BAB I PENDAHULUAN. kelembagaan sekolah dasar. Sebagaimana dijelaskan dalam Kurikulum 1994, bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan untuk membuat dirinya berguna di masyarakat. Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no 20

BAB I PENDAHULUAN. Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah termasyhur adanya yang berada di jazirah ujung Asia barat. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran adalah dengan mengganti cara atau model pembelajaran yang selama

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang, dalam kelompok kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. datang. Dengan pendidikan tersebut juga akan melahirkan peserta didik yang. utamanya adalah kemampuan guru menggunakan metode

I. PENDAHULUAN. menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Guru juga harus ikhlas dalam

BAB I PENDAHULUAN. pertama sesudah orang tua dalam memberikan bimbingan kepada anak didik,

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu dari empat keterampilan berbahasa (skills). Dalam keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depan. Demikian halnya dengan Indonesia yang menaruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dalam menggunakan model-model pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran dilakukan dimulai dari proses, cara dan perbuatan menjadikan manusia

SRI WINARNI SDN Kandat 2 Kab. Kediri

BAB I PENDAHULUAN. dan mengerti tentang konsep dasar matematika. Matematika menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu materi keilmuan dari pendidik kepada terdidik. Proses membelajarkan ini

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena melalui pendidikanlah manusia dapat berdaya guna dan. mengembangkan ilmu pengetahuan menjadi teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun lebih jauh lagi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Seorang guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan. belajar bagi siswa dan memperbaiki kualitas mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

KOMPETENSI MEMAHAMI SISTEM PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINKS PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri bahwa yang menentukan sikap, mental,

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar sehingga siswa tersebut tidak merasa bosan.

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. memungkinkan bagi kita untuk mengetahui tentang budaya yang berbeda

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami dan menemukan sendiri apa

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Guru sebagai pengajar berharap agar para siswanya. kurang baik. Kompetensi tersebut menurut Benyamin Bloom (1956)

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan belajar. Secara detail dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tumpuan dasar yang amat penting dalam. mencerdaskan kehidupan bangsa. Penetapan peraturan Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi maupun dalam masyarakat. Saat ini, dunia pendidikan kita masih

BAB I PENDAHULUAN. Satuan Pendidikan ( KTSP ) tahun 2006 dinyatakan sebagai upaya membina

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Tanya Jawab di Kelas III SDN Ambelang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Kimia dengan Menerapkan Model Pengajaran Tuntas pada Siswa Kelas XI.IPA SMA Negeri 1 Madapangga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. diutuslah para Nabi dan Rasul. Semua Rasul tersebut diajarkan melalui wahyu-nya

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktif yaitu ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendidik peserta didiknya untuk meyakini, memahami dan. mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau

BAB II KAJIAN TEORI. dan mental siswa selama proses pembelajaran. Jika siswa sudah terlibat secara

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dimana materi matematika diperlukan disemua jurusan yang di

Rinendah Sihwinedar 16

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa kurang aktif mengikuti semua materi yang disampaikan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat membentuk anak sesuai kebutuhan masyarakat dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja sendiri. 1 Artinya bahwa proses

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Tantangan utama bangsa Indonesia dewasa ini dan di masa depan adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga. beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas guru sebagai tenaga pendidik dan siswa sebagai peserta didik, oleh karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dias Susilowati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam di sekolah dasar seharusnya membuahkan hasil belajar berupa perubahan pengetahuan, dan keterampilan yang sejalan dengan tujuan kelembagaan sekolah dasar. Sebagaimana dijelaskan dalam Kurikulum 1994, bahwa penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar bertujuan: 1. Mendidik siswa agar menjadi manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri serta ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa 2. Memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi 3. Memberi bekal kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya. 1 Di sekolah dasar saat ini, pendidikan agama Islam menunjukkan indikasi bahwa pola pembelajarannya makin bersifat teacher centered. Kecenderungan pembelajaran demikian, mengakibatkan lemahnya pengembangan potensi diri siswa dalam pembelajaran sehingga prestasi belajar yang dicapai tidak optimal. hasil penelitian tentang interaksi kelas di sekolah dasar menunjukkan bahwa 95% interaksi kelas dikuasai oleh guru. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan oleh guru dalam interaksi kelas berupa pertanyaan-pertanyaan dalam kategori kognisi rendah. 2 1 Depdikbud (1994) h. 45. 261. 2 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002) h.

