 70 Sedang 0,00-0,30 Rendah (Hake, 1998) I. Parameter Penilaian Pemahaman Konsep Setelah penelitian dilaksanakan, maka dilakukan pengolahan data terhadap tes dan tugas yang diberikan kepada peserta didik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pengolahan data tes dan tugas setelah pembelajaran bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep peserta didik. Adapun pengolahan data pemahaman konsep setelah pembelajaran dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu dengan rumus :

41 J. Bagan Alur penelitian Nilai setelah pembelajaran = tes+tugas+presentasi 3 Studi Pustaka dan Empiris Rumusan Masalah Landasan Konseptual Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian Uji Validasi Soal Proses Pembelajaran dan Pengumpulan Data di SMA Kartika XIX-1 Bandung Pemahaman Konsep Pencemaran Lingkungan Hidup Sebelum Pembelajaran Pretest Problem Based Instruction Pemahaman Konsep Pencemaran Lingkungan Hidup setelah Pembelajaran Postest Instruction Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Rekomendasi Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasar pada studi pustaka dan studi empiris terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan merumuskan masalah yang terkait dengan studi empiris pada proses pembelajaran. Landasan konseptual penelitian

42 merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian, yakni merujuk pada kurikulum yang digunakan oleh sekolah tempat penelitian berlangsung. SMA Kartika XIX-1 Bandung menggunakan kurikulum 2013. Kemudian membuat perangkat pembelajaran yang disesuikan dengan kurikulum yang digunakan. Setelah perangkat pembelajaran dan instrument dibuat, selanjutnya dilakukan uji validasi terhadap instrument yang akan digunakan dalam proses penelitian. Adapun uji validasi soal dilakukan masih di sekolah yang sama, namun di kelas yang tidak digunakan untuk penelitian. Pelaksanan proses pembelajaran selama penelitian disesuaikan dengan RPP, bahan ajar, instrumen dan lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya. Pada proses pembelajaran yang dilakukan ketika penelitian bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep peserta didik sebelum dan setelah proses pembelajaran berlangsung.