BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

dokumen-dokumen yang mirip
AKU-LIRIK RELIGIUS DALAM ANTOLOGI CHAIRIL ANWAR DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR. Oleh

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang karya

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi bangsa Indonesia adalah diterbitkannya Undang Undang

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS XI A SMKN 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan dan dirumuskan beberapa saran sebagai berikut.

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pembekalan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Manusia sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan satu alat yang bernama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah dulce at utile. Menyenangkan dapat dikaitkan dengan aspek hiburan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini, akan diuraikan beberapa hal sebagai berikut: (1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA. Novi Trisna Anggrayni Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

I. PENDAHULUAN. Kesusastraan sebagai hasil seni bahasa merupakan hal yang sangat penting bagi

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

I. PENDAHULUAN. kepada seseorang untuk mengembangkan potensi diri agar semua potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

SILABUS MATA PELAJARANPENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

GURU BAHASA INDONESIA, GURU SASTRA ATAU SASTRAWAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. 1.1 Latar Belakang Puisi merupakan salah satu genre sastra yang makin lama makin berkembang dari waktu ke waktu, baik dari segi bentuk maupun jumlah peminatnya. Sebagai sebuah karya sastra, puisi tentunya memiliki hakikat dan fungsi yang disebut dulce et utile. Dulce artinya menyenangkan, sedangkan utile artinya bermanfaat. Jika menyoroti hakikat dulce, penyair berusaha sebisa mungkin menggunakan berbagai cara untuk membuat puisinya memiliki kesan yang menyenangkan. Puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan. Puisi bersifat emosional merupakan jelmaan dari perasaan dan cita rasa penyair tersebut. Ekspresi penyair ini baru bernilai sastra jika penyair mampu mengungkapkannya dalam bentuk bahasa yang cermat dan tepat. Ini berarti puisi hendaknya mengemukakan kritik tentang kehidupan. Jadi, puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara

2 imajinatif dan disusun dengan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi yang berbahasa monolog, artinya hanya ada satu pembicara atau pencerita yang membawakan seluruh teks, pembicara ini memiliki tempat utama. Pembicara atau pencerita ini dinamakan si aku, si aku lirik atau subjek lirik. Sajak atau puisi yang bersifat monolog ini memiliki ciri tematik. Ciri tematik atau struktur batin tersebut terdiri dari tema, perasaan penyair, nada atau sikap penyair terhadap pembaca dan amanat. Situasi bahasa yang bersifat monolog dikembangkan menjadi ungkapan si aku-lirik yang ditujukan kepada seorang pendengar, seorang kekasih, gejala alam yang dipersonifikasikan penyair sendiri atau pembaca (Luxemburg, 1986:176). Setiap puisi selalu berhubungan dengan penyairnya karena puisi diciptakan dengan mengungkapkan diri penyair sendiri. Dalam kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar yang bersifat monolog atau menggunakan ungkapan aku-lirik memiliki ciri tematis yaitu 1. aku-lirik sebagai pengungkap ekspresi dari eksistensi diri sang penyair atau sebagai tanda adanya individualisme yang menonjol. 2. aku-lirik melukiskan kehidupan batin manusia melalui peneropongan batin penyair sendiri. 3. aku-lirik dapat menyampaikan pesan moral yang berwujud nilai religius.

