BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. adil dan makmur, yang merata secara material dan spritual berdasarkan

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA DINAS KESEHATAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

BAB I PENDAHULUAN. efisian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Mardiasmo, 2002 :45).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumsi listrik khususnya di daerah-daerah terpencil yang jauh dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kinerja penyelenggaraan pemerintahan sehinggga tercipta suatu ruang lingkup. urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

SKRIPSI. Disusun oleh: RATNA YULIATI B

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dan keadilan, serta potensi dan keanekaragaman daerah.

BAB I PENDAHULUAN. No.12 Tahun Menurut Undang-Undang Nomer 23 Tahun 2014 yang

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi sektor publik merupakan lembaga yang menjalankan roda

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif. Sumber daya manusia

suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan kompetitor. Terlebih lagi pada era global saat ini, persaingan

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien, maka dibutuhkan kinerja prima dari penyelenggara pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

BAB I PENDAHULUAN. penugasan pemerintah dibidang ketenaga listrikan dalam rangka menunjang

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat dominan dalam proses pengambilan keputusan penetapan

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diukur dalam satuan rupiah yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semangat reformasi telah mendorong para pemimpin bangsa Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah menuntut adanya partisipasi masyarakat dan. transparansi anggaran sehingga akan memperkuat pengawasan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka semakin besar pula diskreasi daerah untuk menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena kinerja pemerintah telah mengarah ke good governance.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen &

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasional maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF DAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. FAST FOOD INDONESIA, TBK, DI SURABAYA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini semakin meningkat tuntutan masyarakat kepada pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi fiskal. Pemberitahuan otonomi daerah berakibat pada terlanjurnya

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal bukan konsep baru di Indonesia.

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB1 PENDAHULUAN. Akuntabilitas merupakan prinsip pertanggungjawaban yang berarti bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada awal tahun 1996 dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang mengalami kebangkrutan karena tidak siap akan perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. suatu fenomena di Indonesia. Tuntutan demokrasi ini menyebabkan aspek

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. bidang usaha bersaing dengan ketat. Bagi perusahaan, hal itu merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.

BAB 1 PENDAHULUAN. industri-industri baru. Perkembangan industri-industri yang ada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN STRUKTUR ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah adalah suatu pemberian hak dan kewajiban kepada daerah

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi diawal 1998 dapat dikatakan tonggak perubahan bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. penganggaran menggunakan penganggaran kinerja (performance

BAB I PENDAHULUAN. sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup

BAB 1 PENDAHULUAN. rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam dunia

SKRIPSI. Oleh : ARIFAH NUR SABRINA B

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk senantiasa tanggap dengan lingkungannya, dengan berupaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar dapat bersaing, koperasi harus melaksanakan fungsi-fungsi dalam manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Dalam penyelengaraan otonomi daerah, pemerintah diberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap penting dalam proses pencapaian tujuan. Untuk. dan untuk jangka waktu tertentu yang akan datang.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang. perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang dikelola dan diatur dengan baik akan menjadi pemerintahan

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam perkembangan Ekonomi Dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, Pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang lebih ketat demi menjaga kelangsungan operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor publik. Perubahan pada sektor publik sudah menjadi fenomena saat ini, yaitu adanya tuntutan masyarakat akan layanan publik yang baik, transparasi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pemerintahan. Menurut Bastian (2006:65) tujuan utama dari sektor publik adalah memberikan pelayanan publik ( public service) bukan memaksimalkan laba. Tuntutan ini seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah. Dengan berlakunya kedua Undang-undang tersebut, pemerintah pusat memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengatur dirinya sendiri secara otonomi daerah dan telah merubah akuntabilitas atau pertanggungjawaban pemerintah daerah dari pertanggungjawaban vertikal (kepada pemerintah pusat) ke pertangunggjawaban horizontal (kepada masyarakat kepada DPRD). Sistem otonomi daerah, menuntut pemerintah daerah menciptakan pengelolaan keuangan yang lebih transparan dan akuntabilitas. Akuntabilitas adalah perwujudan kewajiban suatu instansi untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran

2 sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan yang baik maka pemerintah daerah harus mengelola anggaran dengan lebih melibatkan individu didalam instansi. Anggaran pada sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter yang menggunakan dana milik rakyat atau mengungkapkan pengertian anggaran adalah sebagai Berikut Suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang (Mardiasmo: 2007:122). Partisipasi anggaran dibutuhkan untuk turut melibatkan dan pengaruh individu didalam menentukan dan menyusun anggaran yang ada dalam divisi atau tiap pusat tanggungjawabnya, baik secara periodik maupun tahunan. Partisipasi merupakan proses penyusunan anggaran yang memerlukan kerja sama antara atasan dan bawahan, anggaran yang dibuat adalah anggaran yang disetujui oleh masing-masing manajer setiap pusat pertanggungjawaban dalam organisasi. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat tanggung jawab dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang dapat bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan (Anthony :2005:176). Akuntansi pertanggungjawaban yang baik, dalam penerapannya harus menetapkan atau memberi wewenang secara tegas, karena dari wewenang ini akan menimbulkan adanya tanggungjawab. Dengan wewenang dan tanggungjawab tersebut akan memudahkan pengendalian terhadap penyimpangan yang terjadi. Pada umumnya pemimpin perusahaan ingin mengetahui apakah rencana yang telah di tetapkan berjalan dengan baik. Namun pemimpin perusahaan

3 memiliki keterbatasan dalam mengawasi dan mengendalikan secara langsung dan terus-menerus jalannya perusahaan secara keseluruhan. Untuk itu perlu adanya pendelegasian wewenang dan tanggung jawab oleh manajer tingkat atas kepada manajer tingkat bawah. Dalam pemberian wewenang kepada bawahannya tidak semuanya diserahkan tetapi diharapkan agar bawahan yang di berikan wewenang mempertanggung jawabkan hasil kerjanya kepada atasan yang telah memberi wewenang kepadanya. Sistem pengukuran kinerja dinyatakan dapat digunakan untuk memotivasi seorang individu untuk lebih giat bekerja. Secara khusus informasi kinerja diyakini dapat memotivasi manajer dengan memberikan umpan balik terhadap perilaku kerja mereka Dalam pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab akan cenderung mengarah pada semakin terdesentralisasinya organisasi perusahaan dimana pengambilan keputusan organisasi tidak hanya terbatas pada pimpinan puncak tapi juga pada para manajer. Sistem pengukuran kinerja juga dapat memperkuat pengetahuan seorang manajer akan strategi dan prioritas sebuah organisasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk mempengaruhi dan bertindak sesuai prioritas perusahaan. Tanpa informasi kinerja yang komprehensif, manajer cenderung tidak memahami sepenuhnya operasional dari sebuah unit kerja atau organisasi secara keseluruhan. Hal ini menciptakan perasaan tidak mampu memberikan pengaruh pada wilayah pekerjaan mereka. Pembagian tugas dan wewenang pada berbagi tinggkat manajemen mengharuskan adanya pengendalian atas penggunaan wewenang tersebut. Hal itu di maksudkan agar masing-masing manajer dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

4 Untuk memudahkan proses manajemen yang meliputi perencanaan dan pengendalian diperlukan pembentukan pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi didalam perusahaan yang dipimpin oleh manajer yang bertanggungjawab. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan laporan biaya dan atau penghasilan dilaksanakan sesuai bidang pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar orang atau kelompok yang bertanggungjawaban atas penyimpangan biaya dan atau penghasilan yang dianggarkan dapat diketahui dan dapat segera diperbaiki. Beberapa elemen yang perlu di perhatikan dalam pelaksanaan sistem akuntansi pertanggungjawaban yaitu, struktur organisasi yang baik, penyusunan anggaran, klasifikasi biaya, dan laporan petanggungjawaban. Agar manfaat akuntansi pertanggungjawaban tercapai harus disusun anggaran setiap tingkatan manajemen yang dicantumkan dalam laporan pertanggungjawaban. Laporan tersebut menguraikan perbandingan antara biaya aktual dengan biaya yang dianggarkan serta penyimpangan-nya. Selisih antara anggaran dan realisasinya tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu alat penilaian kinerja manajer suatu perusahaan dan juga berfungsi sebagai motivasi bagi manajer untuk meningkatkan kinerjanya. Laporan pertanggungjawaban harus dapat menelusuri ketidakefisienan masing-masing komponen,sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan apabila ditemukan suatu keadaan yang dapat menyebabkan sasaran maupun tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai. Dengan diterapkannya sistem akuntansi pertanggungjawaban yang baik akan menyebabkan terciptanya efektivitas pengendalian biaya dan untuk

