Suharmiati Betty Roosihermiatie Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Jl. Indrapura 17 Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
Suharmiati, 1 Betty Roosihermiatie 1. Key words: extract mixture, andrographis paniculata, syzygium polyanthum, metformin, diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari kolesterol total, trigliserida (TG), Low Density Lipoprotein (LDL) dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB I PENDAHULUAN. berat badan, dan sindrom restoran Cina, pada sebagian orang. 2, 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kedondong hutan (Spondias pinnata), suku Anacardiaceae,

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) memperkirakan

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pembuluh darah (Setiati S, 2014). kronik ataupun akut (Sudoyo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruh i oleh. kesehatan, sikap dan pola hidup pasien dan keluarga pasien, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. diabetes melitus (DM) tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu sebagai obat bahan alam,

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin. Insulin merupakan hormon yang mengatur metabolisme. dalam tubuh menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung purin juga bisa menghasilkan asam urat. Oleh karena itulah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

1 Universitas Kristen Maranatha

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary dalam penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI ANTIDIABETES SECARA IN VIVO. Dwi Handayani Ni Luh Sukeningsih

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pre-test and post-test with control group

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hiperglikemia merupakan suatu kondisi dimana kadar gula (glukosa)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang terjadi secara

Bab 2 Metode Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1` Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut gel (Savitri, 2016). Pengobatan diabetes dengan obat antidiabetes

BAD I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolik kronik yang terjadi

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada abad ke-21, Diabetes Melitus menjadi salah satu ancaman utama bagi

BAB IV METODE PENELITIAN. pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

Transkripsi:

Suharmiati Betty Roosihermiatie Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Jl. Indrapura 17 Surabaya

Saat ini DM menduduki peringkat ke 4, sebagai epidemik dunia yang menyebabkan kematian Menurut International Diabetes Federation penduduk Indonesia > 20 tahun ±125 juta jiwa (th 2000), asumsi prevalensi DM sebesar 4,8% (5,6 juta) 8,2 juta ( 2020)

Baru sampai pada tahap uji efek farmakologi terhadap hewan coba).

Telah dilakukan uji preklinik al : - Infus daun : menekan aktivitas glukoneogenesis pada kultur suspense hepatosit tikus terisolasi (Supardi, 1993) - Infus daun : aktifitas hepatoprotektor (Darmin, 1995)

Standarisasi ekstrak herba Sambiloto dengan metode densitometry dengan parameter kadar andrografolida juga telah dilakukan (Ekasari et.al, 1997).

Kandungan minyak atsiri, tanin & flavonoid Uji preklinik: ada perbedaan bermakna antara klp kontrol dan intervensi dng dosis 1 gr/100 gbb dan 4 gr/100 grbb yang ditandai dengan penrunan kadar MDA tikus putih jantan dng diabetes yang diinduksi dng aloksan (digilib.uns.ac.id/abstrakpdf_12090)

Penggunaan campuran Andrographis paniculata dan Syzygium polyanthum ternyata memberikan hasil lebih baik berupa penurunan kadar gula darah yang lebih stabil (Zuhud,E,AM, 2001)

Uji toksistas akut ekstrak etanol terstandarisasi dari campuran herbal : LD 50 (mencit) = 19,473 g/kg BB Practically non toxic Ekstrak campuran herbal tidak memiliki efek toksisitas subkronik terhadap fungsi hepar dan ginjal hewan coba (5 x dosis).

Uji efek teratogenik terhadap mencit tidak menunjukkan adanya kelainan morfologi janin mencit sampai dengan 5 kali dosis lazim. (Rahman A, et al, 1999). Uji toleransi glukosa: terdapat perbedaan bermakna antara kelp kontrol dan kelp ekstrak (dosis 0,065 g aktrak/kg BB) 45 menit setelah pemberian glukosa. Hal ini membuktikan bahwa ekstrak uji memiliki efek hipoglikemik.

Pemberian campuran Andrographis paniculata dan Syzigium polyanthum telah dilakukan thd Px DM yang berobat ke LP4OT. Jika Px mengkonsumsi obat antidiabet konvensional, campuran tersebut dikonsumsi 2 jam setelah mengkonsumsi obat anti diabet konvensional. Berdasarkan hasil evaluasi selama ini, tidak ada hasil yang merugikan penderita misalnya terjadinya hipoglikemi.