3 Religiusitas sebagai suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya bertingkah laku, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran-ajaran agama yang dianutnya. Nilai sangat mempengaruhi perilaku dan tindakan manusia baik yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Nilai religiusitas dalam karya sastra khususnya puisi sangat diperlukan karena sebagai pendorong pembangun iman sehingga memberi kesadaran batin untuk berbuat kebaikan. Religi berarti keagamaan, perasaan atau pengikatan terhadap Tuhan (Atmosuwito, 1989). Perasaan keagamaan ini dapat dijelaskan sebagai perasaan batin yang ada hubungannya dengan Tuhan. Perasaan ketuhanan, cinta akan Tuhan merupakan salah satu kepekaan emosi yang harus selalu dikembangkan pada diri siswa. Apresiasi puisi tentunya berpotensi untuk meningkatkan kepekaan emosi siswa karena pada hakikatnya puisi itu berwahana bahasa serta puisi itu adalah bentuk seni dan setiap bentuk kesenian pasti melibatkan faktor emultif. Melalui media puisi, kesadaran religiusitas dapat tersentuh. Kesadaran religiusitas itu bisa berupa kecintaan dan ketaqwaan pada Tuhan, kesadaran akan kebesaran Tuhan, kesadaran akan takdir, kesadaran hidup tak pernah abadi, dan lainnya. Semuanya bentuk kesadaran di atas dapat diwadahi dalam bentuk puisi. Puisi yang bisa membangkitkan perasaan religius serta menumbuhkan penghayatan nilai-nilai sikap spiritual, penghayatan akan nilai filosofis ketuhanan. Tumbuhnya penghayatan tersebut dapat menambah nilai nilai kesadaran religius, mempertebal rasa iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4 Jadi, dapat diambil kesimpulan dari pengertian dan ciri puisi yang bersifat monolog atau menggunakan ungkapan aku-lirik berfungsi sebagai pengungkap gagasan pribadi sang penyair melalui karyanya. Dalam puisi, aku-lirik mengungkapkan struktur batin yang terdiri atas tema, nada, perasaan, dan amanat. Struktur inilah yang dijadikan sebagai pengungkap rahasia sang penyair. aku-lirik yang religius dapat digunakan untuk membentuk sikap moral dan kepribadian yang religi bagi peserta didik sehingga membentuk kesadaran dan penghayatan tentang nilai-nilai kemanusiaan secara mendalam. Terdapat peneliti yang meneliti tentang unsur tanda atau makna pada puisi. Misalnya penelitian mengenai makna pernah dilakukan oleh skripsi Agung Dwi Ertanto dengan judul Analisis Aspek Monolog dan Tipografik pada Kumpulan Sajak Deru Campur Debu karya Chairil Anwar. Sebuah penelitian sebelumnya inilah yang menjadi acuan pada penelitian dan sekaligus menjadi bahan rujukan dalam penelitian berikutnya. Perbedaan penelitian ini dengan skripsi terdahulu Agung Dwi Ertanto, penulis hanya menekankan aspek monolog dan tipografik aku-lirik pada puisi Doa karya Chairil Anwar. Peneliti saat ini melakukan analisis terhadap pendeskripsian Aku-lirik yang religius pada kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar dan kelayakannya sebagai bahan ajar Sastra di SMA/MA. Berkaitan dengan pembelajaran sastra di SMA/MA, karya sastra yang akan digunakan sebagai bahan ajar dapat memberikan sumbangan secara maksimal apabila membantu pendidikan secara utuh yang mencakup empat manfaat, yaitu membantu

5 keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak (Rahmanto, 1988: 16). Secara umum tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah sebagai berikut 1. memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. 2. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 3. menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Pembelajaran sastra untuk aku-lirik dalam puisi di sekolah terdapat dalam silabus, pembelajaran membaca sastra SMA/MA kelas X. Kompetensi Inti mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotongroyong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Kompetensi Dasar mengapresiasi sastra Indonesia untuk menemukan nilai-nilai kehidupan dan menerapkannya untuk memperhalus budi pekerti. Pembelajaran biasanya dikaitkan dengan kegiatan apresiasi sastra. Hal itu dapat dilakukan dengan cara menganalisis unsur tematik atau stuktur batin yang terdapat dalam puisi. Kegiatan apresiasi sastra di sekolah juga dikaitkan dengan nilai-nilai