5 pertanggungjawaban. Laporan pertanggungjawaban dapat dipergunakan sebagai dasar untuk membuat analisis yang bertujuan untuk dasar pengendalian biaya dan untuk mengukur penilaian kinerja individu dalam organisasi. pada instansi pemerintah, kinerja pelayanan publik merupakan salah satu dimensi strategis dalam menilai keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah dewasa ini. Pemerintah daerah memiliki peluang untuk merumuskan kebijakan dan program sesuai aspirasi masyarakat di daerahnya. Oleh karenanya, salah satu indikator penting dari keberhasilan otonomi daerah adalah implikasinya terhadap perbaikan kinerja pelayanan publik. Begitu juga pada pemerintah daerah tersebut merupakan peningkatan kepuasan kinerja, penurunan ketegangan kerja dan peningkatan sikap karyawan. Berbeda dengan partisipasi anggaran, akuntansi pertanggungjawaban dalam beberapa penelitian sangat berpengaruh dalam organisasi. Salah satu masalah penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan tersebut adalah anggaran, anggaran bisa merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan anggaran. Menurut Hansen dan Mowen (2004 :73) partisipasi anggaran ( budgeting partisipation) adalah pendekatan penganggaran yang memungkinkan para manajer yang akan bertanggungjawab atas kinerja anggaran, untuk berpartisipasi dalam pengembangan anggaran, partisipasi anggaran mengkomunikasikan rasa tanggung jawab pada para manajer tingkat bawah dan mendorong kreatifitas. Proses penyusunan anggaran memerlukan kerja sama yang baik antara atasan dan bawahan, anggaran yang telah disusun secara partisipatif kemudian disahkan dengan para manajer dari setiap divisi dan pusat pertanggungjawaban

6 dalam suatu organisasi, manajemen puncak menciptakan berbagai divisi tanggung jawab atau dikenal dengan pusat pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban memainkan peran dalam mengukur kegiatan dan hasilnya termasuk dalam pelaksanaan anggaran yang telah disusun dengan pusat pertanggungjawaban lainnya. Pembahasan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran, Sistem Pengukuran Kinerja dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial atau kinerja organisasi dapat menunjang terlaksananya peningkatan efektifitas dan efisiensi organisasi dan dapat meningkatkan kinerja bagi publik. Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di dinas kesehatan Kabupaten pelalawan karena dinas tersebut merupakan dinas pemerintah yang bergerak dalam bidang jasa dan pelayanan publik, penelitian berguna untuk mengetahui seberapa besar pengaruh partisipasi anggara, sistem pengukuran kinerja dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial pada dinas kesehatan kabupaten pelalawan. Dinas atau sektor publik sebagai dinas daerah yang berorientasi nirlaba dapat dilihat dari sejauh mana dinas tersebut meminimalkan biaya seefektif dan seefisien mungkin tanpa mengurangi kualitas pelayanan pada masyarakat (Mardiasmo 2007:211). Partisipasi anggaran, sistem pengukuran kinerja dan akuntansi pertanggungjawaban merupakan unsur penting dalam proses penyusunan anggaran karena dengan adanya dua unsur tersebut yang efektif, maka akan timbul usaha untuk mencapai target yang telah disusun sehingga dapat tercapai kinerja yang baik.