OT yang aman & bermanfaat perlu dikembangkan (UU Kesehatan No. 36 thn 2009) Perlu pembuktian ilmiah tentang manfaat dan keamanan Ekstrak campuran Andrographis paniculata dan Syzygium polyanthum untuk perubahan kadar glukosa darah

Kerangka Konsep Penyebab kenaikan KGD Faktor keturunan Pola Hidup Kegemukan Obat-obatan/ bahan kimia Kombinasi Metformin dengan Ekstrak campuran Andrographis paniculata dan Syzigium polyanthum Memperburuk kondisi tubuh Kurang olahraga Alkohol Merokok Usia lanjut Emosi Seks berlebihan Keterangan : Kejadian Tidak Diinginkanan Keluhan Lab Klinik (fungsi hati, ginjal) yang diteliti : : Penderita Diabetes Mellitus Perbaikan Subjektif Penurunan Kadar Glukosa Darah tidak diteliti

Mengidentifikasi karakteristik responden Menguji perubahan kadar glukosa darah setelah pemberian kombinasi metformin dengan ekstrak campuran Andrographis paniculata dan Syzygium polyanthum Menguji keamanan kombinasi tersebut khususnya terhadap organ ginjal dan hati

Jenis penelitian : Kuasi Eksperimental blok random sampling dengan kontrol Desain penelitian : Pre dan post test Lokasi : Lab Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Pengobatan Obat Tradisional (LP4OT) Populasi: Pasien DM yang berobat dan memenuhi kriteria inklusi

Jumlah Sampel : 40 orang ( terbagi dalam 2 kelompok yaitu 20 sampel mendapatkan intervensi dan 20 sampel sebagai kontrol) Sampel didapatkan melalui brosur/ pengumuman bekerjasama dengan puskesmas Balongsari Px DM yang akan berobat di LP4OT atau dari Puskesmas terdekat

Pasien DM ( hasil pemeriksaan/diagnose dokter) usia 40 60 tahun Kadar glukosa darah puasa di atas normal (140 mg/dl 220 mg/dl) Fungsi ginjal (BUN, kreatinin) dan fungsi hati (SGOT, SGPT) normal atau pada awal pemeriksaan tidak diketahui adanya kelainan fungsi ginjal dan hati berdasarkan hasil pemeriksaaan laboratorium.

Tidak menggunakan obat antidiabetik minimal 2 minggu sebelum direkrut menjadi sampel penelitian (penderita DM baru atau lama yang putus obat minimal 2 minggu) Bersedia mengikuti prosedur penelitian dengan menandatangani informed consent.

Ada komplikasi penyakit penyerta atau penyakit kronik lain, misalnya hepatitis yang dinyatakan berdasarkan hasil pemeriksaaan SGOT dan SGPT, hipertensi sedang/berat (>=160 mmhg), infeksi/gangrene berdasarkan pemeriksaan klinis oleh dokter. Hamil berdasarkan pengakuan.

Tidak bersedia melanjutkan pengobatan Fungsi ginjal dan atau hati meningkat 2 kali di atas normal Kadar glukosa puasa darah naik lebih dari 100 mg/dl dalam 2 minggu, glukosa darah 2 jam setelah puasa di atas 400 mg/dl. Terjadi efek samping berat atau gejala subjektif yg tdk dpt ditoleransi o/ pasien DM.

SCREENING Penderita DM Pemeriksaan I (sbl terapi) (OGTT,SGOT,SGPT,BUN,Kreatinin) Pemeriksaan II (OGTT) Pemeriksaan III (OGTT,SGOT,SGPT,BUN,Kreatinin) Pemeriksaan IV (OGTT) Pemeriksaan V (OGTT,SGOT,SGPT,BUN,Kreatinin) Penjelasan Hasil Terapi Memenuhi kriteria inklusi Pasien tandatangan informed consent Terapi mgg I : Metformin 500mg (1xsehari 1 tab) dan plasebo (3xsehari1 kapsu) DO Terapi mgg II : Metformin 500mg (1xsehari 1 tab) dan plasebo (3xsehari1 kapsu) DO Terapi mgg III: Metformin 500mg (1xsehari 1 tab) dan plasebo (3xsehari1 kapsu) DO Terapi mgg IV : Metformin 500mg (1xsehari 1 tab) dan ekstrak campuran herbal (3xsehari1 kapsu) DO SKEMA PELAKSANAAN PENELITIAN (INTERVENSI)

SCREENING Penderita DM Pemeriksaan I (sbl terapi) (OGTT,SGOT,SGPT,BUN,Kreatinin) Pemeriksaan II (OGTT) Pemeriksaan III (OGTT,SGOT,SGPT,BUN,Kreatinin) Pemeriksaan IV (OGTT) Pemeriksaan V (OGTT,SGOT,SGPT,BUN,Kreatinin) Penjelasan Hasil Terapi Memenuhi kriteria inklusi Pasien tandatangan informed consent Terapi mgg I : Metformin 500mg (1xsehari 1 tab) dan ekstrak campuran herbal (3xsehari1 kapsu) DO Terapi mgg II : Metformin 500mg (1xsehari 1 tab) dan ekstrak campuran herbal (3xsehari1 kapsu) DO Terapi mgg III: Metformin 500mg (1xsehari 1 tab) dan plasebo (3xsehari1 kapsu) DO Terapi mgg IV : Metformin 500mg (1xsehari 1 tab) dan plasebo (3xsehari1 kapsul) DO SKEMA PELAKSANAAN PENELITIAN (KONTROL)

T-test untuk melihat perbedaan Kadar gula darah sebelum dan sesudah intervensi (pre-post test terapi kombinasi metformin dengan herbal ekstrak campuran Andrographis paniculata dan Syzigium polyanthum).