6 pendidikan karakter, terdapat delapan belas butir nilai-nilai pendidikan karakter, yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggungjawab. Siswa sebagai calon intelektual yang diberi pembelajaran tentang karya sastra selain memiliki pengetahuan secara umum dituntut pula dapat mengapresiasi karya sastra terutama puisi sehingga siswa dapat mengungkapkan ide serta melatih kepekaan rasa dalam menginterpretasikan maksud dan tujuan serta amanat dalam sebuah puisi. Sebagai salah satu alternatif untuk menunjang pendidikan karakter yang dikaitkan dengan pembelajaran sastra, maka peneliti tertarik untuk mendeskripsikan stuktur batin aku-lirik yang religius pada puisi Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar. Chairil Anwar lahir di Medan, Sumatera Utara, pada tanggal 26 Juli1922 dan meninggal di Jakarta, 28 April1949 pada umur 26 tahun. Ia dijuluki sebagai "Si Binatang Jalang" (dari karyanya yang berjudul Aku), adalah penyair terkemuka Indonesia. Ia diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi, bersama Asrul Sani dan Rivai Apin. Chairil dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 sekaligus bapak puisi modern Indonesia.

7 Chairil lahir dan dibesarkan di Medan, sebelum pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) dengan ibunya pada tahun 1940, saat itu ia mulai menggeluti dunia sastra. Setelah mempublikasikan puisi pertamanya pada tahun 1942, Chairil terus menulis. Puisinya menyangkut berbagai tema, mulai dari pemberontakan, kematian, religius, individualisme, dan eksistensialisme, hingga tak jarang multi-interpretasi. Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti sosok aku-lirik yang religius dalam kumpulan Puisi Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar sebagai objek penelitian karena merupakan kumpulan puisi dengan penggunaan bahasa monolog. Sebagaimana diketahui poin utama dari pendidikan karakter adalah religuitas maka peneliti memanfaatkan puisi-puisi aku-lirik yang mengamanatkan pesan-pesan religi sehingga dapat membangun sikap moral dan religi peserta didik. Anwar dalam karyakaryanya berusaha memanfaatkan efek aku-lirik dalam membungkus dan menciptakan makna. Pilihan kata atau diksi, kelompok kata, kalimat-kalimat, dan wacana saling mendukung untuk mengungkapkan struktur batinnya. Penggunaan bahasa dalam karya Chairil Anwar membawa dampak pada kekuatan bahasa dan makna dalam karyanya. Alasan memilih kumpulan sajak Aku Ini Binatang Jalang sebagai objek yang akan diteliti adalah 1. tema yang diangkat oleh Chairil Anwar pada puisinya merupakan tema religi yang dapat membangun sikap religius dan moral peserta didik sehingga memudahkan

8 siswa dalam mengambil amanat yang terkandung di dalam puisi pada pembelajaran. 2. struktur batin yang tertuang dalam puisi Chairil Anwar berdasarkan pengalaman hidup sehingga lebih realistik. 3. kumpulan Puisi Aku Ini Binatang Jalang juga menggunakan sosok aku-lirik yang memiliki kedalaman makna sehingga cocok untuk dijadikan bahan penelitian. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Bagaimanakah sosok aku-lirik yang religius pada kumpulan sajak Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar dan kelayakannya sebagai bahan ajar Sastra di SMA/MA? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan aku-lirik yang religius pada pada kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar dan kelayakannya sebagai bahan ajar Sastra di SMA/MA. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam bidang keilmuan dan bagi pembelajaran bahasa. Manfaatnya adalah sebagai berikut

9 A. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan tentang sosok aku-lirik pada puisi untuk membelajarkan siswa. B. Manfaat Praktis 1. Bagi guru bidang studi dapat memberikan pengetahuan mengenai sosok aku-lirik kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalanng karya Chairil Anwar. 2. Bagi peneliti, khususnya bagi guru Bahasa Indonesia sebagai masukan memberikan alternatif bahan pengajaran sastra di SMA/MA dengan memperhatikan aspek-aspek pendidikan dan sebagai masukan untuk peneliti lain untuk meneliti puisi yang sama dari aspek yang berbeda. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Subjek penelitian ini adalah delapan puisi dalam kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalanng karya Chairil Anwar. Objek penelitian adalah struktur batin yang menyoroti aku-lirik yang religious pada kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalanng karya Chairil Anwar dengan menganalisis dua poin yaitu 1. aku-lirik dengan menggunakan teori struktur batin, (Waluyo, 1987: 102); 2. pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas, (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006).