Di dalam proses belajar-mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu pembelajaran yang wajib diberikan di sekolah dasar adalah Pendidikan Agama Islam. mata pelajaran ini diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal,memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar hidupnya (way of life). Dalam pembelajaran agama Islam materi aqidah pada tingkat SD, siswa diharapkan mampu untuk mengetahui dan mengimani adanya rasul dan pembahasannya. Adapun dalil tentang kewajiban iman kepada para rasul di antaranya adalah seperti firman Allah Swt. dalam surah al Baqarah ayat 137 berikut:. Serta firman Allah Swt. ayat 285, sebagai berikut:. Berdasarkan Observasi awal pada kegiatan proses belajar mengajar kelas V SDN Kiram Kecamatan Karang Intan dalam mata Pelajaran PAI, hasil belajar siswa

dalam pembahasan aqidah khususnya materi iman kepada Rasul Allah masih rendah, dari pengamatan awal (pra-siklus) diketahui bahwa aktivitas siswa terkesan monoton dan hasil belajar siswa berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yakni sebesar 70. hal ini dikarenakan kemampuan siswa dalam memahami dan mengetahui hal yang berhubungan dengan pembahasan tersebut masih kurang yang meliputi pokok bahasan dalam indikator pembelajaran (1) mengidentifikasikan pengertian Rasul Allah Swt; (2) menyebutkan nama-nama Rasul Allah Swt; (3) menyebutkan nama-nama Rasul Ulul azmi; (4) menjelaskan perbedaan Nabi dan Rasul Allah Swt. Selain itu, strategi yang digunakan guru juga masih monoton dan cenderung hanya berpusat pada guru dan kurang mampu mengaktifkan siswa. Berdasarkan hasil observasi tersebut, hasil belajar siswa kurang memuaskan sehingga perlu ditingkatkan agar memperoleh standar ketuntasan minimal, hasil belajar merupakan alat untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diajarkan guru, karena pada dasarnya prestasi hasil belajar siswa merupakan factor yang paling penting dalam proses belajar mengajar. Pelaksanaan proses pembelajaran dikatakan berhasil ketika di dalam kegiatan belajarnya siswa memperoleh perubahan keterampilan, sikap dan kepribadian. Perubahan yang dihasilkan melalui kegiatan belajar siswa dimaksud ditunjukan oleh kemampuannya, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mampu menjadi mampu dan sebagainya. Kesanggupan (capability ) ini dalam keilmuan siswa harus bersifat menetap (permanent), tidak sementara (immediate behavior), tetapi tetap dimilikinya dimasa mendatang (potencial behavior). Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut strategi mengajar.

Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instrukstur. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Di dalam kenyataan cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau massage lisan kepada siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan serta sikap. Strategi yang digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan strategi yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala persoalan. Strategi mengajar yang di gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan intruksional khusus, sebab dalam kegiaatan belajar mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng, yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.

Agar belajar menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas, mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud). 3 Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan iman kepada Rasul, dan membahasannya dengan orang lain. bukan cuma itu, siswa perlu mengerjakannya, yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan. Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul Meningkatkan Hasil belajar Materi Iman Kepada Rasul Allah Melalui Strategi Active Knowledge Sharing Siswa Kelas V SDN Kiram Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. B. Identifikasi Masalah Persoalan mendasar dalam penelitian ini adalah: 1. Pembelajaran PAI, khususnya materi iman kepada rasul Allah selama ini lebih banyak dilakukan dengan ceramah. Guru belum mengembangkan kegiatan 3 Muhaimin, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya : CV Citra Metode, 1996), h.99

belajar yang mengarahkan dan membimbing siswa untuk saling berbagi atau saling bertukar pengetahuan. 2. Sebagian besar siswa masih ada yang belum mengetahui nama-nama rasul Allah. 3. Sebagian besar siswa masih ada yang belum mengetahui siapa saja rasul Allah yang bergelar Ulul Azmi. 4. Adanya siswa yang belum mengetahui Perbedaan Nabi dan Rasul 5. Pembelajaran pada materi iman kepada rasul Allah masih berjalan monoton karena guru belum digunakannya metode atau strategi pembelajaran yang tepat. C. Rumusan Masalah Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, maka peneliti mengajukan rumusan masalah yaitu: Apakah Strategi Active Knowledge Sharing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Kiram Kabupaten Banjar pada materi iman kepada Rasul Allah Swt? D. Pemecahan Masalah Strategi atau pemecahan masalah yang akan digunakan dalam PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini adalah Strategi Active Knowledge Sharing dengan Strategi ini diharapkan aktivitas belajar siswa lebih meningkat dan berkualitas. E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka hipotesis tindakan dalam PTK ini adalah: Dengan diterapkannya Strategi Active Knowledge Sharing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Iman Kepada Rasul Allah di kelas V SD Negeri Kiram Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. F. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada materi iman kepada Rasul Allah melalui strategi active knowledge sharing siswa kelas V SDN Kiram Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. G. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa kajian konseptual tentang peningkatan hasil belajar siswa pada materi iman kepada Rasul Allah melalui penerapan strategi Active Knowledge Sharing siswa kelas V SDN Kiram Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Dari hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan kajian dan atau evaluasi terhadap metode dan pendekatan pembelajaran yang efektif dan efisien yang

dirancang untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya materi iman kepada Rasul Allah Swt. b. Bagi Siswa Siswa dapat berperan aktif dalam belajar PAI dan dapat merangsang siswa berpikir dalam memecahkan suatu masalah sehingga memperoleh hasil yang diharapkan untuk mengembangkan pengetahuan dan sikap siswa dalam belajar sehingga memperoleh hasil yang lebih baik sebagaimana yang diharapkan. c. Bagi Sekolah Bagi pengelola sekolah, penelitian ini diharapkan akan mampu memberikan umpan balik bagi pengembangan pendidikan.