Jumlah penderita dalam penelitian ini yang berhasil diperoleh sebanyak 30 orang (kelp intervensi & kelp kontrol msg2 15 org) Bila dilihat dari kelompok usia maka rata-rata usia penderita untuk kelompok intervensi yaitu 55,7 (SD±3,7) tahun dan kontrol 51,2 (SD ± 7,5) tahun, tidak signifikans berbeda.

Rata2 Kdr OGTT sbl perlakuan (mg/dl) Rata2 Kdr OGTT setelah perlakuan 4 mg (mg/dl) KONTROL 354,5 ± SD 149,6 301,4 ± SD 176,9 INTERVENSI 362,8 ± SD 115,4 288,3 ± SD 147,9

Rata2 Kdr GDP sbl perlakuan (mg/dl) Rata2 Kdr GDP setelah perlakuan 4 minggu (mg/dl) KONTROL 172,2 ± SD 29,9 156,3 ± SD 86,8 INTERVENSI 173,6 ± SD 27,3 136,3 ± SD 55,6

Rata2 Kdr OGTT sbl perlakuan (mg/dl) Rata2 Kdr OGTT setelah perlakuan 4 mgg (mg/dl) KONTROL 354,5 ± SD 149,6 301,4 ± SD 8176,9 INTERVENSI 362,8 ± SD 115,4 288,3 ± SD 147,9

Rata-rata GDP mupun OGTT menunjukkan kecenderungan menurun baik pada kelompok kontrol maupun klompok intervensi Hanya perbedaan rata-rata GDP antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang signifikans berbeda dengan t-test = 2,82 (p = 0,015) sedangkan u/ OGTT tidak signifikan

Rata2 Kdr SGOT sbl perlakuan (mg/dl) Rata2 Kdr SGOT setelah perlakuan 4 mgg (mg/dl) KONTROL 17,8 ± SD 6,2 14,6 ± SD 7,3 INTERVENSI 16,1 ± SD 4,2 14,9 ± SD 7,5

Rata2 Kdr SGPT sbl perlakuan (mg/dl) Rata2 Kdr SGPT setelah perlakuan 4 mgg (mg/dl) KONTROL 18,5 ± SD 5.9 14,9 ± SD 7,5 INTERVENSI 18,5 ± SD 4,7 17,0 ± SD 6,1

Disini juga tampak penurunan baik SGOT maupun SGOT pada kelompok kontrol dan intervensi tetapi masih dalam standard normal. Perbedaan rata-rata SGOT dan SGPT antara kelompok kontrol dan intervensi tidak signifikans berbeda dalam dalam periode waktu intervensi 4 minggu.

Rata2 Kdr OGTT sbl perlakuan (mg/dl) Rata2 Kdr OGTT setelah perlakuan 4 mgg (mg/dl) KONTROL 15,0 ± SD 4,3 13,4 ± SD 6,9 INTERVENSI 13,0 ± SD 1,7 12,8 ± SD 1,8

Rata2 Kdr Kreatinin sbl perlakuan (mg/dl) Rata2 Kdr Kreatinin setelah perlakuan 4 mg (mg/dl) KONTROL 0,61 ± SD 0,035 0,52 ± SD 0,235 INTERVENSI 0,60 ± SD 0,000 0,60 ± SD 0,000

Perbedaan mean BUN dan Kreatinin antara kelompok kontrol dan intervensi tidak signifikans berbeda dalam dalam periode waktu intervensi 4 minggu.

KELUHAN UTAMA DM INTERVENSI KONTROL BANYAK MAKAN (mg I) 5 (33,3%) 7 (46,7%) BANYAK MAKAN (mg v) 5 (33,3% 5 (33,3%) HAUS (mg I) 7 (46,7%) 9 (60,0%) HAUS (mg V) 2 (13,4%) 8(53,3%) BANYAK MINUM (mg I) 10 (66,7%) 12 (80,0%) BANYAK MINUM (mg v) 6 (40,0%) 11 (73,3%)

KELUHAN UTAMA DM INTERVENSI KONTROL SERING BAK (mg I) 5 (33,3%) 7 (46,7%) SERING BAK (mg v) 5 (33,3%) 5 (33,3%) BB TURUN (mg I) 7 (46,7%) 9 (60,0%) BB TURUN (mg V) 2 (13,4%) 8(53,3%)

Hasil pengobatan DM menggunakan kombinasi Metformin dengan Ekstrak Campuran Andrographis paniculata dan Syzygium polyanthum selama 4 minggu menunjukkan efek menurunkan kadar gula darah puasa lebih baik dibanding jika hanya diberikan Metformin.

Berdasarkan hasil penggunaan selama 4 minggu menunjukkan bahwa kombinasi Metformin dengan Ekstrak Campuran Andrographis paniculata dan Syzygium polyanthum cukup aman dikonsumsi artinya tanpa efek samping pada organ hati dan ginjal