7 Penelitian ini juga pernah diteliti oleh peneliti-peneliti sebelumnya, yaitu Novi Rahmawati (2013) yang berjudul Pengaruh Partisi pasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban pada pusat biaya terhadap kinerja manjerial pada dinas pemuda,olahraga kebudayaan dan pariwisata pemerintah daerah kabupaten Indra Giri Hilir. Hasil dari penelitian tersebut Partisipasi anggaran tidak berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial dan Akuntansi pertanggungjawaban pada pusat biaya berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya yaitu penelitian Novi Rahmawati terletak pada variabel independen, Novi Rahmawati hanya memiliki dua variabel independen yaitu partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungawaban. Sedangkan penelitian ini mempunyai tiga variabel independen, partisipasi anggaran, sistem pengukuran kinerja dan akuntansi pertanggungjawaban. Sedangkan penelitian yang berhubungan dengan sistem pengukuran kinerja pernah diteliti oleh Agripa Fernando Tarigan 2011 yaitu Analisis faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja majerial dalam organisasi sektor publik. (Studi pada kantor pelayanan pajak pratama semarang tengah satu) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tujuan yang jelas dan terukur, insentif, motivasi kerja, remunerasi, desentralisasi tidak berpengaruh dengan kinerja manajerial. Sedangkan sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja manajerial Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh partisipasi anggaran, sistem pengukuran kinerja dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial. Karena partisipasi anggaran, sistem pengukuran kinerja dan akuntansi pertanggungjawaban sangat relefan

8 untuk diteliti lebih jauh sebab akan berdampak pada kinerja manajerial Dinas ini menjadi lebih baik dalam menjalankan tugas dan kewajiban kepada publik. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kinerja manajerial dengan judul Pengaruh Partisipasi Anggaran, sistem pengukuran kinerja dan Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Manajerial Pada Dinas kesehatan kabupaten pelalawan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial? 2. Apakah sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja manajerial? 3. Apakah akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh terhadap kinerja manajerial? 4. Apakah partisipasi anggaran, sistem pengukuran kinerja dan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh secara keseluruhan terhadap kinerja manajerial? 1.3 Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui secara empiris tentang pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial? 2. Untuk mengatahui secara empiris tentang pengaruh sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial?

9 3. Untuk mengetahui secara empiris tentang pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial? 4. Untuk mengetahui secara simultan apakah partisipasi anggaran,sistem pengukuran kinerja dan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh terhadap kinerja manajerial? 1.3.2 Manfaat penelitian adalah : 1. Memberikan manfaat bagi penulis untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh partisipasi anggaran, sistem pengukuran kinerja dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial di dinas kesehatan kabupaten pelalawan. 2. Dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam meningkatkan kinerja pemerintah daerah. 3. Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu dan riset dimasa yang akan datang. 4. Manfaat secara akademik diharapkan penelitian ini mampu memberikan beebrapa literatur tentang pengaruh partisipasi anggaran,sistem pengukuran kinerja dan akuntansi pertanggung jawaban terhadap kinerja manajerial di dinas kesehatan kabupaten pelalawan. 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulis akan dilakukan sesuai dengan kerangka proposal yang diuraikan sebagai berikut:

10 BAB I : Pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan pustaka menjelaskan berbagai teori yang mendasari penelitian seperti, tinjauan tentang anggaran, anggaran sektor publik, sistem pengukuran kinerja, akuntansi pertanggungawaban kinerja manaerial sektor publik pengembangan hipotesis, tanggungjawab dan kinerja dalam islam, penelitian terdahulu serta model penelitian. BAB III : Metode penelitian menjelaskan metodologi yang digunakan dalam penelitian, yang meliputi populasi dan sampel, jenis dan sumber data, instrumen penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel, model penelitian, analisis data, metode pengujian kualitas data, uji normalitas data, asumsi klasik dan pengujian hipotesis. BAB IV : menggambarkan gambaran umum perusahaan, dimana dalam hal ini adalah dinas kesehatan kabupaten pelalawan BAB V : Hasil penelitian dan pembahasan memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menguraikan, menganalisis serta mengevaluasi hasil penelitian tersebut. BAB VI : Penutup berisi kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian, keterbatasan penelitian dan saran bagi penelitian selanjutnya